SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
1
PROPOSAL SKRIPSI
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA METODE
PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN METODE PEMBELAJARAN
DISCOVERY PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 11
PALEMBANG.
Oleh
Nama Mahasiswa : M. Deddy Syafrullah
NIM : 2009 133 120
Program Studi : Pendidikan Geografi
Jurusan : Pendidikan IPS
Menyetujui :
Palembang, Februari 2013
Pembimbing Utama (I) Pembimbing Pembantu (II)
Warino, M.Pd Kiki Aryaningrum, M.Pd
Mengetahui,
Ketua Jurusan Ketua Program Studi
Drs. Sukardi, M. Pd Drs. Arif Budi Pramana, M. Si
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
TAHUN 2012/2013
2
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA METODE PEMBELAJARAN
INQUIRY DENGAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY PADA MATA
PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 11 PALEMBANG.
1. Latar Belakang
Pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) berkaitan erat dengan
pelaksanaan proses pendidikan, terutama melalui pendidikan formal di sekolah.
Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang memiliki tanggung
jawab untuk mendidik perserta didik dan sebagai tempat di selenggarakannya
kegiatan belajar mengajar. untuk mencapai tujuan yang di inginkan, guru harus bisa
memilih metode yang tepat untuk mencapai pokok bahasan yang sedang dibahas
karena metode pembelajaran yang digunakan guru, lebih menekankan dimana guru
lebih aktif sebagai pemberi pengetahuan siswa.
Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik
supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan
dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang
memungkinkannya untuk berfungsi secara adekwat dalam kehidupan masyarakat.
Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang tercapai oleh peserta
didik setelah diselenggarakannya kegiatan pendidikan (Hamalik, 2012: 3)
Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang dapat membantu
siswa mencari tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam proses belajar
mengajar dapat berjalan efektif bila seluruh komponen yang berpengaruh dalam
proses tersebut saling mendukung dalam rangka mencapai tujuan. Komponen-
komponen tersebut antara lain siswa, guru, kurikulum, metode, sarana dan prasarana
3
serta lingkungan kerja. Dari komponen-komponen tersebut yang paling berpengaruh
adalah guru. Karena gurulah yang dapat mengelolah komponen-komponen yang
lainnya. Peranan guru dalam proses belajar mengajar sangat menentukan
keberhasilan siswa, sebab gurulah yang langsung berinteraksi dengan siswa di
sekolah. Sehubungan dengan tugas guru sebagai pendidik, agar siswa benar-benar
mengerti dan memahami pelajaran yang diberikan, guru harus memikirkan dan
membuat strategi belajar mengajar yang baik. Maka dari itu sangat diperlukan
metode belajar yang sesuai, sehingga diperoleh hasil belajar yang diharapkan.
Untuk mendapatkan hasil belajar yang diharapkan, maka perlu penanganan
dan pemikiran yang serius, agar materi yang disampaikan diterima dan dipahami
dengan baik oleh peserta didik. Oleh karena itu setiap proses pembelajaran yang
dirancang dan diselenggarakan harus mempunyai sumbangan untuk pencapaian
tujuan yang diharapkan. Salah satu dari proses pembelajaran tersebut adalah
pembelajaran IPS Terpadu. Untuk itu, guru IPS Terpadu sebagai tenaga pendidik
sekaligus sebagai pembimbing harus berupaya memotivasi siswa agar terbiasa
berkerja mandiri dan kreatif serta inovatif dalam belajar. Dari hasil pengamatan
dilapangan dalam kegiatan belajar mengajar guru masih cendrung menggunakan
metode yang bersifat konvensional yaitu memberikan/memindahkan informasi atau
pengetahuan kepada siswa sehingga konsep-konsep pada mata pelajaran IPS
Terpadu terkesan tidak bermakna, kata lain guru terlalu mendominasi siswa
sehingga keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran sangat berkurang. Semua ini
dapat mengurangi tanggung jawab siswa dalam belajarnya, yang membuat siswa
tidak aktif dalam belajar dan hasil belajar siswa rendah sehingga tidak tercapainya
KKM yang telah ditetapkan oleh SMP Negeri 11 Palembang.
4
Metode adalah sebuah cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan
pembelajaran. (Mulyatiningsih, 2012: 233). Dalam sebuah strategi pembelajaran
dapat diterapkan lebih dari satu metode pembelajaran. Macam-macam metode
pembelajaran yaitu : 1) investigation adalah metode ini melibatkan peserta didik
dalam kegiatan penyelidikan/penelitian. 2) inquiry adalah metode yang melibatkan
peserta didik dalam proses pengumpulan data dan pengujian hipotesis. 3) discovery
adalah strategi pemecahan masalah secara intensif dibawah pengawasan guru. 4)
problem solving adalah metode yang memberikan kasus atau masalah kepada
peserta didik untuk dipecahkan. Maka dari beberapa metode pembelajaran tersebut
peneliti tertarik menggunakan dua metode pembelajaran yaitu metode pembelajaran
inquiry dan metode pembelajaran discovery.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti terarik untuk mengadakan penelitian
yang berjudul : “Perbandingan hasil belajar siswa antara metode pembelajaran
Inquiry dengan metode pembelajaran Discovery pada mata pelajaran IPS
Terpadu di SMP Negeri 11 Palembang’’.
5
2. Masalah Penelitian
2.1. Pembatasan Lingkup Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini menjadi jelas dan mempunyai
arah yang pasti dan tidak menyimpang dari sasaran maka peneliti membatasi
permasalahan dalam penelitian ini yaitu sabagai berikut:
1. Perbandingan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perbadingan
hasil belajar siswa setelah mendapat metode pembelajaran inquiry dan
metode pembelajaran discovery.
2. Siswa yang diteliti adalah kelas siswa VII di SMP Negeri 11 Palembang.
3. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai hasil tes yang
diperoleh siswa pada Standar kompetensi 4. Memahami usaha manusia
untuk mengenali perkembangan lingkungannya, Kompetensi dasar 4.1
menggunakan peta, atlas, dan globe untuk mendapatkan informasi
keruangan, materi pembelajaran : jenis peta dan bentuk peta di semester
genap tahun ajaran 2012/2013.
2.2. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah
perbandingan hasil belajar siswa antara metode pembelajaran inquiry dengan
metode pembelajaran discovery pada mata pelajaran IPS Terpadu di SMP
Negeri 11 Palembang ?”.
6
3. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian
adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas VII yang menggunakan metode
pembelajaran inquiry pada mata pelajaran IPS Terpadu.
2) Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas VII yang menggunakan metode
pembelajaran discovery pada mata pelajaran IPS Terpadu.
3) Untuk mengetahui apakah ada perbandingan hasil belajar siswa yang
menggunakan metode pembelajaran inquiry dengan metode pembelajaran
discovery pada siswa kelas VII SMP Negeri 11 Palembang.
4. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis, siswa, guru, sekolah
dan kalangan akademis:
a. Bagi penulis
diharapkan menambah wawasan dan pemahaman baru mengenai penerapan
metode pembelajaran inquiry dan metode pembelajaran discovery pada mata
pelajaran IPS Terpadu, sehingga siswa mendapatkan hasil belajar yang baik.
b. Bagi siswa
Bagi siswa dapat menambah ilmu pengetahuan dan memotivasi siswa untuk
meningkatkan hasil belajar pada mata pelajran IPS Terpadu dengan
menggunakan metode pembelajaran inquiry dan metode pembelajran discovery.
7
c. Bagi guru
Sebagai bahan masukan bagi guru-guru khususnya guru mata pelajaran IPS
Terpadu dan sebagai pertimbangan untuk menerapkan Metode Pembelajaran
Inquiry dan metode pembelajaran discovery dalam pembelajaran IPS Terpadu.
d. Bagi sekolah
Agar dapat bermanfaat dalam mendapatkan masukan yang membangun untuk
kemajuan proses belajar mengajar guna memberikan pelayanan pendidikan
kepada anak didik untuk berpartisifasi secara optimal.
e. Kalangan akademis
Bagi kalangan akademis hasil penelitian ini sebagai referensi untuk penelitian
selanjutnya.
5. Kajian teori /Literatur
5.1. Hasil Belajar
Menurut (Hamalik, 2012: 159) hasil belajar adalah keseluruhan
kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan,
penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil
belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam
upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Sedangkan
menurut (Sudjana, 2005: 22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar bukan hanya dalam bentuk nilai tertulis saja, akan tetapi lebih dari pada
itu bahwa hasil belajar merupakan suatu perubahan yang didapat oleh peserta
8
didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, baik dari segi pengetahuan,
perubahan sikap serta tingkah laku dalam interaksinya.
5.2. Pengertian metode pembelajaran
Metode pembelajaran adalah sebuah cara yang digunakan untuk
mencapai suatu tujuan pembelajaran. (Mulyatiningtias, 2012: 233). Sedangkan
menurut (Wina sanjaya, 2008) metode pembelajaran adalah sebagai cara yang
digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
bentuk kegiatan nyata atau praktis untuk mkencapai tujuan pembelajaran.
Dari beberapa pendapat ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa
metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan
hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran.
5.3. Metode Pembelajaran Inquiry
Inquiry merupakan pendekatan pembelajaran di mana siswa
menemukan, menggunakan variasi sumber informasi dan ide untuk lebih
memahami, suatu permasalahan, topik, atau isu. Hal ini tidak hanya sekedar
menjawab pertanyaan tetapi juga melalui investigasi, eksplorasi, mencari,
bertanya, meneliti, dan mempelajari. (Kuhlthau, 2007 yang dikutip dalam
Sumarmi, 2012: 17).
Sedangkan menurut (Mulyatiningsih, 2012: 235) Inquiry adalah
metode yang melibatakan peserta didik dalam proses pengumpulan data dan
pengujian hipotesis, guru membimbing peserta didik untuk menemukan
pengertian baru, mengamati perubahan pada praktik uji coba, dan memperoleh
pengetahuan berdasarkan pengalaman belajar mereka sendiri.
9
Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran inquiry merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan
secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki
sesuatu (benda, manusia, atau peristiwa) dengan sistematis, kritis, logis dan
analistis sehingga siswa dapat merumuskan sendiri penemuanya dengan rasa
percaya diri.
5.4. Langkah-langkah metode pembelajaran Inquiry
1. Merumuskan masalah. Dalam hal ini, kemampuan yang dituntut yakni
kesadaran terhadap masalah, melihat pentingnya masalah, dan
merumuskan masalah.
2. Mengembangkan hipotesis. Dalam hal ini kemampuan yang dituntut
dalam mengembangkan hipotesis yakni menguji dan menggolongkan data
yang dapat diperoleh, melihat dan merumuskan hubungan yang ada secara
logis, dan merumuskan hipotesis.
3. Menguji jawaban tentative. Dalam hal ini, kemampuan yang dituntut
antara lain (a) merakit peristiwa yang terdiri atas mengidentifikasi
peristiwa yang dibutuhkan, mengumpulkan data, mengevaluasi data, dan
mengklasifikasi data; (b) analisis data yang terdiri atas melihat hubungan,
mencatat persamaan dan perbedaan, dan mengidentifikasi trend, sekuensi,
dan keteraturan.
4. Menarik kesimpulan. Dalam hal ini, kemampuan yang dituntut yakni (a)
mencari pola dan makna hubungan; sekaligus (b) merumuskan kesimpulan
10
5. Menerapkan kesimpulan dan generalisasi (Sumarmi, 2012: 18)
Dari langkah-langkah metode pembelajaran inquiry diatas maka
peneliti menyimpulkan bahwa langkah-langkah metode pembelajaran inquiry
dalam penelitian ini dapat diterapkan dengan cara:
1. Menjelaskan tujuan pembelajaran sub pokok bahsan mengidentifikasi
jenis-jenis peta dan bentuk peta.
2. Membentuk kelompok-kelompok menjadi 4 kelompok, setiap kelompok
diberi tugas untuk mengamati peta,atlas dan globe:
Kelompok I: Perbedaan peta, atlas dan globe
Kelompok II: Perbedaan unsur-unsur peta dan atlas
Kelompok III: Simbol-simbol pada peta dan contoh-contohnya
Kelompok IV: Jenis-jenis peta beserta contohnya
3. Menugaskan setiap kelompok untuk mengumpulkan data, mengevaluasi
data, menklasifikasi data, mencari persmaan dan perbedaan yang dibuat
dalam bentuk laporan hasil pengamatan.
4. Setiap kelompok mempresentasikan didepan kelas hasil pengamatannya
dan kelompok lain memberikan tanggapan.
5. Bersama-sama menarik kesimpulan dari setiap kelompok dan merumuskan
kesimpulan dari topic yang telah diteliti oleh masing-masing kelompok.
5.5. Kelebihan metode pembelajaran inquiry
1. Mengembangkan keteramapilan sosial, bahasa, dan membaca.
2. Mengonstruksi pemahaman mereka.
11
3. Membuat siswa mandiri dalam riset dan pembelajaran.
4. Termotivasi untuk membentuk pengalaman tingkat tinggi.
5. Memiliki strategi belajar dan terampil mentransfer pada proyek inquiry
yang lain (Kuhlthau, 2007)
5.6. Kekurangan metode pembelajaran inquiry
1. Memerlukan perubahan kebiasaan cara belajar siswa yang menerima
informasi dari guru apa adanya, ke arah membiasakan belajar mandiri
dan berkelompok dengan mencari dan mengolah informasi sendiri.
Mengubah kebiasaan bukanlah sesuatu yang mudah, apalagi kebiasaan
yang telah bertahun-tahun dilakukan.
2. Guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar yang umumnya sebagai
