3. SMK Penerbangan
A / C HARD WARE
Mengidentifikasi Aircraft fastener
Pengenalan thread fastener
Adalah semua alat pengencang dan berbagai benda
kecil lainnya untuk menyambung / mengencangkan
bagian-bagian pesawat dan digunakan untuk membuat
/ memperbaiki pesawat.
Identifikasi :
Identifikasi pada hard ware berdasarkan manufacture
yaitu :
AN ( Air Force Navy ),
NAS ( National Aircraft Standard ) dan
MS ( Militery Standard ) ,yang sering dipakai
AND ( Air Force Navy Design ),
AS ( Aeronautical Standard ),
ASA ( America Standard Association ),
ASTM ( America Society for Testing and
Materials ),
NAF ( Naval Aicraft Factory ),
SAE ( Society of Automotive Engineer ),
Standart adalah : Bahan yang dipakai, bentuk
dan ukuran hard warenya telah ditentukan, sehingga
baik kekuatan maupun peregangannya sama.
THREAD FASTENER / ULIR
Adalah bagian dari Hard Ware yang berguna untuk
1. Memegang bagian-bagian yang dihubungkan
mejadi satu.
2. Mengatur jarak bagian-bagian yang
dihunungkan.
3. Meneruskan power.
Ada dua ( 2 ) macam Thread Yaitu :
1. External Thread : Thread yang dibuat pada
bagian luar suatu benda /permukaan luar.
2. Internal Thread : Thread yang dibuat pada
bagian dalam suatu benda /permukaan dalam.
Bagian – bagian thread :
Gb.
1. Mayor Diameter : Diameter terbesar dari
thrtead / jarak dari satu crest ke crest yang
berlawanan.
2. Minor Diameter : Diameter yang terkecil dari
thread / jarak antara root satu dengan root
lainnya yang berlawanan.
3. Lead : Jarak yang ditempuh ( Jarak majunya )
thread bila thread diputar 360 0
4. Crest : Bagian yang paling atas dari thread
yang menghubungkan 2 side.
5. Root : Bagian terbawah dari crest yang
menghubungkan 2 side.
6. Side : Permukaan dari thread yang
menghubungkan root & side.
7. Depth ( Kedalaman thread ) : jarak antara
crest dengan root.
8. Thread Angle : Sudut yang terjadi antar side
yang diukur berdasarkan sumbu putaran.
9. Helix angle : sudut yang dibentuk garis
vertical dengan ulir ( dari garis crest )
10. Form of Thread : bentuk thread yang
terpotong sejajar dengan sumbunya.
11. Pitch : Jarak antara crest satu ke crest
berikutnya secara parallel/ sejajar.
12. Series Thread : standart number thread per
Inch pada macam-macam diameter.
13. Sumbu ( Axis ) putaran : garis longitudinal
yang melalui pusat putaran.
Bentuk – bentuk thread :
1. American ( National ) Standard thread.
Bentuk sharp – V thread ,rata pada root dan
crest ,ini membuat thread lebih kuat, Type ini
digunakan untuk penyetelan , karena terdapat
penembahan gesekan pada permukaan thread.
2. Unified Thread.
Permukaan root dan crest oval / melengkung,
hampior sama dengan WhithWorth system
dan dapat digunakan pada United State,
Canada ,& British.
3. Whitworth Thread.
Adalah : Standard thread British , bisa
digunakan pada America Standard.
4. Square Thread .
Ideal untuk Transmisi power
Secara teori , tapi sulit dalam
pemotongan dengan stumping dies.
5. Acme Thread .
Adl. Modifikasi Square thread dan lebih kuat
darinya,mudah dipotong dengan stumping
dies.
6. Worm Thread.
Standard worm thread mirip dengan Acme
thread tapi lebih dalam ,digunakan pada shaft
untuk membawa tenaga ke roda penerus.
4. SMK Penerbangan
7. Knuckle Thread.
Umunya dibentuk dengan digulung dari sheet
metal dan terkadang sicasting (Cetak),
digunakan pada electric bulb, sockets, tutup
botol, dll.
8. Buttres Thread
Berbentuk seperti gigi gergaaji yang
memepunyai sudut 450
, digunakan untuk
transmite power.
Clasifikasi Thread.
A/C Bolt, Nut, Screw thread dibuat dengan seri :
NC ( Amrica National Coarse).
NF ( Amric National Fine ).
UNC ( Amric Standard Unified Coarse ).
UNF ( Amric Standard Unified Fine ).
Perbedaan antara NF dan UNF
NF : dalam 1 Inch diameter terdapat 14 thread per
inch ( 1 – 14 NF ).
UNF : dalam 1 inch diameter terdapat 12 thread per-
inch ( 1 – 12 UNF )
Keduanya dibentuk oleh banyaknya putaran thread
dalam 1-Inch length pada diameter bolt / screw.
Sebagai contoh : 4 – 28 : menandakan ¼ -inch-
diameter bolt mepunyai 28 thread dalam 1 inch
panjang thread.
Perbedaan antara Coarse dan Fine Thread
Coarse :
1. Jumlah teeth / lebih sedikit.
2. Depth lebih dalam.
3. Thread lebih kuat menahan beban.
4. Minor diameter kekuatannya lebih lemah.
5. Side lebih panjang.
6. Sudut thread angle lebih besar.
7. Gerak maju / lead labih cepat.
8. kekuatan sambungan lebih baik.
Fine :
1. Teeth per inch lebih banyak.
2. Depth lebih dangkal.
3. Kurang kuat.
4. lebih kuat.
5. Lebih pendek.
6. Lebih kecil.
7. Lebih lmbat.
8. Kurang baik.
Clasifikasi Thread :
Class thread menerangkan toleransi yang dikeluarkan
manufacture.
Class 1 : Loose Fit.
Mudah diputar dengan tangan dan tidak
dipakai dalam pesawat
Class 2 : Free Fit.
Dipakai pada screw di pesawat
Class 3 : Medium Fit.
Dipakai pada bolt dipesawat
Class 4 : Close Fit
Dipakai pada spesial bolt ,biasanya tidak
dibongkar pasang dalam jangka waktu
yang lama ( 6000 jam terbang )
,pemakaiannya menggunakan tenaga
yang sangat besar sehingga memerlukan
socket wrench.
Gunanya Class fit untuk :
1. Menentukan besar kecilnya clereance.
2. Mencocokkan bolt dan nut.
3. Agar tepat dalam penggunaan.
4. Menentukan ikatan .
gb Clreance.
Alat yang digunakan untuk mengukur /
memeriksa thread :
1. Screw pitch pin :
Adalah alat untuk mengetahui banyaknya
pitch / gang tiap inch, alat ini mempunyai
beberapa blades ysng bergerigi dipakai untuk
mengukur external dan internal thread..
2. Ring and plug thread gage :
Alat ini hanya dapat dipakai untuk external
thread / pitch untuk ukuran standard tertentu,
sebab bentuknya seperti ring.
3. Menggunakan 3 kawat dan micrometer.
Dipakai untuk mengukur pitch diameter dan
kekuatan thread.
4. Plug gage.
Alat ini hanya mengukur internal pitch,
bentuknya seperti stud.
5. Micrometer.
Dipakai untuk mengukur pitch diameter.
Gb.
5. SMK Penerbangan
A/C Bolts.
A/C bolt dibuat dari cadmium atau corrosion
resistant steel, anodized aluminium alloys.
Umumnya bolt yang digunakan pada rangka pesawat
adalah General Purpose Bolt AN Bolt, NAS Bolt,
Internal Wrenching atau Close Tolerance Bolt.
Special bolt terdapat tanda S dikepala bolt.
AN Bolt mempunyai 3 macam bentuk kepala bolt;
Hex head, Clevis head, Eye bolt.
NAS Bolt mempunyai 3 macam bentuk
kepala;Hex head, Internal Wrench, Cauntersunk head
style.
MS Bolt mempunyai 2 macam bentuk kepala;Hex
head, dan Internal Wrench.
Ciri – ciri Bolt.
1. Biasanya berpasangan dengan nut & ada
yang di ikatkan pada benda kerja.
2. Memiliki thread dan grip.
3. Digunakan untuk stress tention dan
shearing.
Keuntungan dari Bolt :
1. Dapat dipasang dan dibuka kembali tanpa
merusak matrial.
2. Dapat menahan high shearing stress dan
high tention.
3. Dapat digunakan untuk manyambung plat
tebal.
4. Kekuatan ikat labih kuat.
5. Praktis.
Kerugian :
1. Lebih berat.
2. Tidak cocok untuk manyambung plat tipis.
3. Tidak cocok untuk skin pesawat.
4. Lebih mahal karena design.
5. Bila rusak / crack / patah tdak dapat
diketahui.
General purpose Bolt.
Hex head A/C bolt ( AN-3 s/d AN –20 )
Adalah bolt yang digunakan untuk keperluan umum
termasuk beban tension ( tegangan ) atau shear
( gunting/potong ), dimana toleransi / clereance
lobang sebesar .006 inch untuk 5/8 dan ukuran
lainnya yang sudah ditentukan..
Alloy steel bolt lebih kecil dari pada No 10 – 32
Aluminium alloy bolt lebih kecil dari ¼ inchtidak
digunakan pada primary structure.
Aluminium alloy bolt dan nut tidak digunakan pada
tempat yang sering dibuka untuk parawatan maupun
inspeksi.
AN-73 drilled head bolt adalah sama dengan
standard bolt, tapi mempunyai lobang untuk safety
wire. AN-3 dan AN-73 adalah bolt yang dapat saling
enggantikan dalam semua keperluan pekerjaan
kerena kekuatan tension dan shearnya sama.
Close Tolerance Bolt.
Close tolerance bolt Hex-head ( AN-173 s.d AN
186 ) atau countersunk head 100 0
( NAS-80 s.d
NAS-86 ) . Bolt ini dipasangkan pada tempat
( lobang ) yang mempunyai toleransi yang
sempit/kecil sehingga bolt ini akan pada
tempatnya bila dipukul dengan hammer 12 s.d 14
Ounce.
Internal Wrench Bolt.
Yaitu bolt dengan kode MS-20004 s.d MS-20024
atau NAS-495.
Dibuat dari high strength steel dan digunakan untuk
beban tension dan shear. Bila metrialnya Dural
( Pemasangan pada matrial dural ), special heat-treat
washer harus digunakan untuk memberikan bantalan
pada kepala bolt. Kepala boltnya recessed( cekung )
digunakan untuk mengencangkan dan melepas bolt.
Special high-strength nut digunakan pada bolt ini.
Bolt ini tidak bisa digantikan dengan bolt jenis lain.
Standard hex head bolt tidak bisa untuk
menggantikan karena mempunyai kekuatan yang
berbeda .
Identifikasi dan Penandaan.
