SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
Download to read offline
SMK Penerbangan
Pokok Bahasan
*. Mengidentifikasi A/C Fastener.
*. Thread fastener.
-. Bagian-bagian thread
-. Bentuk-bentuk thread
-. Clasifikasi thread
-. Alat –alat mengukur thread
*. A/C Bolt
-. General purpose bolat
-. Close tolerance bolat.
-. Internal wrench
-. Identifikasi bolt
-. Special ppourpose bolt
-. Penomoran bolt
-. Cara pemasangan bolt
*. A/C Nut
-. Bagian-bagian nut
-. Non self locking nut
-. Self locking nut
-. Elastic stop nut
-. Sheet spring nut
-. Identifikasi non self locking nut
*. Stud
-. Macam-macam stud
*. A/C Screw
-. Bagian-bagian screw
-. Macam-macam screw
*. Unthread fastener
-. Washer
-. Macam-macam washer
*. Turn Lock fastener
-. Dzus fastener
-. Camlock fastener
-. Airlock fastener
*. Lock and safety
*. Pin
-. Tapper pin
-. Flathead pin
-. Cotter pin
-. Roll pin
*. Rivet
-. Bagian-bagian rivet
-. Solid sank rivet
-. Penandaan rivet
-. Special rivet/ blind rivet
*. Control cable
-. Keuntungan penggunaan control cable
-. Kerugian penggunaan control cable
-. Jenis-jenis cable
-. Cable fitting
-. Turn buckle
-. Push-pull tube linkage
-. Mechanical linkage
-. Torque tube
-. pulley
-. Fair lead
-. Pressure seal
*. Plumbing hardware
-. Flare, flerelle, quick disconect dan
flexible hose
-. Tube forming process
-. Plumbing connector
*. Electrical cable
-. Mengidentifikasikan cable
-. Pemasangan cable clamp
-. Mengikat cable
SMK Penerbangan
A / C HARD WARE
Mengidentifikasi Aircraft fastener
Pengenalan thread fastener
Adalah semua alat pengencang dan berbagai benda
kecil lainnya untuk menyambung / mengencangkan
bagian-bagian pesawat dan digunakan untuk membuat
/ memperbaiki pesawat.
Identifikasi :
Identifikasi pada hard ware berdasarkan manufacture
yaitu :
AN ( Air Force Navy ),
NAS ( National Aircraft Standard ) dan
MS ( Militery Standard ) ,yang sering dipakai
AND ( Air Force Navy Design ),
AS ( Aeronautical Standard ),
ASA ( America Standard Association ),
ASTM ( America Society for Testing and
Materials ),
NAF ( Naval Aicraft Factory ),
SAE ( Society of Automotive Engineer ),
Standart adalah : Bahan yang dipakai, bentuk
dan ukuran hard warenya telah ditentukan, sehingga
baik kekuatan maupun peregangannya sama.
THREAD FASTENER / ULIR
Adalah bagian dari Hard Ware yang berguna untuk
1. Memegang bagian-bagian yang dihubungkan
mejadi satu.
2. Mengatur jarak bagian-bagian yang
dihunungkan.
3. Meneruskan power.
Ada dua ( 2 ) macam Thread Yaitu :
1. External Thread : Thread yang dibuat pada
bagian luar suatu benda /permukaan luar.
2. Internal Thread : Thread yang dibuat pada
bagian dalam suatu benda /permukaan dalam.
Bagian – bagian thread :
Gb.
1. Mayor Diameter : Diameter terbesar dari
thrtead / jarak dari satu crest ke crest yang
berlawanan.
2. Minor Diameter : Diameter yang terkecil dari
thread / jarak antara root satu dengan root
lainnya yang berlawanan.
3. Lead : Jarak yang ditempuh ( Jarak majunya )
thread bila thread diputar 360 0
4. Crest : Bagian yang paling atas dari thread
yang menghubungkan 2 side.
5. Root : Bagian terbawah dari crest yang
menghubungkan 2 side.
6. Side : Permukaan dari thread yang
menghubungkan root & side.
7. Depth ( Kedalaman thread ) : jarak antara
crest dengan root.
8. Thread Angle : Sudut yang terjadi antar side
yang diukur berdasarkan sumbu putaran.
9. Helix angle : sudut yang dibentuk garis
vertical dengan ulir ( dari garis crest )
10. Form of Thread : bentuk thread yang
terpotong sejajar dengan sumbunya.
11. Pitch : Jarak antara crest satu ke crest
berikutnya secara parallel/ sejajar.
12. Series Thread : standart number thread per
Inch pada macam-macam diameter.
13. Sumbu ( Axis ) putaran : garis longitudinal
yang melalui pusat putaran.
Bentuk – bentuk thread :
1. American ( National ) Standard thread.
Bentuk sharp – V thread ,rata pada root dan
crest ,ini membuat thread lebih kuat, Type ini
digunakan untuk penyetelan , karena terdapat
penembahan gesekan pada permukaan thread.
2. Unified Thread.
Permukaan root dan crest oval / melengkung,
hampior sama dengan WhithWorth system
dan dapat digunakan pada United State,
Canada ,& British.
3. Whitworth Thread.
Adalah : Standard thread British , bisa
digunakan pada America Standard.
4. Square Thread .
Ideal untuk Transmisi power
Secara teori , tapi sulit dalam
pemotongan dengan stumping dies.
5. Acme Thread .
Adl. Modifikasi Square thread dan lebih kuat
darinya,mudah dipotong dengan stumping
dies.
6. Worm Thread.
Standard worm thread mirip dengan Acme
thread tapi lebih dalam ,digunakan pada shaft
untuk membawa tenaga ke roda penerus.
SMK Penerbangan
7. Knuckle Thread.
Umunya dibentuk dengan digulung dari sheet
metal dan terkadang sicasting (Cetak),
digunakan pada electric bulb, sockets, tutup
botol, dll.
8. Buttres Thread
Berbentuk seperti gigi gergaaji yang
memepunyai sudut 450
, digunakan untuk
transmite power.
Clasifikasi Thread.
A/C Bolt, Nut, Screw thread dibuat dengan seri :
NC ( Amrica National Coarse).
NF ( Amric National Fine ).
UNC ( Amric Standard Unified Coarse ).
UNF ( Amric Standard Unified Fine ).
Perbedaan antara NF dan UNF
NF : dalam 1 Inch diameter terdapat 14 thread per
inch ( 1 – 14 NF ).
UNF : dalam 1 inch diameter terdapat 12 thread per-
inch ( 1 – 12 UNF )
Keduanya dibentuk oleh banyaknya putaran thread
dalam 1-Inch length pada diameter bolt / screw.
Sebagai contoh : 4 – 28 : menandakan ¼ -inch-
diameter bolt mepunyai 28 thread dalam 1 inch
panjang thread.
Perbedaan antara Coarse dan Fine Thread
Coarse :
1. Jumlah teeth / lebih sedikit.
2. Depth lebih dalam.
3. Thread lebih kuat menahan beban.
4. Minor diameter kekuatannya lebih lemah.
5. Side lebih panjang.
6. Sudut thread angle lebih besar.
7. Gerak maju / lead labih cepat.
8. kekuatan sambungan lebih baik.
Fine :
1. Teeth per inch lebih banyak.
2. Depth lebih dangkal.
3. Kurang kuat.
4. lebih kuat.
5. Lebih pendek.
6. Lebih kecil.
7. Lebih lmbat.
8. Kurang baik.
Clasifikasi Thread :
Class thread menerangkan toleransi yang dikeluarkan
manufacture.
Class 1 : Loose Fit.
Mudah diputar dengan tangan dan tidak
dipakai dalam pesawat
Class 2 : Free Fit.
Dipakai pada screw di pesawat
Class 3 : Medium Fit.
Dipakai pada bolt dipesawat
Class 4 : Close Fit
Dipakai pada spesial bolt ,biasanya tidak
dibongkar pasang dalam jangka waktu
yang lama ( 6000 jam terbang )
,pemakaiannya menggunakan tenaga
yang sangat besar sehingga memerlukan
socket wrench.