pemberi informasi menjadi fasilitator, motivator, dan pembimbing siswa
dalam belajar. Inipun bukan pekerjaan yang mudah karena umumnya
guru merasa belum puas kalau tidak banyak menyajikan informasi
(ceramah).
3. Metode ini memberikan kebebasan pada siswa dalam belajar, tetapi tidak
berarti menjamin bahwa siswa belajar dengan tekun, penuh aktivitas, dan
terarah.
4. Cara belajar siswa dalam metode ini menuntut bimbingan guru yang
lebih baik. Dalam kondisi siswa banyak (kelas besar) dan guru terbatas,
agaknya metode ini sulit terlaksana dengan baik.
12
5.7. Metode pembelajaran Discovery
Menurut Sund (Roestiyah, 2008:20) Discovery adalah proses mental
dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip.
Discovery learning merupakan strategi yang digunakan untuk
memecahkan masalah secara intensif di bawah pengawasan guru
(Mulyatiningsih, 2012:235).
Sedangkan menurut Burner dalam (Mulyatiningsih, 2012: 235)
mengemukakan bahwa Discovey learning merupakan metode pembelajaran
kognitif yang menuntut guru lebih kreatif menciptakan situasi yang dapat
membuat peserta didik belajar aktif menemukan pengetahuan sendiri.
Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
discovery adalah suatu metode dimana dalam proses belajar mengajar guru
memperkenankan siswa-siswanya menemukan sendiri informasi yang
secara tradisional biasa diberitahukan atau diceramahkan saja.
5.8. Langkah-langkah metode pembelajaran discovery
1. Menjelaskan tujuan pembelajaran.
2. Membagi petunujuk praktikum/eksperimen.
3. Peserta didik melaksanakan eksperimen dibawah pengawasan guru.
4. Guru menunjukkan gejala yang diamati.
13
5. Peserta didik menyimpulkan hasil eksperimen (Mulyatiningsih, 2012:
236).
Dari langkah-langkah metode pembelajaran discovery diatas maka
peneliti menyimpulkan bahwa langkah-langkah metode pembelajaran
inquiry dalam penelitian ini dapat diterapkan dengan cara:
1. Menjelaskan tujuan pembelajaran sub pokok bahsan mengidentifikasi
jenis-jenis peta dan bentuk peta.
2. Membagikan petunjuk praktikum berupan cara-cara membuat laporan
hasil penemuan.
3. Membagi peserta didik kedalam 4 kelompok setiap kelompok diberi
tugas untuk mengamati peta,atlas dan globe:
Kelompok I: Perbedaan peta, atlas dan globe
Kelompok II: Perbedaan unsur-unsur peta dan atlas
Kelompok III: Simbol-simbol pada peta dan contoh-contohnya
Kelompok IV: Jenis-jenis peta beserta contohnya
4. Guru melakukan pangawasan terhadap penelitian yang dilakukan oleh
masing-masing kelompok.
5. Peserta didik mempresentasikan laporan penelitian kelompoknya
masing-masing dan kelompok lain memberikan tanggapan
6. Guru melakukan evaluasi pada setiap kelompok dengan berbagai cara
untuk menilai kemajuan kelompok dan hasil yang telah dicapai.
14
5.9. Kelebihan metode pembelajaran discovery
1. Teknik ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan;
memperbanyak kesiapan serta penguasaan keterampilan dalam proses
kognitif/pengenalan siswa.
2. Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi/individual
sehingga dapat kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut.
3. Dapat membangkitkan kegairahan belajar siswa.
4. Teknik ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berkembang dan maju sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
5. Mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki
motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat.
6. Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada
diri sendiri dengan proses penemuan sendiri.
7. Strategi itu berpusat pada siswa tidak pada guru. Guru hanya sebagai
teman belajar saja: membantu bila diperlukan. (Roestiyah, 2008: 21)
5.10. Kelemahan metode pembelajaran discovery
1. Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara
belajar ini. Siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui
sekitarnya dengan baik.
2. Bila kelas terlalu besar penggunaan teknik ini akan kurang berhasil.
3. Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan
pengajaran tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti
dengan teknik penemuan.
15
4. Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini
terlalu mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan
perkembangan/pembentukan sikap dan keterampilan bagi siswa
5. Teknik ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berpikir
secara kreatif. (Roestiyah, 2008: 21)
5.11. Kurikulum IPS TERPADU
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Nasional (2006: 98)
menyatakan bahwa, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mata pelajaran
yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian
geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, tata negara, dan sejarah.
Substansi mata pelajaran IPS di SMP adalah merupakan IPS terpadu, siswa
diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis
dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.
Jadi dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa IPS Terpadu
merupakan perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu
sosial. Ia merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial yakni
sosiologi, antropologi budaya, psikologi, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu
politik dan ekologi manusia, yang diformulasikan untuk tujuan
instruksional dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah
dipelajari.
16
5.12. Kajian Terdahulu Yang Relevan.
Berdasarkan hasil penelitian yang relevan tentang perbandingan
metode pembelajaran inquiry dan metode pembelajaran discovery
terhadap hasil belajar siswa diantaranya dilakukan oleh Novri Karlina
(2011), Linda Sartika (2011) dan Kansina (2011).
Penelitian Novri Karlina (2011) dengan judul pengaruh
pembelajaran inquiry berorientasi discovery terhadap hasil belajar siswa
pada mata pelajaran geografi di SMA Negeri 11 Palembang. Kesimpulan
yang diperoleh yaitu metode inquiry berorientasi discovery lebih baik dari
pada metode konvensional karna metode inquiry berorientasi discovery
adalah salah satu strategi pembelajaran yang memungkinkan para peserta
didik mendapat sendiri dan menemukan sendiri jawaban atas topik-topik
inquiry.
Penelitian Linda Sartika (2011) perbandingan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran geografi dengan menggunakan metode inkuiri dan
metode resitasi siswa kelas X SMA Sriguna Palembang tahun ajaran
2011/2012. Menyimpulkan bahwa respon siswa dalam penerapan metode
pembelajaran inkuiri mampu menggiring peserta didik untuk menyadari
apa yang telah didapatkan.
Penelitian Kansina (2011) dengan judul Perbedaan hasil belajar
siswa yang menggunakan metode pembelajaran discovery dan metode
ceramah pada mata pelajaran ekonomi di SMA Nurul Amal Palembang
Tahun Ajaran 2011/2012. hasil studynya menyimpulkan bahwa terdapat
17
perbedaan hasil belajar dengan menggunakan metode discovery yang lebih
baik dibandingkan dengan menggunakan metode ceramah.
Dari ketiga penelitian yang dilakukan sebelumnya persamaan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya oleh Novri Karlina, Linda
Sartika dan Kansina ialah sama-sama mengkaji metode pembelajaran
inquiry dan metode pembelajaran discovery selain itu juga sama-sama
meneliti hasil belajar siswa. Sedangkan perbedaannya terdapat pada tujuan
penelitian, pokok bahasan dan lokasi yang digunakan dalam penelitian.
Dari uraian diatas jelas bahwa penelitian ini berbeda dengan penelitian
terdahulu.
6. Anggapan Dasar
Anggapan dasar adalah suatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti harus
di rumuskan secara jelas (Arikunto, 2006: 68). Anggapan dasar dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Guru dapat menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi dalam proses
pembelajaran
2. Hasil belajar IPS Terpadu yang dicapai siswa bervariasi
3. Metode pembelajaran inquiry dan metode pembelajaran discovery dapat
melatih siswa kreatif dan meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran IPS
Terpadu.
4. Dalam memberikan pengajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 11 Palembang
berpedoman pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).
18
7. Hipotesis penelitian
Hipotesis adalah suatu yang bersifat sementara terhadap permasalahan
penelitian, sampai terbukti melalaui data terkumpul (Arikunto, 2010:110). Hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana
rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan, (Sugiyono, 2007:
64).
Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah “Ada perbedaan
belajar IPS Terpadu siswa yang mendapat metode pembelajaran inquiry dan yang
mendapat metode pembelajaran discovery di SMP Negeri 11 Palembang”.
8. Kriteria pengujian hipotesis
Untuk menguji hipotesis diatas diperlukan Hipotesis Nol ( Ho ) dan
Hipotesis kerja ( Ha ).
Ho : µ1 = µ 2 : Tidak terdapat perbedaan terhadap hasil belajar siswa antara
metode pembelajaran inquiry dengan metode pembelajaran
discovery pada mata pelajaran IPS Terpadu SMP Negeri 11
Palembang.
Ha : µ1 ≠ µ 2 : Terdapat perbedaan terhadap hasil belajar siswa antara metode
pembelajaran inquiry dengan metode pembelajaran discovery
pada mata pelajaran IPS Terpadu SMP Negeri 11 Palembang.
19
Dengan Kriteria pengujian hipotesis yaitu terima H0 jika – t1-1/2a < t < t1-1/2a
, dimana t1-1/2a di dapat dari daftar distribusi t dengan dk = (n1 + n2 – 2). Untuk
harga lain H0 ditolak (Sudjana, 2005:239-240).
9. Prosedur Penelitian
9.1. Variabel Penelitian
Variabel Penelitian pada dasarnya adalah segalah seseuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian di cari kesimpulan
(sugiyono, 2007: 38). Sedangkan menurut (Mulyatiningsih, 2012: 02). Variabel
adalah sebuah karakteristik yang terdapat pada individu atau benda yang
menunjukan adanya perbedaan (variasi) nilai atau kondisi yang dimiliki.
Sesuai dengan pengertian tersebut, maka yang menjadi perhatian dalam
penelitian ini adalah pengalaman siswa setelah diajarkan mengunakan metode
pembelajaran inquiry pada kelas eksperimen pertama dan metode pembelajaran
discovery pada kelas eksperimen kedua di SMP Negeri 11 Palembang.
Berdasarkan batasan variabel tersebut maka yang menjadi variabel
penelitian ini adalah:
Variabel bebas (X1) = Siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode
pembelajaran Inquiry
Variabel bebas (X2) = Siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode
pembelajaran Discovery.
Variabel terikat (Y) = Hasil belajar siswa.
20
9.2. Definisi operasional variabel
Definisi operasional variabel merupakan suatu pengertian atau definisi
dari variabel-variabel yang akan di teliti dalam suatu penelitian, agar penelitian
variabel dalam penelitian ini lebih jelas maka perlu didefenisikan sebagai
berikut:
1. Metode pembelajaran inquiry adalah metode pembelajaran yang menjadi
alternative dalam melakukan proses belajar mengajar yang digunakan guru
dalam menyampaikan materi-materi pelajaran IPS Terpadu di kelas VII.4
pada Standar kompetensi 4. Memahami usaha manusia untuk mengenali
perkembangan lingkungannya, kompetensi dasar 4.1. menggunakan peta,
atlas, dan globe untuk mendapatkan informasi keruangan, materi
pembelajaran jenis peta dan bentuk peta. Metode pembelajaran ini
merupakan kegiatan pembelajaran yang secara maksimal melibatkan
kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidik sesuatu (benda, manusia,
atau peristiwa) dengan sistematis, kritis, logis, dan analistis sehingga siswa
dapat merumuskan sendiri penemuanya dengan penuh percaya diri.
2. Metode pembelajaran discovery adalah metode pembelajaran yang menjadi
alternative dalam melakukan proses belajar mengajar yang digunakan guru
dalam menyampaikan materi-materi pelajaran IPS Terpadu di kelas VII.5
pada Standar kompetensi 4. Memahami usaha manusia untuk mengenali
perkembangan lingkungannya, kompetensi dasar 4.1. menggunakan peta,
atlas, dan globe untuk mendapatkan informasi keruangan, materi
pembelajaran jenis peta dan bentuk peta. Metode pembelajaran ini
merupakan metode pembelajaran yang mementingkan pembelajaran
21
perseorangan, manipulasi obyek, melakukan percobaan, sehingga
menjadikan siswa aktif.
3. Hasil belajar yang dimaksud merupakan suatu nilai hasil tes yang diperoleh
siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan metode pembelajaran inquiry
dan metode pembelajaran discovery pada Standar kompetensi 4. Memahami
usaha manusia untuk mengenali perkembangan lingkungannya, kompetensi
dasar 4.1. menggunakan peta, atlas, dan globe untuk mendapatkan
informasi keruangan, materi pembelajaran jenis peta dan bentuk peta.
9.3. Populasi dan Sampel
9.3.1. Populasi
Menurut (Sugiyono 2007). Populasi adalah wilayah generasi
yang terdiri atas: obyek-obyek yang mempunyai kualitas dan karakteritas
tertentu yang diciptakan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Sedangkan menurut (Mulyatiningsih 2012: 9) Populasi adalah
sekumpulan orang, hewan, tumbuhan atau benda yang mempunyai
karakteristik tertentu yang akan diteliti.
Dari beberapa pendapat ahli diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa populasi penelitian adalah keseluruhan subjek dalam suatu
penelitian. Jadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
VII SMP Negeri 11 Palembang untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
22
Tabel. 1
Populasi Penelitian
No Kelas Jumlah Siswa
1 VII.1 40