Bolt dapat diidentifikasikan oleh kepalanya, cara
pengamanannya, matrial yang digunakan dalam
pembuatan, atau kegunaan yang diharapkan.
AN Steel bolt ditandakan dengan tanda yang timbul
pada kepela bolt, Corrosion resistant steel ditandakan
dengan tanda satu dash ( - ) pada kepala bolt, dan AN
Aluminium alloy bolt dengan dua tanda dash .Part
number Menerangkan tentang diameter, bolt length,
grip length sebagai contoh :
Bolt dengan Part Number AN3DD5A yaitu :
AN : Air Force Navy Standard bolt.
3 : Diameter bolt dalam per 16 yaitu : 3/ 16
DD : Matrial 2024 Aluminium alloy
Bila “ C “ matrial corrosion sesistant steel.
6. SMK Penerbangan
Dan bila tidak ada tanda sama sekali berarti :
Matrial Cadmiun plated steel.
5 : Panjang bolt dalam per 8 inch,berarti : 5/8 “.
A : Sank tidak berlubang, Bila “ H “ berarti
berlubang pada sank.
Close tolerance NAS Bolt dibentuk lain yaitu
timbul atau tenggelam tanda segitiga yang terdapat
pada kepala bolt.
Penandaan matrial NAS bolt adalah sama dengan
AN Bolt, kecuali yang membedakan yaitu timbul
atau tenggelanya tanda segi tiga..
Bolt di Inspeksi ( diperiksa ) dengan Magnetik
( Magna flux ) atau dengan Flourescent ( Zyglo )
yang berarti identifikasi berdasarkan perubahan
warna, atau penendaan pada kepala dari masing –
masing type.
SPECIAL PURPOSE BOLT.
Adalh bolt yang dibuat untuk keperluan kusus,
yang diklasifikasikan dalam special purpose bolt.
Yaitu : Clevis bolt, Eyebolt, Jo-bolt, Lock bolt.
Clevis Bolt.
Bentuk kepalanya cembung ( round ), dikepalanya
terdapat sloted atau recesse untuk penggunaaan
screw driver.
Bolt ini hanya digunakan pada beban shear saja dan
tidak pernah pada beban tension, , sering
ditempatkan pada mekanikal pin control system.
Nomor standard AN-21 s.d AN 36 .
Contoh penandaan / Part Number Clevis bolt
AN24 - 14 A artinya :
AN : Air-Force Navy Standard bolt.
2 : Clevis Bolt.
4 : ¼ “ Diameter
14 : 14 / 16” ( 7/8” ) length.
A : sank not drilled.
Eyebolt.
Special bolt yang digunakan pada beban-beban
tnsion dari luar.
Ini dibentuk untuk penempatan komponen lain ,
seperti kegunaan pada Fork turnbuckle, kable
shackle, pada threadnya ada yang dibuat berlubang
dan tidak berlubang, hal ini untuk keamanan
Jo-Bolt.
Adalah modifikasi Internally thread pada tiga
permukaan rivet.
Jo-bolt terdapat 3 bagian :
-. Threaded steel alloy bolt,
-. Threaded steel nut,
-. Stainless stell sleeve yang dapat mengembang
( expand ).
Dari tiga bagian ini dari manufaktur belumlah
disatukan .
Pengerjaannya dengan memutarkan bolt, nut
ditahan, sleeve akan mengembang dan akan menutup
( mengikat benda kerja ) ketika sudah selesai atau
pemutaran maximum groove pada bolt akan putus .
Jo-bolt dibuat dengan menggunakan high shear dan
tensile strength .
Ditempatkan pada permanen struktur , yang tidak
pernah atau tidak sering dibuka, baik untuk inspeksi
maupun untuk keperluan perbaikan, sebab terdapat 3
bagian tsb, yang memungkinkan akan menjadi
kendor.
Keuntungan menggunakan Jo-bolt :
Sangat tahan terhadap vibrasi, ringan , dan cepat
dikerjakan perseorangan.
Terdapat 4 seri Diameter :
1. seri 200 + diameter 3/16 “.
2. 260 ¼ “
3. 312 5/16
4. 375 3/8
Jo-bolt terdapat 3 macam kepala :
1. F ( Flush ).
2. P ( Hex-head ).
3. FA ( Flush Miliable ).
Gb.
Lock Bolt.
Adalah : Combinasi
antara high strenth bolt dan
rivet, tapi keuntungannya
lebih dari pada bolt dan
rivet.
Umumnya terdapat pada
Wing slice fitting, Beams,
Skin-splice plated dan mayor structural.
Lebih mudah serta cepat dipasaang dari pada bolt
dan rivet biasa, menghemat penggunaan lock washer,
cotter pin , special nut.
Pemasangan dengan menggunakan pneumatic
hammer atau Pull-gun.
Ketika dipasang, ini sangat rigit dan mengunci secara
permanen pada tempatnya.
Terdapat 3 type yang digunakan :
1. Pull type
2. Stump type
3. Blind type.
Pull type.
Digunakan pada primary & secondari struktur ,
sangat cepat dalam pemasangan, mempunyai ½ berat
AN steel bolt & nut.
Alat untuk pemasangannya special pneumatic “
Pull gun “pemasangan dapat perseorangan dan dari
satu arah.
Pin dibuat dengan heat treated alloy steel atau
high strength alloy . Collar dibuat dari Al.alloy atau
Mild Steel.
Stump type.
Sama seperti Pull Type, tapi tidak mempunyai
extendedstem. Pemasangan dengan standard
7. SMK Penerbangan
pneumatic riveting hammer dan backing
bar.Dikerjakan oleh dua orang dan dari dua arah.
Pin dibuat dengan heat treated alloy steel atau
high strength Al.alloy.
Colar dibuat dari Al.alloy atau Mild steel.
Blind Type.
Dibuat menyatu ( asembled dari manufaktur ).
Karakteristiknya :Kuat, dan dapat menarik plat /
benda kerja secara bersamaan. Digunakan /
pamasangan dari satu arah /satu sisi dapat dikerjakan
perseorangan. Ditempatkan pada tempat-tempat yang
sulit dicapai oleh rivet biasa.
Alat pemesangannya special pneumatic Pull Gun
Blind lock bolt terdiri dari heat treated Alloy steel
pin Blind Sleeve dan Filler Sleeve, Mild Steel Collar,
dan Carbon Steel Washer.
Lock bolt bisa digunakan / diganti dengan hi-
shear rivet, solid steel rivet atau AN bolt pada
diameter dan bentuk kepala yang sama, pada AN
2024-T.
Penomoran.
PULL type.
AL PP H . T 8 8
8 = Grip length per 16 “.
8 = Diameter Body per 32 “.
T = Pin Matrial :
-T : Head treat alloy steel.
-E : 75 S – T6 Al.alloy.
H = Class fit.
- H.Hole filling (interferance fit )
- N Non hole filline ( clereance fit ).
ALPP = Head Type :
ACT 509 : Close Tolerance AN 509 C- Sink head
AL PP : Pan head.
ALPB : Brazier head
ALP 509 : Standard AN 509 C-Sink
head.
ALP 426 : Standard AN 426 C-Sink
head.
BLIND TYPE.
BL 8 4
Grip length per 16 “ + 1/32 “.
Diameter body per 32 “.
Blind Lock bolt.
STUMP TYPE
ALSF E 8 8
Grip length per 16 “.
Diameter body per 32 “.
Pin metrial :
E : 75 S – T6 Al.alloy.
T : Heat threat alloy steel.
Head type
ASCT 509 : Close tolerance AN 509 C-sink head.
ALSF : Flat head type.
ALSF 509 : Standard AN 509 C sink head.
ALSF 426 : Standard AN 426 C sink head.
Bagian – bagian dari Bolt :
1. Head ( kepala bolt ) : bagian teratas dari bolt.
2. Bolt length / sank :seluruh bagian bolt yang
berada dibawah head.
3. Grip length : bagian dari bolt length
( panjang bolt ) yang halus dan tidak ada
ulirnya.
Berada diantara benda yang dikencangkan.
4. Thread / ulir : tempat untuk penempatan nut.
Gb.
Cara pemasangan bolt yang benar yaitu :
1. Kepala bolt harus berada diatas benda yang
dikencangkan.
2. Menghadap ke depan / arah angin, agar apabila
nut lepas bolt tidak jatuh.
3. Kepala bolt harus selalu lebih besar dari pada
diameter sunk, untuk mencegah masukknya
bolt ke dalam lobang.
4. Pengencangannya lebih utama pemutaran pada
nut.
5. Memberikan bantalan / washer pada kepala
bolt atau pada nut.
6. Bila menggunakan torsi / tenaga pengencangan
harus sesuai ketentuan.
A / C NUT.
Nut adalah alat pengencang yang dipasangkan
pada bolt atau stud,
Nut mempunyai thread kanan dan kiri, thread
kanan arah pengencangannya searah jarum jam,
thread kiri arah pengencangannya berlawanan
dengan arah jarum jam.
Ukuran nut, jarak antara flat yang berlawanan.
Bagian – bagian Nut.
Gb.
1. Flat adalah : bagian permukaan nut yang
digunakan untuk memasang kunci/Wrench,
dalam pengencangan maupun pengendorannya.
2. Internal diameter.
Internal diameter selalu sama ukurannya dengan
bolt atau stud yang menjadi pasangannya :..
a.Mayor diameter nut harus sama ukurannya
dengan minor diameter bolt.
b.Minor diameter nut harus sama ukurannya
dengan mayor diameter bolt.
3. Height adalah ketebalan nut, ketebalan ini
tergantung dari jenis dan pemakaian nut.
4. Internal thread, mempunyai trhread kiri dan
thread kanan.
Ukuran thread harus sama dengan bolt / stud
pasangannya.
8. SMK Penerbangan
Dipasawat terdapat bermacam – macam bentuk,
ukuran, dibuat dari cadmiumplated, carbon steel,
stainless steel atau anodized 2024-T Al alloy.
Mempunyai ulir kanan maupun kiri ( arah
putarannya ). Tidak ada identifikasi pada permukaan
nut ( penomoran ).
Nut dapat diidentifikasi henya dengan sifat logam
dan warna , pada aluminium, brass atau cara kerja
pada Self locking type dan dari bentuknya.
Nut dapat dibedakan menjadi 2 grup.
1. Non self locking nut.
Yaitu nut yang harus diberi pengaman dari
luar / seperti cotter pin, safety wire atau lock
nut.
2. Self locking nut.
Yaitu nut yang mempunyai pengaman
sendiri/ internal .
Non Self Locking Nut.
Jenis jenisnya antara lain .
Castle nut, Castelled nut, Shear nut, Plain hex nut,
Light hex nut, Plain check nut.
Castle Nut.
AN 310 digunakan dengan AN
Hex head, clevis, eye bolt, yang
mempunyai lubang pada sank.