Gunanya Class fit untuk :
1. Menentukan besar kecilnya clereance.
2. Mencocokkan bolt dan nut.
3. Agar tepat dalam penggunaan.
4. Menentukan ikatan .
gb Clreance.
Alat yang digunakan untuk mengukur /
memeriksa thread :
1. Screw pitch pin :
Adalah alat untuk mengetahui banyaknya
pitch / gang tiap inch, alat ini mempunyai
beberapa blades ysng bergerigi dipakai untuk
mengukur external dan internal thread..
2. Ring and plug thread gage :
Alat ini hanya dapat dipakai untuk external
thread / pitch untuk ukuran standard tertentu,
sebab bentuknya seperti ring.
3. Menggunakan 3 kawat dan micrometer.
Dipakai untuk mengukur pitch diameter dan
kekuatan thread.
4. Plug gage.
Alat ini hanya mengukur internal pitch,
bentuknya seperti stud.
5. Micrometer.
Dipakai untuk mengukur pitch diameter.
Gb.
SMK Penerbangan
A/C Bolts.
A/C bolt dibuat dari cadmium atau corrosion
resistant steel, anodized aluminium alloys.
Umumnya bolt yang digunakan pada rangka pesawat
adalah General Purpose Bolt AN Bolt, NAS Bolt,
Internal Wrenching atau Close Tolerance Bolt.
Special bolt terdapat tanda S dikepala bolt.
AN Bolt mempunyai 3 macam bentuk kepala bolt;
Hex head, Clevis head, Eye bolt.
NAS Bolt mempunyai 3 macam bentuk
kepala;Hex head, Internal Wrench, Cauntersunk head
style.
MS Bolt mempunyai 2 macam bentuk kepala;Hex
head, dan Internal Wrench.
Ciri – ciri Bolt.
1. Biasanya berpasangan dengan nut & ada
yang di ikatkan pada benda kerja.
2. Memiliki thread dan grip.
3. Digunakan untuk stress tention dan
shearing.
Keuntungan dari Bolt :
1. Dapat dipasang dan dibuka kembali tanpa
merusak matrial.
2. Dapat menahan high shearing stress dan
high tention.
3. Dapat digunakan untuk manyambung plat
tebal.
4. Kekuatan ikat labih kuat.
5. Praktis.
Kerugian :
1. Lebih berat.
2. Tidak cocok untuk manyambung plat tipis.
3. Tidak cocok untuk skin pesawat.
4. Lebih mahal karena design.
5. Bila rusak / crack / patah tdak dapat
diketahui.
General purpose Bolt.
Hex head A/C bolt ( AN-3 s/d AN –20 )
Adalah bolt yang digunakan untuk keperluan umum
termasuk beban tension ( tegangan ) atau shear
( gunting/potong ), dimana toleransi / clereance
lobang sebesar .006 inch untuk 5/8 dan ukuran
lainnya yang sudah ditentukan..
Alloy steel bolt lebih kecil dari pada No 10 – 32
Aluminium alloy bolt lebih kecil dari ¼ inchtidak
digunakan pada primary structure.
Aluminium alloy bolt dan nut tidak digunakan pada
tempat yang sering dibuka untuk parawatan maupun
inspeksi.
AN-73 drilled head bolt adalah sama dengan
standard bolt, tapi mempunyai lobang untuk safety
wire. AN-3 dan AN-73 adalah bolt yang dapat saling
enggantikan dalam semua keperluan pekerjaan
kerena kekuatan tension dan shearnya sama.
Close Tolerance Bolt.
Close tolerance bolt Hex-head ( AN-173 s.d AN
186 ) atau countersunk head 100 0
( NAS-80 s.d
NAS-86 ) . Bolt ini dipasangkan pada tempat
( lobang ) yang mempunyai toleransi yang
sempit/kecil sehingga bolt ini akan pada
tempatnya bila dipukul dengan hammer 12 s.d 14
Ounce.
Internal Wrench Bolt.
Yaitu bolt dengan kode MS-20004 s.d MS-20024
atau NAS-495.
Dibuat dari high strength steel dan digunakan untuk
beban tension dan shear. Bila metrialnya Dural
( Pemasangan pada matrial dural ), special heat-treat
washer harus digunakan untuk memberikan bantalan
pada kepala bolt. Kepala boltnya recessed( cekung )
digunakan untuk mengencangkan dan melepas bolt.
Special high-strength nut digunakan pada bolt ini.
Bolt ini tidak bisa digantikan dengan bolt jenis lain.
Standard hex head bolt tidak bisa untuk
menggantikan karena mempunyai kekuatan yang
berbeda .
Identifikasi dan Penandaan.
Bolt dapat diidentifikasikan oleh kepalanya, cara
pengamanannya, matrial yang digunakan dalam
pembuatan, atau kegunaan yang diharapkan.
AN Steel bolt ditandakan dengan tanda yang timbul
pada kepela bolt, Corrosion resistant steel ditandakan
dengan tanda satu dash ( - ) pada kepala bolt, dan AN
Aluminium alloy bolt dengan dua tanda dash .Part
number Menerangkan tentang diameter, bolt length,
grip length sebagai contoh :
Bolt dengan Part Number AN3DD5A yaitu :
AN : Air Force Navy Standard bolt.
3 : Diameter bolt dalam per 16 yaitu : 3/ 16
DD : Matrial 2024 Aluminium alloy
Bila “ C “ matrial corrosion sesistant steel.
SMK Penerbangan
Dan bila tidak ada tanda sama sekali berarti :
Matrial Cadmiun plated steel.
5 : Panjang bolt dalam per 8 inch,berarti : 5/8 “.
A : Sank tidak berlubang, Bila “ H “ berarti
berlubang pada sank.
Close tolerance NAS Bolt dibentuk lain yaitu
timbul atau tenggelam tanda segitiga yang terdapat
pada kepala bolt.
Penandaan matrial NAS bolt adalah sama dengan
AN Bolt, kecuali yang membedakan yaitu timbul
atau tenggelanya tanda segi tiga..
Bolt di Inspeksi ( diperiksa ) dengan Magnetik
( Magna flux ) atau dengan Flourescent ( Zyglo )
yang berarti identifikasi berdasarkan perubahan
warna, atau penendaan pada kepala dari masing –
masing type.
SPECIAL PURPOSE BOLT.
Adalh bolt yang dibuat untuk keperluan kusus,
yang diklasifikasikan dalam special purpose bolt.
Yaitu : Clevis bolt, Eyebolt, Jo-bolt, Lock bolt.
Clevis Bolt.
Bentuk kepalanya cembung ( round ), dikepalanya
terdapat sloted atau recesse untuk penggunaaan
screw driver.
Bolt ini hanya digunakan pada beban shear saja dan
tidak pernah pada beban tension, , sering
ditempatkan pada mekanikal pin control system.
Nomor standard AN-21 s.d AN 36 .
Contoh penandaan / Part Number Clevis bolt
AN24 - 14 A artinya :
AN : Air-Force Navy Standard bolt.
2 : Clevis Bolt.
4 : ¼ “ Diameter
14 : 14 / 16” ( 7/8” ) length.
A : sank not drilled.
Eyebolt.
Special bolt yang digunakan pada beban-beban
tnsion dari luar.
Ini dibentuk untuk penempatan komponen lain ,
seperti kegunaan pada Fork turnbuckle, kable
shackle, pada threadnya ada yang dibuat berlubang
dan tidak berlubang, hal ini untuk keamanan
Jo-Bolt.
Adalah modifikasi Internally thread pada tiga
permukaan rivet.
Jo-bolt terdapat 3 bagian :
-. Threaded steel alloy bolt,
-. Threaded steel nut,
-. Stainless stell sleeve yang dapat mengembang
( expand ).
Dari tiga bagian ini dari manufaktur belumlah
disatukan .