2 VII.2 40
3 VII.3 40
4 VII.4 40
5 VII.5 40
6 VII.6 40
7 VII.7 40
8 VII.8 40
9 VII.9 40
Jumlah 360
Sumber : Dokumentasi data siswa dari staf Tata Usaha SMP Negeri 11 Palembang tahun Ajaran 2012 /2013.
9.3.2. Sampel
Sampel Penelitian adalah cuplikan atau bagian dari populasi
(Mulyatiningsih, 2012: 10). Sedangkan menurut (Sugiyono, 2007: 81)
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.
Dalam pengambilan sampel penelitian manggunakan teknik
purposive sampling yaitu apabila sasaran sample yang diteliti telah
memiliki karakteristik tertentu sehingga tidak mungkin diambil sampel
lain yang tidak memenuhi karakteristik yang telah ditetapkan
(Mulyatiningsih, 2012: 11). Dalam penelitian ini kelas terpilih atau yang
menjadi sampel adalah kelas VII.4 yang berjumlah 40 siswa sebagai
23
kelas eksperimen I dan VII.5 yang berjumlah 40 siswa sebagai kelas
eksperimen II.
Adapun yang menjadi pertimbangan penelitian dalam menggunakan
sampel purposive sampling yaitu:
1. Untuk memudahkan menganalisis data, maka penelitian hanya
mengambil jumlah sampel yang sama dalam penelitian ini.
2. Mengingat keterbatasan waktu dan biaya, maka dalam penelitian ini
hanya mengambil dua kelas untuk dijadikan sampel.
Tabel. 2
Sampel Penelitian
No. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Keterangan
1 VII.4 17 23 40 Eksperimen I
2 VII.5 18 22 40 Eksperimen II
Jumlah 80
Sumber : Dokumentasi data siswa dari staf Tata Usaha SMP Negeri 11 Palembang
9.4. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2007: 02).
Sedangkan Menurut (Mulyatiningsih, 2012: 233). Metode adalah sebuah cara
yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
kuasi. Menurut (Mulyatiningsih, 2012: 86) Penelitian eksperimen kuasi dipilih
24
apabila peneliti ingin menerapkan sesuatu tindakan atau perlakuan. Tindakan
dapat berupa model, strategi, metode, atau prosedur kerja baru untuk
meningkatkan efisiensi dan efektifitas pekerjaan agar hasilnya menjadi lebih
optimal. Dalam penelitian ini peneliti bereksperimen pada dua kelompok
eksperimen yaitu kelas VII.4 sebagai kelompok eksperimen pertama yang
diajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran inquiry, dan kelas VII.5
sebagai kelompok eksperimen kedua yang diajarkan dengan menggunakan
metode pembelajaran discovery.
TABEL 3
PERLAKUAN PEMBELAJARAN
Kelas Pretest Treatmen Post-test
VII.4 Pretest Metode Pembelajaran Inquiry Post-test
VII.5 pretest Metode Pembelajaran Discovery Post-test
Ada beberapa prosedur dalam penelitian ini, yaitu :
1. Kelas dipilih dengan menetapkan dua kelas sebagai sampel penelitian. Kelas
VII.4 sebagai kelas eksprimen I dan kelas VII.5 sebagi kelas eksperimen II.
2. Kedua kelas sama-sama diberi pretest untuk mendapatkan data hasil belajar
siswa sebelum penelitian.
3. Kelas VII.4 diberikan perlakuan dengan metode pembelajaran Inquiry,
sedangkan kelas VII.5 menggunakan metode pembelajaran Discovery.
4. Pada akhir bab materi pembelajaran siswa diberikan post-test untuk melihat
kemampuan siswa dan untuk melihat perbedaan hasil belajar siswa antara
kelas VII.4 dan kelas VII.5, Setelah semua data hasil belajar didapatkan
25
maka untuk mendapatkan perbedaan hasil belajar antara kedua itu signifikan
atau tidak, maka data diuji dengan uji-t.
9.5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1). Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2010: 274). Teknik
dokumentasi dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data tentang
jumlah siswa dan data mengenai sekolah.
Sedangkan (Ridwan, 2010: 17) Mengemukakan bahwa dokumentasi
adalah tujuan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi
buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, data
yang relevan dari peneliti. Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh
berbagai data siswa serta data-data lainnya yang berguna dalam penelitian ini.
Jadi dalam penelitian ini, dokumentasi digunakan untuk mendapatkan
data berupa arsip nama-nama siswa, jumlah siswa dan foto-foto dokumentasi
penelitian di kelas VII SMP Negeri 11 Palembang.
2). Tes
Tes adalah serentean pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,
26
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto,
2006: 150). Tes adalah seperangkat (stimulus) yang diberikan kepada
seseorang dengan untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi
penetapan skor angka (Haryono, 2005: 139).
Tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menyerap
materi pelajaran setelah dilakukan eksperimen menggunakan metode
pembelajaran inquiry dan metode pembelajaran discovery.
Dalam penelitian ini diberikan tes, dimana tes yang digunakan
berbentuk pilihan ganda terdiri dari 20 soal yang digunakan untuk mengukur
keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan yang dimiliki individu
dalam menguasai materi pembelajaran.
9.6. Teknik Uji Coba instrumen
Setelah data diperoleh, untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan
dan untuk mendapatkan kesimpulan maka data hasil tes dianalisis dengan
menggunakan statistic uji t dengan rumus
21
21
11
nn
s
xx
t
..............................(Sudjana, 2005:239)
Dengan:
2
11
21
2
22
2
112
nn
SnSn
S ………................. (Sudjana, 2005:239)
27
keterangan:
t = Uji s- t
1x = Nilai rata-rata kelas yang diajar dengan metode pembelajaran inquiry
2x = Nilai rata-rata kelas yang diajar dengan metode pembelajaran discovery
1n = Jumlah siswa yang diajar dengan metode pembelajaran inquiry
2n = Jumlah siswa yang diajar dengan metode pembelajaran discovery
S = Simpangan baku
S1
2
= Nilai standar deviasi siswa yang diajar dengan metode pembelajaran
inquiry
S2
2
= Nilai standar deviasi siswa yang diajar dengan metode pembelajaran
discovery
Dengan demikian, kriteria pengujian diterima HO jika thitung < ttabel (1- )
dimana t(1- ) adalah t yang terdapat di dalam tabel distribusi t dengan dk =
n1+n2 -l d, dengan taraf signifikan = 0.05
9.6.1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat
kevalitan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2010: 211).
28
Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa
yang diinginkan. Pengukuran validitas menggunakan rumus korelasi
product moment dengan rumus sebagai berikut:
2222
)()()()(
))(()(
YYnXXn
YXXYn
rxy
…. (Arikunto, 2011:72)
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi suatu butir/item
N = jumlah subyek
X = skor suatu butir/item
Y = skor total keseluruhan
9.6.2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menujuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2010: 221).
Untuk menghitung reliabilitas atau tingkat konsisten informasi
penelitian ini, menggunakan rumus Product moment sebagai berikut.
Keterangan:
= validitas instrumen
∑ XY = jumlah perkalian X dengan Y
29
X2
= kuadrat X
Y2
= kuadrat Y
Untuk menghitung realibilitas dari tes dalam penelitian ini menggunakan
rumus Spearman Brown sebagai berikut:
)1(
.2
11
rb
r
r b
Dengan keterangan:
= Koefisien reliabilitas internal seluruh intem
= Korelasi Product Moment antara belahan (ganjil-genap) atau (awal-
akhir). (Ridwan, 2012:102)
9.6.3 Taraf Kesukaran
Tingkat kesukaran atau kita singkat TK adalah proporsi peserta tes
menjawab benar butir soal tersebut Aprianto (2008). Dalam penelitian ini
menggunakan rumus indeks kesukaran (P) adalah:
JS
B
P (Arikunto, 2010: 208)
Dimana:
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Dengan Interprestasi Tingkat Kesukaran sebagaimana terdapat dalam Tabel 4
berikut:
30
Tabel 4
Interprestasi Tingkat Kesukaran
Tingkat Kesukaran (TK) Interprestasi atau Penafsiran TK
TK < 0,30 Sukar
0,30 ≤ TK ≤ 0,70 Sedang
TK > 0,70 Mudah
9.6.4 Daya beda soal
Menurut (Arikunto, 2010: 211) daya pembeda soal adalah
kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai
(berkemamapuan tinggi) dengan siswa bodoh (berkemampuan rendah).
Dalam penelitian ini menggunakan rumus untuk menentukan indeks
diskriminasi adalah:
BA
B
B
A
A
PP
J
B
J
B
DP
Dimana:
J = Jumlah peserta tes
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan
benar
A
A
A
J
B
P = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
B
B
B
J
B
P = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.
31
Klasifikasi Daya Beda Soal:
1. D = 0,00 Sampai dengan 0,20 = Jelek
2. D = 0,20 Sampai dengan 0,40 = Cukup
3. D = 0,40 Samapi dengan 0,70 = Baik
4. D = 0,70 Sampai dengan 1,00 = Baik sekali
5. Negatif, semuanya tidak baik jika semua soal mempunyai D negatif
sebaiknya dibuang (Arikunto, 2010: 218).
9.7. Teknik Analis Data
Teknik analisa data adalah teknik yang digunakan untuk mengelolah data
yang dikumpulkan dan diklasifikasikan sesuai dengan tujuan penelitian. Data yang
sudah dikumpulkan akan dianalisis dengan menggunakan analisis uji-t. Namun
sebelum dilakukan pengujian ada langkah-langkah yang harus dipenuhi sebagai
berikut:
9.7.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan sebagai bahan pertimbangan yang
digunakan untuk menguji normalitas data, maka dibutuhkan data berdistribusi
frekuensi untuk menentukan rata-rata. Standar definisi dan modus dengan
cara sebagai berikut:
a. Rentang = Nilai tertinggi- Nilai rendah
b. Banyaknya kelas Interval = 1+3,3 Log n
c. Panjang kelas Interval = Rentang : Banyaknya kelas interval
32
Untuk menguji data tersebut apakah berdistribusi normal, maka
digunakan uji kemiringan kurva dengan rumus koefisien person, yaitu:
S
mox
km ....................................................(Sudjana, 2005: 109)
Keterangan:
Km : Kemiringan Kurva
x : rata-rata
Mo : modus
S : Simpangan Baku
9.7.2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas data perlu dilakukan untuk membuktikan kesamaan
varian kelompok yang membentuk sampel tersebut, dengan kata lain
kelompok yang di ambil dengan jumlah populasi yang sama.
Pengujian sampel dalam penelitian ini menggunakan uji Bartlett
menggunakan rumus chi kuadrat (X2
) sebagai berikut:
.......................... (Sudjana, 2005 : 263)
Diamana:
In 10 = 2,3 (konstanta)
B = (Log S2
) .∑ (ni.1)
33
S2
=
)()( 21
2
22
2
11
nn
SnSn
db = n-1
Dengan rumus In 10 = 2.3026 disebut logaritma asli dari bilangan 10.
Untuk menghitung S2
, B, X2
dapat menggunakan tabel persiapan sebagai
berikut:
Tabel 5. Harga yang dipergunakan untuk Uji Homogenitas kelompok
sampai dengan menggunakan Tes Bartlett
Sampel
Derajat
Kebebasan (dk)
1/dk S1
2 Log
S1
2 (dk) log S1
2
1. (n1-1) 1/(n1-1) 2
1S Log 2
1S (n1-1) log 2
1S
2. (n2-2) 1/(n2-1) 2
2S Log 2
2S (n1-1) log 2
2S
Jumlah (n1-1) 1/(n1-1) (n1-1) log 2
1S
(sumber:Sudjana, 2005:262)
Dalam sampel penehitian ini digunakan taraf nyata ( ) = 0,05 dan dk
= k-i dan peluang (1- ) kedua sampel dapat dikatakan berasal dan populasi
yang homogen apabila X2
hitung <X2
tabel.
34
9.7 Langkah kerja dan jadwal kerja penelitian
9.7.1 Langkah kerja
Adapun langkah-langkah kerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Tahap persiapan
Yaitu menyelesaikan administrasi, menentukan judul, mengadakan surveil
lapangan unutk merumuskan masalah-masalah yang ingin dipecahkan.
2) Tahap pelaksanaan
Yaitu mencari dan mengumpulkan data yang dilanjutkan dengan menganalisis
dan mengolah data, membuat proposal penelitian, seminar proposal, perbaikan
proposal, membuat skripsi bab I pendahuluan, bab II landasan teori, bab III
prosedur penelitian, bab IV hasil penelitian dan pembahasan dan bab V
kesimpulan dan saran.
3) Tahap penyelesaian
Yaitu membuat kesimpulan dan menyusun laporan penelitian, ujian skripsi dan
melakukan perbaikan.
9.7.2 Jadwal kerja
KETERANGAN
Des Januari Februari Maret April Mei Juni
4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
Usul judul x x x
Proposal
skripsi
x x x x x
Seminar x
Bab I x x
Bab II x x
Bab III X x
Penelitian x x x x
Bab IV x x
Bab V x x
Ujian skripsi x
Perbaikan x
35
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: TARSITO.
Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarata: Bumi Aksara.
Mulyatiningsih, Endang. 2012. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.
Bandung: ALFABETA.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
ALFABETA.
Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2011. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta: Bumi Aksara.
Sumarmi. 2012. Model-Model Pembelajaran Geografi. Malang: Aditya Media
Publishing.
Yusnita, Derli. 2011. “Perbandingan hasil belajar antara menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) dengan tipe Jigsaw pada
mata pelajaran Geografi di kelas x SMA Azharyah Palembang Tahun Ajaran
2010/2011”. Proposal skripsi S 1. Palembang FKIP UNIVERSITAS PGRI
PALEMBANG.
36
Yuliani, Indri. 2011. “Perbandingan hasil belajar geografi antara menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement division (STAD)
dengan tipe team assisted individualization (TAI) pada siswa kelas X SMA
Bina Jaya Palembang”. Proposal skripsi S 1. Palembang FKIP
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG.
Kristiyani, Ary. 2010. “Metode pembelajaran inquiry untuk meningkatkan
Keterampilan menulis”. Makalah disampaikan dalam seminar Internasional,
pada tanggal 9-10 November, di Yogyakarta
Kurniaturohima, Dwi. 2010. “Penerapan metode inquiry dalam meningkatkan Keaktifan
dan prestasi belajar siswa pada Mata pelajaran ekonomi Di SMP Shalahuddin
Malang”. Skripsi S 1. UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA
MALIK IBRAHIM MALANG.
37

