SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Bab 4
Mengelola
Informasi
Pemasaran
Kajian Awal Konsep
alam bab sebelumnya,
Anda belajar tentang
lingkungan pemasaran yang kompleks dan berubah-ubah. Dalam bab ini, kita akan
melanjutkan eksplorasi tentang bagaimana pemasar memahami pasar dan konsumen. Kita
akan melihat bagaimana cara perusahaan mengembangkan dan mengelola informasi tentang
elemen-elemen pasar yang penting – tentang pelanggan, pesaing, produk, dan program
pemasaran. Kita akan mempelajari sistem informasi pemasaran yang dirancang untuk
memberikan informasi yang benar kepada para manajer, dalam bentuk yang tepat, pada saat
yang tepat untuk membantu mereka mengambil keputusan pemasaran yang lebih baik. Kita
juga akan melihat proses riset pemasaran secara lebih dekat dan juga sejumlah pertimbangan
riset pemasaran khusus. Untuk meraih keberhasilan dalam pasar saat ini, perusahaan harus
mengetahui cara mengelola segunung informasi pemasaran secara efektif.
Kita akan memulai bab ini dengan sebuah kisah tentang Coach, sebuah perusahaan
yang telah lama dikenal sebagai produsen tas tangan dan aksesori kulit bermutu tinggi dan
klasik. Sampai akhir-akhir ini, Coach tampaknya berhasil menyesuaikan diri dengan baik
dalam industri tas tangan yang matang dan stabil tanpa melakukan banyak riset konsumen.
Tetapi ketika kebutuhan dan selera konsumen berubah dan penjualan melambat, semua itu
berubah. Bacalah terus untuk melihat bagaimana Coach menggunakan riset pemasaran yang
melelahkan untuk memberikan perbaikan strategi yang ekstrem kepada dirinya sendiri.
Coach pertama kali membuka
pintunya pada tahun 1941 sebagai pabrik
produk kulit yang dimiliki satu keluarga.
Sepanjang 50 tahun berikutnya, perusahaan
mengembangkan tas tangan dan aksesori
bermutu tinggi dengan gaya klasiknya yang
kuat.
Dalam tahun-tahun pertama itu,
tampaknya, Coach tidak memerlukan
banyak riset pemasaran untuk memahami
pelanggannya. Bagi sebagian besar pembeli,
tas tangan dipandang dari fungsinya,
digunakan untuk membawa kunci, dompet,
dan peralatan kosmetik. Wanita biasanya
hanya membeli dua dompet dalam satu
tahun – satu untuk digunakan sehari-hari
dan satu untuk acara khusus. Tas tangan
sehari-hari dipakai untuk jangka waktu
yang lama dan gayanya jarang berubah.
Para wanita tidak membuang banyak
waktu atau energi untuk mengambil
keputusan membeli dompet.
D
Coach menawarkan desain tas
tangan biasa dalam warna sederhana,
hitam dan coklat. Satu-satunya hiasan
dalam tas Coach yang klasik adalah
kancing emas kecil dan label kulit kecil
yang diukir dengan nama Coach. Selama
bertahun-tahun, dengan gaya sederhana
dan citra mutunya, tas tangan Coach
meraih reputasi sebagai tas tangan yang
berkelas tetapi “selalu bergaya
tradisional.” Para profesional konservatif,
yang menyukai penampilan, kualitas, dan
nilai tas tangan Coach, menjadi pelanggan
inti yang setia. Coach, yang kemudian
menjadi unit Sara Lee Corporation,
melenggang dengan
nyaman.
Namun, pada
pertengahan 1990-an,
dunia Coach berubah
dramatis dan
penjualan mulai
melambat. Semakin
banyak wanita yang
memasuki angkatan
kerja, mereka
memerlukan tipe tas yang berbeda untuk
membawa pekerjaan dan laptop mereka.
Jumlah wanita bekerja yang semakin
banyak ini mendorong “gerakan barang
mewah massal.” Mereka menginginkan
merek perancang yang hanya dapat
dijangkau kalangan atas. Dan mereka
menginginkan tas yang lebih bergaya dan
berwarna-warni untuk mempercantik
mode pakaian yang sederhana pada masa
itu.
Perancang barang-barang berkelas
seperti Prada, Fendi, Gucci, dan Chanel
merespons tren ini. Menurut salah satu
analis, industri melihat “peningkatan
tajam dalam permintaan akan tas tangan
dengan tambahan ekstra, seperti warna-
warna terang, jenis kulit yang eksotik, dan
bahkan bahan-bahan seperti kain wool,
beludru, dan bulu hewan.” Banyak tas
buatan para perancang ini terjual lebih
dari $1.000, beberapa terjual sampai
$3.000. Sebagai perbandingan, gaya
tradisional Coach mulai tampak terlalu
sederhana.
Ini adalah saatnya untuk
melakukan perbaikan ekstrem. Tetapi
bagaimana memulainya? Untuk
memperoleh pemahaman yang lebih baik
tentang pembeli tas tangan baru, Coach
mulai dengan riset pemasaran – banyak
riset pemasaran. “Coach mulai berpikir
seperti produk
konsumsi,” kata
seorang analis,
“pengujian pasar yang
tanpa akhir untuk
melihat celah mana
yang dapat diisi.”
Berdasarkan
riset pemasaran yang
ekstensif, Coach
memperbaiki
strateginya. Dalam proses ini, Coach
membantu mengubah cara belanja wanita
terhadap tas tangan.
Coach memutuskan untuk
menerjemahkan ide tas tangan berkelas
tinggi sebagai pernyataan mode untuk
sesuatu yang dapat dijangkau oleh
rata-rata wanita Amerika,
(menerapkan) strategi “kemewahan
yang terjangkau.” (Sekarang) Coach
menciptakan dan memasarkan jenis tas
yang baru untuk mengisi apa yang
disebutnya “celah pemakaian,” untuk
aktivitas mulai dari liburan akhir
pekan sampai berdansa di klub malam
serta belanja ke toko grosir... Dikenal