Pengerjaannya dengan memutarkan bolt, nut
ditahan, sleeve akan mengembang dan akan menutup
( mengikat benda kerja ) ketika sudah selesai atau
pemutaran maximum groove pada bolt akan putus .
Jo-bolt dibuat dengan menggunakan high shear dan
tensile strength .
Ditempatkan pada permanen struktur , yang tidak
pernah atau tidak sering dibuka, baik untuk inspeksi
maupun untuk keperluan perbaikan, sebab terdapat 3
bagian tsb, yang memungkinkan akan menjadi
kendor.
Keuntungan menggunakan Jo-bolt :
Sangat tahan terhadap vibrasi, ringan , dan cepat
dikerjakan perseorangan.
Terdapat 4 seri Diameter :
1. seri 200 + diameter 3/16 “.
2. 260 ¼ “
3. 312 5/16
4. 375 3/8
Jo-bolt terdapat 3 macam kepala :
1. F ( Flush ).
2. P ( Hex-head ).
3. FA ( Flush Miliable ).
Gb.
Lock Bolt.
Adalah : Combinasi
antara high strenth bolt dan
rivet, tapi keuntungannya
lebih dari pada bolt dan
rivet.
Umumnya terdapat pada
Wing slice fitting, Beams,
Skin-splice plated dan mayor structural.
Lebih mudah serta cepat dipasaang dari pada bolt
dan rivet biasa, menghemat penggunaan lock washer,
cotter pin , special nut.
Pemasangan dengan menggunakan pneumatic
hammer atau Pull-gun.
Ketika dipasang, ini sangat rigit dan mengunci secara
permanen pada tempatnya.
Terdapat 3 type yang digunakan :
1. Pull type
2. Stump type
3. Blind type.
Pull type.
Digunakan pada primary & secondari struktur ,
sangat cepat dalam pemasangan, mempunyai ½ berat
AN steel bolt & nut.
Alat untuk pemasangannya special pneumatic “
Pull gun “pemasangan dapat perseorangan dan dari
satu arah.
Pin dibuat dengan heat treated alloy steel atau
high strength alloy . Collar dibuat dari Al.alloy atau
Mild Steel.
Stump type.
Sama seperti Pull Type, tapi tidak mempunyai
extendedstem. Pemasangan dengan standard
SMK Penerbangan
pneumatic riveting hammer dan backing
bar.Dikerjakan oleh dua orang dan dari dua arah.
Pin dibuat dengan heat treated alloy steel atau
high strength Al.alloy.
Colar dibuat dari Al.alloy atau Mild steel.
Blind Type.
Dibuat menyatu ( asembled dari manufaktur ).
Karakteristiknya :Kuat, dan dapat menarik plat /
benda kerja secara bersamaan. Digunakan /
pamasangan dari satu arah /satu sisi dapat dikerjakan
perseorangan. Ditempatkan pada tempat-tempat yang
sulit dicapai oleh rivet biasa.
Alat pemesangannya special pneumatic Pull Gun
Blind lock bolt terdiri dari heat treated Alloy steel
pin Blind Sleeve dan Filler Sleeve, Mild Steel Collar,
dan Carbon Steel Washer.
Lock bolt bisa digunakan / diganti dengan hi-
shear rivet, solid steel rivet atau AN bolt pada
diameter dan bentuk kepala yang sama, pada AN
2024-T.
Penomoran.
PULL type.
AL PP H . T 8 8
8 = Grip length per 16 “.
8 = Diameter Body per 32 “.
T = Pin Matrial :
-T : Head treat alloy steel.
-E : 75 S – T6 Al.alloy.
H = Class fit.
- H.Hole filling (interferance fit )
- N Non hole filline ( clereance fit ).
ALPP = Head Type :
ACT 509 : Close Tolerance AN 509 C- Sink head
AL PP : Pan head.
ALPB : Brazier head
ALP 509 : Standard AN 509 C-Sink
head.
ALP 426 : Standard AN 426 C-Sink
head.
BLIND TYPE.
BL 8 4
Grip length per 16 “ + 1/32 “.
Diameter body per 32 “.
Blind Lock bolt.
STUMP TYPE
ALSF E 8 8
Grip length per 16 “.
Diameter body per 32 “.
Pin metrial :
E : 75 S – T6 Al.alloy.
T : Heat threat alloy steel.
Head type
ASCT 509 : Close tolerance AN 509 C-sink head.
ALSF : Flat head type.
ALSF 509 : Standard AN 509 C sink head.
ALSF 426 : Standard AN 426 C sink head.
Bagian – bagian dari Bolt :
1. Head ( kepala bolt ) : bagian teratas dari bolt.
2. Bolt length / sank :seluruh bagian bolt yang
berada dibawah head.
3. Grip length : bagian dari bolt length
( panjang bolt ) yang halus dan tidak ada
ulirnya.
Berada diantara benda yang dikencangkan.
4. Thread / ulir : tempat untuk penempatan nut.
Gb.
Cara pemasangan bolt yang benar yaitu :
1. Kepala bolt harus berada diatas benda yang
dikencangkan.
2. Menghadap ke depan / arah angin, agar apabila
nut lepas bolt tidak jatuh.
3. Kepala bolt harus selalu lebih besar dari pada
diameter sunk, untuk mencegah masukknya
bolt ke dalam lobang.
4. Pengencangannya lebih utama pemutaran pada
nut.
5. Memberikan bantalan / washer pada kepala
bolt atau pada nut.
6. Bila menggunakan torsi / tenaga pengencangan
harus sesuai ketentuan.
A / C NUT.
Nut adalah alat pengencang yang dipasangkan
pada bolt atau stud,
Nut mempunyai thread kanan dan kiri, thread
kanan arah pengencangannya searah jarum jam,
thread kiri arah pengencangannya berlawanan
dengan arah jarum jam.
Ukuran nut, jarak antara flat yang berlawanan.
Bagian – bagian Nut.
Gb.
1. Flat adalah : bagian permukaan nut yang
digunakan untuk memasang kunci/Wrench,
dalam pengencangan maupun pengendorannya.
2. Internal diameter.
Internal diameter selalu sama ukurannya dengan
bolt atau stud yang menjadi pasangannya :..
a.Mayor diameter nut harus sama ukurannya
dengan minor diameter bolt.
b.Minor diameter nut harus sama ukurannya
dengan mayor diameter bolt.
3. Height adalah ketebalan nut, ketebalan ini
tergantung dari jenis dan pemakaian nut.
4. Internal thread, mempunyai trhread kiri dan
thread kanan.
Ukuran thread harus sama dengan bolt / stud
pasangannya.
SMK Penerbangan
Dipasawat terdapat bermacam – macam bentuk,
ukuran, dibuat dari cadmiumplated, carbon steel,
stainless steel atau anodized 2024-T Al alloy.
Mempunyai ulir kanan maupun kiri ( arah
putarannya ). Tidak ada identifikasi pada permukaan
nut ( penomoran ).
Nut dapat diidentifikasi henya dengan sifat logam
dan warna , pada aluminium, brass atau cara kerja
pada Self locking type dan dari bentuknya.
Nut dapat dibedakan menjadi 2 grup.
1. Non self locking nut.
Yaitu nut yang harus diberi pengaman dari
luar / seperti cotter pin, safety wire atau lock
nut.
2. Self locking nut.
Yaitu nut yang mempunyai pengaman
sendiri/ internal .
Non Self Locking Nut.
Jenis jenisnya antara lain .
Castle nut, Castelled nut, Shear nut, Plain hex nut,
Light hex nut, Plain check nut.
Castle Nut.
AN 310 digunakan dengan AN
Hex head, clevis, eye bolt, yang
mempunyai lubang pada sank.
Castle nut dapat menahan tensional load yang
basar, penggunaannya harus memakai pengaman
antara lain dengan cotter pin lock, atau safety wire.
Matrial : Steel
Proses : heat-treat harden dsan Cadmiun plated.