More Related Content

What's hot

1.4.a.5.2_Tugas Ruang Kolaborasi_Modul 1.4.pptx
1.4.a.5.2_Tugas Ruang Kolaborasi_Modul 1.4.pptx1.4.a.5.2_Tugas Ruang Kolaborasi_Modul 1.4.pptx
1.4.a.5.2_Tugas Ruang Kolaborasi_Modul 1.4.pptxAnikYulikah1
 
Modul 2.2. Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final.pdf
Modul 2.2. Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final.pdfModul 2.2. Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final.pdf
Modul 2.2. Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final.pdfIrman Ramly
 
Lembar Kerja 2_Rencana Penguatan Kompetensi Diri (2).docx
Lembar Kerja 2_Rencana Penguatan Kompetensi Diri (2).docxLembar Kerja 2_Rencana Penguatan Kompetensi Diri (2).docx
Lembar Kerja 2_Rencana Penguatan Kompetensi Diri (2).docxAvepAhmadMuasirSpd
 
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar M...
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar M...Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar M...
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar M...Irman Ramly
 
Modul 3.1. Angkatan 5 Reguler. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Keb...
Modul 3.1. Angkatan 5 Reguler. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Keb...Modul 3.1. Angkatan 5 Reguler. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Keb...
Modul 3.1. Angkatan 5 Reguler. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Keb...Irman Ramly
 
Tugas Ruang Kolaborasi Modul 2.2.a.5.pptx
Tugas Ruang Kolaborasi Modul 2.2.a.5.pptxTugas Ruang Kolaborasi Modul 2.2.a.5.pptx
Tugas Ruang Kolaborasi Modul 2.2.a.5.pptxJasabangImanSuhada
 
Modul 3.3. Angkatan 5 Reguler. Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pa...
Modul 3.3. Angkatan 5 Reguler. Pengelolaan Program yang  Berdampak Positif pa...Modul 3.3. Angkatan 5 Reguler. Pengelolaan Program yang  Berdampak Positif pa...
Modul 3.3. Angkatan 5 Reguler. Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pa...Irman Ramly
 
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docxLK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docxMaximusCarlesSeda
 
Hasil Diskusi Ruang Kolaborasi Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi Kelompo...
Hasil Diskusi Ruang Kolaborasi Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi Kelompo...Hasil Diskusi Ruang Kolaborasi Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi Kelompo...
Hasil Diskusi Ruang Kolaborasi Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi Kelompo...AndhiRachman
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan.pptx
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan.pptxKanvas BAGJA prakarsa perubahan.pptx
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan.pptxKartinaKartina4
 
BUKU PEGANGAN LOKAKARYA GURU PENGGERAK.pdf
BUKU PEGANGAN LOKAKARYA GURU PENGGERAK.pdfBUKU PEGANGAN LOKAKARYA GURU PENGGERAK.pdf
BUKU PEGANGAN LOKAKARYA GURU PENGGERAK.pdfIrman Ramly
 
RPP BERDIFERENSIASI KELAS 5 (2).docx
RPP BERDIFERENSIASI KELAS 5 (2).docxRPP BERDIFERENSIASI KELAS 5 (2).docx
RPP BERDIFERENSIASI KELAS 5 (2).docxDianKurniawati19
 
Lokakarya 06 PGP_Keberlanjutan Pengembangan Diri dan Sekolah.pptx
Lokakarya 06 PGP_Keberlanjutan Pengembangan Diri dan Sekolah.pptxLokakarya 06 PGP_Keberlanjutan Pengembangan Diri dan Sekolah.pptx
Lokakarya 06 PGP_Keberlanjutan Pengembangan Diri dan Sekolah.pptxIkaMeryWidharningsih
 
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3. COACHING.pptx
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3. COACHING.pptxKONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3. COACHING.pptx
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3. COACHING.pptxEmmiFaulina
 
Materi lokakarya 4
Materi lokakarya 4Materi lokakarya 4
Materi lokakarya 4HestiDaryadi
 
Penilaian_CGP_Angkatan-7.pptx
Penilaian_CGP_Angkatan-7.pptxPenilaian_CGP_Angkatan-7.pptx
Penilaian_CGP_Angkatan-7.pptxDeasyIrawati2
 
PPT RUKOL 2.3 sesi 2 PGP Angkatan 6.pptx
PPT RUKOL 2.3 sesi 2 PGP Angkatan 6.pptxPPT RUKOL 2.3 sesi 2 PGP Angkatan 6.pptx
PPT RUKOL 2.3 sesi 2 PGP Angkatan 6.pptxMonaMayaMita1
 
Diskusi Visi dan Prakarsa Perubahan Sekolah..pptx
Diskusi Visi dan Prakarsa Perubahan Sekolah..pptxDiskusi Visi dan Prakarsa Perubahan Sekolah..pptx
Diskusi Visi dan Prakarsa Perubahan Sekolah..pptxHendraKurniawan858649
 
Pendampingan ke-2.pdf
Pendampingan ke-2.pdfPendampingan ke-2.pdf
Pendampingan ke-2.pdfNinaSuryani1
 

What's hot (20)

1.4.a.5.2_Tugas Ruang Kolaborasi_Modul 1.4.pptx
1.4.a.5.2_Tugas Ruang Kolaborasi_Modul 1.4.pptx1.4.a.5.2_Tugas Ruang Kolaborasi_Modul 1.4.pptx
1.4.a.5.2_Tugas Ruang Kolaborasi_Modul 1.4.pptx
 
Modul 2.2. Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final.pdf
Modul 2.2. Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final.pdfModul 2.2. Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final.pdf
Modul 2.2. Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final.pdf
 
Lembar Kerja 2_Rencana Penguatan Kompetensi Diri (2).docx
Lembar Kerja 2_Rencana Penguatan Kompetensi Diri (2).docxLembar Kerja 2_Rencana Penguatan Kompetensi Diri (2).docx
Lembar Kerja 2_Rencana Penguatan Kompetensi Diri (2).docx
 
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar M...
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar M...Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar M...
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar M...
 
Modul 3.1. Angkatan 5 Reguler. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Keb...
Modul 3.1. Angkatan 5 Reguler. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Keb...Modul 3.1. Angkatan 5 Reguler. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Keb...
Modul 3.1. Angkatan 5 Reguler. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Keb...
 
Tugas Ruang Kolaborasi Modul 2.2.a.5.pptx
Tugas Ruang Kolaborasi Modul 2.2.a.5.pptxTugas Ruang Kolaborasi Modul 2.2.a.5.pptx
Tugas Ruang Kolaborasi Modul 2.2.a.5.pptx
 
Modul 3.3. Angkatan 5 Reguler. Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pa...
Modul 3.3. Angkatan 5 Reguler. Pengelolaan Program yang  Berdampak Positif pa...Modul 3.3. Angkatan 5 Reguler. Pengelolaan Program yang  Berdampak Positif pa...
Modul 3.3. Angkatan 5 Reguler. Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pa...
 