selama beberapa dekade sebagai tas
tangan konservatif yang awet dan
tahan lama, (sekarang) Coach bisa
meyakinkan para wanita untuk
membeli tas akhir pekan, tas malam,
ransel, tas gantung, tas genggam, tas
jinjing, koper, tas popok, dompet uang
receh, tas gendong, dan tas tangan mini
yang dapat digunakan sebagai tas di
dalam tas. (Coach yang sekarang)
memperbarui koleksinya hampir setiap
bulan dengan warna, kain, dan ukuran
baru. Coach menetapkan harga yang
lebih rendah untuk
tasnya daripada tas
mewah rancangan
desainer terkenal
tetapi cukup mahal
untuk dibeli
sebagai hadiah
khusus bagi para
wanita.
Pada awalnya,
riset konsumen
mengungkapkan
bahwa pelanggan
Coach yang
konservatif pun
menginginkan
penampilan tas tangan
yang lebih bergaya.
Jadi, pada awal tahun 2001, perusahaan
meluncurkan koleksi “Signature”, tas
warna-warni dan bergaya dan terbuat dari
kulit dan kain dihiasi dengan huruf C.
Desainer Coach bahkan mulai
menggunakan kata sifat seperti seksi,
menyenangkan, canggih, ceria, membumi,
mewah, dan berkualitas untuk
menggambarkan pelanggan Coach dan
perusahaan itu sendiri.
Pada saat yang sama, riset
mengungkapkan “celah pemakaian” lain.
Para wanita membawa wadah kosmetik
Coach yang kecil di dalam tas tangan
mereka yang lebih besar untuk
menyimpan barang-barang penting –
seperti kunci, kartu kredit, dan bahkan
telepon seluler – membuat mereka lebih
mudah menemukan barang-barang
tersebut. Akan tetapi, ketika dimasukkan
ke tas yang lebih besar, wadah kecil ini
mengakibatkan tas menggelembung,
membuat tas yang lebih besar tampak
kebesaran dan tak berbentuk. Untuk
mengatasinya, Coach merancang tas yang
dilengkapi dengan
ritsleting berukuran
empat inci kali enam
inci dengan sabuk
melingkar, yang dapat
digantung di
pergelangan tangan
wanita atau dijepitkan
di dalam tas yang
lebih besar. Coach
menyebut produk
baru ini “wristlet/tas
pergelangan tangan”
dan
memperkenalkannya
pada harga rendah
yaitu $38. Hanya
dalam 10 bulan
pertama, para wanita membeli lebih dari
10.000 wristlet. Pada tahun 2004, Coach
menjual lebih dari satu juta wristlet
setahun dalam 75 gaya yang berbeda.
Masih banyak riset yang
mengungkapkan celah pemakaian
tambahan. Sebagai contoh, periset
konsumen Coach mempelajari bahwa
para wanita semakin tertarik pada tas
bukan kulit. Mereka juga menghadapi
masalah bahwa pelanggan melakukan
sebagian besar pembelanjaan tas tangan
mereka hanya sepanjang musim liburan.
Untuk mengisi kedua celah ini,
perusahaan mengembangkan lini
“Hamptons Weekend,” tas kain bergaya
yang dirancang untuk dipakai di akhir
pekan musim panas. Tidak seperti tas
kanvas biasa atau nilon hitam milik
pesaing yang kurang menarik, lini Coach
yang baru menampilkan bentuk yang
mudah dilipat, warna-wana berani, serta
bahan yang awet dan tahan air yang
sesuai dengan gaya hidup “santai tapi
canggih (sophisticated).” Tas baru itu
segera diborong pelanggan dari rak-rak
toko pengecer Coach.
Sekarang, Coach berpikir bahwa
titik risetnya mencari celah pasar lainnya.
Periset mengetahui bahwa sekarang
semakin banyak wanita yang memadu-
padankan pakaian resmi, sepatu hak
tinggi, dan aksesoris berlian dengan blue
jeans dan pakaian santai (casual) lainnya.
Hal ini membuka peluang untuk
membujuk para wanita menggunakan
aksesoris resmi – termasuk tas malam –
pada siang hari. Jadi, Coach
memperkenalkan koleksi “Madison”,
versi dompet satin halus atau bermanik-
manik dari dompet yang lebih tradisional.
Iklan untuk lini ini memperlihatkan
wanita berpakaian santai (casual) yang
menenteng tas Madison pada siang hari,
sambil membawa tas gendong santai yang
lebih besar. Coach juga merencanakan
untuk menawarkan lini aksesoris permata
dan sedang berencana menambahkan lini
parfum.
Oleh karena itu, Coach mengamati
pelanggannya dari dekat, mencari tren
yang memungkinkan celah pasar baru
untuk diisi. Tahun lalu saja, Coach
menghabiskan $3 juta untuk riset
pemasaran, mewawancarai 14.000 wanita
mengenai gaya hidup sampai gaya
dompet dan panjang sabuk. Menurut
eksekutif Coach, semua yang telah
dilakukan Coach benar-benar “telah diuji
oleh para gadis, sampai jahitan terakhir.”
Riset pemasaran yang melelahkan
seperti itu telah memberi imbalan lebih
bagi Coach sendiri. Penjualan perusahaan,
laba, dan harga saham melonjak. Coach
mencapai penjualan dua digit dan meraih
pertumbuhan pendapatan setiap periode
sejak melepaskan diri dari Sara Lee dan go
public pada tahun 2000. Selama lima tahun
terakhir, penjualan melampaui 177 persen
dan laba meningkat enam kali lipat.
Tampaknya para investor memerlukan
dompet yang lebih besar.
Untuk menghasilkan nilai dan kepuasan pelanggan yang tinggi, perusahaan
memerlukan informasi pada hampir setiap langkahnya. Seperti penjelasan kisah Coach,
produk yang baik dan program pemasaran dimulai dengan informasi yang mantap tentang
kebutuhan dan keingin konsumen. Perusahaan juga membutuhkan sejumlah besar
informasi tentang pesaing, penjual perantara, dan pelaku serta kekuatan lain di pasar.