Threat : Class 3 NF
Castelled Shear Nut
AN 320, dibuat untuk
kelengkapan seperti pada clevis
bolt yang mempunyai lubang
untuk taper pin, yang umumnya digunakan untuk
beban shearing stress.
Castelled shear nut mempuyai bentuk yang lebih
tipis dari pada castle nut.
Matrial, Proses dan Threar sama dengan castle nut.
Plain hex nut. AN 315 ( Coarse) & AN 335
( Fine).
AN 315
Matrial : Carbon Steel.
Thread : Class 3 NC
Mempunyai thread kanan dan kiri.
AN 335 ( Fine )
Matrial, thread sama ( class 3 ),
kanan-kiri.
Nut ini cocok untuk
perlengkapan yang menerima beban berat. Yang
mana dibutuhkan tambahan pengamanan lain berupa
check nut atau lock washer, penggunaannya
dipesawat sangat dibatasi
Light hex nut. AN 340 ( Coarse) & AN 345
( Fine).
AN 340.
Matrial : Carbon steel,
Cadmium plated.
Thread : Class 2 NC
AN 345 .
Matrial, thread sama ( Class 2
NF ).
Lebih tipis dari Plain hex nut, dan harus
penggunakan tambahan pengamanan lain berupa
check nut atau lock washer.
Digunakan pada perlengkapan yang menerima beban
ringan .
Plain check nut.
AN 316 .
Digunakan untuk kelengkapan
penguncian pada plain nut, set
screw thead root end dan lengkapan lainnya.
Wing nut.
Matrial : Steel,
Cadmiun plated atau
Brass.
Thread : Class 2 NF
Nut ini pengencangannya dapat dengan
menggunakan jari tangan , penempatannya pada
tempet – tempat yang sering dibuka tutup.
Engine slotted nut AN 355.
Nut ini dibuat kusus untuk
engine dan tidak
dipergunakan pada pesawat.
Bentuknya lebih panjang
dari castle nut.
Matrial : Steel, Proses : heat tread harden.
Thread : Class 3 NF.
Selft Locking Nut.
Umumnya digunakan pada :
1. Antifiction bearing &
control pulley.
2. Accessories, anchor nut
pada inspection hole,
tahan terhadap getaran.
3. Rocker box cover &
exhoust stack.
SMK Penerbangan
Tidak dibenarkan self locking nut dipasang pada
tempat-tempat yang berputar terus menerus.
Nut ini dipergunakan dipesawat untuk menjaga
kekencangan hubungan / pengikatan yang tidak
mengendor bila terkena getaran.
Ada 2 macam alat pengunci pada self locking nut.
1. Terbuat dari metal, dapat dipergunakan
beberapa kali.
Terbagi menjadi 2 jenis.
a. Boots self locking nut.
b. Stainless steel locking nut.
2. Terbuat dari fiber, dapat dipergunakan sekali
dan akan segera mengendor.
Boots self locking nut.
Adalah nut yang mempunyai
satu permukaan , terbuat dari metal.
Nut ini pada dasarnya adalah 2 nut
yang dijadikan menjadi satu, yaitu : locking nut dan
load carrying nut, dua bagian ini dihubungkan
dengan spring.
Spring ini selalu menjaga agar jarak antara kaduanya.
Kedua nut tersebut mempunyai thread yang
sama tapi tidak berhubungan . thread dari bolt harus
melalui spring dahulu sebelum sampai pada thread
nut kedua ( pengunci ).
Setelah melalui spring, maka spring dan thread
nut kedua akan mengunci thread dari bolt.
Pemasangannya thread harus keluar dari nut
minimum 1 thread.
Boots self locking nut dibuat 3 macam bentuk
a. Wing type
Matrialnya : Anodized All. Alloy.
b. Roll-top
Matrial : Cadmium plated steel.
c. Bellows type.
Matrial : All.alloy.
Stainless steel self locking nut.
Terbagi menjadi 2 bagian yaitu :
Load thread dan nut case.
Load thread : thread yang mempunyai beban
pengencangan 2 bagian menjadi
satu.
Nut case : bagian pengunci.
Dalam nut case terdapat nut bore yang
mempunyai cela. Pada waktu nut case dimasukkan
bolt, maka cela tidak menjepit. Bila nut case dilewati
thread dari bolt, maka cela akan mengunci thread
dari bolt, sehingga nut tidak akan kendor karena
getaran pasawat pada waktu terbang.
Pada waktu memasang bolt di setiap self locking
nut maka thread dari
bolt atau stud harus
keluar dari bagian
terbawah nut paling
tidak satu thread
penuh lebih sempurna
jika 1 ½ thread.
Gb.
Elastic Stop Nut
Elastic stop nut standard nut dengan yang
menonjol tempat kedudukan fiber locking collar.
Fiber collar ini sangat kenyal dan kuat.
Nut ini tidak efektif di
tempatkan pada tempat –
tempat yang mengandung cairan
kimia, carcon tetrachloride, oli,
minyak dan juga pada tempat
panas maupun dingin.
 Nut ini terdiri dari dua bagian yaitu :
- Load thread dan Collar yang didalamnya
terdapat plastic yang kenyal dan kuat.
Bila thread bari bolt atau stud dipaksakan untuk
masuk kedalam plastik tersebut maka terbentuklah
thread yang menyerupai thread pada bolt / stud
tersebut, thread inilah yang akan mengunci bolt / stud
pada tempatnya
Elastic stop nut dapat digunakan beberapa kali
jika ditambahkan dengan pengaman lain seperti lock
cotter pinlock washer.
Pastikan pada penggunaan nut ini keadaan fiber tidak
longggar ( bisa diputar dengan jaru ), tidak rapuh .
Setelah pemasangan nut ini pastikan ujung thread
bolt,stud atau screw keluar penuh dari nut.
Ujung rata bolt,stud atau screw yang keluar kira-kira
1/32 inch.atau 1 sampai 1 ½ thread.
Tidak dibenarkan mengetab ( membuat thread
sendiri dengan tab ) pada fiber locking karena akan
mengurangi kekuatan penguncian pada bolt,thread
bolt yang akan memotong fiber.
Tidak dibenarkan nut ini
ditempatkan pada daerah yang
mempunyai temperatur diatas
2500
F
Nut ini bisa ditempatkan pada
mesin pesawat dan accessories
yang sudah ditentukan oleh
manufacture.
Gb
Sheet Spring Nut ( Tinnerman )
Sheet spring nut digunakan dengan
standard dan sheet metal self tapping screw yang
digunakan pada non structural.
Kita akan menemui banyak macam dan bentuknya
dalam penggunaan pada support line clamps, conduit
clamps, electrical equipment, access doors dan lain-
lain.
Sheet Spring nut dibuat dari spring steel yang
memjaga kekencangan bagian – bagian yang
disatukan .
Macam – macam sheet spring nut.
a. Instrument Mounting Type.
Nut type ini digunakan untuk penempatan
Instrument case ke Instrument panel
dipesawat. Matrial yang digunakan : Stainless
steel.
Pemasangannya dengan cara memasukkan
atau menyelipkan nut tsb kedalam lubang nut
di Instrument panel.
SMK Penerbangan
Gambar
….
b. Anchor Nut / Nut Plated.
Pemasangannya dengan dirivetkan pada
struktur member, untuk menahan
screwinspection plated.
Nut ini tidak mempunyau kekuatan yang
besar, digunakan pada Non Struktural
inspection plated untuk melindungi
permukaan dari kerusakan oleh pemasangan
dan pelepasan self tapping screw.
Anchor Nut / Nut Plated :
Adalah : Metal self locking nut yang dipasang
pada metal member yang akan disambungkan dengan
rivet.
Hal ini dilakukan karena keterbatasan / sempitnya
ruangan sehingga tidak memungkinkan
menggunakan kunci / wrench untuk memasang atau
melepas nut.
Semua nut plate ini bebannya tidak besar, sehingga
bentuk nutnya kecil dan tipis.
Macam – macam Anchor Nut.