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docxLK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah.docx
 
Hasil Diskusi Ruang Kolaborasi Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi Kelompo...
Hasil Diskusi Ruang Kolaborasi Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi Kelompo...Hasil Diskusi Ruang Kolaborasi Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi Kelompo...
Hasil Diskusi Ruang Kolaborasi Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi Kelompo...
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan.pptx
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan.pptxKanvas BAGJA prakarsa perubahan.pptx
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan.pptx
 
BUKU PEGANGAN LOKAKARYA GURU PENGGERAK.pdf
BUKU PEGANGAN LOKAKARYA GURU PENGGERAK.pdfBUKU PEGANGAN LOKAKARYA GURU PENGGERAK.pdf
BUKU PEGANGAN LOKAKARYA GURU PENGGERAK.pdf
 
RPP BERDIFERENSIASI KELAS 5 (2).docx
RPP BERDIFERENSIASI KELAS 5 (2).docxRPP BERDIFERENSIASI KELAS 5 (2).docx
RPP BERDIFERENSIASI KELAS 5 (2).docx
 
Lokakarya 06 PGP_Keberlanjutan Pengembangan Diri dan Sekolah.pptx
Lokakarya 06 PGP_Keberlanjutan Pengembangan Diri dan Sekolah.pptxLokakarya 06 PGP_Keberlanjutan Pengembangan Diri dan Sekolah.pptx
Lokakarya 06 PGP_Keberlanjutan Pengembangan Diri dan Sekolah.pptx
 
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3. COACHING.pptx
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3. COACHING.pptxKONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3. COACHING.pptx
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3. COACHING.pptx
 
Materi lokakarya 4
Materi lokakarya 4Materi lokakarya 4
Materi lokakarya 4
 
koneksi antar materi modul 1.3
koneksi antar materi modul 1.3koneksi antar materi modul 1.3
koneksi antar materi modul 1.3
 
Penilaian_CGP_Angkatan-7.pptx
Penilaian_CGP_Angkatan-7.pptxPenilaian_CGP_Angkatan-7.pptx
Penilaian_CGP_Angkatan-7.pptx
 
PPT RUKOL 2.3 sesi 2 PGP Angkatan 6.pptx
PPT RUKOL 2.3 sesi 2 PGP Angkatan 6.pptxPPT RUKOL 2.3 sesi 2 PGP Angkatan 6.pptx
PPT RUKOL 2.3 sesi 2 PGP Angkatan 6.pptx
 
Diskusi Visi dan Prakarsa Perubahan Sekolah..pptx
Diskusi Visi dan Prakarsa Perubahan Sekolah..pptxDiskusi Visi dan Prakarsa Perubahan Sekolah..pptx
Diskusi Visi dan Prakarsa Perubahan Sekolah..pptx
 
Pendampingan ke-2.pdf
Pendampingan ke-2.pdfPendampingan ke-2.pdf
Pendampingan ke-2.pdf
 

Viewers also liked

Proposal skripsi pendidikan geografi
Proposal skripsi pendidikan geografiProposal skripsi pendidikan geografi
Proposal skripsi pendidikan geografiimron_akun
 
Proposal skripsi metode inquiry dengan metode discovery
Proposal skripsi metode inquiry dengan metode discoveryProposal skripsi metode inquiry dengan metode discovery
Proposal skripsi metode inquiry dengan metode discoveryMuhammad Syafrullah
 
Contoh proposal
Contoh proposalContoh proposal
Contoh proposalishakaxly
 
Meningkatkan partisipasi siswa kelas x
Meningkatkan partisipasi siswa kelas xMeningkatkan partisipasi siswa kelas x
Meningkatkan partisipasi siswa kelas xfadhyl_bagenda
 
Contoh Skripsi PTK Geografi
Contoh Skripsi PTK Geografi Contoh Skripsi PTK Geografi
Contoh Skripsi PTK Geografi Andri Tampani
 
METODE PENELITIAN KUALITATIF
METODE PENELITIAN KUALITATIFMETODE PENELITIAN KUALITATIF
METODE PENELITIAN KUALITATIFMegawati Eka
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitiandedy solin
 
Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab ii
Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab iiProposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab ii
Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab iiMul Yadi
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitiannoortuby
 
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP PENING...
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP PENING...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP PENING...
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP PENING...Evert Sandye Taasiringan
 
Proposal tesis eksperimen
Proposal tesis eksperimenProposal tesis eksperimen
Proposal tesis eksperimenFuad Flamboyan
 
Proposal Bahasa dan Sastra Indonesia
Proposal Bahasa dan Sastra IndonesiaProposal Bahasa dan Sastra Indonesia
Proposal Bahasa dan Sastra IndonesiaSeptriani Dewi
 
Matrice Distributie Articole-Clienti by TPC CONCEPT
Matrice Distributie Articole-Clienti by TPC CONCEPTMatrice Distributie Articole-Clienti by TPC CONCEPT
Matrice Distributie Articole-Clienti by TPC CONCEPTTPC CONCEPT
 
Silverdisappointing8 120924091642-phpapp01
Silverdisappointing8 120924091642-phpapp01Silverdisappointing8 120924091642-phpapp01
Silverdisappointing8 120924091642-phpapp01David Robles
 

Viewers also liked (20)

Proposal skripsi pendidikan geografi
Proposal skripsi pendidikan geografiProposal skripsi pendidikan geografi
Proposal skripsi pendidikan geografi
 
Proposal skripsi metode inquiry dengan metode discovery
Proposal skripsi metode inquiry dengan metode discoveryProposal skripsi metode inquiry dengan metode discovery
Proposal skripsi metode inquiry dengan metode discovery
 
Contoh proposal
Contoh proposalContoh proposal
Contoh proposal
 
Meningkatkan partisipasi siswa kelas x
Meningkatkan partisipasi siswa kelas xMeningkatkan partisipasi siswa kelas x
Meningkatkan partisipasi siswa kelas x
 
Contoh Skripsi PTK Geografi
Contoh Skripsi PTK Geografi Contoh Skripsi PTK Geografi
Contoh Skripsi PTK Geografi
 
METODE PENELITIAN KUALITATIF
METODE PENELITIAN KUALITATIFMETODE PENELITIAN KUALITATIF
METODE PENELITIAN KUALITATIF
 
Presentasi epid. studi deskriptif
Presentasi epid. studi deskriptifPresentasi epid. studi deskriptif
Presentasi epid. studi deskriptif
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab ii
Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab iiProposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab ii
Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab ii
 
Landasan Teori Penelitian
Landasan Teori PenelitianLandasan Teori Penelitian
Landasan Teori Penelitian
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Proposal
ProposalProposal
Proposal
 
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP PENING...
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP PENING...PENGARUH METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP PENING...
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP PENING...
 
Proposal tesis eksperimen
Proposal tesis eksperimenProposal tesis eksperimen
Proposal tesis eksperimen
 
Metode kualitatif
Metode kualitatifMetode kualitatif
Metode kualitatif
 
Proposal Bahasa dan Sastra Indonesia
Proposal Bahasa dan Sastra IndonesiaProposal Bahasa dan Sastra Indonesia
Proposal Bahasa dan Sastra Indonesia
 
SKRIPSI PGSD
SKRIPSI PGSDSKRIPSI PGSD
SKRIPSI PGSD
 
Proposal skripsi
Proposal skripsiProposal skripsi
Proposal skripsi
 
Matrice Distributie Articole-Clienti by TPC CONCEPT
Matrice Distributie Articole-Clienti by TPC CONCEPTMatrice Distributie Articole-Clienti by TPC CONCEPT
Matrice Distributie Articole-Clienti by TPC CONCEPT
 
Silverdisappointing8 120924091642-phpapp01
Silverdisappointing8 120924091642-phpapp01Silverdisappointing8 120924091642-phpapp01
Silverdisappointing8 120924091642-phpapp01
 

Similar to SKRIPSI_IPS

Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Operator Warnet Vast Raha
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Operator Warnet Vast Raha
 
Artikel analisis strategi_pembelajaran_materi_pecahan_kelas_v__sdi_assalam_ma...
Artikel analisis strategi_pembelajaran_materi_pecahan_kelas_v__sdi_assalam_ma...Artikel analisis strategi_pembelajaran_materi_pecahan_kelas_v__sdi_assalam_ma...
Artikel analisis strategi_pembelajaran_materi_pecahan_kelas_v__sdi_assalam_ma...okyana dewi gendari
 
Meningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran quantum teaching
Meningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran quantum teachingMeningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran quantum teaching
Meningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran quantum teachingOperator Warnet Vast Raha
 
LPKP UT BAB I - BAB V
LPKP UT BAB I - BAB V LPKP UT BAB I - BAB V
LPKP UT BAB I - BAB V Eman Syukur
 
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusno
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusnoBab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusno
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusnoSojunghan Dilectus
 
Contoh artikel Tes
Contoh artikel TesContoh artikel Tes
Contoh artikel Tesanggadiyan
 
Karya Ilmiah Ayu Imtyas Rusdiansyah_Draf.pdf
Karya Ilmiah Ayu Imtyas Rusdiansyah_Draf.pdfKarya Ilmiah Ayu Imtyas Rusdiansyah_Draf.pdf
Karya Ilmiah Ayu Imtyas Rusdiansyah_Draf.pdfAyu Imtyas Rusdiansyah
 
Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Menggunakan Media Pembelajaran Melalui In H...
Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Menggunakan Media Pembelajaran Melalui In H...Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Menggunakan Media Pembelajaran Melalui In H...
Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Menggunakan Media Pembelajaran Melalui In H...Paulus Robert Tuerah
 
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.docPTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.docnuunaberry
 

Similar to SKRIPSI_IPS (20)

Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
 
Pkp ipa
Pkp ipaPkp ipa
Pkp ipa
 
Karya tulids
Karya tulidsKarya tulids
Karya tulids
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
Karya tulids
Karya tulidsKarya tulids
Karya tulids
 
Artikel analisis strategi_pembelajaran_materi_pecahan_kelas_v__sdi_assalam_ma...
Artikel analisis strategi_pembelajaran_materi_pecahan_kelas_v__sdi_assalam_ma...Artikel analisis strategi_pembelajaran_materi_pecahan_kelas_v__sdi_assalam_ma...
Artikel analisis strategi_pembelajaran_materi_pecahan_kelas_v__sdi_assalam_ma...
 
widyaa.pdf
widyaa.pdfwidyaa.pdf
widyaa.pdf
 
Bab i ii ptk
Bab i ii ptkBab i ii ptk
Bab i ii ptk
 
Meningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran quantum teaching
Meningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran quantum teachingMeningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran quantum teaching
Meningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran quantum teaching
 
LPKP UT BAB I - BAB V
LPKP UT BAB I - BAB V LPKP UT BAB I - BAB V
LPKP UT BAB I - BAB V
 
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusno
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusnoBab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusno
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusno
 
Contoh artikel Tes
Contoh artikel TesContoh artikel Tes
Contoh artikel Tes
 
Karya ilmiah nur sabaniah
Karya ilmiah nur sabaniahKarya ilmiah nur sabaniah
Karya ilmiah nur sabaniah
 
Proposal tesis model assure
Proposal tesis model assureProposal tesis model assure
Proposal tesis model assure
 
Karya Ilmiah Ayu Imtyas Rusdiansyah_Draf.pdf
Karya Ilmiah Ayu Imtyas Rusdiansyah_Draf.pdfKarya Ilmiah Ayu Imtyas Rusdiansyah_Draf.pdf
Karya Ilmiah Ayu Imtyas Rusdiansyah_Draf.pdf
 
Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Menggunakan Media Pembelajaran Melalui In H...
Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Menggunakan Media Pembelajaran Melalui In H...Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Menggunakan Media Pembelajaran Melalui In H...
Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Menggunakan Media Pembelajaran Melalui In H...
 
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.docPTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
 