Castle nut dapat menahan tensional load yang
basar, penggunaannya harus memakai pengaman
antara lain dengan cotter pin lock, atau safety wire.
Matrial : Steel
Proses : heat-treat harden dsan Cadmiun plated.
Threat : Class 3 NF
Castelled Shear Nut
AN 320, dibuat untuk
kelengkapan seperti pada clevis
bolt yang mempunyai lubang
untuk taper pin, yang umumnya digunakan untuk
beban shearing stress.
Castelled shear nut mempuyai bentuk yang lebih
tipis dari pada castle nut.
Matrial, Proses dan Threar sama dengan castle nut.
Plain hex nut. AN 315 ( Coarse) & AN 335
( Fine).
AN 315
Matrial : Carbon Steel.
Thread : Class 3 NC
Mempunyai thread kanan dan kiri.
AN 335 ( Fine )
Matrial, thread sama ( class 3 ),
kanan-kiri.
Nut ini cocok untuk
perlengkapan yang menerima beban berat. Yang
mana dibutuhkan tambahan pengamanan lain berupa
check nut atau lock washer, penggunaannya
dipesawat sangat dibatasi
Light hex nut. AN 340 ( Coarse) & AN 345
( Fine).
AN 340.
Matrial : Carbon steel,
Cadmium plated.
Thread : Class 2 NC
AN 345 .
Matrial, thread sama ( Class 2
NF ).
Lebih tipis dari Plain hex nut, dan harus
penggunakan tambahan pengamanan lain berupa
check nut atau lock washer.
Digunakan pada perlengkapan yang menerima beban
ringan .
Plain check nut.
AN 316 .
Digunakan untuk kelengkapan
penguncian pada plain nut, set
screw thead root end dan lengkapan lainnya.
Wing nut.
Matrial : Steel,
Cadmiun plated atau
Brass.
Thread : Class 2 NF
Nut ini pengencangannya dapat dengan
menggunakan jari tangan , penempatannya pada
tempet – tempat yang sering dibuka tutup.
Engine slotted nut AN 355.
Nut ini dibuat kusus untuk
engine dan tidak
dipergunakan pada pesawat.
Bentuknya lebih panjang
dari castle nut.
Matrial : Steel, Proses : heat tread harden.
Thread : Class 3 NF.
Selft Locking Nut.
Umumnya digunakan pada :
1. Antifiction bearing &
control pulley.
2. Accessories, anchor nut
pada inspection hole,
tahan terhadap getaran.
3. Rocker box cover &
exhoust stack.
9. SMK Penerbangan
Tidak dibenarkan self locking nut dipasang pada
tempat-tempat yang berputar terus menerus.
Nut ini dipergunakan dipesawat untuk menjaga
kekencangan hubungan / pengikatan yang tidak
mengendor bila terkena getaran.
Ada 2 macam alat pengunci pada self locking nut.
1. Terbuat dari metal, dapat dipergunakan
beberapa kali.
Terbagi menjadi 2 jenis.
a. Boots self locking nut.
b. Stainless steel locking nut.
2. Terbuat dari fiber, dapat dipergunakan sekali
dan akan segera mengendor.
Boots self locking nut.
Adalah nut yang mempunyai
satu permukaan , terbuat dari metal.
Nut ini pada dasarnya adalah 2 nut
yang dijadikan menjadi satu, yaitu : locking nut dan
load carrying nut, dua bagian ini dihubungkan
dengan spring.
Spring ini selalu menjaga agar jarak antara kaduanya.
Kedua nut tersebut mempunyai thread yang
sama tapi tidak berhubungan . thread dari bolt harus
melalui spring dahulu sebelum sampai pada thread
nut kedua ( pengunci ).
Setelah melalui spring, maka spring dan thread
nut kedua akan mengunci thread dari bolt.
Pemasangannya thread harus keluar dari nut
minimum 1 thread.
Boots self locking nut dibuat 3 macam bentuk
a. Wing type
Matrialnya : Anodized All. Alloy.
b. Roll-top
Matrial : Cadmium plated steel.
c. Bellows type.
Matrial : All.alloy.
Stainless steel self locking nut.
Terbagi menjadi 2 bagian yaitu :
Load thread dan nut case.
Load thread : thread yang mempunyai beban
pengencangan 2 bagian menjadi
satu.
Nut case : bagian pengunci.
Dalam nut case terdapat nut bore yang
mempunyai cela. Pada waktu nut case dimasukkan
bolt, maka cela tidak menjepit. Bila nut case dilewati
thread dari bolt, maka cela akan mengunci thread
dari bolt, sehingga nut tidak akan kendor karena
getaran pasawat pada waktu terbang.
Pada waktu memasang bolt di setiap self locking
nut maka thread dari
bolt atau stud harus
keluar dari bagian
terbawah nut paling
tidak satu thread
penuh lebih sempurna
jika 1 ½ thread.
Gb.
Elastic Stop Nut
Elastic stop nut standard nut dengan yang
menonjol tempat kedudukan fiber locking collar.
Fiber collar ini sangat kenyal dan kuat.
Nut ini tidak efektif di
tempatkan pada tempat –
tempat yang mengandung cairan
kimia, carcon tetrachloride, oli,
minyak dan juga pada tempat
panas maupun dingin.
Nut ini terdiri dari dua bagian yaitu :
- Load thread dan Collar yang didalamnya
terdapat plastic yang kenyal dan kuat.
Bila thread bari bolt atau stud dipaksakan untuk
masuk kedalam plastik tersebut maka terbentuklah
thread yang menyerupai thread pada bolt / stud
tersebut, thread inilah yang akan mengunci bolt / stud
pada tempatnya
Elastic stop nut dapat digunakan beberapa kali
jika ditambahkan dengan pengaman lain seperti lock
cotter pinlock washer.
Pastikan pada penggunaan nut ini keadaan fiber tidak
longggar ( bisa diputar dengan jaru ), tidak rapuh .
Setelah pemasangan nut ini pastikan ujung thread
bolt,stud atau screw keluar penuh dari nut.
Ujung rata bolt,stud atau screw yang keluar kira-kira
1/32 inch.atau 1 sampai 1 ½ thread.
Tidak dibenarkan mengetab ( membuat thread
sendiri dengan tab ) pada fiber locking karena akan
mengurangi kekuatan penguncian pada bolt,thread
bolt yang akan memotong fiber.
Tidak dibenarkan nut ini
ditempatkan pada daerah yang
mempunyai temperatur diatas
2500
F
Nut ini bisa ditempatkan pada
mesin pesawat dan accessories
yang sudah ditentukan oleh
manufacture.
Gb
Sheet Spring Nut ( Tinnerman )
Sheet spring nut digunakan dengan
standard dan sheet metal self tapping screw yang
digunakan pada non structural.
Kita akan menemui banyak macam dan bentuknya
dalam penggunaan pada support line clamps, conduit
clamps, electrical equipment, access doors dan lain-
lain.
Sheet Spring nut dibuat dari spring steel yang
memjaga kekencangan bagian – bagian yang
disatukan .
Macam – macam sheet spring nut.
a. Instrument Mounting Type.
Nut type ini digunakan untuk penempatan
Instrument case ke Instrument panel
dipesawat. Matrial yang digunakan : Stainless
steel.
Pemasangannya dengan cara memasukkan
atau menyelipkan nut tsb kedalam lubang nut
di Instrument panel.
10. SMK Penerbangan
Gambar
….
b. Anchor Nut / Nut Plated.
Pemasangannya dengan dirivetkan pada
struktur member, untuk menahan
screwinspection plated.
Nut ini tidak mempunyau kekuatan yang
besar, digunakan pada Non Struktural
inspection plated untuk melindungi
permukaan dari kerusakan oleh pemasangan
dan pelepasan self tapping screw.
Anchor Nut / Nut Plated :
Adalah : Metal self locking nut yang dipasang
pada metal member yang akan disambungkan dengan
rivet.
Hal ini dilakukan karena keterbatasan / sempitnya
ruangan sehingga tidak memungkinkan
menggunakan kunci / wrench untuk memasang atau
melepas nut.
Semua nut plate ini bebannya tidak besar, sehingga
bentuk nutnya kecil dan tipis.
Macam – macam Anchor Nut.
1. Two Lug Anchor Nut AN 366 F.
Matrial Cadmiun plated steel.
2. One Lug Anchor Nut NAS. 1025.
3. Coner Anchor Nut NAS 1027 / MS 21080.
Matrial Cadmiun plated steel.
4. Right Angle Anchor Nut AN 256 C.
Matrial Corrotion resistant steel.
Thread : NF dan NC.
Code F – Steel.
C - Corrotion resistant steel
WC- Weldable Corrotion Rest Steel.
5. High Temperatur Two Lug Anchor Nut.
AN 362 F.
6. Two Lug Floting Anchor Nut NAS 686 / MS
21059.
Matrial Heat treat cadmium plated steel.
Identifikasi Nut Non self locking.
AN 310 D 5 R.
AN 310 : Castle nut.
D : 2024-T All.alloy
5 : 5/16 Inch Diameter.
R : thread kanan ( biasanya 24
thread per inch).
AN 320 – 10
AN 320 : Castelled shear nut
10 : 5/8 inch diameter ( 18 thread
per inch )
AN 350 B 1032
AN 350 : Wing nut.
B : Brass.
10 : bolt nomor 10
32 : thread per inch
STUD
Adalah steel rod yang mempunyai thread
pada kedua ujungnya .Stud digunakan dimana bolt
tidak dapat digunakan dan memungkinkan akan
rusaknya inner thread pada memberkarena seringnya
dibongkar pasang. Pemasangan stud adalah semi
permanen yang mana salah satu ujungnya
ditempatkan pada lobang benda / member dan
lainnya dipasangkan pada nut.
Untuk memberikan kekuatan pengencangan
thread pada stud dibuat Coarse / kasar , ujung stud
yang dimasukkan kedalam lubang threadnya Class 3
( medium ) dan pada nut Class 2 ( Free ). Secara
umum stud selalu ditempatkan pada benda / member
yang lebih lunak dari steel dan mendapatkan beban
sambungan yang tinggi / kencang . Untuk menambah
kekuatan sambungan yang lebih tinggi dibutuhkan
lebih besar diameter stud yang digunakan.
Stud dibuat dari bahan nickel steel alloy dan
matrial yang spesifikasinya sama dengan bolt.
Stud tidak menggunakan self locking nut karena atau
cotter pin lock ( bila stud berlubang ) karena akan
menyebabkan stud pada member mengendor.
Umumnya nut pada stud menggunakan Lock nut
atau dengan Locking Wire pada Castlelled nut dan
stud yang berlobang.
Macam – macam Stud
1. Stud dengan satu ujungnya lebih besar.
Stud bagian yang tertanam pada member
mempunyai diameter yang lebih besar.