1. Two Lug Anchor Nut AN 366 F.
Matrial Cadmiun plated steel.
2. One Lug Anchor Nut NAS. 1025.
3. Coner Anchor Nut NAS 1027 / MS 21080.
Matrial Cadmiun plated steel.
4. Right Angle Anchor Nut AN 256 C.
Matrial Corrotion resistant steel.
Thread : NF dan NC.
Code F – Steel.
C - Corrotion resistant steel
WC- Weldable Corrotion Rest Steel.
5. High Temperatur Two Lug Anchor Nut.
AN 362 F.
6. Two Lug Floting Anchor Nut NAS 686 / MS
21059.
Matrial Heat treat cadmium plated steel.
Identifikasi Nut Non self locking.
AN 310 D 5 R.
AN 310 : Castle nut.
D : 2024-T All.alloy
5 : 5/16 Inch Diameter.
R : thread kanan ( biasanya 24
thread per inch).
AN 320 – 10
AN 320 : Castelled shear nut
10 : 5/8 inch diameter ( 18 thread
per inch )
AN 350 B 1032
AN 350 : Wing nut.
B : Brass.
10 : bolt nomor 10
32 : thread per inch
STUD
Adalah steel rod yang mempunyai thread
pada kedua ujungnya .Stud digunakan dimana bolt
tidak dapat digunakan dan memungkinkan akan
rusaknya inner thread pada memberkarena seringnya
dibongkar pasang. Pemasangan stud adalah semi
permanen yang mana salah satu ujungnya
ditempatkan pada lobang benda / member dan
lainnya dipasangkan pada nut.
Untuk memberikan kekuatan pengencangan
thread pada stud dibuat Coarse / kasar , ujung stud
yang dimasukkan kedalam lubang threadnya Class 3
( medium ) dan pada nut Class 2 ( Free ). Secara
umum stud selalu ditempatkan pada benda / member
yang lebih lunak dari steel dan mendapatkan beban
sambungan yang tinggi / kencang . Untuk menambah
kekuatan sambungan yang lebih tinggi dibutuhkan
lebih besar diameter stud yang digunakan.
Stud dibuat dari bahan nickel steel alloy dan
matrial yang spesifikasinya sama dengan bolt.
Stud tidak menggunakan self locking nut karena atau
cotter pin lock ( bila stud berlubang ) karena akan
menyebabkan stud pada member mengendor.
Umumnya nut pada stud menggunakan Lock nut
atau dengan Locking Wire pada Castlelled nut dan
stud yang berlobang.
Macam – macam Stud
1. Stud dengan satu ujungnya lebih besar.
Stud bagian yang tertanam pada member
mempunyai diameter yang lebih besar.
2. Stud dengan diameter kedua ujungnya sama
3. Stud yang mempunyai bahu.
Pada stud ini selain pada kedua ujungnya
mempunyai diameter yang berlainan juga
mempunyai bahu. Kebaikan stud ini pada
waktu dipasang lebih stabil
Memasang stud perlu diperhatikan bahwa stud ini
harus terpasang dengan baik pada tempatnya.
Pemasangan dapat menggunakan stud block atau
dengan menggunakan 2 nut.
Dengan menggunkan salah satu alat tersebut
patahnya stud dapat dihindarkan.
Gb.
Cara mengeluarkan stud yang patah :
1. Jika patahnya diatas atau diluar.
Pertama : dibuat bentuk segi empat dengan kikir,
kemudian dibuka dengan menggunakan
kunci pas.
Kedua : menggunakan tang jepit/plier grip dan
diputar kearah mengendor ( kekiri ).
Ketiga : ratakan bagian atas kemudian buat
Sloted dengan heksaw/gergaji dan
diputar menggunakan screw driver.
2. Jika patahnya didalam.
Mula-mula dicenter dengan gerinda dalam
kemudian dibor dengan diameter sedikit
lebih kecil dari diameter stud, dibuat left
SMK Penerbangan
hand thread dengan tapping tool, masukkan
bolt left hand thread ,diputar terus sampai
sisa stud keluar dari lubang.
Aircraft SCREW
Secara umum Screw adalah : Alat pengencang
( fastening devices ) yang hampir sama dengan bolt,
tapi tidak sekuat bolt ( karena dibuat dari matrial low
strength ), dan menggunakan screw driver untuk
memasang dan melepasnya.
Gb.
Bagian – bagian screw :
1. Head / kepala , yang merupakan kebagian
paling atas, mempunyai slot yang digunakan
untuk memasang screw driver.
Ada 2 ( dua ) jenis Slot pada screw.:
a. Lurus ( recessed ).
b. Menyilang, ada dua
….1. Reed & Prince, berkepala
runcing / dalam.
2. Philips, berkepala agak tumpul/
dangkal.
2. Panjang screw tergantung pada kepala screw.
- Bila kepala screw berbentuk
countersunk maka kepala screw
termasuk panjang dari screw.
- Bila bentuk kepalanya Round atau
Filister, maka bukan termasuk panjang
screw.
3. Sunk.
Panjang dari sunk adl : sama bagi semua
screw,..panjang sunk tidak termasuk head
screw / kepalanya.
4. Grip Length.
- Untuk countersunk sama dengan
panjang bodynya ( tidak ada thread).
- Untuk round dan Filister diukur dari
bawah kepalanya sampai thread.
5. Thread / ulir.
Thread berada dibagian bawah dari body
dan ujungnya runcing.
Secara khusus type structural screw sama dengan
standard structural bolt, hanya saja yang
membedakan pada bentuk kepalanya, matrial pada
keduanya sama (structural screw dan structural bolt ),
begitu juga pada panjang Gripnya.
Screw dibedakan dalam 3 ( tiga ) Group:
1. Struktural Screw, dimana mempunyai
kekuatan yang sama dengan bolt.
2. Mechine Screw, termasuk type mayoritas/
lebih umum dan digunakan untuk general
repair.
3. Self tapping Screw, digunakan untuk
penempatan part yang ringan.
4. Drive Screw,
1, Struktural Screw.
Structural screw dubuat dari Alloy steel
dengan heat threated, dan dapat digunakan seperti
structural bolt. Screw ini ditentukan dalam seri NAS
204 s.d NAS 235 dan AN 509 s.d AN 525.
Screw ini mempunyai panjang grip dan shear
strength sama seperti bolt dengan ukuran yang sama.
Toleransi sunk-nya sama pada AN hex-head bolt dan
thread NF.
Structural Screw mempunyai bentuk kepala :
round, brazier, dan countersunk.
Cross Recessed head Screw diputar dengan
menggunakan screwdriver Philips atau
Reed&Prince.
AN 509 ( 1000
) countersunk ( flathead ) screw
digunakan dalam countersunk hole dimana
dibutuhkan permukaan yang rata.
AN 525 washer-head structural screw digunakan
dimana round head tidak memungkinkan untuk
digunakan, dimana washer-head Screw mempunyai
kontak permukaan
yang lebih luas.
Gb.
2. Machine Screw
screw ini mempunyai bentuk kepala :
Countersunk ( flathead ), roundhead, atau washer
heat
Screw ini merupakan General Purpose, yang terbuat
dari Low carbon steel, Brass, Corrosion resistant
steel, dan Aluminium alloy.
Roundhead screw AN 515 ( Coarse thread ) dan
AN 520 ( Fine thread ) mempunyai slotted atau
recessed dikepalanya.
Countersunk Mechine screw AN 505 dan AN
510 bersudut 820
, dan AN 507 bersudut 1000
.
Fillister head Screw, AN 500 s.d AN 503, adalah
General purpose screw dan digunakan sebagai cap
screw dalam mekanisme ringan, seperti pada Gear
box cover plates.
AN 500 (Coarse thread )dan AN 501 (Fine thread ).
AN 502 ( Fine ) dan 503 ( Coarse ) Fillister head
screw dibuat dari heat-threat alloy steel, mempunyai
grip yang lebih pendek screw ini digunakan sebagai
capscrew yang membutuhkan kekuatan yang besar.