SKRIPSI_IPS

  • 1. 1 PROPOSAL SKRIPSI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA METODE PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 11 PALEMBANG. Oleh Nama Mahasiswa : M. Deddy Syafrullah NIM : 2009 133 120 Program Studi : Pendidikan Geografi Jurusan : Pendidikan IPS Menyetujui : Palembang, Februari 2013 Pembimbing Utama (I) Pembimbing Pembantu (II) Warino, M.Pd Kiki Aryaningrum, M.Pd Mengetahui, Ketua Jurusan Ketua Program Studi Drs. Sukardi, M. Pd Drs. Arif Budi Pramana, M. Si FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG TAHUN 2012/2013
  • 2. 2 PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA METODE PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 11 PALEMBANG. 1. Latar Belakang Pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) berkaitan erat dengan pelaksanaan proses pendidikan, terutama melalui pendidikan formal di sekolah. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang memiliki tanggung jawab untuk mendidik perserta didik dan sebagai tempat di selenggarakannya kegiatan belajar mengajar. untuk mencapai tujuan yang di inginkan, guru harus bisa memilih metode yang tepat untuk mencapai pokok bahasan yang sedang dibahas karena metode pembelajaran yang digunakan guru, lebih menekankan dimana guru lebih aktif sebagai pemberi pengetahuan siswa. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekwat dalam kehidupan masyarakat. Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang tercapai oleh peserta didik setelah diselenggarakannya kegiatan pendidikan (Hamalik, 2012: 3) Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang dapat membantu siswa mencari tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam proses belajar mengajar dapat berjalan efektif bila seluruh komponen yang berpengaruh dalam proses tersebut saling mendukung dalam rangka mencapai tujuan. Komponen- komponen tersebut antara lain siswa, guru, kurikulum, metode, sarana dan prasarana
  • 3. 3 serta lingkungan kerja. Dari komponen-komponen tersebut yang paling berpengaruh adalah guru. Karena gurulah yang dapat mengelolah komponen-komponen yang lainnya. Peranan guru dalam proses belajar mengajar sangat menentukan keberhasilan siswa, sebab gurulah yang langsung berinteraksi dengan siswa di sekolah. Sehubungan dengan tugas guru sebagai pendidik, agar siswa benar-benar mengerti dan memahami pelajaran yang diberikan, guru harus memikirkan dan membuat strategi belajar mengajar yang baik. Maka dari itu sangat diperlukan metode belajar yang sesuai, sehingga diperoleh hasil belajar yang diharapkan. Untuk mendapatkan hasil belajar yang diharapkan, maka perlu penanganan dan pemikiran yang serius, agar materi yang disampaikan diterima dan dipahami dengan baik oleh peserta didik. Oleh karena itu setiap proses pembelajaran yang dirancang dan diselenggarakan harus mempunyai sumbangan untuk pencapaian tujuan yang diharapkan. Salah satu dari proses pembelajaran tersebut adalah pembelajaran IPS Terpadu. Untuk itu, guru IPS Terpadu sebagai tenaga pendidik sekaligus sebagai pembimbing harus berupaya memotivasi siswa agar terbiasa berkerja mandiri dan kreatif serta inovatif dalam belajar. Dari hasil pengamatan dilapangan dalam kegiatan belajar mengajar guru masih cendrung menggunakan metode yang bersifat konvensional yaitu memberikan/memindahkan informasi atau pengetahuan kepada siswa sehingga konsep-konsep pada mata pelajaran IPS Terpadu terkesan tidak bermakna, kata lain guru terlalu mendominasi siswa sehingga keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran sangat berkurang. Semua ini dapat mengurangi tanggung jawab siswa dalam belajarnya, yang membuat siswa tidak aktif dalam belajar dan hasil belajar siswa rendah sehingga tidak tercapainya KKM yang telah ditetapkan oleh SMP Negeri 11 Palembang.
  • 4. 4 Metode adalah sebuah cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. (Mulyatiningsih, 2012: 233). Dalam sebuah strategi pembelajaran dapat diterapkan lebih dari satu metode pembelajaran. Macam-macam metode pembelajaran yaitu : 1) investigation adalah metode ini melibatkan peserta didik dalam kegiatan penyelidikan/penelitian. 2) inquiry adalah metode yang melibatkan peserta didik dalam proses pengumpulan data dan pengujian hipotesis. 3) discovery adalah strategi pemecahan masalah secara intensif dibawah pengawasan guru. 4) problem solving adalah metode yang memberikan kasus atau masalah kepada peserta didik untuk dipecahkan. Maka dari beberapa metode pembelajaran tersebut peneliti tertarik menggunakan dua metode pembelajaran yaitu metode pembelajaran inquiry dan metode pembelajaran discovery. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti terarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul : “Perbandingan hasil belajar siswa antara metode pembelajaran Inquiry dengan metode pembelajaran Discovery pada mata pelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 11 Palembang’’.
  • 5. 5 2. Masalah Penelitian 2.1. Pembatasan Lingkup Masalah Agar permasalahan dalam penelitian ini menjadi jelas dan mempunyai arah yang pasti dan tidak menyimpang dari sasaran maka peneliti membatasi permasalahan dalam penelitian ini yaitu sabagai berikut: 1. Perbandingan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perbadingan hasil belajar siswa setelah mendapat metode pembelajaran inquiry dan metode pembelajaran discovery. 2. Siswa yang diteliti adalah kelas siswa VII di SMP Negeri 11 Palembang. 3. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai hasil tes yang diperoleh siswa pada Standar kompetensi 4. Memahami usaha manusia untuk mengenali perkembangan lingkungannya, Kompetensi dasar 4.1 menggunakan peta, atlas, dan globe untuk mendapatkan informasi keruangan, materi pembelajaran : jenis peta dan bentuk peta di semester genap tahun ajaran 2012/2013. 2.2. Rumusan masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah perbandingan hasil belajar siswa antara metode pembelajaran inquiry dengan metode pembelajaran discovery pada mata pelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 11 Palembang ?”.
  • 6. 6 3. Tujuan penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas VII yang menggunakan metode pembelajaran inquiry pada mata pelajaran IPS Terpadu. 2) Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas VII yang menggunakan metode pembelajaran discovery pada mata pelajaran IPS Terpadu. 3) Untuk mengetahui apakah ada perbandingan hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran inquiry dengan metode pembelajaran discovery pada siswa kelas VII SMP Negeri 11 Palembang. 4. Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis, siswa, guru, sekolah dan kalangan akademis: a. Bagi penulis diharapkan menambah wawasan dan pemahaman baru mengenai penerapan metode pembelajaran inquiry dan metode pembelajaran discovery pada mata pelajaran IPS Terpadu, sehingga siswa mendapatkan hasil belajar yang baik. b. Bagi siswa Bagi siswa dapat menambah ilmu pengetahuan dan memotivasi siswa untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajran IPS Terpadu dengan menggunakan metode pembelajaran inquiry dan metode pembelajran discovery.
  • 7. 7 c. Bagi guru Sebagai bahan masukan bagi guru-guru khususnya guru mata pelajaran IPS Terpadu dan sebagai pertimbangan untuk menerapkan Metode Pembelajaran Inquiry dan metode pembelajaran discovery dalam pembelajaran IPS Terpadu. d. Bagi sekolah Agar dapat bermanfaat dalam mendapatkan masukan yang membangun untuk kemajuan proses belajar mengajar guna memberikan pelayanan pendidikan kepada anak didik untuk berpartisifasi secara optimal. e. Kalangan akademis Bagi kalangan akademis hasil penelitian ini sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya. 5. Kajian teori /Literatur 5.1. Hasil Belajar Menurut (Hamalik, 2012: 159) hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut (Sudjana, 2005: 22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar bukan hanya dalam bentuk nilai tertulis saja, akan tetapi lebih dari pada itu bahwa hasil belajar merupakan suatu perubahan yang didapat oleh peserta
  • 8. 8 didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, baik dari segi pengetahuan, perubahan sikap serta tingkah laku dalam interaksinya. 5.2. Pengertian metode pembelajaran Metode pembelajaran adalah sebuah cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. (Mulyatiningtias, 2012: 233). Sedangkan menurut (Wina sanjaya, 2008) metode pembelajaran adalah sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata atau praktis untuk mkencapai tujuan pembelajaran. Dari beberapa pendapat ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. 5.3. Metode Pembelajaran Inquiry Inquiry merupakan pendekatan pembelajaran di mana siswa menemukan, menggunakan variasi sumber informasi dan ide untuk lebih memahami, suatu permasalahan, topik, atau isu. Hal ini tidak hanya sekedar menjawab pertanyaan tetapi juga melalui investigasi, eksplorasi, mencari, bertanya, meneliti, dan mempelajari. (Kuhlthau, 2007 yang dikutip dalam Sumarmi, 2012: 17). Sedangkan menurut (Mulyatiningsih, 2012: 235) Inquiry adalah metode yang melibatakan peserta didik dalam proses pengumpulan data dan pengujian hipotesis, guru membimbing peserta didik untuk menemukan pengertian baru, mengamati perubahan pada praktik uji coba, dan memperoleh pengetahuan berdasarkan pengalaman belajar mereka sendiri.
  • 9. 9 Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran inquiry merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia, atau peristiwa) dengan sistematis, kritis, logis dan analistis sehingga siswa dapat merumuskan sendiri penemuanya dengan rasa percaya diri. 5.4. Langkah-langkah metode pembelajaran Inquiry 1. Merumuskan masalah. Dalam hal ini, kemampuan yang dituntut yakni kesadaran terhadap masalah, melihat pentingnya masalah, dan merumuskan masalah. 2. Mengembangkan hipotesis. Dalam hal ini kemampuan yang dituntut dalam mengembangkan hipotesis yakni menguji dan menggolongkan data yang dapat diperoleh, melihat dan merumuskan hubungan yang ada secara logis, dan merumuskan hipotesis. 3. Menguji jawaban tentative. Dalam hal ini, kemampuan yang dituntut antara lain (a) merakit peristiwa yang terdiri atas mengidentifikasi peristiwa yang dibutuhkan, mengumpulkan data, mengevaluasi data, dan mengklasifikasi data; (b) analisis data yang terdiri atas melihat hubungan, mencatat persamaan dan perbedaan, dan mengidentifikasi trend, sekuensi, dan keteraturan. 4. Menarik kesimpulan. Dalam hal ini, kemampuan yang dituntut yakni (a) mencari pola dan makna hubungan; sekaligus (b) merumuskan kesimpulan
  • 10. 10 5. Menerapkan kesimpulan dan generalisasi (Sumarmi, 2012: 18) Dari langkah-langkah metode pembelajaran inquiry diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa langkah-langkah metode pembelajaran inquiry dalam penelitian ini dapat diterapkan dengan cara: 1. Menjelaskan tujuan pembelajaran sub pokok bahsan mengidentifikasi jenis-jenis peta dan bentuk peta. 2. Membentuk kelompok-kelompok menjadi 4 kelompok, setiap kelompok diberi tugas untuk mengamati peta,atlas dan globe: Kelompok I: Perbedaan peta, atlas dan globe Kelompok II: Perbedaan unsur-unsur peta dan atlas Kelompok III: Simbol-simbol pada peta dan contoh-contohnya Kelompok IV: Jenis-jenis peta beserta contohnya 3. Menugaskan setiap kelompok untuk mengumpulkan data, mengevaluasi data, menklasifikasi data, mencari persmaan dan perbedaan yang dibuat dalam bentuk laporan hasil pengamatan. 4. Setiap kelompok mempresentasikan didepan kelas hasil pengamatannya dan kelompok lain memberikan tanggapan. 5. Bersama-sama menarik kesimpulan dari setiap kelompok dan merumuskan kesimpulan dari topic yang telah diteliti oleh masing-masing kelompok. 5.5. Kelebihan metode pembelajaran inquiry 1. Mengembangkan keteramapilan sosial, bahasa, dan membaca. 2. Mengonstruksi pemahaman mereka.
  • 11. 11 3. Membuat siswa mandiri dalam riset dan pembelajaran. 4. Termotivasi untuk membentuk pengalaman tingkat tinggi. 5. Memiliki strategi belajar dan terampil mentransfer pada proyek inquiry yang lain (Kuhlthau, 2007) 5.6. Kekurangan metode pembelajaran inquiry 1. Memerlukan perubahan kebiasaan cara belajar siswa yang menerima informasi dari guru apa adanya, ke arah membiasakan belajar mandiri dan berkelompok dengan mencari dan mengolah informasi sendiri. Mengubah kebiasaan bukanlah sesuatu yang mudah, apalagi kebiasaan yang telah bertahun-tahun dilakukan. 2. Guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar yang umumnya sebagai pemberi informasi menjadi fasilitator, motivator, dan pembimbing siswa dalam belajar. Inipun bukan pekerjaan yang mudah karena umumnya guru merasa belum puas kalau tidak banyak menyajikan informasi (ceramah). 3. Metode ini memberikan kebebasan pada siswa dalam belajar, tetapi tidak berarti menjamin bahwa siswa belajar dengan tekun, penuh aktivitas, dan terarah. 4. Cara belajar siswa dalam metode ini menuntut bimbingan guru yang lebih baik. Dalam kondisi siswa banyak (kelas besar) dan guru terbatas, agaknya metode ini sulit terlaksana dengan baik.