2. Stud dengan diameter kedua ujungnya sama
3. Stud yang mempunyai bahu.
Pada stud ini selain pada kedua ujungnya
mempunyai diameter yang berlainan juga
mempunyai bahu. Kebaikan stud ini pada
waktu dipasang lebih stabil
Memasang stud perlu diperhatikan bahwa stud ini
harus terpasang dengan baik pada tempatnya.
Pemasangan dapat menggunakan stud block atau
dengan menggunakan 2 nut.
Dengan menggunkan salah satu alat tersebut
patahnya stud dapat dihindarkan.
Gb.
Cara mengeluarkan stud yang patah :
1. Jika patahnya diatas atau diluar.
Pertama : dibuat bentuk segi empat dengan kikir,
kemudian dibuka dengan menggunakan
kunci pas.
Kedua : menggunakan tang jepit/plier grip dan
diputar kearah mengendor ( kekiri ).
Ketiga : ratakan bagian atas kemudian buat
Sloted dengan heksaw/gergaji dan
diputar menggunakan screw driver.
2. Jika patahnya didalam.
Mula-mula dicenter dengan gerinda dalam
kemudian dibor dengan diameter sedikit
lebih kecil dari diameter stud, dibuat left
11. SMK Penerbangan
hand thread dengan tapping tool, masukkan
bolt left hand thread ,diputar terus sampai
sisa stud keluar dari lubang.
Aircraft SCREW
Secara umum Screw adalah : Alat pengencang
( fastening devices ) yang hampir sama dengan bolt,
tapi tidak sekuat bolt ( karena dibuat dari matrial low
strength ), dan menggunakan screw driver untuk
memasang dan melepasnya.
Gb.
Bagian – bagian screw :
1. Head / kepala , yang merupakan kebagian
paling atas, mempunyai slot yang digunakan
untuk memasang screw driver.
Ada 2 ( dua ) jenis Slot pada screw.:
a. Lurus ( recessed ).
b. Menyilang, ada dua
….1. Reed & Prince, berkepala
runcing / dalam.
2. Philips, berkepala agak tumpul/
dangkal.
2. Panjang screw tergantung pada kepala screw.
- Bila kepala screw berbentuk
countersunk maka kepala screw
termasuk panjang dari screw.
- Bila bentuk kepalanya Round atau
Filister, maka bukan termasuk panjang
screw.
3. Sunk.
Panjang dari sunk adl : sama bagi semua
screw,..panjang sunk tidak termasuk head
screw / kepalanya.
4. Grip Length.
- Untuk countersunk sama dengan
panjang bodynya ( tidak ada thread).
- Untuk round dan Filister diukur dari
bawah kepalanya sampai thread.
5. Thread / ulir.
Thread berada dibagian bawah dari body
dan ujungnya runcing.
Secara khusus type structural screw sama dengan
standard structural bolt, hanya saja yang
membedakan pada bentuk kepalanya, matrial pada
keduanya sama (structural screw dan structural bolt ),
begitu juga pada panjang Gripnya.
Screw dibedakan dalam 3 ( tiga ) Group:
1. Struktural Screw, dimana mempunyai
kekuatan yang sama dengan bolt.
2. Mechine Screw, termasuk type mayoritas/
lebih umum dan digunakan untuk general
repair.
3. Self tapping Screw, digunakan untuk
penempatan part yang ringan.
4. Drive Screw,
1, Struktural Screw.
Structural screw dubuat dari Alloy steel
dengan heat threated, dan dapat digunakan seperti
structural bolt. Screw ini ditentukan dalam seri NAS
204 s.d NAS 235 dan AN 509 s.d AN 525.
Screw ini mempunyai panjang grip dan shear
strength sama seperti bolt dengan ukuran yang sama.
Toleransi sunk-nya sama pada AN hex-head bolt dan
thread NF.
Structural Screw mempunyai bentuk kepala :
round, brazier, dan countersunk.
Cross Recessed head Screw diputar dengan
menggunakan screwdriver Philips atau
Reed&Prince.
AN 509 ( 1000
) countersunk ( flathead ) screw
digunakan dalam countersunk hole dimana
dibutuhkan permukaan yang rata.
AN 525 washer-head structural screw digunakan
dimana round head tidak memungkinkan untuk
digunakan, dimana washer-head Screw mempunyai
kontak permukaan
yang lebih luas.
Gb.
2. Machine Screw
screw ini mempunyai bentuk kepala :
Countersunk ( flathead ), roundhead, atau washer
heat
Screw ini merupakan General Purpose, yang terbuat
dari Low carbon steel, Brass, Corrosion resistant
steel, dan Aluminium alloy.
Roundhead screw AN 515 ( Coarse thread ) dan
AN 520 ( Fine thread ) mempunyai slotted atau
recessed dikepalanya.
Countersunk Mechine screw AN 505 dan AN
510 bersudut 820
, dan AN 507 bersudut 1000
.
Fillister head Screw, AN 500 s.d AN 503, adalah
General purpose screw dan digunakan sebagai cap
screw dalam mekanisme ringan, seperti pada Gear
box cover plates.
AN 500 (Coarse thread )dan AN 501 (Fine thread ).
AN 502 ( Fine ) dan 503 ( Coarse ) Fillister head
screw dibuat dari heat-threat alloy steel, mempunyai
grip yang lebih pendek screw ini digunakan sebagai
capscrew yang membutuhkan kekuatan yang besar.
Coarse thread screw umumnya digunakan sebagai
capsscrew dalam tapped Aluminium alloy dan
Magnesium casting, sebab kedua metal ini lunak.
3. Self-tapping Screw.
Screw ini mempunyai beban yang ringan ( low
strength ), ulirnya kasar dan tidak menggunakan nut
sebagai pasangannya.
Self tapping screw dapat membuat ulir sendiri
pada waktu dipasang pada casting.
Selftapping screw bernomor AN 504 dan AN 506
AN 504 (round head) dan AN 506 ( countersunk 820
)
Screw ini digunakan untuk penempatan removable
part, seperti name plates ke casting( member metal)
dan part dimana screw membuat thread (self tapping)
pada casting ( member metal ).
AN 530 dan AN 531 adalah self tapping screw
untuk sheet metal, sering disebut juga Parler-Kelon
type-Z , dimana digunakan dalam temporary
12. SMK Penerbangan
attachment pada sheet metal untuk perivetan,
pemasangan secara permanen pada non structural.
Self tapping screw tidak boleh digunakan untuk
menggantikan stadard
screw, nut, bolt atau
rivet.
Gb.
Drive Screw
Drive screw adalah termasuk self tapping screw
tapi tidak screw yang sesungguhnya, karena screw ini
cara penemptannya dengan dipukul menggunakan
hammer pada kepalanya, dan tidak mempunyai
slotted atau recessed .
Drive Screw, AN 535 disebut juga Parker-Kelon
type- U.
Screw jenis ini tidak boleh dibongkar setelah
pemasangan, sebab threadnya akan rusak, juga
lobang pada casting akan melebar / longgar.
Gb.
Identification and Coding
Contoh : AN 501 (A)B – 416 – 7
AN = Airforce Navy standard.
501 = Fillister head, fine thread.
( A )= setelah kode matrial = berlobang
( )= tidak berlobang .
B = Brass / kode matrial.
D = Aluminium Alloy 2017 – T
C = Corrosion resistant Steel.
416 = 4/16 inch diameter.
7 = 7/16 inch panjang screw.
NAS 144 DH - 22.
NAS : National Aircraft Standard.
144 : Head style, diameter and thread :
¼ - 28 bolt internal wrench.
DH : Drilled head.
22 : screw length dalam per 16 inch – 22/16
( 1 3/8 ).
UNTHREAD FASTENER
WASHER ( RING )
Washer karena bentuknya seperti ring, sering
disebut ring yang ditempatkan diantara kepala bolt /
screw dan material yang digabungkan atau diantara
nut dan metal yang digabugkan.
Kegunaan washer adalah :
-1. Meratakan beban.
-2. Mencegah keausan metal yang digabungkan.
-3 Mencegah korrosion metal yang digabungkan
-4. Mengatur jarak sehingga gripnya tepat berada
pada metal yang digabungkan atau lubang pada
thread / ulir tepat pada cela Castle Nut.
Penggunaan washer dapat yang tipis maupun yang
tebal, sesuai ketentuan yang ada pada manual, dapat
berjumlah satu ataupun dua buah.
Penggunaan washer dianjurkan sesuai dengan
bahan yang sama dengan bolt atau nutnya.
Ukuran dari washer.
Washer mempunyai 3 bagian yang diukur yaitu :
1. Internal Diameter.
Ukuran ini harus sama dengan ukuran shank
dari bolt/screw pasangannya. Toleransi
besarnya 1/16“ dari ukuran shank.
2. Ekternal Diameter.
Miimum ukurannya harus sama dengan
ukuran kepala bolt / screw. Toleransi
bersarnya max 1/8” dari kepala b/ crew.
3. Ketebalan / Thicness.
Penggunaan ketebalan washer dapat 1 atau 2
atau bahkan 3 pada satu tempat.
Ketebalan ini akan mengatur :
a..Semua bagian Grips tertutup sehingga Nut dapat
dikencangkan.
b. Lubang pada sank lurus dengan celah pada Castle
Nut, sehingga cotter pin dapat dipasang dengan
sempurna.
Waher yang sering
digunakan pada
airframe repair
adalah plain, lock,
atau special
washer.
Gb.
Macam – Macam Washer.
Plain Washer.
Adalah washer yang permukaannya
halus dan berbantuk melingkar.AN 960
dan AN 970 digunakan untuk hex nut.
Washer ini memberikan lapisan
permukaan yang halus antara bolt,
screw atau nut dengan metal dan
mengatur jarak / shim antara panjang Grip pada
pemasangan bolt dan nut.
Digunakan untuk penyetelan posisi Castle nut
tepat di lubang cotter pin pada bolt.
Plain washer digunakan harus dibawah Lock Washer
untuk mencegah kerusakan pada permukaan material
( bila menggunakan tambahan Lock Washer ).
Aluminium atau all.alloy washer yang digunakan
pada Aluminium alloy atau magnesium pada
structure , akan menyebabkan corrosion karena
perbedaan metalnya. Dalam keadaan ini arus
listrik akan mengalir ( static elektrik ) antara
washer dan steel bolt. Umumnya digunakan
Cadmium plated stel washer sebagai bantalan/
bearingnya dengan struktur, karena washer ini
akan menahan gaya potong pada nut yang lebih
baik dari pada all.alloy washer.
AN 970 steel washer mempunyai bearing area
yang lebih luas dari pada AN 960 , dan digunakan
13. SMK Penerbangan
untuk permukaan kayu, pemasangannya antara
struktur dengan head dan nut.