More Related Content

Viewers also liked

Manajemen Pemasaran Kotler & Armstrong - Cover Buku by OK. Mirza Syah
Manajemen Pemasaran Kotler & Armstrong - Cover Buku by OK. Mirza SyahManajemen Pemasaran Kotler & Armstrong - Cover Buku by OK. Mirza Syah
Manajemen Pemasaran Kotler & Armstrong - Cover Buku by OK. Mirza SyahMirza Syah
 
Makalah bab 6 rekrutmen sumber daya manusia
Makalah bab 6   rekrutmen sumber daya manusiaMakalah bab 6   rekrutmen sumber daya manusia
Makalah bab 6 rekrutmen sumber daya manusiaShelly Intan Permatasari
 
Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 7 - Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pel...
Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 7 - Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pel...Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 7 - Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pel...
Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 7 - Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pel...Mirza Syah
 
Bab 4 - Perencanaan dan Perekrutan Personalia
Bab 4 - Perencanaan dan Perekrutan PersonaliaBab 4 - Perencanaan dan Perekrutan Personalia
Bab 4 - Perencanaan dan Perekrutan Personaliamsahuleka
 
MSDM - Perencanaan Sumber Daya Manusia dan Rekrutmen
MSDM - Perencanaan Sumber Daya Manusia dan RekrutmenMSDM - Perencanaan Sumber Daya Manusia dan Rekrutmen
MSDM - Perencanaan Sumber Daya Manusia dan RekrutmenAditya Ramadhani
 
6 Bahan Kuliah Sistem Informasi Pemasaran
6 Bahan Kuliah Sistem Informasi Pemasaran6 Bahan Kuliah Sistem Informasi Pemasaran
6 Bahan Kuliah Sistem Informasi PemasaranSimon Patabang
 
Lingkungan Pemasaran - Bab 3 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler Armstrong
Lingkungan Pemasaran - Bab 3 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler ArmstrongLingkungan Pemasaran - Bab 3 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler Armstrong
Lingkungan Pemasaran - Bab 3 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler ArmstrongMirza Syah
 
Bab 3 lingkungan pemasaran
Bab 3   lingkungan pemasaranBab 3   lingkungan pemasaran
Bab 3 lingkungan pemasaranmsahuleka
 
Produk, Jasa, dan Strategi Penentuan Merek - Bab 8 Prinsip-prinsip Pemasaran ...
Produk, Jasa, dan Strategi Penentuan Merek - Bab 8 Prinsip-prinsip Pemasaran ...Produk, Jasa, dan Strategi Penentuan Merek - Bab 8 Prinsip-prinsip Pemasaran ...
Produk, Jasa, dan Strategi Penentuan Merek - Bab 8 Prinsip-prinsip Pemasaran ...Mirza Syah
 
Manajemen Pemasaran Kotler & Armstrong - Cover Buku by OK. Mirza Syah
Manajemen Pemasaran Kotler & Armstrong - Cover Buku by OK. Mirza SyahManajemen Pemasaran Kotler & Armstrong - Cover Buku by OK. Mirza Syah
Manajemen Pemasaran Kotler & Armstrong - Cover Buku by OK. Mirza SyahMirza Syah
 
Sistem informasi pemasaran
Sistem informasi pemasaranSistem informasi pemasaran
Sistem informasi pemasaranIndra Diputra
 
MANAJEMEN PEMASARAN - Prinsip Pemasaran Kotler
MANAJEMEN PEMASARAN - Prinsip Pemasaran KotlerMANAJEMEN PEMASARAN - Prinsip Pemasaran Kotler
MANAJEMEN PEMASARAN - Prinsip Pemasaran KotlerDiana Amelia Bagti
 
Manajemen Pemasaran Principles of Marketing Philip Kotler & Gary Armstrong Ba...
Manajemen Pemasaran Principles of Marketing Philip Kotler & Gary Armstrong Ba...Manajemen Pemasaran Principles of Marketing Philip Kotler & Gary Armstrong Ba...
Manajemen Pemasaran Principles of Marketing Philip Kotler & Gary Armstrong Ba...Mirza Syah
 

Viewers also liked (15)

Manajemen Pemasaran Kotler & Armstrong - Cover Buku by OK. Mirza Syah
Manajemen Pemasaran Kotler & Armstrong - Cover Buku by OK. Mirza SyahManajemen Pemasaran Kotler & Armstrong - Cover Buku by OK. Mirza Syah
Manajemen Pemasaran Kotler & Armstrong - Cover Buku by OK. Mirza Syah
 
Makalah bab 6 rekrutmen sumber daya manusia
Makalah bab 6   rekrutmen sumber daya manusiaMakalah bab 6   rekrutmen sumber daya manusia
Makalah bab 6 rekrutmen sumber daya manusia
 
Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 7 - Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pel...
Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 7 - Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pel...Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 7 - Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pel...
Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 7 - Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pel...
 