  • 12. 12 5.7. Metode pembelajaran Discovery Menurut Sund (Roestiyah, 2008:20) Discovery adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip. Discovery learning merupakan strategi yang digunakan untuk memecahkan masalah secara intensif di bawah pengawasan guru (Mulyatiningsih, 2012:235). Sedangkan menurut Burner dalam (Mulyatiningsih, 2012: 235) mengemukakan bahwa Discovey learning merupakan metode pembelajaran kognitif yang menuntut guru lebih kreatif menciptakan situasi yang dapat membuat peserta didik belajar aktif menemukan pengetahuan sendiri. Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa discovery adalah suatu metode dimana dalam proses belajar mengajar guru memperkenankan siswa-siswanya menemukan sendiri informasi yang secara tradisional biasa diberitahukan atau diceramahkan saja. 5.8. Langkah-langkah metode pembelajaran discovery 1. Menjelaskan tujuan pembelajaran. 2. Membagi petunujuk praktikum/eksperimen. 3. Peserta didik melaksanakan eksperimen dibawah pengawasan guru. 4. Guru menunjukkan gejala yang diamati.
  • 13. 13 5. Peserta didik menyimpulkan hasil eksperimen (Mulyatiningsih, 2012: 236). Dari langkah-langkah metode pembelajaran discovery diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa langkah-langkah metode pembelajaran inquiry dalam penelitian ini dapat diterapkan dengan cara: 1. Menjelaskan tujuan pembelajaran sub pokok bahsan mengidentifikasi jenis-jenis peta dan bentuk peta. 2. Membagikan petunjuk praktikum berupan cara-cara membuat laporan hasil penemuan. 3. Membagi peserta didik kedalam 4 kelompok setiap kelompok diberi tugas untuk mengamati peta,atlas dan globe: Kelompok I: Perbedaan peta, atlas dan globe Kelompok II: Perbedaan unsur-unsur peta dan atlas Kelompok III: Simbol-simbol pada peta dan contoh-contohnya Kelompok IV: Jenis-jenis peta beserta contohnya 4. Guru melakukan pangawasan terhadap penelitian yang dilakukan oleh masing-masing kelompok. 5. Peserta didik mempresentasikan laporan penelitian kelompoknya masing-masing dan kelompok lain memberikan tanggapan 6. Guru melakukan evaluasi pada setiap kelompok dengan berbagai cara untuk menilai kemajuan kelompok dan hasil yang telah dicapai.
  • 14. 14 5.9. Kelebihan metode pembelajaran discovery 1. Teknik ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan; memperbanyak kesiapan serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif/pengenalan siswa. 2. Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi/individual sehingga dapat kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut. 3. Dapat membangkitkan kegairahan belajar siswa. 4. Teknik ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuannya masing-masing. 5. Mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat. 6. Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses penemuan sendiri. 7. Strategi itu berpusat pada siswa tidak pada guru. Guru hanya sebagai teman belajar saja: membantu bila diperlukan. (Roestiyah, 2008: 21) 5.10. Kelemahan metode pembelajaran discovery 1. Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar ini. Siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui sekitarnya dengan baik. 2. Bila kelas terlalu besar penggunaan teknik ini akan kurang berhasil. 3. Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan teknik penemuan.
  • 15. 15 4. Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini terlalu mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan perkembangan/pembentukan sikap dan keterampilan bagi siswa 5. Teknik ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berpikir secara kreatif. (Roestiyah, 2008: 21) 5.11. Kurikulum IPS TERPADU Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Nasional (2006: 98) menyatakan bahwa, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, tata negara, dan sejarah. Substansi mata pelajaran IPS di SMP adalah merupakan IPS terpadu, siswa diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Jadi dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa IPS Terpadu merupakan perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. Ia merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial yakni sosiologi, antropologi budaya, psikologi, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik dan ekologi manusia, yang diformulasikan untuk tujuan instruksional dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah dipelajari.
  • 16. 16 5.12. Kajian Terdahulu Yang Relevan. Berdasarkan hasil penelitian yang relevan tentang perbandingan metode pembelajaran inquiry dan metode pembelajaran discovery terhadap hasil belajar siswa diantaranya dilakukan oleh Novri Karlina (2011), Linda Sartika (2011) dan Kansina (2011). Penelitian Novri Karlina (2011) dengan judul pengaruh pembelajaran inquiry berorientasi discovery terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi di SMA Negeri 11 Palembang. Kesimpulan yang diperoleh yaitu metode inquiry berorientasi discovery lebih baik dari pada metode konvensional karna metode inquiry berorientasi discovery adalah salah satu strategi pembelajaran yang memungkinkan para peserta didik mendapat sendiri dan menemukan sendiri jawaban atas topik-topik inquiry. Penelitian Linda Sartika (2011) perbandingan hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi dengan menggunakan metode inkuiri dan metode resitasi siswa kelas X SMA Sriguna Palembang tahun ajaran 2011/2012. Menyimpulkan bahwa respon siswa dalam penerapan metode pembelajaran inkuiri mampu menggiring peserta didik untuk menyadari apa yang telah didapatkan. Penelitian Kansina (2011) dengan judul Perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran discovery dan metode ceramah pada mata pelajaran ekonomi di SMA Nurul Amal Palembang Tahun Ajaran 2011/2012. hasil studynya menyimpulkan bahwa terdapat
  • 17. 17 perbedaan hasil belajar dengan menggunakan metode discovery yang lebih baik dibandingkan dengan menggunakan metode ceramah. Dari ketiga penelitian yang dilakukan sebelumnya persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya oleh Novri Karlina, Linda Sartika dan Kansina ialah sama-sama mengkaji metode pembelajaran inquiry dan metode pembelajaran discovery selain itu juga sama-sama meneliti hasil belajar siswa. Sedangkan perbedaannya terdapat pada tujuan penelitian, pokok bahasan dan lokasi yang digunakan dalam penelitian. Dari uraian diatas jelas bahwa penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu. 6. Anggapan Dasar Anggapan dasar adalah suatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti harus di rumuskan secara jelas (Arikunto, 2006: 68). Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Guru dapat menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi dalam proses pembelajaran 2. Hasil belajar IPS Terpadu yang dicapai siswa bervariasi 3. Metode pembelajaran inquiry dan metode pembelajaran discovery dapat melatih siswa kreatif dan meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran IPS Terpadu. 4. Dalam memberikan pengajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 11 Palembang berpedoman pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).
  • 18. 18 7. Hipotesis penelitian Hipotesis adalah suatu yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalaui data terkumpul (Arikunto, 2010:110). Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan, (Sugiyono, 2007: 64). Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah “Ada perbedaan belajar IPS Terpadu siswa yang mendapat metode pembelajaran inquiry dan yang mendapat metode pembelajaran discovery di SMP Negeri 11 Palembang”. 8. Kriteria pengujian hipotesis Untuk menguji hipotesis diatas diperlukan Hipotesis Nol ( Ho ) dan Hipotesis kerja ( Ha ). Ho : µ1 = µ 2 : Tidak terdapat perbedaan terhadap hasil belajar siswa antara metode pembelajaran inquiry dengan metode pembelajaran discovery pada mata pelajaran IPS Terpadu SMP Negeri 11 Palembang. Ha : µ1 ≠ µ 2 : Terdapat perbedaan terhadap hasil belajar siswa antara metode pembelajaran inquiry dengan metode pembelajaran discovery pada mata pelajaran IPS Terpadu SMP Negeri 11 Palembang.
  • 19. 19 Dengan Kriteria pengujian hipotesis yaitu terima H0 jika – t1-1/2a < t < t1-1/2a , dimana t1-1/2a di dapat dari daftar distribusi t dengan dk = (n1 + n2 – 2). Untuk harga lain H0 ditolak (Sudjana, 2005:239-240). 9. Prosedur Penelitian 9.1. Variabel Penelitian Variabel Penelitian pada dasarnya adalah segalah seseuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian di cari kesimpulan (sugiyono, 2007: 38). Sedangkan menurut (Mulyatiningsih, 2012: 02). Variabel adalah sebuah karakteristik yang terdapat pada individu atau benda yang menunjukan adanya perbedaan (variasi) nilai atau kondisi yang dimiliki. Sesuai dengan pengertian tersebut, maka yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah pengalaman siswa setelah diajarkan mengunakan metode pembelajaran inquiry pada kelas eksperimen pertama dan metode pembelajaran discovery pada kelas eksperimen kedua di SMP Negeri 11 Palembang. Berdasarkan batasan variabel tersebut maka yang menjadi variabel penelitian ini adalah: Variabel bebas (X1) = Siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran Inquiry Variabel bebas (X2) = Siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran Discovery. Variabel terikat (Y) = Hasil belajar siswa.
  • 20. 20 9.2. Definisi operasional variabel Definisi operasional variabel merupakan suatu pengertian atau definisi dari variabel-variabel yang akan di teliti dalam suatu penelitian, agar penelitian variabel dalam penelitian ini lebih jelas maka perlu didefenisikan sebagai berikut: 1. Metode pembelajaran inquiry adalah metode pembelajaran yang menjadi alternative dalam melakukan proses belajar mengajar yang digunakan guru dalam menyampaikan materi-materi pelajaran IPS Terpadu di kelas VII.4 pada Standar kompetensi 4. Memahami usaha manusia untuk mengenali perkembangan lingkungannya, kompetensi dasar 4.1. menggunakan peta, atlas, dan globe untuk mendapatkan informasi keruangan, materi pembelajaran jenis peta dan bentuk peta. Metode pembelajaran ini merupakan kegiatan pembelajaran yang secara maksimal melibatkan kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidik sesuatu (benda, manusia, atau peristiwa) dengan sistematis, kritis, logis, dan analistis sehingga siswa dapat merumuskan sendiri penemuanya dengan penuh percaya diri. 2. Metode pembelajaran discovery adalah metode pembelajaran yang menjadi alternative dalam melakukan proses belajar mengajar yang digunakan guru dalam menyampaikan materi-materi pelajaran IPS Terpadu di kelas VII.5 pada Standar kompetensi 4. Memahami usaha manusia untuk mengenali perkembangan lingkungannya, kompetensi dasar 4.1. menggunakan peta, atlas, dan globe untuk mendapatkan informasi keruangan, materi pembelajaran jenis peta dan bentuk peta. Metode pembelajaran ini merupakan metode pembelajaran yang mementingkan pembelajaran
  • 21. 21 perseorangan, manipulasi obyek, melakukan percobaan, sehingga menjadikan siswa aktif. 3. Hasil belajar yang dimaksud merupakan suatu nilai hasil tes yang diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan metode pembelajaran inquiry dan metode pembelajaran discovery pada Standar kompetensi 4. Memahami usaha manusia untuk mengenali perkembangan lingkungannya, kompetensi dasar 4.1. menggunakan peta, atlas, dan globe untuk mendapatkan informasi keruangan, materi pembelajaran jenis peta dan bentuk peta. 9.3. Populasi dan Sampel 9.3.1. Populasi Menurut (Sugiyono 2007). Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri atas: obyek-obyek yang mempunyai kualitas dan karakteritas tertentu yang diciptakan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut (Mulyatiningsih 2012: 9) Populasi adalah sekumpulan orang, hewan, tumbuhan atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu yang akan diteliti. Dari beberapa pendapat ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa populasi penelitian adalah keseluruhan subjek dalam suatu penelitian. Jadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 11 Palembang untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
  • 22. 22 Tabel. 1 Populasi Penelitian No Kelas Jumlah Siswa 1 VII.1 40 2 VII.2 40 3 VII.3 40 4 VII.4 40 5 VII.5 40 6 VII.6 40 7 VII.7 40 8 VII.8 40 9 VII.9 40 Jumlah 360 Sumber : Dokumentasi data siswa dari staf Tata Usaha SMP Negeri 11 Palembang tahun Ajaran 2012 /2013. 9.3.2. Sampel Sampel Penelitian adalah cuplikan atau bagian dari populasi (Mulyatiningsih, 2012: 10). Sedangkan menurut (Sugiyono, 2007: 81) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam pengambilan sampel penelitian manggunakan teknik purposive sampling yaitu apabila sasaran sample yang diteliti telah memiliki karakteristik tertentu sehingga tidak mungkin diambil sampel lain yang tidak memenuhi karakteristik yang telah ditetapkan (Mulyatiningsih, 2012: 11). Dalam penelitian ini kelas terpilih atau yang menjadi sampel adalah kelas VII.4 yang berjumlah 40 siswa sebagai