Lock Washer
Digunakan bila self locking nut atau castle nut
tidak dapat dipakai .
Ada Macam- macam Lock Washer :
1. Spring Washer ( AN 935 ).
Bila dipakai pengunciannya dengan
tekanan yang diberikan dari bolt atau nut
kepada strukture member metalnya.
Pengunciannya ini mencegah
mengendornya nut dari vibration.
Washer ini dapat digunakan berulang
kali.
2. Shakeproof Lock
Washer.
Adalah : Washer yang
pada bagian luarnya dibuat
bergerigi ( tab ) yang
dibengkokkan secara
menyilang (cross ) keatas dan
kebawah dari permukaan bolt
atau nut.
Pengunciannya dengan memberikan tekanan
dan akan membuat gerigi washer ini merapat ke nut
dan structure member.
Washer ini dapat dipakai hanya sekali karena
gerigi nya akan segera rusak setelah pemasangan dan
pembongkaran.
Shake proof Lockwasher dapat ditempatkan
pada tempat yang panas dan tempat yang banyak
mendapatkan vibrasi yang besar.
3. Ada berbagai macam cara mengamanan
dalam lock washer, seperti externl tab washer yang
dibengkokkan 900
keluar setelah pemasangan
Lock Washer tidak boleh digunakan pada :
1. Dengan fastener pada primary atau secondary
structures.
2. Dengan fastener pada beberpa part di pesawat
yang mana akan menyebabkan kerusakan atau
bahaya begi pesawat ataupun personilnya.
3. Sambungan yang terletak pada air flow.
4. Daerah yang sering dibongkar pasang .
5. Dimana washer menyebabakan kondisi yang
corrosive/berkarat
6 Penempatan yg terbuka pada daerah air flow.
7. Ditempatkan pada matrial yang lunak tanpa
menggunakan plain washer untuk mencegah
rusaknya permukan matrial.
Special Washer.
Ball-socket dan seat washer , AC 950
dan AC 955, adalah special washer yang
digunakan / ditempatkan menyudut
terhadap permukaan atau daerah yang
tepat, telah ditentukan.
Kedua washer ini digunakan secara
bersama-sama.
Washer NAS 143 dan MS 20002 washer
digunakan untuk internal wrench bolt, pada seri NAS
144 s.d NAS 158.
Washer NAS 143 C dan MS 20002 C adalah
countersunk yang digunakan pada head bolt
countersunk dan plain washer digunakan dibawah
nut.
TURN LOCK FASTENER
Turn lock fastener digunakan untuk mngunci
inspection plated, doors, dan panel-panel lain yang
dapat dibuka pada aircraft.
Turn lock fastener juga diartikan sebagai quick
opening, quick action, dan stressed panel fastener..
Dengan kata lain fastener ini dibutuhkan untuk
memudahkan membuka acces panel guna inspeksi
dan servicing.
Dzus Fastener.
Fastener ini terdiri dari Stud, Grommet dan
Receptacle ( berupa spring yang dirivetkan pada
structure pesawat )
Grommet dibuat dari bahan aluminium atau
aluminium alloy, yang berguna untuk mengunci
stud..
Grommet dapat dibuat dari 1100 aluminium tubing
( yang dibentuk countersunk ), jika dalam keadaan
sangat darurat.
Spring dibuat dari Cadmium plated, untuk tahan
terhadap corrotion.
Spring digunakan untuk mengunci stud ketika dua
bagian di satukan..
Stud dibuat dari Steel dan Cadmium plated.
Stud ini mempunyai tiga bentuk kepala :
Wing, Flish dan Oval.
Diamter body, length, dan head type
identification atau ditentukan oleh tanda yang
terdapat pada kepala stud.
Diameter selalu diukur dalam per 16 Inch
Length ( jarak diukur dari kepala stud sampai pada
bawah spring hole ) diukur dalam per 100 inch.
1/4 putaran clockwise untuk mengunci stud ini, dan
¼ putaran untuk unlocked.
Dzus fastener identification.
F : Flush head.
61/2 : Body diameter dalam per 16 Inch.
.50 : Length ( 50 /100 ) inch.
14. SMK Penerbangan
Camlock Fastener
Camlock fastener dibuat beragam bentuk dan
macamnya.
Seri yang sering digunakan yaitu 2600, 2700, 40S51,
4002.
Fastener ini digunakan untuk pengencangan pada :
- Cowling dan Fairing.
Camlock fastener mempunyai 3 bagian yaitu :
- Stud assembly, Grommet, Receptacle
Stud dan Grommet dipasang pada bagian yang
dibuka, dengan permukaan rata, dimpled ( cekung )
countersunk, disesuaikan dengan ketebalan matrial
yang digunakannya
Receptacle ( bagian pengunci yang dirivetkan
pada struktur pesawat ).
Receptacle ini mempunyai dua type :
- Rigid dan Floting.
Penguncian fastener ini dengan memutarnya ¼
putaran ( clockwise ) dan sebaliknya.
Gb.
Airlock Fastener.
Fastener ini memiliki 3 bagian yaitu :
- Stud, Cross pin, dan Receptacle.
- Stud dibuat dari steel dan case hardened untuk
menjaga pemakaian yang berlebihan (supaya kuat )
Lubang stud dibuat pres fit pada cross pin.
Ketebalan total matrial yang dikencangkan
dengan fastener ini harus diketahui dahulu sebelum
menentukan panjang stud yang digunakan untuk
instalasi.
Total ketebalan untuk penguncian matrial masing-
masing stud ini dapat diketahui dari tanda yang
terdapat pada kepala stud, dalam per-1000 Inch
( .040, .070, .190, …..).
Bentuk kepala stud pada air lock
fastener ada 3 macam yaitu :
- Flush, Oval, dan Wing
Gb.
Cross pin dibuat dari Chrome Vanadium steel dan
heat treated untuk memberikam maximum strength,
pemakaian maximum, dan menahan beban.
Cross pin ini hanya dapat digunakan sekali saja,
setelah dilepas dari stud cross pin ini harus diganti
dengan yang baru.
Receptacle untuk airlock fastener ini dibuat dalam
dua ( 2 ) type yitu : Rigid dan Floating.
Receptacle dibuat dari high carbon, heat treated steel.
PIN
Penggunaan Pin pada pesawat terbang yaitu untuk
menjaga keamanan dan mencegah terjadinya
penurunan, penggunaan / pengencangan pada bagian-
bagian pesawat terbang dan menahan shear load..
Dalam aircraft struktur Pin utama mempunyai
tiga ( 3 ) type : Taper pin, Clevis atau Flathead pin,
dan Cotter pin.
Taper pin.
Plain pin ( AN 385 ) dan Threaded pin ( AN 386
), digunakan dalam sambungan ( joint ) yang
membawa shear load. Pin ini mempunyai lubang
untuk safety wire.
Threaded taper pin digunakan dengan taper pin
washer ( AN 975 ) dan shear nut ( yang diamankan
dengan cotter pin ), atau self locking nut.
Gb.
Flathead atau Clevis pin.
Pin ini umumnya disebut Flathead pin (MS
20392) yang digunakan dengan Tie-rod terminals dan
pada secondary controls yang mana tidak beroperasi
secara terus menerus.
Pemasangan pin ini kepalanya harus berada diatas
dengan tujuan apabila cotter pin lepas atau patah pin
akan tatap berada pada tempatnya.
Gb.
Cotter pin.
AN 380 Cadmium-plated, low-carbon steel cotter
pin digunakan untuk pengamanan bolts, screws, nuts,
dan pin lainnya, juga digunakan dalam pengerjaan
lain yang membutuhkan keamanan.
AN 381 Corrosion
resistant steel cotter pin
digunakan pada tempat
matrial non magnetic
atau tempat yang
dikehendaki tahan
terhadap corrosion.
Roll pin.
Roll pin adalah pressed-fit pin dengan ujung yang
runcing ( seperti peniti ).
Pin ini dibuat dari spring steel dan dibentuk
melingkar dari sebuah tabung.
Pemasangannya, memasukkannya dengan hand
tools dan ditekan. Tekaanan pin ini menahan dinding
lubang supaya tidak bergerak.
Contoh pemasangannya pada penguncian turnbuckle,
saftying hub blade ( rotary wing ).
Gb.
15. SMK Penerbangan
Lock and safety pin.
Lock pin digunakan untuk mengunci cowling
fastener.
Pin ini dibuat dari corrosion resistant steel wire.
Penggunaan pin ini tidak menggunakan tools,/ dapat
hanya dengan tangan
Cara penguncian pin ini yaitu pin melewati lubang
pada stud / fastener
Gb..
RIVET.
Adalah : metal pin yang digunakan untuk
menggabungkan dua atau lebih sheet metal, paltes
atau masing –masing material secara bersama sama
Kepala di salah satu isi ujungnya dibuat dari
manufaktur.
Sunk ditempatkan pada lubang dan diantara dua
permukaan material, dan ujung lainnya digunakan
untuk mengunci matrial tersebut secara bersama.
Bagian-bagian Rivet :
1. Head / kepala :
terletak pada salah satu ujung rivet dan
memiliki garis tengah.
2. shank / grip / panjang
-. Bila kepalanya round maka diukur dari
batas bawah kepala sampai ujung satunya.
-. Bila Countersunk maka diukur dari batas
atas kepala sampai ujung satunya.
3. diameter shank .
Dua type utama Rivet yang dipergunakan dalam
pesawat terbang yaitu :
-. Solid-shank , yang pengerjaannya harus
menggunakan backing bar dan dua orang.
-. Special ( Blind ) rivet , pengerjaannya tidak
menggunakan backing bar dapan dapat
dikerjakan perseorangan.
Solid Shank Rivet.
Solid-shank river umumnya digunakan untuk
pengerjaan repair.
Diidentifikasikan dengan : material yang
dipergunakan, bentuk kepala, ukuran shank, sifat
pengerjaannya ( temper condition )
Macam-macam kepala Rivet.
1.Countersunk head AN 425.
2. Round head AN 430
3. Flat head AN 441.
4. Brazier head AN 455.
5. Universal head AN 470.
Lima macam rivet yang sering digunakan yaitu :
1100, 2017-T, 2024-T, 2117-T dan 5056.
Rivet 1100 mengandung 99,45 % pure
Aluminium dan sangat lunak, digunakan untuk
merivet aluminium alloy yang lunak.
Rivet 1100, 3003, 5052 digunakan pada non
structural part.
Rivet 2117-T dikenal dengan Field rivet lebih
banyak digunakan dari pada jenis rivet yang lainnya
untuk perivetan aluminium alloy structure.
Field rivet ini siap digunakan karena tidak
memerlukan heat-treating dan anneling lagi, juga
mempunyai ketahanan corrosion yang tinggi.