Coarse thread screw umumnya digunakan sebagai
capsscrew dalam tapped Aluminium alloy dan
Magnesium casting, sebab kedua metal ini lunak.
3. Self-tapping Screw.
Screw ini mempunyai beban yang ringan ( low
strength ), ulirnya kasar dan tidak menggunakan nut
sebagai pasangannya.
Self tapping screw dapat membuat ulir sendiri
pada waktu dipasang pada casting.
Selftapping screw bernomor AN 504 dan AN 506
AN 504 (round head) dan AN 506 ( countersunk 820
)
Screw ini digunakan untuk penempatan removable
part, seperti name plates ke casting( member metal)
dan part dimana screw membuat thread (self tapping)
pada casting ( member metal ).
AN 530 dan AN 531 adalah self tapping screw
untuk sheet metal, sering disebut juga Parler-Kelon
type-Z , dimana digunakan dalam temporary
SMK Penerbangan
attachment pada sheet metal untuk perivetan,
pemasangan secara permanen pada non structural.
Self tapping screw tidak boleh digunakan untuk
menggantikan stadard
screw, nut, bolt atau
rivet.
Gb.
Drive Screw
Drive screw adalah termasuk self tapping screw
tapi tidak screw yang sesungguhnya, karena screw ini
cara penemptannya dengan dipukul menggunakan
hammer pada kepalanya, dan tidak mempunyai
slotted atau recessed .
Drive Screw, AN 535 disebut juga Parker-Kelon
type- U.
Screw jenis ini tidak boleh dibongkar setelah
pemasangan, sebab threadnya akan rusak, juga
lobang pada casting akan melebar / longgar.
Gb.
Identification and Coding
Contoh : AN 501 (A)B – 416 – 7
AN = Airforce Navy standard.
501 = Fillister head, fine thread.
( A )= setelah kode matrial = berlobang
( )= tidak berlobang .
B = Brass / kode matrial.
D = Aluminium Alloy 2017 – T
C = Corrosion resistant Steel.
416 = 4/16 inch diameter.
7 = 7/16 inch panjang screw.
NAS 144 DH - 22.
NAS : National Aircraft Standard.
144 : Head style, diameter and thread :
¼ - 28 bolt internal wrench.
DH : Drilled head.
22 : screw length dalam per 16 inch – 22/16
( 1 3/8 ).
UNTHREAD FASTENER
WASHER ( RING )
Washer karena bentuknya seperti ring, sering
disebut ring yang ditempatkan diantara kepala bolt /
screw dan material yang digabungkan atau diantara
nut dan metal yang digabugkan.
Kegunaan washer adalah :
-1. Meratakan beban.
-2. Mencegah keausan metal yang digabungkan.
-3 Mencegah korrosion metal yang digabungkan
-4. Mengatur jarak sehingga gripnya tepat berada
pada metal yang digabungkan atau lubang pada
thread / ulir tepat pada cela Castle Nut.
Penggunaan washer dapat yang tipis maupun yang
tebal, sesuai ketentuan yang ada pada manual, dapat
berjumlah satu ataupun dua buah.
Penggunaan washer dianjurkan sesuai dengan
bahan yang sama dengan bolt atau nutnya.
Ukuran dari washer.
Washer mempunyai 3 bagian yang diukur yaitu :
1. Internal Diameter.
Ukuran ini harus sama dengan ukuran shank
dari bolt/screw pasangannya. Toleransi
besarnya 1/16“ dari ukuran shank.
2. Ekternal Diameter.
Miimum ukurannya harus sama dengan
ukuran kepala bolt / screw. Toleransi
bersarnya max 1/8” dari kepala b/ crew.
3. Ketebalan / Thicness.
Penggunaan ketebalan washer dapat 1 atau 2
atau bahkan 3 pada satu tempat.
Ketebalan ini akan mengatur :
a..Semua bagian Grips tertutup sehingga Nut dapat
dikencangkan.
b. Lubang pada sank lurus dengan celah pada Castle
Nut, sehingga cotter pin dapat dipasang dengan
sempurna.
Waher yang sering
digunakan pada
airframe repair
adalah plain, lock,
atau special
washer.
Gb.
Macam – Macam Washer.
Plain Washer.
Adalah washer yang permukaannya
halus dan berbantuk melingkar.AN 960
dan AN 970 digunakan untuk hex nut.
Washer ini memberikan lapisan
permukaan yang halus antara bolt,
screw atau nut dengan metal dan
mengatur jarak / shim antara panjang Grip pada
pemasangan bolt dan nut.
Digunakan untuk penyetelan posisi Castle nut
tepat di lubang cotter pin pada bolt.
Plain washer digunakan harus dibawah Lock Washer
untuk mencegah kerusakan pada permukaan material
( bila menggunakan tambahan Lock Washer ).
Aluminium atau all.alloy washer yang digunakan
pada Aluminium alloy atau magnesium pada
structure , akan menyebabkan corrosion karena
perbedaan metalnya. Dalam keadaan ini arus
listrik akan mengalir ( static elektrik ) antara
washer dan steel bolt. Umumnya digunakan
Cadmium plated stel washer sebagai bantalan/
bearingnya dengan struktur, karena washer ini
akan menahan gaya potong pada nut yang lebih
baik dari pada all.alloy washer.
AN 970 steel washer mempunyai bearing area
yang lebih luas dari pada AN 960 , dan digunakan
SMK Penerbangan
untuk permukaan kayu, pemasangannya antara
struktur dengan head dan nut.
Lock Washer
Digunakan bila self locking nut atau castle nut
tidak dapat dipakai .
Ada Macam- macam Lock Washer :
1. Spring Washer ( AN 935 ).
Bila dipakai pengunciannya dengan
tekanan yang diberikan dari bolt atau nut
kepada strukture member metalnya.
Pengunciannya ini mencegah
mengendornya nut dari vibration.
Washer ini dapat digunakan berulang
kali.
2. Shakeproof Lock
Washer.
Adalah : Washer yang
pada bagian luarnya dibuat
bergerigi ( tab ) yang
dibengkokkan secara
menyilang (cross ) keatas dan
kebawah dari permukaan bolt
atau nut.
Pengunciannya dengan memberikan tekanan
dan akan membuat gerigi washer ini merapat ke nut
dan structure member.
Washer ini dapat dipakai hanya sekali karena
gerigi nya akan segera rusak setelah pemasangan dan
pembongkaran.
Shake proof Lockwasher dapat ditempatkan
pada tempat yang panas dan tempat yang banyak
mendapatkan vibrasi yang besar.
3. Ada berbagai macam cara mengamanan
dalam lock washer, seperti externl tab washer yang
dibengkokkan 900
keluar setelah pemasangan
Lock Washer tidak boleh digunakan pada :
1. Dengan fastener pada primary atau secondary
structures.
2. Dengan fastener pada beberpa part di pesawat
yang mana akan menyebabkan kerusakan atau
bahaya begi pesawat ataupun personilnya.
3. Sambungan yang terletak pada air flow.
4. Daerah yang sering dibongkar pasang .
5. Dimana washer menyebabakan kondisi yang
corrosive/berkarat
6 Penempatan yg terbuka pada daerah air flow.
7. Ditempatkan pada matrial yang lunak tanpa
menggunakan plain washer untuk mencegah
rusaknya permukan matrial.
Special Washer.
Ball-socket dan seat washer , AC 950
dan AC 955, adalah special washer yang
digunakan / ditempatkan menyudut
terhadap permukaan atau daerah yang
tepat, telah ditentukan.
Kedua washer ini digunakan secara
bersama-sama.
Washer NAS 143 dan MS 20002 washer
digunakan untuk internal wrench bolt, pada seri NAS
144 s.d NAS 158.
Washer NAS 143 C dan MS 20002 C adalah
countersunk yang digunakan pada head bolt
countersunk dan plain washer digunakan dibawah
nut.