  • 23. 23 kelas eksperimen I dan VII.5 yang berjumlah 40 siswa sebagai kelas eksperimen II. Adapun yang menjadi pertimbangan penelitian dalam menggunakan sampel purposive sampling yaitu: 1. Untuk memudahkan menganalisis data, maka penelitian hanya mengambil jumlah sampel yang sama dalam penelitian ini. 2. Mengingat keterbatasan waktu dan biaya, maka dalam penelitian ini hanya mengambil dua kelas untuk dijadikan sampel. Tabel. 2 Sampel Penelitian No. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Keterangan 1 VII.4 17 23 40 Eksperimen I 2 VII.5 18 22 40 Eksperimen II Jumlah 80 Sumber : Dokumentasi data siswa dari staf Tata Usaha SMP Negeri 11 Palembang 9.4. Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2007: 02). Sedangkan Menurut (Mulyatiningsih, 2012: 233). Metode adalah sebuah cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi. Menurut (Mulyatiningsih, 2012: 86) Penelitian eksperimen kuasi dipilih
  • 24. 24 apabila peneliti ingin menerapkan sesuatu tindakan atau perlakuan. Tindakan dapat berupa model, strategi, metode, atau prosedur kerja baru untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pekerjaan agar hasilnya menjadi lebih optimal. Dalam penelitian ini peneliti bereksperimen pada dua kelompok eksperimen yaitu kelas VII.4 sebagai kelompok eksperimen pertama yang diajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran inquiry, dan kelas VII.5 sebagai kelompok eksperimen kedua yang diajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran discovery. TABEL 3 PERLAKUAN PEMBELAJARAN Kelas Pretest Treatmen Post-test VII.4 Pretest Metode Pembelajaran Inquiry Post-test VII.5 pretest Metode Pembelajaran Discovery Post-test Ada beberapa prosedur dalam penelitian ini, yaitu : 1. Kelas dipilih dengan menetapkan dua kelas sebagai sampel penelitian. Kelas VII.4 sebagai kelas eksprimen I dan kelas VII.5 sebagi kelas eksperimen II. 2. Kedua kelas sama-sama diberi pretest untuk mendapatkan data hasil belajar siswa sebelum penelitian. 3. Kelas VII.4 diberikan perlakuan dengan metode pembelajaran Inquiry, sedangkan kelas VII.5 menggunakan metode pembelajaran Discovery. 4. Pada akhir bab materi pembelajaran siswa diberikan post-test untuk melihat kemampuan siswa dan untuk melihat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas VII.4 dan kelas VII.5, Setelah semua data hasil belajar didapatkan
  • 25. 25 maka untuk mendapatkan perbedaan hasil belajar antara kedua itu signifikan atau tidak, maka data diuji dengan uji-t. 9.5. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1). Dokumentasi Metode dokumentasi adalah, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2010: 274). Teknik dokumentasi dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data tentang jumlah siswa dan data mengenai sekolah. Sedangkan (Ridwan, 2010: 17) Mengemukakan bahwa dokumentasi adalah tujuan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, data yang relevan dari peneliti. Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh berbagai data siswa serta data-data lainnya yang berguna dalam penelitian ini. Jadi dalam penelitian ini, dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data berupa arsip nama-nama siswa, jumlah siswa dan foto-foto dokumentasi penelitian di kelas VII SMP Negeri 11 Palembang. 2). Tes Tes adalah serentean pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,
  • 26. 26 kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2006: 150). Tes adalah seperangkat (stimulus) yang diberikan kepada seseorang dengan untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka (Haryono, 2005: 139). Tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menyerap materi pelajaran setelah dilakukan eksperimen menggunakan metode pembelajaran inquiry dan metode pembelajaran discovery. Dalam penelitian ini diberikan tes, dimana tes yang digunakan berbentuk pilihan ganda terdiri dari 20 soal yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan yang dimiliki individu dalam menguasai materi pembelajaran. 9.6. Teknik Uji Coba instrumen Setelah data diperoleh, untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dan untuk mendapatkan kesimpulan maka data hasil tes dianalisis dengan menggunakan statistic uji t dengan rumus 21 21 11 nn s xx t ..............................(Sudjana, 2005:239) Dengan: 2 11 21 2 22 2 112 nn SnSn S ………................. (Sudjana, 2005:239)
  • 27. 27 keterangan: t = Uji s- t 1x = Nilai rata-rata kelas yang diajar dengan metode pembelajaran inquiry 2x = Nilai rata-rata kelas yang diajar dengan metode pembelajaran discovery 1n = Jumlah siswa yang diajar dengan metode pembelajaran inquiry 2n = Jumlah siswa yang diajar dengan metode pembelajaran discovery S = Simpangan baku S1 2 = Nilai standar deviasi siswa yang diajar dengan metode pembelajaran inquiry S2 2 = Nilai standar deviasi siswa yang diajar dengan metode pembelajaran discovery Dengan demikian, kriteria pengujian diterima HO jika thitung < ttabel (1- ) dimana t(1- ) adalah t yang terdapat di dalam tabel distribusi t dengan dk = n1+n2 -l d, dengan taraf signifikan = 0.05 9.6.1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalitan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2010: 211).
  • 28. 28 Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Pengukuran validitas menggunakan rumus korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut: 2222 )()()()( ))(()( YYnXXn YXXYn rxy …. (Arikunto, 2011:72) Keterangan: rxy = koefisien korelasi suatu butir/item N = jumlah subyek X = skor suatu butir/item Y = skor total keseluruhan 9.6.2. Uji Reliabilitas Reliabilitas menujuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2010: 221). Untuk menghitung reliabilitas atau tingkat konsisten informasi penelitian ini, menggunakan rumus Product moment sebagai berikut. Keterangan: = validitas instrumen ∑ XY = jumlah perkalian X dengan Y
  • 29. 29 X2 = kuadrat X Y2 = kuadrat Y Untuk menghitung realibilitas dari tes dalam penelitian ini menggunakan rumus Spearman Brown sebagai berikut: )1( .2 11 rb r r b Dengan keterangan: = Koefisien reliabilitas internal seluruh intem = Korelasi Product Moment antara belahan (ganjil-genap) atau (awal- akhir). (Ridwan, 2012:102) 9.6.3 Taraf Kesukaran Tingkat kesukaran atau kita singkat TK adalah proporsi peserta tes menjawab benar butir soal tersebut Aprianto (2008). Dalam penelitian ini menggunakan rumus indeks kesukaran (P) adalah: JS B P (Arikunto, 2010: 208) Dimana: P = Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes Dengan Interprestasi Tingkat Kesukaran sebagaimana terdapat dalam Tabel 4 berikut:
  • 30. 30 Tabel 4 Interprestasi Tingkat Kesukaran Tingkat Kesukaran (TK) Interprestasi atau Penafsiran TK TK < 0,30 Sukar 0,30 ≤ TK ≤ 0,70 Sedang TK > 0,70 Mudah 9.6.4 Daya beda soal Menurut (Arikunto, 2010: 211) daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemamapuan tinggi) dengan siswa bodoh (berkemampuan rendah). Dalam penelitian ini menggunakan rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah: BA B B A A PP J B J B DP Dimana: J = Jumlah peserta tes JA = Banyaknya peserta kelompok atas JB = Banyaknya peserta kelompok bawah BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar A A A J B P = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar B B B J B P = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.
  • 31. 31 Klasifikasi Daya Beda Soal: 1. D = 0,00 Sampai dengan 0,20 = Jelek 2. D = 0,20 Sampai dengan 0,40 = Cukup 3. D = 0,40 Samapi dengan 0,70 = Baik 4. D = 0,70 Sampai dengan 1,00 = Baik sekali 5. Negatif, semuanya tidak baik jika semua soal mempunyai D negatif sebaiknya dibuang (Arikunto, 2010: 218). 9.7. Teknik Analis Data Teknik analisa data adalah teknik yang digunakan untuk mengelolah data yang dikumpulkan dan diklasifikasikan sesuai dengan tujuan penelitian. Data yang sudah dikumpulkan akan dianalisis dengan menggunakan analisis uji-t. Namun sebelum dilakukan pengujian ada langkah-langkah yang harus dipenuhi sebagai berikut: 9.7.1 Uji Normalitas Data Uji normalitas data dilakukan sebagai bahan pertimbangan yang digunakan untuk menguji normalitas data, maka dibutuhkan data berdistribusi frekuensi untuk menentukan rata-rata. Standar definisi dan modus dengan cara sebagai berikut: a. Rentang = Nilai tertinggi- Nilai rendah b. Banyaknya kelas Interval = 1+3,3 Log n c. Panjang kelas Interval = Rentang : Banyaknya kelas interval
  • 32. 32 Untuk menguji data tersebut apakah berdistribusi normal, maka digunakan uji kemiringan kurva dengan rumus koefisien person, yaitu: S mox km ....................................................(Sudjana, 2005: 109) Keterangan: Km : Kemiringan Kurva x : rata-rata Mo : modus S : Simpangan Baku 9.7.2. Uji Homogenitas Uji homogenitas data perlu dilakukan untuk membuktikan kesamaan varian kelompok yang membentuk sampel tersebut, dengan kata lain kelompok yang di ambil dengan jumlah populasi yang sama. Pengujian sampel dalam penelitian ini menggunakan uji Bartlett menggunakan rumus chi kuadrat (X2 ) sebagai berikut: .......................... (Sudjana, 2005 : 263) Diamana: In 10 = 2,3 (konstanta) B = (Log S2 ) .∑ (ni.1)
  • 33. 33 S2 = )()( 21 2 22 2 11 nn SnSn db = n-1 Dengan rumus In 10 = 2.3026 disebut logaritma asli dari bilangan 10. Untuk menghitung S2 , B, X2 dapat menggunakan tabel persiapan sebagai berikut: Tabel 5. Harga yang dipergunakan untuk Uji Homogenitas kelompok sampai dengan menggunakan Tes Bartlett Sampel Derajat Kebebasan (dk) 1/dk S1 2 Log S1 2 (dk) log S1 2 1. (n1-1) 1/(n1-1) 2 1S Log 2 1S (n1-1) log 2 1S 2. (n2-2) 1/(n2-1) 2 2S Log 2 2S (n1-1) log 2 2S Jumlah (n1-1) 1/(n1-1) (n1-1) log 2 1S (sumber:Sudjana, 2005:262) Dalam sampel penehitian ini digunakan taraf nyata ( ) = 0,05 dan dk = k-i dan peluang (1- ) kedua sampel dapat dikatakan berasal dan populasi yang homogen apabila X2 hitung <X2 tabel.
  • 34. 34 9.7 Langkah kerja dan jadwal kerja penelitian 9.7.1 Langkah kerja Adapun langkah-langkah kerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Tahap persiapan Yaitu menyelesaikan administrasi, menentukan judul, mengadakan surveil lapangan unutk merumuskan masalah-masalah yang ingin dipecahkan. 2) Tahap pelaksanaan Yaitu mencari dan mengumpulkan data yang dilanjutkan dengan menganalisis dan mengolah data, membuat proposal penelitian, seminar proposal, perbaikan proposal, membuat skripsi bab I pendahuluan, bab II landasan teori, bab III prosedur penelitian, bab IV hasil penelitian dan pembahasan dan bab V kesimpulan dan saran. 3) Tahap penyelesaian Yaitu membuat kesimpulan dan menyusun laporan penelitian, ujian skripsi dan melakukan perbaikan. 9.7.2 Jadwal kerja KETERANGAN Des Januari Februari Maret April Mei Juni 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 Usul judul x x x Proposal skripsi x x x x x Seminar x Bab I x x Bab II x x Bab III X x Penelitian x x x x Bab IV x x Bab V x x Ujian skripsi x Perbaikan x
  • 35. 35 DAFTAR PUSTAKA Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: TARSITO. Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarata: Bumi Aksara. Mulyatiningsih, Endang. 2012. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: ALFABETA. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA. Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2011. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara. Sumarmi. 2012. Model-Model Pembelajaran Geografi. Malang: Aditya Media Publishing. Yusnita, Derli. 2011. “Perbandingan hasil belajar antara menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) dengan tipe Jigsaw pada mata pelajaran Geografi di kelas x SMA Azharyah Palembang Tahun Ajaran 2010/2011”. Proposal skripsi S 1. Palembang FKIP UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG.
  • 36. 36 Yuliani, Indri. 2011. “Perbandingan hasil belajar geografi antara menggunakan pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement division (STAD) dengan tipe team assisted individualization (TAI) pada siswa kelas X SMA Bina Jaya Palembang”. Proposal skripsi S 1. Palembang FKIP UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG. Kristiyani, Ary. 2010. “Metode pembelajaran inquiry untuk meningkatkan Keterampilan menulis”. Makalah disampaikan dalam seminar Internasional, pada tanggal 9-10 November, di Yogyakarta Kurniaturohima, Dwi. 2010. “Penerapan metode inquiry dalam meningkatkan Keaktifan dan prestasi belajar siswa pada Mata pelajaran ekonomi Di SMP Shalahuddin Malang”. Skripsi S 1. UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG.
  • 37. 37