Rivet 2017-T dan 2024-T juga digunakan dalam
structure aluminium alloy structure yang
membutuhkan keuatan yang tinggi.
Jenis rivet ini dalan keadaan lunak ( anneled ),yang
harus dijaga kondisinya dalam refrigerator.
*. Rivet 2017-T harus segara digunakan dalam
jangka waktu 1 jam setelah keluar dari refrigerator.
*. Rivet 2024-T harus segera digunakan dalam
jangka waktu 10 – 20 menit setelah keluar dari
refrigerator.
Jenis rivet ini akan mengeras ( hardened ) dengan
sendirinya sesuai berlalunya waktu setelah
pengerjaan
Rivet 5056 digunakan untuk perivetan
Magnesium alloy structure karena ; mempunyai
kwalitas corrosion resistant yang baik dalam
kombinasi dengan Magnesium.
Mild steel rivet digunakan untuk perivetan steel
parts. Corrosion steel rivet digunakan untuk merivet
corrosion steel dalam firewalls, exhaust stack
brackets dan structure yang lainnya .
Monel rivet digunakan untuk perivetan Nickel-
steel alloy. Rivet ini dapat menggantikan untuk
digunakan pada corrosion resistant steel dalam
beberapa bentuk.
16. SMK Penerbangan
Copper rivet, penggunaannya dalam pesawat
sangat dibatasi. Copper ivcet hanya dapat digunakan
pada Copper alloy atau pda non magnetic matrial.
Proses heat-treating ( anneling ) pada rivet dikerjakan
dengan alat: Electric air furnance, Salt bath (air
garam) atau Hot oil bath.
Temperatur heat-treating antara 625 0
F – 950 0
F.
Agar dalam penanganannya pada heat-treating tidak
menyusahkan maka rivet ini dipanaskan dalam baki
atau jaring kawat, yang kemudian di Quenching
dalam cold water ( 70 o
F ) setelah heat-treated.
Rivet 2017-T dan 2024-T adla heat-treatable ivet,
yang akan segera bereaksi mengeras dengan cepat
dalam temperatur ruang. Dan harus segera digunakan
setelah keluar dari tempat pendinginan.
Untuk menjaga rivet ini dari pengerasan, rivet ini
dijaga pada temperatur dibawah 32 o
F dalam electric
refrigerator atau “icebox” rivet. Dalam kondisi
penyimpanan ini, rivet akan tetap lunak untuk
dikerjakan sampai 2 minggu atau lebih.
Untuk beberapa rivet tertentu harus dikeluarkan
untuk diheat-treating kembali, kemudian disimpan.
Heating time – Air Furnance.
Rivet alloy Waktu Temp.heat-trating
2024…. 1 jam 910 o
F – 930 o
F.
2017…. 1 jam 925 o
F – 950 o
F.
Heating time – Salt bath
2024 30 menit 910 0
F – 930 0
F.
2017 30 menit 925 0
F – 950 0
F.
Aluminium grouping
Group A Group B
1100 2117
3003 2017
5052 2124
6053 7075
Tujuan ini dimaksudkan untuk menyamakan atau
matrial tidak akan bereaksi bila saling
menggantikan dalam satu group.
Ini berarti group A tidak bisa untuk menggantikan
group B, karena akan meyebabkan Dissimilar
corrosion.
Dan untuk menghindari dissimilar corrosion ini,
maka telah ditentukan dengan AN Standard
protective coating surface pada rivet, yaitu
berupa :
-. Zinc chromate ( melapisi dengan seng ).
-. Metal spray.
-. Anodized finish.
Protective coating pada rivet ditandakan
dengan warnanya :
-. Zinc chromate akan berwarna kuning.
-. Metal spray akan berwarna silver-gray ( abu-abu
perak ).
-. Anodized akan berwarna pearl-gray (abu-abu
mutiara ).
Untuk situasi yang tidak memungkinkan untuk
dilakukan pada perbaikan dilapangan maka :
protective coating dilakukan dengan cara mengecat
rivet dengan Zinc chromate sebelum dan sesudah
dilakukannya pekerjaan tersebut.
Identification rivet
Tanda-tanda yang terdapat pada kepala rivet
digunakan untuk membedakan karakteristiknya,
seperti ; raised dot / teat( mata ), two rise dot / teat,
dimple ( cekung ), sepasang ( pair ) raised dash,
raised cross, rise dash atau single triangle, selain itu
juga pada perbedaan warnanya.
Roundhead Rivet.
Rivet ini digunakan dalam interior pada pesawat,
terkecuali pada tempat-tempat tertentu yang
clereance-nya sangat berdekatan dengan members.
Flathead rivet.
Rivet ini seperti roundhead, digunakan untuk
interior structure. Rivet ini digunakan dimana
dibutuhkan maximum strength dan untuk
menggantikan round head rivet pada clereance yang
sangat sempit. Rivet ini jarang digunakan , dan jika
digunakan pada external surface.
Brazier head rivet.
Rivet ini mempunyai bentuk diameter kepala yang
luas, dimana hal itu sangat baik digunakan untuk
merivet plat yang tipis ( skin ).
Bentuk kepala yang brazier ini memungkinkan
tahan terhadap air flow , sehingga banyak digunakan
pada exterior surface , bagian yang ramping /
slipstream, kususnya bagian belakang pesawat /
empennage.
Universal head rivet.
Adalah combinasi antara round head, flat head,
dan brazier head.
Juga digunakan pada aircraft construcsion dan repair
interior dan exterior pesawat.
Rivet ini dapat untuk menggantikan round head, flat
head, atau brazier head.
Countersunk head rivet.
Adalah rivet yang bentuk atas kepalanya rata dan
miring kebawah pada samping kepala, ini
memungkinkan akan menghasilkan permukaan yang
rata pada dirivetan. Sudut kepala bervariasi antara
17. SMK Penerbangan
780
s./d 1200
dan yang sering digunakan 1000
karena
type ini lebih kencang dari pada type lainnya. Juga
digunakan pada exterior surface pesawat dan
meminimalkan turbulent air flow.
Part number pada rivet :
AN 426 / MS 20426 : Countersunk head rivet 1000
.
AN 430 / MS 20430 : - Round head rivet.
AN 441 : - Flat head rivet.
AN 456 : - Brazier head rivet.
AN 470 / MS 20470 : - Universal head rivet
Selain part number juga tercantum code lainnya :
A : - Al.alloy , 110 atau 3003
AD : - Al alloy , 2117-T
D : - Al.alloy , 2017-T
DD : - Al.alloy , 2024-T
B : - Al.alooy, 5056
C : - Copper.
M : - Monel.
Contoh penandaan / pembacaan Part number rivet :
AN470AD3-5 ( completed part number ).
AN : Air Force – Navy standart number.
470 : Universal heah rivet.
AD : 2117-T Al.alloy.
3 : 3/32 atau 3/16 Inch Diameter.
5 : 5/32 atau 5/16 Inch length ( Panjang )
Special ( Blind ) Rivet.
Pada pesawat terdapat tempat - tempat yang tidak
memungkin merivet dari kedua sisinya, atau
terbatasnya tempat untuk mengunakaan bucking bar
tools.
Dan juga penempatan aircraft interior / non
struktural yang tidak perlu menggunakan solid sunk
rivet, karena dianggap tidak butuh kekuatan yang
panuh, cukup dengan blind rivet.
Rivet ini ( Blind ) dapat dikerjakan oleh
perseorangan dan dari satu sisi saja( sisi satunya tak
terlihat ) dan rivet hanya dimasukkan kedalam lobangnya ,
pengerjaannya menggunakan special pneumatic
pull gun rivet, sehingga dapat dikatakan sebagai
special rivet.
Control cable
Cable sering digunakan pada system pesawat
terbang, sperti pada : flight control system, primary
flight control sistem, engine control, emergency
extention system pada landing gear, dan beberapa
system yang lainnya.
Keuntungan penggunaan cable :
1. Kuat, dan ringan
2. Mempunyai flexibilitas yang tinggi, sehingga
dapat mencapai pada tempat yang berliku.
3. Rapi dalam pemasangan
4. Mempunyai mechanikal efisiensi yang tinggi,
karena mempunyai ketelitian yang tinggi untuk
pengontrolan.
5. Bila akan putus menunjukkan tanda – tanda.
Kerugian menggunakan cable :
1. Ketegangannya harus sering diperiksa ulang
secara berkala, karena dipengaruhi oleh
perubahan suhu.
2. Hanya dapat menarik saja tidak bisa untuk
mendorong.
3. Selalu diinspeksi dari korrosion.
4. Membutuhkan perlengkapan yang banyak
( pulley, turnbuckle dll )
5. Kekuatan sambungan atar cable tidak sama
Yang mempengaruhi kekuatan cable antara lain
1. Jumlah puntiran.
2. Diameter.
3. Material.
Control cable terbuat dari Carbon steel / Galvanis
dan Stainless steel.
Galvanis : Proses pelapisaan permukan benda yang
terbuat dari besi / baja dengan logam seng/zink agar
tahan korrosi.
18. SMK Penerbangan
Cable contrucsion:
Komponen dasar cable adalah kawat / wire.
Diameter kawat menentukan diameter pada cable.
Sekumpulan wire/kawat yang dibentuk spiral
disebut dengan strand.
Dan sekumpulan strand yang dibentuk spiral
disebut cable dengan satu strand sebgai pusatnya.
Jenis – jenis cable.
1. Non flexible cable : yaitu :
1. Ukuran 1 X 7 = Strand yang terbuat dari 7
wire.
2. Ukuran 1 X 9 = Strand yang terdiri dari 9
wire.
Digunakan pada Instalasi dimana cable tidak
melewati beberapa pulley.
2. Flexible / Medium cable : yaitu :
Cable dengan ukuran 7 X 7 = Cable yang terdiri
dari 7 strand, dan masing-masing strand terdiri
dari 7 wire.
Digunakan pada trim tab control, engine control,
indicator control.
Mempunyai ukuran diameter 1/16 s.d 3/32.
3. Extra flexible cable.
Cable dengan ukuran : 7 X 19 = Cable yang
terdiri dari 7 strand, dan masing-masing atrand
terdiri dari 19 wire.
Digunakan pada prymari control sistem dan
tempat-tempat lain yang beropersi melalui
beberapa puley.
Mempunyai ukuran diameter 1/8 s.d 3/8
Catatan : Galvanized cable mampunyai daya tahan
terhadap material, fatique / kelelahan dibandingkan
dengan stainless steel, tapi penggunaannya
menyebabkan korosion, dan sebaiknya menggunakan
stainless steel.
Cable yang sering digunakan pada pesawat
terbang yaitu berukuran 7 X 7 dan 7 X 19.
Cara – cara pemuntiran pada cable :
1. Regular Lay.
Pemuntiran wire membentuk strand yang
berlawanan arah dengan puntiran strand
membentuk cable.