Bab 4 - Perencanaan dan Perekrutan Personalia
Bab 4 - Perencanaan dan Perekrutan PersonaliaBab 4 - Perencanaan dan Perekrutan Personalia
Bab 4 - Perencanaan dan Perekrutan Personalia
 
MSDM - Perencanaan Sumber Daya Manusia dan Rekrutmen
MSDM - Perencanaan Sumber Daya Manusia dan RekrutmenMSDM - Perencanaan Sumber Daya Manusia dan Rekrutmen
MSDM - Perencanaan Sumber Daya Manusia dan Rekrutmen
 
Sistem Informasi Pemasaran
Sistem Informasi PemasaranSistem Informasi Pemasaran
Sistem Informasi Pemasaran
 
6 Bahan Kuliah Sistem Informasi Pemasaran
6 Bahan Kuliah Sistem Informasi Pemasaran6 Bahan Kuliah Sistem Informasi Pemasaran
6 Bahan Kuliah Sistem Informasi Pemasaran
 
Lingkungan Pemasaran - Bab 3 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler Armstrong
Lingkungan Pemasaran - Bab 3 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler ArmstrongLingkungan Pemasaran - Bab 3 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler Armstrong
Lingkungan Pemasaran - Bab 3 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler Armstrong
 
Bab 3 lingkungan pemasaran
Bab 3   lingkungan pemasaranBab 3   lingkungan pemasaran
Bab 3 lingkungan pemasaran
 
Produk, Jasa, dan Strategi Penentuan Merek - Bab 8 Prinsip-prinsip Pemasaran ...
Produk, Jasa, dan Strategi Penentuan Merek - Bab 8 Prinsip-prinsip Pemasaran ...Produk, Jasa, dan Strategi Penentuan Merek - Bab 8 Prinsip-prinsip Pemasaran ...
Produk, Jasa, dan Strategi Penentuan Merek - Bab 8 Prinsip-prinsip Pemasaran ...
 
Manajemen Pemasaran Kotler & Armstrong - Cover Buku by OK. Mirza Syah
Manajemen Pemasaran Kotler & Armstrong - Cover Buku by OK. Mirza SyahManajemen Pemasaran Kotler & Armstrong - Cover Buku by OK. Mirza Syah
Manajemen Pemasaran Kotler & Armstrong - Cover Buku by OK. Mirza Syah
 
Sistem informasi pemasaran
Sistem informasi pemasaranSistem informasi pemasaran
Sistem informasi pemasaran
 
MANAJEMEN PEMASARAN - Prinsip Pemasaran Kotler
MANAJEMEN PEMASARAN - Prinsip Pemasaran KotlerMANAJEMEN PEMASARAN - Prinsip Pemasaran Kotler
MANAJEMEN PEMASARAN - Prinsip Pemasaran Kotler
 
Manajemen Pemasaran Principles of Marketing Philip Kotler & Gary Armstrong Ba...
Manajemen Pemasaran Principles of Marketing Philip Kotler & Gary Armstrong Ba...Manajemen Pemasaran Principles of Marketing Philip Kotler & Gary Armstrong Ba...
Manajemen Pemasaran Principles of Marketing Philip Kotler & Gary Armstrong Ba...
 
Presentasi manajemen pemasaran bab 4
Presentasi manajemen pemasaran   bab 4Presentasi manajemen pemasaran   bab 4
Presentasi manajemen pemasaran bab 4
 

Similar to MengelolaInformasiPemasaran

Business Plan / Rencana Bisnis
Business Plan / Rencana BisnisBusiness Plan / Rencana Bisnis
Business Plan / Rencana BisnisJesika Amanda
 
Modeltasdompetbrandedterbaru.blogspot.com 30 macam tas branded merk terkenal ...
Modeltasdompetbrandedterbaru.blogspot.com 30 macam tas branded merk terkenal ...Modeltasdompetbrandedterbaru.blogspot.com 30 macam tas branded merk terkenal ...
Modeltasdompetbrandedterbaru.blogspot.com 30 macam tas branded merk terkenal ...fendi teguh cahyono
 
Pemasaran, Mengatur Hubungan Pelanggan yang Menguntungkan - Prinsip-prinsip P...
Pemasaran, Mengatur Hubungan Pelanggan yang Menguntungkan - Prinsip-prinsip P...Pemasaran, Mengatur Hubungan Pelanggan yang Menguntungkan - Prinsip-prinsip P...
Pemasaran, Mengatur Hubungan Pelanggan yang Menguntungkan - Prinsip-prinsip P...Mirza Syah
 
Makalah digital marketing
Makalah digital marketingMakalah digital marketing
Makalah digital marketingulfameilia
 
Marketing 3.0 (bag 2 strategi)
Marketing 3.0 (bag 2 strategi)Marketing 3.0 (bag 2 strategi)
Marketing 3.0 (bag 2 strategi)sonnyarlis
 
Borsa Sodya & Beksia "KREASI tanpa baTAS"
Borsa Sodya & Beksia "KREASI tanpa baTAS"Borsa Sodya & Beksia "KREASI tanpa baTAS"
Borsa Sodya & Beksia "KREASI tanpa baTAS"Dyah Setya
 

Similar to MengelolaInformasiPemasaran (8)

Business Plan / Rencana Bisnis
Business Plan / Rencana BisnisBusiness Plan / Rencana Bisnis
Business Plan / Rencana Bisnis
 
Modeltasdompetbrandedterbaru.blogspot.com 30 macam tas branded merk terkenal ...
Modeltasdompetbrandedterbaru.blogspot.com 30 macam tas branded merk terkenal ...Modeltasdompetbrandedterbaru.blogspot.com 30 macam tas branded merk terkenal ...
Modeltasdompetbrandedterbaru.blogspot.com 30 macam tas branded merk terkenal ...
 