TURN LOCK FASTENER
Turn lock fastener digunakan untuk mngunci
inspection plated, doors, dan panel-panel lain yang
dapat dibuka pada aircraft.
Turn lock fastener juga diartikan sebagai quick
opening, quick action, dan stressed panel fastener..
Dengan kata lain fastener ini dibutuhkan untuk
memudahkan membuka acces panel guna inspeksi
dan servicing.
Dzus Fastener.
Fastener ini terdiri dari Stud, Grommet dan
Receptacle ( berupa spring yang dirivetkan pada
structure pesawat )
Grommet dibuat dari bahan aluminium atau
aluminium alloy, yang berguna untuk mengunci
stud..
Grommet dapat dibuat dari 1100 aluminium tubing
( yang dibentuk countersunk ), jika dalam keadaan
sangat darurat.
Spring dibuat dari Cadmium plated, untuk tahan
terhadap corrotion.
Spring digunakan untuk mengunci stud ketika dua
bagian di satukan..
Stud dibuat dari Steel dan Cadmium plated.
Stud ini mempunyai tiga bentuk kepala :
Wing, Flish dan Oval.
Diamter body, length, dan head type
identification atau ditentukan oleh tanda yang
terdapat pada kepala stud.
Diameter selalu diukur dalam per 16 Inch
Length ( jarak diukur dari kepala stud sampai pada
bawah spring hole ) diukur dalam per 100 inch.
1/4 putaran clockwise untuk mengunci stud ini, dan
¼ putaran untuk unlocked.
Dzus fastener identification.
F : Flush head.
61/2 : Body diameter dalam per 16 Inch.
.50 : Length ( 50 /100 ) inch.
SMK Penerbangan
Camlock Fastener
Camlock fastener dibuat beragam bentuk dan
macamnya.
Seri yang sering digunakan yaitu 2600, 2700, 40S51,
4002.
Fastener ini digunakan untuk pengencangan pada :
- Cowling dan Fairing.
Camlock fastener mempunyai 3 bagian yaitu :
- Stud assembly, Grommet, Receptacle
Stud dan Grommet dipasang pada bagian yang
dibuka, dengan permukaan rata, dimpled ( cekung )
countersunk, disesuaikan dengan ketebalan matrial
yang digunakannya
Receptacle ( bagian pengunci yang dirivetkan
pada struktur pesawat ).
Receptacle ini mempunyai dua type :
- Rigid dan Floting.
Penguncian fastener ini dengan memutarnya ¼
putaran ( clockwise ) dan sebaliknya.
Gb.
Airlock Fastener.
Fastener ini memiliki 3 bagian yaitu :
- Stud, Cross pin, dan Receptacle.
- Stud dibuat dari steel dan case hardened untuk
menjaga pemakaian yang berlebihan (supaya kuat )
Lubang stud dibuat pres fit pada cross pin.
Ketebalan total matrial yang dikencangkan
dengan fastener ini harus diketahui dahulu sebelum
menentukan panjang stud yang digunakan untuk
instalasi.
Total ketebalan untuk penguncian matrial masing-
masing stud ini dapat diketahui dari tanda yang
terdapat pada kepala stud, dalam per-1000 Inch
( .040, .070, .190, …..).
Bentuk kepala stud pada air lock
fastener ada 3 macam yaitu :
- Flush, Oval, dan Wing
Gb.
Cross pin dibuat dari Chrome Vanadium steel dan
heat treated untuk memberikam maximum strength,
pemakaian maximum, dan menahan beban.
Cross pin ini hanya dapat digunakan sekali saja,
setelah dilepas dari stud cross pin ini harus diganti
dengan yang baru.
Receptacle untuk airlock fastener ini dibuat dalam
dua ( 2 ) type yitu : Rigid dan Floating.
Receptacle dibuat dari high carbon, heat treated steel.
PIN
Penggunaan Pin pada pesawat terbang yaitu untuk
menjaga keamanan dan mencegah terjadinya
penurunan, penggunaan / pengencangan pada bagian-
bagian pesawat terbang dan menahan shear load..
Dalam aircraft struktur Pin utama mempunyai
tiga ( 3 ) type : Taper pin, Clevis atau Flathead pin,
dan Cotter pin.
Taper pin.
Plain pin ( AN 385 ) dan Threaded pin ( AN 386
), digunakan dalam sambungan ( joint ) yang
membawa shear load. Pin ini mempunyai lubang
untuk safety wire.
Threaded taper pin digunakan dengan taper pin
washer ( AN 975 ) dan shear nut ( yang diamankan
dengan cotter pin ), atau self locking nut.
Gb.
Flathead atau Clevis pin.
Pin ini umumnya disebut Flathead pin (MS
20392) yang digunakan dengan Tie-rod terminals dan
pada secondary controls yang mana tidak beroperasi
secara terus menerus.
Pemasangan pin ini kepalanya harus berada diatas
dengan tujuan apabila cotter pin lepas atau patah pin
akan tatap berada pada tempatnya.
Gb.
Cotter pin.
AN 380 Cadmium-plated, low-carbon steel cotter
pin digunakan untuk pengamanan bolts, screws, nuts,
dan pin lainnya, juga digunakan dalam pengerjaan
lain yang membutuhkan keamanan.
AN 381 Corrosion
resistant steel cotter pin
digunakan pada tempat
matrial non magnetic
atau tempat yang
dikehendaki tahan
terhadap corrosion.
Roll pin.
Roll pin adalah pressed-fit pin dengan ujung yang
runcing ( seperti peniti ).
Pin ini dibuat dari spring steel dan dibentuk
melingkar dari sebuah tabung.
Pemasangannya, memasukkannya dengan hand
tools dan ditekan. Tekaanan pin ini menahan dinding
lubang supaya tidak bergerak.
Contoh pemasangannya pada penguncian turnbuckle,
saftying hub blade ( rotary wing ).
Gb.
SMK Penerbangan
Lock and safety pin.
Lock pin digunakan untuk mengunci cowling
fastener.
Pin ini dibuat dari corrosion resistant steel wire.
Penggunaan pin ini tidak menggunakan tools,/ dapat
hanya dengan tangan
Cara penguncian pin ini yaitu pin melewati lubang
pada stud / fastener
Gb..
RIVET.
Adalah : metal pin yang digunakan untuk
menggabungkan dua atau lebih sheet metal, paltes
atau masing –masing material secara bersama sama
Kepala di salah satu isi ujungnya dibuat dari
manufaktur.
Sunk ditempatkan pada lubang dan diantara dua
permukaan material, dan ujung lainnya digunakan
untuk mengunci matrial tersebut secara bersama.
Bagian-bagian Rivet :
1. Head / kepala :
terletak pada salah satu ujung rivet dan
memiliki garis tengah.
2. shank / grip / panjang
-. Bila kepalanya round maka diukur dari
batas bawah kepala sampai ujung satunya.
-. Bila Countersunk maka diukur dari batas
atas kepala sampai ujung satunya.
3. diameter shank .
Dua type utama Rivet yang dipergunakan dalam
pesawat terbang yaitu :
-. Solid-shank , yang pengerjaannya harus
menggunakan backing bar dan dua orang.
-. Special ( Blind ) rivet , pengerjaannya tidak
menggunakan backing bar dapan dapat
dikerjakan perseorangan.
Solid Shank Rivet.
Solid-shank river umumnya digunakan untuk
pengerjaan repair.
Diidentifikasikan dengan : material yang
dipergunakan, bentuk kepala, ukuran shank, sifat
pengerjaannya ( temper condition )
Macam-macam kepala Rivet.
1.Countersunk head AN 425.
2. Round head AN 430
3. Flat head AN 441.
4. Brazier head AN 455.
5. Universal head AN 470.
Lima macam rivet yang sering digunakan yaitu :
1100, 2017-T, 2024-T, 2117-T dan 5056.
Rivet 1100 mengandung 99,45 % pure
Aluminium dan sangat lunak, digunakan untuk
merivet aluminium alloy yang lunak.
Rivet 1100, 3003, 5052 digunakan pada non
structural part.