2. Long Lay.
Pemuntiran wire memnbentuk strand searah
dengan puntiran strand membentuk cable.
3. Reverse Lay.
Pemuntiran wire membentuk strand antara satu
dengan yang lainnya berlawanan arah.
Cara pemuntiran tersebut akan mempengaruhi *.
Kaku atau lemasnya cable.
*. Strechednya tinggi atau rendah
Yang paling baik pemuntirannya adalah Rerguler
Lay karena dapat lemas dan stretch rendah.
Syarat – syarat Cable yang tidak boleh
dipergunakan :
*. Untuk extra flexible cable inspeksi tiap 1 inch ,
lebih dari 6 wire yang putus harus segera
diganti.
Pengaruh ketegangan cable ;
Jika terlalu kendor : -. Reaksinya lambat,
-. lebih ringan.
Jika terlalu kencang : -. Lebih kuat.
-. Sangat sensitive.
Cable Fitting ( Penguat Cable )
Dalam pemasangan cable pada pesawat terbang
dilengkapi dengan macam – macam fitting ( penguat
/ alat bantu ) antara lain :
a. Terminal ( Jepitan / pembatas )
b. Thimbles
c. Bushing ( tabung )
d. Shackles ( mata rantai / kopling ).
Adapun beberapa jenis Fitting yang sering
dipergunakan adalah :
1. Single sank ball end terminal.
2. Double sank ball end terminal.
3. Rod end terminal.
4. Threaded end.terminal
5. Eye end terminal
6. Fork end terminal
*. Threaded end, Fork end, Eye end terminal
digunakan untuk menghubungkan cable dengan
turnbuckle ( penyetel ketegangan cable ), bellcrank
( tuas pengungkit ) atau sambungan lain dalam
sistem.
*. Ball, Eye, Rod end terminal digunakan untuk
menyambungkan cable ke quadran lever dan
sambungan khusus yang tempatnya / ruangan
terbatas.
*. Thimble, bushing dan Shakles : digunakan
pada tempat yang sama dengan penggunaan terminal
fitting, bilamana fasilitas dan persedian sangat
terbatas.
Serta penggantian secara cepat sangat diperlukan.
Bahan yang dipakai Cadmium plated steel
Turnbuckle.
Adalah
peralatan
mechanical screw
yang mempunyai
dua threaded and
terminal dan
sebuah internal
threaded barrel.
Turn buckle
digunakan pada cable assembly dengan tujuan untuk
penyetelan panjang cable dan tention/ketegangan
cable.
19. SMK Penerbangan
Satu endthread terminal mempunyai thread kanan
dan satunya lagi thread kiri.
Dan pada barrel mempunyai pasangannya, iner
thread kanan dan iner thread kiri. Ujung pada barrel
terdapat tanda R/H dan L/H thread. Ketika turn
buckle dipasangkan pada control system diperlukan
kedua thead end terminal tersebut dengan thread
yang sama pada barrelnya.
Perlu diperhatikan bahwa thread terminal yang
masuk kedalam barrel tidak kurang dari 3 thread
terlihat di luar.
Setelah turnbuckle selesai disetel kemudian
diamankan dengan safety lock pins.
Turnbuckle dan komponennya mempunyai dua
klasifikasi umum, yaitu :
1. Short dengan symbol “ S “, pendek
2. Long dengan symbol “ L “, panjang.
Panjang dan pendek ukuran akan menentukan
kekuatan yang diterima turnbuckle.
Panjang barrel ada 3 macam: 2 ¼ “( pendek ), 4”
dan 4 ¼ “( panjang ).
Bahan bareel dari Brass
Thread turnbuckle termasuk thread kelas 3
Gr.
Pus pull tube linkage.
Push-pull tube digunakan dengan macam-macam
type pada system operasi mekanikal.
Jenis-jenis sambungan ini membatasi berbagi
tenaga ( tention, compression maupun stress ) yang
disalurkan melalui single tube.
Push-pull tube assembly mempunyai bagian-
bagian, seperti :
1. Aluminium alloy atau steel tubing.
2. Adjustable end fitting.
3. Chek nut pada masing-masing terminal.
Check nut akan menguatkan atau mengamankan
enf fitting setelah tube assembly disetel mengenai
panjang pendeknya.
Pushpull tube ini umumnya dibuat pendek untuk
menghindari atau mengurangi vibrasi dan
bengkok/bending bila mendapatkan compresi atau
tekanan.
Gb.
Mechanical Linkage.
Macam-macam mechanical linkage yang di
sambungkan dari control cockpit ke control cable dan
control surface.
Kelengkapan ini menggerakkan atau mengubah
arah pergerakan pada control system.
Linkage/sambungan ini antara lain : primary pada
control ( push-pull ) rod, torque
tubes,quadrants,sector,belcrank, dan cable drum.
Control rod digunakan pada sambungan flight
control system untuk memberikan pergerakan push-
pull / tarik-dorong, yang dapat disetel pada salah satu
atau kedua ujungnya.
Gb hal 66 - 67 Ghb.
Penempatan Belcrank harus diperiksa, bebas
gerakannya sebelum dan setelah dipasang dengan
control rod, juga ukurannya diperiksa.
Torque tubes.
Pada saat dibutuhkan pergerakan angular /
twisting dalam control system, digunakan torque
tube, untuk mengubah arah pergarakan yang
berlawanan.
Quadrant, bellcrank, sector, dan drum mengubah
arah gerakan dan memberikan gerakan pada contrl
rod cable dan torque tubes.
Cable drum utama digunakan pada trim tab
system. Seperti pada trim tab control weel yang
bergerak secara clock wise ataupun counterclock
wise.
Pulley
Pulley dipergunakan untuk mengatur /
mengendalikan kabel, mengatur arah dan gerakan
dari kabel. Piringan/bearing dari pulley ditutup
dengan seal dan memerlukan pelumasan dengan
greas.
Pulley dipasang pada struktur pesawat dengan
bantuan bracket/pendukung.
Kabel berada diatas atau melilit pada pulley
diamankan dengan guard pin, agar pada saat ada
getaran cable tidak loncat ataupun keluar dari alur
pulley .
Fungsi pulley antara lain :
1. Merubah arah.
2. aligment / kelurusan / penyanggah kabel.
3. menghindari terjadinya chafing / pergesekan
dengan benda lain.
Tempat yang bersudut lebih dari 150
harus dibantu
dengan pulley supaya beban tention yang diterima
cable manjadi kecil.
Matrial pulley haruslah lebih lunak dari pada
cable, dimaksudkan agar yang terlebih dahulu rusak
dan perlu diganti pulleynya sehingga lebih aman, bila
dibandingkan dengan yang rusak cablenya dahulu.
Matrial dari pulley antara lain :
-. Plastic. -. Formika.
-. Aluminium. -. Fiber.
Sebab dan kerusakan yang terjadi pada pulley yaitu :
1. Bearing sudah aus.
2. Cable tention terlalu tinggi.
3. Pulley tidak segaris / miring dengan cable.
20. SMK Penerbangan
4. Cable tidak lurus.
5. Pulley terlalu besar / kecil dibandingkan
dengan diameter cable
Gb.
Fair lead.
Digunakan bila cable menembus atau melalui
structure pesawat .
Fungsinya yaitu :
1.
Menjaga cable dari getaran dan belokan
kurang dari 150.
2. Menjaga kelurusan cable.
3. Menghindari terjadinya drafing / froxen
cable.
4. Dari type lain yang digunakan untuk
mencegah kebocoran pressure bulkhead
Bahan yang dipakai harus lebih lunak dari cable,
seperti : Plastic, Aluminium lunak, Formika, Fiber.
Gb.hal 66 Ghb
Pressure seal.
Ditampatkan pada cable yang menembus pressure
bulkead. Panjang seal cukup kuat untuk mencegah
kehilangan tekanan tapi tidak memberikan hambatan
yang besar pada pergerakan cable..
Pressure bulkhead harus diinspeksi secara teratur
untuk menentukan kondisnya dan retaining ring tetap
pada kedudukannya..
Jika retaining ring kendor atau lepas, maka akan
meluncur pada cable dan akan menyebabkan
jamming / mengganjal atau lepas dari alur pada
pulley.
Gb.hal 66………………..
Mengidentifikasi plumbing hard ware.
Macam-macam tubing
Ada 3 macam fitting yang ada dalam system
plumbing pesawat. Pada umumnya Flare, flareless
dan quick disconect
An Standar fitting terdapat AN 818 coupling nut, dan
AN 819 sleeve yang digunakan bersama-sama
Gb………….
Flare tube fitting dibuat dari Aluminium alloy, steel
ataupun cooper (
serbagai campuran
utamanya ). Untuk
keperluan
identifikasi semua
AN steel fitting
diwarnakan Hitam
dan semua AN
Aluminium Alloy fittinf diwarnakan Biru.
AN 819 Aluminium Bronze sleeve dari campuran
plate dan tidak diwarnai.
Threaded flare tube fitting mempunyai 2 type pada
ujungnya, seperti male & female ( sepasang ) dimana
pada female ujung fitting mempunyai thread dalam
( internal thread ) dan pada ujung yang satunya /
male mempunyai external thread.
Flareless fitting
MS ( Military Sandart )
flareless tube fitting
banyak digunakan pada
system plumbing
dipesawat.
Penggunaan type
flareless ini dibatasi pada
semua tube flaring, meskipun aman, kuat,
dependable tube conection ( baik dalam cara
penyambungannya ). Fitting ini mempunyai 3 bagian
: Body, Sleeve and Nut.
Gb…… seal
Quick Disconect Coupling.
Quick Disconect Coupling pada self sealing type
digunakan pada banyak tempat di flkuid system.
Coupling dipasang pada tempat yang sering dilepas
pada jalur yang dikehendaki, untuk inspection dan
maintenance.
Quick disconect coupling mempunyai pengertian
cepat lepas tanpa kehilangan flui atau kemsukan
udara kedalam system.
Masing-masing coupling terdapat dua halves.
Ditahan bersama-sama dengan Union Nut. Masing-
masing halves terdapat valves yabng menahan
pembukaan saat coupling disambungkan, fluida
mengalir melalui coupling tersebut. Saat coupling
dilepas, spring pada masing-masing halves menutup
valve untuk mencegah keluarnya fluida dan
mencegah masuknya udara.
Union nut mempunyai Quick-lead, thread untuk
menyambung dan melepas coupling dengan
memutarkan nut. Pemasangan nut yang harus diputar
dengan bermacam-macam type coupling yang
berbeda. Salah satu dibutuhkan ¼ putaran Union Nut,
untuk mengunci atau melepas coupling dan model
lain memerlukan 1 putaran penuh.
Flexible Conectors.