Pemasaran, Mengatur Hubungan Pelanggan yang Menguntungkan - Prinsip-prinsip P...
Pemasaran, Mengatur Hubungan Pelanggan yang Menguntungkan - Prinsip-prinsip P...Pemasaran, Mengatur Hubungan Pelanggan yang Menguntungkan - Prinsip-prinsip P...
Pemasaran, Mengatur Hubungan Pelanggan yang Menguntungkan - Prinsip-prinsip P...
 
Makalah digital marketing
Makalah digital marketingMakalah digital marketing
Makalah digital marketing
 
Dunia fashion sepatu
Dunia fashion sepatuDunia fashion sepatu
Dunia fashion sepatu
 
1
11
1
 
Marketing 3.0 (bag 2 strategi)
Marketing 3.0 (bag 2 strategi)Marketing 3.0 (bag 2 strategi)
Marketing 3.0 (bag 2 strategi)
 
Borsa Sodya & Beksia "KREASI tanpa baTAS"
Borsa Sodya & Beksia "KREASI tanpa baTAS"Borsa Sodya & Beksia "KREASI tanpa baTAS"
Borsa Sodya & Beksia "KREASI tanpa baTAS"
 

More from Mirza Syah

Rahasia dan Makna Surat As-Sajdah
Rahasia dan Makna Surat As-SajdahRahasia dan Makna Surat As-Sajdah
Rahasia dan Makna Surat As-SajdahMirza Syah
 
Prinsip-prinsip Pemasaran Principles of Marketing Kotler - Armstrong Bab 1 -...
Prinsip-prinsip Pemasaran Principles of Marketing Kotler - Armstrong  Bab 1 -...Prinsip-prinsip Pemasaran Principles of Marketing Kotler - Armstrong  Bab 1 -...
Prinsip-prinsip Pemasaran Principles of Marketing Kotler - Armstrong Bab 1 -...Mirza Syah
 
Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 6 - Pasar Bisnis dan Perilaku Pembelian Bisnis
Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 6 - Pasar Bisnis dan Perilaku Pembelian BisnisPrinsip-prinsip Pemasaran Bab 6 - Pasar Bisnis dan Perilaku Pembelian Bisnis
Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 6 - Pasar Bisnis dan Perilaku Pembelian BisnisMirza Syah
 
Pasar Bisnis dan Perilaku Pembelian Bisnis - Bab 6 Prinsip-prinsip Pemasaran ...
Pasar Bisnis dan Perilaku Pembelian Bisnis - Bab 6 Prinsip-prinsip Pemasaran ...Pasar Bisnis dan Perilaku Pembelian Bisnis - Bab 6 Prinsip-prinsip Pemasaran ...
Pasar Bisnis dan Perilaku Pembelian Bisnis - Bab 6 Prinsip-prinsip Pemasaran ...Mirza Syah
 
Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 5 - Pasar Konsumen dan Perilaku Pembelian Konsumen
Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 5 - Pasar Konsumen dan Perilaku Pembelian KonsumenPrinsip-prinsip Pemasaran Bab 5 - Pasar Konsumen dan Perilaku Pembelian Konsumen
Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 5 - Pasar Konsumen dan Perilaku Pembelian KonsumenMirza Syah
 
Pasar Konsumen dan Perilaku Pembelian Konsumen - Bab 5 Prinsip-prinsip Pemasa...
Pasar Konsumen dan Perilaku Pembelian Konsumen - Bab 5 Prinsip-prinsip Pemasa...Pasar Konsumen dan Perilaku Pembelian Konsumen - Bab 5 Prinsip-prinsip Pemasa...
Pasar Konsumen dan Perilaku Pembelian Konsumen - Bab 5 Prinsip-prinsip Pemasa...Mirza Syah
 
Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pelanggan - Bab 7 Prinsip-prinsip Pem...
Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pelanggan - Bab 7 Prinsip-prinsip Pem...Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pelanggan - Bab 7 Prinsip-prinsip Pem...
Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pelanggan - Bab 7 Prinsip-prinsip Pem...Mirza Syah
 
Pemasaran: Mengatur Hubungan Pelanggan yang Menguntungkan - Bab 1 Prinsip-pri...
Pemasaran: Mengatur Hubungan Pelanggan yang Menguntungkan - Bab 1 Prinsip-pri...Pemasaran: Mengatur Hubungan Pelanggan yang Menguntungkan - Bab 1 Prinsip-pri...
Pemasaran: Mengatur Hubungan Pelanggan yang Menguntungkan - Bab 1 Prinsip-pri...Mirza Syah
 
Perilaku Organisasi Organizational Behaviour - Bagaimana Seorang Manajer UPS ...
Perilaku Organisasi Organizational Behaviour - Bagaimana Seorang Manajer UPS ...Perilaku Organisasi Organizational Behaviour - Bagaimana Seorang Manajer UPS ...
Perilaku Organisasi Organizational Behaviour - Bagaimana Seorang Manajer UPS ...Mirza Syah
 
Teori Konsumsi
Teori Konsumsi Teori Konsumsi
Teori Konsumsi Mirza Syah
 
Perusahaan dan Strategi Pemasaran - Bab 2 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler Ar...
Perusahaan dan Strategi Pemasaran - Bab 2 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler Ar...Perusahaan dan Strategi Pemasaran - Bab 2 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler Ar...
Perusahaan dan Strategi Pemasaran - Bab 2 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler Ar...Mirza Syah
 
Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 1 - Pemasaran, Mengatur Hubungan Pelanggan yang...
Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 1 - Pemasaran, Mengatur Hubungan Pelanggan yang...Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 1 - Pemasaran, Mengatur Hubungan Pelanggan yang...
Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 1 - Pemasaran, Mengatur Hubungan Pelanggan yang...Mirza Syah
 
Manajemen Pemasaran Principles of Marketing Philip Kotler & Gary Armstrong Ba...
Manajemen Pemasaran Principles of Marketing Philip Kotler & Gary Armstrong Ba...Manajemen Pemasaran Principles of Marketing Philip Kotler & Gary Armstrong Ba...
Manajemen Pemasaran Principles of Marketing Philip Kotler & Gary Armstrong Ba...Mirza Syah
 

More from Mirza Syah (13)

Rahasia dan Makna Surat As-Sajdah
Rahasia dan Makna Surat As-SajdahRahasia dan Makna Surat As-Sajdah
Rahasia dan Makna Surat As-Sajdah
 
Prinsip-prinsip Pemasaran Principles of Marketing Kotler - Armstrong Bab 1 -...
Prinsip-prinsip Pemasaran Principles of Marketing Kotler - Armstrong  Bab 1 -...Prinsip-prinsip Pemasaran Principles of Marketing Kotler - Armstrong  Bab 1 -...
Prinsip-prinsip Pemasaran Principles of Marketing Kotler - Armstrong Bab 1 -...
 
Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 6 - Pasar Bisnis dan Perilaku Pembelian Bisnis
Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 6 - Pasar Bisnis dan Perilaku Pembelian BisnisPrinsip-prinsip Pemasaran Bab 6 - Pasar Bisnis dan Perilaku Pembelian Bisnis
Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 6 - Pasar Bisnis dan Perilaku Pembelian Bisnis
 
Pasar Bisnis dan Perilaku Pembelian Bisnis - Bab 6 Prinsip-prinsip Pemasaran ...
Pasar Bisnis dan Perilaku Pembelian Bisnis - Bab 6 Prinsip-prinsip Pemasaran ...Pasar Bisnis dan Perilaku Pembelian Bisnis - Bab 6 Prinsip-prinsip Pemasaran ...
Pasar Bisnis dan Perilaku Pembelian Bisnis - Bab 6 Prinsip-prinsip Pemasaran ...
 
Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 5 - Pasar Konsumen dan Perilaku Pembelian Konsumen
Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 5 - Pasar Konsumen dan Perilaku Pembelian KonsumenPrinsip-prinsip Pemasaran Bab 5 - Pasar Konsumen dan Perilaku Pembelian Konsumen
Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 5 - Pasar Konsumen dan Perilaku Pembelian Konsumen
 
Pasar Konsumen dan Perilaku Pembelian Konsumen - Bab 5 Prinsip-prinsip Pemasa...
Pasar Konsumen dan Perilaku Pembelian Konsumen - Bab 5 Prinsip-prinsip Pemasa...Pasar Konsumen dan Perilaku Pembelian Konsumen - Bab 5 Prinsip-prinsip Pemasa...
Pasar Konsumen dan Perilaku Pembelian Konsumen - Bab 5 Prinsip-prinsip Pemasa...
 
Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pelanggan - Bab 7 Prinsip-prinsip Pem...
Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pelanggan - Bab 7 Prinsip-prinsip Pem...Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pelanggan - Bab 7 Prinsip-prinsip Pem...
Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pelanggan - Bab 7 Prinsip-prinsip Pem...
 
Pemasaran: Mengatur Hubungan Pelanggan yang Menguntungkan - Bab 1 Prinsip-pri...
Pemasaran: Mengatur Hubungan Pelanggan yang Menguntungkan - Bab 1 Prinsip-pri...Pemasaran: Mengatur Hubungan Pelanggan yang Menguntungkan - Bab 1 Prinsip-pri...
Pemasaran: Mengatur Hubungan Pelanggan yang Menguntungkan - Bab 1 Prinsip-pri...
 
Perilaku Organisasi Organizational Behaviour - Bagaimana Seorang Manajer UPS ...
Perilaku Organisasi Organizational Behaviour - Bagaimana Seorang Manajer UPS ...Perilaku Organisasi Organizational Behaviour - Bagaimana Seorang Manajer UPS ...
Perilaku Organisasi Organizational Behaviour - Bagaimana Seorang Manajer UPS ...
 
Teori Konsumsi
Teori Konsumsi Teori Konsumsi
Teori Konsumsi
 
Perusahaan dan Strategi Pemasaran - Bab 2 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler Ar...
Perusahaan dan Strategi Pemasaran - Bab 2 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler Ar...Perusahaan dan Strategi Pemasaran - Bab 2 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler Ar...
Perusahaan dan Strategi Pemasaran - Bab 2 Prinsip-prinsip Pemasaran Kotler Ar...
 
Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 1 - Pemasaran, Mengatur Hubungan Pelanggan yang...
Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 1 - Pemasaran, Mengatur Hubungan Pelanggan yang...Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 1 - Pemasaran, Mengatur Hubungan Pelanggan yang...
Prinsip-prinsip Pemasaran Bab 1 - Pemasaran, Mengatur Hubungan Pelanggan yang...
 
Manajemen Pemasaran Principles of Marketing Philip Kotler & Gary Armstrong Ba...
Manajemen Pemasaran Principles of Marketing Philip Kotler & Gary Armstrong Ba...Manajemen Pemasaran Principles of Marketing Philip Kotler & Gary Armstrong Ba...
Manajemen Pemasaran Principles of Marketing Philip Kotler & Gary Armstrong Ba...
 