Flexible Conectors yang dilengkapi dengan Swaged
fitting atau detectable fitting atau mungkin juga
digunakan dengan beads & Hose clamp. Flexible
Conect ini dilengkapi dengan swaged fitting yang
21. SMK Penerbangan
dibuat sama / sesuai
panjangnya dari pabrik
dan secara umum tidak
dapat dirakit oleh
mekanik.
Fitting pada detectable
conectors dapat di
ketahui dan digunakan
lagi jika tidak rusak,
ataupun dengan
menggunakan fitting
yang baru.
Bead & Clamps hose
conector sering dipakai
pada sambungan oli
coolant dan Low –press fuel system tubing. Bead
mempunyai permukaan cembung melingkari tubing
atau fitting, ini memberikan ujung cengkeraman yang
baik dan digunakan untuk menahan clamp dan hose
pada tempatnya. Bead dibuat mendekati ujung metal
tubing atau satu ujung pada fitting.
Tube Forming Procesess.
Kerusakan tubing & fluid lines
harus diganti dengan yang baru.
Kadang-kadang penggantian
yang praktis danperbaikan
dibutuhkan. Screct, abrasians,
dan minor corrosion pada
permukaan fluid lines dengan
diperbaiki dan dapat dihaluskan dengan burnishing
toolatau aluminium wool.
Pembentukan tubing mempunyai
4 proses.
1. Pemotongan ( cutting ).
2. Bending .
3. Flaring.
4. Beading.
Bila tubing kecil dan lnak matrialnya, pengerjaan
dapat dibentuk dengan hand bending tools / dending
tangan selama instalation.
Jika tubing berdiameter ¼ Inch atau lebih besar,
bending tangan tidak dapat digunakan, harus dengan
alat tambahan atau bending block.
FLUID LINES AND FITTING
Airf crfat plumbing seperti hose, tubing, fitting dan
conectors terdapat proses pembentukan dan
pemasangan.
Perbaikan aircrfat plumbing dapat sederhana, seperti :
penggantian tubing termasuk juga dalam pembuatan
bentuknya.
Penggantian tubing seharusnya sama dalam ukuran
dan materialnya sesuai dengan aslinya, semua tubing
yang bertekanan harus lulus uji sebelum pemasangan.
Cracks, atau bursts ( retak ) pada tubing yang di
sebabkan oleh getaran-getaran dan pada saat
pekerjaan pemasangan.
Aircrfat plmubing lines biasanya dibuat dari metal
tubing / pipa dan fitting / sambungan dan flexible
hose, flexible hose secara umum digunakan dengan
komponen-komponen yang bergerak atau daerah yang
paling banyak terdapat getaran.
Sebelum pelaksanaan perbaikan aircrfat pulmbing,
perlu diketahui kebenaran identitas dari materialnya.
Pengetesan secara kemagnetan adalah cara yang
sederhana untuk membedakan antara al alloy dengan
steel tubing, selain itu juga dapat menggunakan
pengetesan dengan larutan asam nitrat
Penandaan yang terdapat pada permukaan tubing
dengan cara di stempel/cetak atau dengan pemberian
warna yang berbeda.
Pengecatan warna yang berbeda untuk identifikasi
pada al alloy tubing adalah :
22. SMK Penerbangan
Penandaan untuk steel
tubing pada umumnya
terdapat nama pabrik
pembuatanya, SAE number
dan kondisi dari metalnya.
Metal tubing diukur pada
diameter luarnya dalam
satuan per-16 Inch, akan
tetapi hal ini penting juga
untuk mengetahui ketebalan dari dinding tubing
tersebut.
Material syntetic yang digunakan pada pembuatan
flexible hose antara lain : Buna-N, Neoprene, Butyl
dan Teflon ( tidak digunakan pada phospate ester
dasar dari minyak hydraulic skydrol ).
Buna-N adalah campuran karet sintetis yang sangat
tahan terhadap produk petroleum/yang mengandung
petroleum dan tidak tahan pada phospate
ester/skydrol.
Neoprene adalah karet campuran dasarnya acetylene
tahan terhadap produk petroleum/yang mengandung
petroleum dan tidak tahan pada phospate
ester/skydrol.
Bytil adalah karet campuran yang dibuat dari bahan
baku petroleum, sangat tahan terhadap skydrol dan
tidak tahan terhadap bahan yang mengandung
petroleum.
Teflon dibuat dari tetrafluorothylene resin, digunakan
dalam kondisi operasi yang luas ( -650 sampai + 4500
F ) dan sangat cocok untuk digunakan.
Flexible rubber hose terdapat pipa karet yang
dibungkus dengan anyaman benang katun dan kawat,
yang cocok digunakan untuk oil, fuel, coolant, dan
hydraulic system.
Jenis dari hose umunya diklasifikasikan pada tekanan
yang terdapat pada tanda-tanda dan dalam
pengoperasian tekanan yang normal.
1. Low pressure, kurang dari 250 Psi , dengan
lapisan anyaman kain.
2. Medium pressure, lebih dari 3000 Psi,
terdapat satu lapisan anyaman kawat ( dalam
ukuran yang kecil pressure sampai diatas
3000 Psi dan dalam ukuran yang besar diatas
1500 Psi )
3. High Pressure, dalam semua ukuran tekanan
diatas 3000 Psi pada sistem operasinya.
Penandaan tersebut terdapat nama dan nomor yang
dicetak pada permukaan hose.
Teflon hose adalah flexible hose yang dibuat untuk
keperluan pada temperatur dan tekanan kerja yang
tinggi yang system pesawat.
Teflon ini dilapisi dengan kawat stainless steel yang
dianyam pada bagian luar hose, hal ini untuk
menambah kekuatannya dan perlindungan terhadap
vibrasi juga fatique ( kelemahan pada bahan dalam
pengoperasian jangka waktu yang lama ).
Penandaan pada fluid lines, ditandakan dengan kode
warna, tulisan dan symbols.
Plumbing connector
Flared tube fitting terdapat sleeve dan nut, nut untuk
menekan sleeve ketika disambungkan, pengencangan
tersebut akan mengencangkan sleeve dengan tubing
dan fitting seperti seal.
AC ( Air Corps ) flared tube fitting dapat digantikan
dengan AN dan MS standart.
AN fitting mempunyai bahu pada ujung thread dan
flare cone, tapi AC fitting tidak mempunyai yang
demikian.
23. SMK Penerbangan
Thread yang terdapat pada flare ada 2 type : external
thread untuk male dan internal thread untuk female
Flareless tube fitiing MS standart terdapat : body,
sleeve, nut.
Body terdapat bahu yang berlawanan dengan ujung
tube.
Quick disconect coupling adalah self sealing,
digunakan pada berbagai tempat dalam system fluida,
yang tempat pemasangnnya sering dibongkar pasang
untuk perawatan atau inspection
Quick disconect memberikan kepraktisan dalam
pelepasan tanpa kehilangan fluida yang ada, masing-
masing coupling mempunyai valves untuk menahan
pada saat terbuka bila disambungkan dan akan
menutup bila dilepaskan.
Beberapa coupling ada yang harus dikencangkan
dengan kunci dan ada yang hanya dikencangkan
dengan tangan.
ELECTRICAL
CABLE
Wire/kawat diuraikan
satu conductor padat
atau kumpulan
conductor yang
dilapisi dengan
isolator.
Istilah yang digunakan dalam instalasi listrik pesawat
:
dua atau lebih conductor terisolasi terpisah
dan terdapat dalam bungkus yang sama (
multi conductor cable )
dua atau lebih conductor terisolasi terpisah
yang dipuntir bersama ( twisted pair )
satu atau lebih conductor terisolasi yang
dilapisi dengan lapisan anyaman kawat (
shielded cable )
satu conductor terisolasi di tengah dengan
anyaman kawat yang melindungi conductor (
radio frequency cable )
Wire dibuat dalam standart AWG ( American Wire
Gage ) berdasarkan dalam ukurannya. Dimana wire
dengan diameter yang kecil mempunyai nomor
ukuran yang besar, dan sebaliknya. Ukuran wire yang
terbesar bernomor 0000 dan ukuran wire terkecil
bernomor 40.
faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih
ukuran kawat untuk menghantarkan dan menyebarkan
tenaga listrik adalah :
1. power lose yang diijinkan minimal ( I2
R )
2. kehilangan voltage/ voltage drop ( IR drop )
3. arus listrik yang sesuai dengan kemampuan
sebuah conductornya
Pemilihan faktor lain pada material conductor pada
umumnya yaitu digunakannya copper dan aluminium.
Isolator conductor
Bahan/materil yang digunakan pada condusctor
haruslah ketahanan penyekatan dan kekuatan
dielectrikum dari isolatornya tersebut antara lain :
rubber, asbestos, plastik.
Kekuatan penyekatan pada isolator adalah tahan
terhadap kebocoran/kerusakan arus listrik dalam
perjalanannya, dan dapat diukur dengan “magger”.
Dan kekuatan dielectrikum adalah kemampuan
terhadap beda potensial yang ada, pada umumnya
dinyatakan dengan voltage ( peningkatan tegangan
hingga isolatornya rusak terbakar / pecah ).
Mengidentifikasi cable dan kawat.
Sistem cable dan kawat pesawat terbang dapat
ditandakan dengan tanda combinasi tulisan dan
nomor. Tidak ada ketentuan khusus dalam
memberikan tanda dan identitasnya
Pada gambar dibawah ini sebagai contoh :
22 menunjukkan system kawat
yang dipasangkan ( VHF
System )
.013 adalah wire number
18 menunjukkan ukuran dari
kawat.
Kawat biasanya ditandai dengan nomor yang berjarak
tiap 15 Inch panjangnya.
Dua cable yang di clamps bersamaan pada tempat
yang kuat dan tidak memerlukan pengangan pada
ikatannya.
Pemasangan kawat harus
dilakkukan dengan clereance 3
Inch dari control cable, jika tidak
terpenuhi, mechanical guard
harus dipasangkan untuk
mencegah contak dngan cable.
Pemasangan cable clamp
Cable clamp harus dipasang dengan baik agar
sudutnya sesuai dan penempatan screw harus diatas
ikatan cbale.
Cable harus tidak langsung diclamp, clamp dapat
ditambahkan lapisan karet untuk mencegah ikatan
kawat, dan clamp harus sesuai ukutannya ( tidak
berubah bentuk ) pada saat dilaksanakan pemasangan.
24. SMK Penerbangan
Mengikat dan ikatan kawat
Sekelompok kawat dan diikatan bersamaan dengan
tali untuk memberikan kemudahan dalam
pemasangan, perawatan dan pengecekan.
Material tali yang digunakan untuk mengikat terbuat
dari katun atau nylon.
Tipe dari ikatan antara lain :
1. ikatan tunggal
2. ikatan ganda