MengelolaInformasiPemasaran

  • 1. Bab 4 Mengelola Informasi Pemasaran Kajian Awal Konsep alam bab sebelumnya, Anda belajar tentang lingkungan pemasaran yang kompleks dan berubah-ubah. Dalam bab ini, kita akan melanjutkan eksplorasi tentang bagaimana pemasar memahami pasar dan konsumen. Kita akan melihat bagaimana cara perusahaan mengembangkan dan mengelola informasi tentang elemen-elemen pasar yang penting – tentang pelanggan, pesaing, produk, dan program pemasaran. Kita akan mempelajari sistem informasi pemasaran yang dirancang untuk memberikan informasi yang benar kepada para manajer, dalam bentuk yang tepat, pada saat yang tepat untuk membantu mereka mengambil keputusan pemasaran yang lebih baik. Kita juga akan melihat proses riset pemasaran secara lebih dekat dan juga sejumlah pertimbangan riset pemasaran khusus. Untuk meraih keberhasilan dalam pasar saat ini, perusahaan harus mengetahui cara mengelola segunung informasi pemasaran secara efektif. Kita akan memulai bab ini dengan sebuah kisah tentang Coach, sebuah perusahaan yang telah lama dikenal sebagai produsen tas tangan dan aksesori kulit bermutu tinggi dan klasik. Sampai akhir-akhir ini, Coach tampaknya berhasil menyesuaikan diri dengan baik dalam industri tas tangan yang matang dan stabil tanpa melakukan banyak riset konsumen. Tetapi ketika kebutuhan dan selera konsumen berubah dan penjualan melambat, semua itu berubah. Bacalah terus untuk melihat bagaimana Coach menggunakan riset pemasaran yang melelahkan untuk memberikan perbaikan strategi yang ekstrem kepada dirinya sendiri. Coach pertama kali membuka pintunya pada tahun 1941 sebagai pabrik produk kulit yang dimiliki satu keluarga. Sepanjang 50 tahun berikutnya, perusahaan mengembangkan tas tangan dan aksesori bermutu tinggi dengan gaya klasiknya yang kuat. Dalam tahun-tahun pertama itu, tampaknya, Coach tidak memerlukan banyak riset pemasaran untuk memahami pelanggannya. Bagi sebagian besar pembeli, tas tangan dipandang dari fungsinya, digunakan untuk membawa kunci, dompet, dan peralatan kosmetik. Wanita biasanya hanya membeli dua dompet dalam satu tahun – satu untuk digunakan sehari-hari dan satu untuk acara khusus. Tas tangan sehari-hari dipakai untuk jangka waktu yang lama dan gayanya jarang berubah. Para wanita tidak membuang banyak waktu atau energi untuk mengambil keputusan membeli dompet. D
  • 2. Coach menawarkan desain tas tangan biasa dalam warna sederhana, hitam dan coklat. Satu-satunya hiasan dalam tas Coach yang klasik adalah kancing emas kecil dan label kulit kecil yang diukir dengan nama Coach. Selama bertahun-tahun, dengan gaya sederhana dan citra mutunya, tas tangan Coach meraih reputasi sebagai tas tangan yang berkelas tetapi “selalu bergaya tradisional.” Para profesional konservatif, yang menyukai penampilan, kualitas, dan nilai tas tangan Coach, menjadi pelanggan inti yang setia. Coach, yang kemudian menjadi unit Sara Lee Corporation, melenggang dengan nyaman. Namun, pada pertengahan 1990-an, dunia Coach berubah dramatis dan penjualan mulai melambat. Semakin banyak wanita yang memasuki angkatan kerja, mereka memerlukan tipe tas yang berbeda untuk membawa pekerjaan dan laptop mereka. Jumlah wanita bekerja yang semakin banyak ini mendorong “gerakan barang mewah massal.” Mereka menginginkan merek perancang yang hanya dapat dijangkau kalangan atas. Dan mereka menginginkan tas yang lebih bergaya dan berwarna-warni untuk mempercantik mode pakaian yang sederhana pada masa itu. Perancang barang-barang berkelas seperti Prada, Fendi, Gucci, dan Chanel merespons tren ini. Menurut salah satu analis, industri melihat “peningkatan tajam dalam permintaan akan tas tangan dengan tambahan ekstra, seperti warna- warna terang, jenis kulit yang eksotik, dan bahkan bahan-bahan seperti kain wool, beludru, dan bulu hewan.” Banyak tas buatan para perancang ini terjual lebih dari $1.000, beberapa terjual sampai $3.000. Sebagai perbandingan, gaya tradisional Coach mulai tampak terlalu sederhana. Ini adalah saatnya untuk melakukan perbaikan ekstrem. Tetapi bagaimana memulainya? Untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang pembeli tas tangan baru, Coach mulai dengan riset pemasaran – banyak riset pemasaran. “Coach mulai berpikir seperti produk konsumsi,” kata seorang analis, “pengujian pasar yang tanpa akhir untuk melihat celah mana yang dapat diisi.” Berdasarkan riset pemasaran yang ekstensif, Coach memperbaiki strateginya. Dalam proses ini, Coach membantu mengubah cara belanja wanita terhadap tas tangan. Coach memutuskan untuk menerjemahkan ide tas tangan berkelas tinggi sebagai pernyataan mode untuk sesuatu yang dapat dijangkau oleh rata-rata wanita Amerika, (menerapkan) strategi “kemewahan yang terjangkau.” (Sekarang) Coach menciptakan dan memasarkan jenis tas yang baru untuk mengisi apa yang disebutnya “celah pemakaian,” untuk aktivitas mulai dari liburan akhir pekan sampai berdansa di klub malam serta belanja ke toko grosir... Dikenal
  • 3. selama beberapa dekade sebagai tas tangan konservatif yang awet dan tahan lama, (sekarang) Coach bisa meyakinkan para wanita untuk membeli tas akhir pekan, tas malam, ransel, tas gantung, tas genggam, tas jinjing, koper, tas popok, dompet uang receh, tas gendong, dan tas tangan mini yang dapat digunakan sebagai tas di dalam tas. (Coach yang sekarang) memperbarui koleksinya hampir setiap bulan dengan warna, kain, dan ukuran baru. Coach menetapkan harga yang lebih rendah untuk tasnya daripada tas mewah rancangan desainer terkenal tetapi cukup mahal untuk dibeli sebagai hadiah khusus bagi para wanita. Pada awalnya, riset konsumen mengungkapkan bahwa pelanggan Coach yang konservatif pun menginginkan penampilan tas tangan yang lebih bergaya. Jadi, pada awal tahun 2001, perusahaan meluncurkan koleksi “Signature”, tas warna-warni dan bergaya dan terbuat dari kulit dan kain dihiasi dengan huruf C. Desainer Coach bahkan mulai menggunakan kata sifat seperti seksi, menyenangkan, canggih, ceria, membumi, mewah, dan berkualitas untuk menggambarkan pelanggan Coach dan perusahaan itu sendiri. Pada saat yang sama, riset mengungkapkan “celah pemakaian” lain. Para wanita membawa wadah kosmetik Coach yang kecil di dalam tas tangan mereka yang lebih besar untuk menyimpan barang-barang penting – seperti kunci, kartu kredit, dan bahkan telepon seluler – membuat mereka lebih mudah menemukan barang-barang tersebut. Akan tetapi, ketika dimasukkan ke tas yang lebih besar, wadah kecil ini mengakibatkan tas menggelembung, membuat tas yang lebih besar tampak kebesaran dan tak berbentuk. Untuk mengatasinya, Coach merancang tas yang dilengkapi dengan ritsleting berukuran empat inci kali enam inci dengan sabuk melingkar, yang dapat digantung di pergelangan tangan wanita atau dijepitkan di dalam tas yang lebih besar. Coach menyebut produk baru ini “wristlet/tas pergelangan tangan” dan memperkenalkannya pada harga rendah yaitu $38. Hanya dalam 10 bulan pertama, para wanita membeli lebih dari 10.000 wristlet. Pada tahun 2004, Coach menjual lebih dari satu juta wristlet setahun dalam 75 gaya yang berbeda. Masih banyak riset yang mengungkapkan celah pemakaian tambahan. Sebagai contoh, periset konsumen Coach mempelajari bahwa para wanita semakin tertarik pada tas bukan kulit. Mereka juga menghadapi masalah bahwa pelanggan melakukan sebagian besar pembelanjaan tas tangan
  • 4. mereka hanya sepanjang musim liburan. Untuk mengisi kedua celah ini, perusahaan mengembangkan lini “Hamptons Weekend,” tas kain bergaya yang dirancang untuk dipakai di akhir pekan musim panas. Tidak seperti tas kanvas biasa atau nilon hitam milik pesaing yang kurang menarik, lini Coach yang baru menampilkan bentuk yang mudah dilipat, warna-wana berani, serta bahan yang awet dan tahan air yang sesuai dengan gaya hidup “santai tapi canggih (sophisticated).” Tas baru itu segera diborong pelanggan dari rak-rak toko pengecer Coach. Sekarang, Coach berpikir bahwa titik risetnya mencari celah pasar lainnya. Periset mengetahui bahwa sekarang semakin banyak wanita yang memadu- padankan pakaian resmi, sepatu hak tinggi, dan aksesoris berlian dengan blue jeans dan pakaian santai (casual) lainnya. Hal ini membuka peluang untuk membujuk para wanita menggunakan aksesoris resmi – termasuk tas malam – pada siang hari. Jadi, Coach memperkenalkan koleksi “Madison”, versi dompet satin halus atau bermanik- manik dari dompet yang lebih tradisional. Iklan untuk lini ini memperlihatkan wanita berpakaian santai (casual) yang menenteng tas Madison pada siang hari, sambil membawa tas gendong santai yang lebih besar. Coach juga merencanakan untuk menawarkan lini aksesoris permata dan sedang berencana menambahkan lini parfum. Oleh karena itu, Coach mengamati pelanggannya dari dekat, mencari tren yang memungkinkan celah pasar baru untuk diisi. Tahun lalu saja, Coach menghabiskan $3 juta untuk riset pemasaran, mewawancarai 14.000 wanita mengenai gaya hidup sampai gaya dompet dan panjang sabuk. Menurut eksekutif Coach, semua yang telah dilakukan Coach benar-benar “telah diuji oleh para gadis, sampai jahitan terakhir.” Riset pemasaran yang melelahkan seperti itu telah memberi imbalan lebih bagi Coach sendiri. Penjualan perusahaan, laba, dan harga saham melonjak. Coach mencapai penjualan dua digit dan meraih pertumbuhan pendapatan setiap periode sejak melepaskan diri dari Sara Lee dan go public pada tahun 2000. Selama lima tahun terakhir, penjualan melampaui 177 persen dan laba meningkat enam kali lipat. Tampaknya para investor memerlukan dompet yang lebih besar. Untuk menghasilkan nilai dan kepuasan pelanggan yang tinggi, perusahaan memerlukan informasi pada hampir setiap langkahnya. Seperti penjelasan kisah Coach, produk yang baik dan program pemasaran dimulai dengan informasi yang mantap tentang kebutuhan dan keingin konsumen. Perusahaan juga membutuhkan sejumlah besar informasi tentang pesaing, penjual perantara, dan pelaku serta kekuatan lain di pasar.