Rivet 2117-T dikenal dengan Field rivet lebih
banyak digunakan dari pada jenis rivet yang lainnya
untuk perivetan aluminium alloy structure.
Field rivet ini siap digunakan karena tidak
memerlukan heat-treating dan anneling lagi, juga
mempunyai ketahanan corrosion yang tinggi.
Rivet 2017-T dan 2024-T juga digunakan dalam
structure aluminium alloy structure yang
membutuhkan keuatan yang tinggi.
Jenis rivet ini dalan keadaan lunak ( anneled ),yang
harus dijaga kondisinya dalam refrigerator.
*. Rivet 2017-T harus segara digunakan dalam
jangka waktu 1 jam setelah keluar dari refrigerator.
*. Rivet 2024-T harus segera digunakan dalam
jangka waktu 10 – 20 menit setelah keluar dari
refrigerator.
Jenis rivet ini akan mengeras ( hardened ) dengan
sendirinya sesuai berlalunya waktu setelah
pengerjaan
Rivet 5056 digunakan untuk perivetan
Magnesium alloy structure karena ; mempunyai
kwalitas corrosion resistant yang baik dalam
kombinasi dengan Magnesium.
Mild steel rivet digunakan untuk perivetan steel
parts. Corrosion steel rivet digunakan untuk merivet
corrosion steel dalam firewalls, exhaust stack
brackets dan structure yang lainnya .
Monel rivet digunakan untuk perivetan Nickel-
steel alloy. Rivet ini dapat menggantikan untuk
digunakan pada corrosion resistant steel dalam
beberapa bentuk.
SMK Penerbangan
Copper rivet, penggunaannya dalam pesawat
sangat dibatasi. Copper ivcet hanya dapat digunakan
pada Copper alloy atau pda non magnetic matrial.
Proses heat-treating ( anneling ) pada rivet dikerjakan
dengan alat: Electric air furnance, Salt bath (air
garam) atau Hot oil bath.
Temperatur heat-treating antara 625 0
F – 950 0
F.
Agar dalam penanganannya pada heat-treating tidak
menyusahkan maka rivet ini dipanaskan dalam baki
atau jaring kawat, yang kemudian di Quenching
dalam cold water ( 70 o
F ) setelah heat-treated.
Rivet 2017-T dan 2024-T adla heat-treatable ivet,
yang akan segera bereaksi mengeras dengan cepat
dalam temperatur ruang. Dan harus segera digunakan
setelah keluar dari tempat pendinginan.
Untuk menjaga rivet ini dari pengerasan, rivet ini
dijaga pada temperatur dibawah 32 o
F dalam electric
refrigerator atau “icebox” rivet. Dalam kondisi
penyimpanan ini, rivet akan tetap lunak untuk
dikerjakan sampai 2 minggu atau lebih.
Untuk beberapa rivet tertentu harus dikeluarkan
untuk diheat-treating kembali, kemudian disimpan.
Heating time – Air Furnance.
Rivet alloy Waktu Temp.heat-trating
2024…. 1 jam 910 o
F – 930 o
F.
2017…. 1 jam 925 o
F – 950 o
F.
Heating time – Salt bath
2024 30 menit 910 0
F – 930 0
F.
2017 30 menit 925 0
F – 950 0
F.
Aluminium grouping
Group A Group B
1100 2117
3003 2017
5052 2124
6053 7075
Tujuan ini dimaksudkan untuk menyamakan atau
matrial tidak akan bereaksi bila saling
menggantikan dalam satu group.
Ini berarti group A tidak bisa untuk menggantikan
group B, karena akan meyebabkan Dissimilar
corrosion.
Dan untuk menghindari dissimilar corrosion ini,
maka telah ditentukan dengan AN Standard
protective coating surface pada rivet, yaitu
berupa :
-. Zinc chromate ( melapisi dengan seng ).
-. Metal spray.
-. Anodized finish.
Protective coating pada rivet ditandakan
dengan warnanya :
-. Zinc chromate akan berwarna kuning.
-. Metal spray akan berwarna silver-gray ( abu-abu
perak ).
-. Anodized akan berwarna pearl-gray (abu-abu
mutiara ).
Untuk situasi yang tidak memungkinkan untuk
dilakukan pada perbaikan dilapangan maka :
protective coating dilakukan dengan cara mengecat
rivet dengan Zinc chromate sebelum dan sesudah
dilakukannya pekerjaan tersebut.
Identification rivet
Tanda-tanda yang terdapat pada kepala rivet
digunakan untuk membedakan karakteristiknya,
seperti ; raised dot / teat( mata ), two rise dot / teat,
dimple ( cekung ), sepasang ( pair ) raised dash,
raised cross, rise dash atau single triangle, selain itu
juga pada perbedaan warnanya.
Roundhead Rivet.
Rivet ini digunakan dalam interior pada pesawat,
terkecuali pada tempat-tempat tertentu yang
clereance-nya sangat berdekatan dengan members.
Flathead rivet.
Rivet ini seperti roundhead, digunakan untuk
interior structure. Rivet ini digunakan dimana
dibutuhkan maximum strength dan untuk
menggantikan round head rivet pada clereance yang
sangat sempit. Rivet ini jarang digunakan , dan jika
digunakan pada external surface.
Brazier head rivet.
Rivet ini mempunyai bentuk diameter kepala yang
luas, dimana hal itu sangat baik digunakan untuk
merivet plat yang tipis ( skin ).
Bentuk kepala yang brazier ini memungkinkan
tahan terhadap air flow , sehingga banyak digunakan
pada exterior surface , bagian yang ramping /
slipstream, kususnya bagian belakang pesawat /
empennage.
Universal head rivet.
Adalah combinasi antara round head, flat head,
dan brazier head.
Juga digunakan pada aircraft construcsion dan repair
interior dan exterior pesawat.
Rivet ini dapat untuk menggantikan round head, flat
head, atau brazier head.
Countersunk head rivet.
Adalah rivet yang bentuk atas kepalanya rata dan
miring kebawah pada samping kepala, ini
memungkinkan akan menghasilkan permukaan yang
rata pada dirivetan. Sudut kepala bervariasi antara
SMK Penerbangan
780
s./d 1200
dan yang sering digunakan 1000
karena
type ini lebih kencang dari pada type lainnya. Juga
digunakan pada exterior surface pesawat dan
meminimalkan turbulent air flow.
Part number pada rivet :
AN 426 / MS 20426 : Countersunk head rivet 1000
.
AN 430 / MS 20430 : - Round head rivet.
AN 441 : - Flat head rivet.
AN 456 : - Brazier head rivet.
AN 470 / MS 20470 : - Universal head rivet
Selain part number juga tercantum code lainnya :
A : - Al.alloy , 110 atau 3003
AD : - Al alloy , 2117-T
D : - Al.alloy , 2017-T
DD : - Al.alloy , 2024-T
B : - Al.alooy, 5056
C : - Copper.
M : - Monel.
Contoh penandaan / pembacaan Part number rivet :
AN470AD3-5 ( completed part number ).
AN : Air Force – Navy standart number.
470 : Universal heah rivet.
AD : 2117-T Al.alloy.
3 : 3/32 atau 3/16 Inch Diameter.
5 : 5/32 atau 5/16 Inch length ( Panjang )
Special ( Blind ) Rivet.
Pada pesawat terdapat tempat - tempat yang tidak
memungkin merivet dari kedua sisinya, atau
terbatasnya tempat untuk mengunakaan bucking bar
tools.
Dan juga penempatan aircraft interior / non
struktural yang tidak perlu menggunakan solid sunk
rivet, karena dianggap tidak butuh kekuatan yang
panuh, cukup dengan blind rivet.
Rivet ini ( Blind ) dapat dikerjakan oleh
perseorangan dan dari satu sisi saja( sisi satunya tak
terlihat ) dan rivet hanya dimasukkan kedalam lobangnya ,
pengerjaannya menggunakan special pneumatic
pull gun rivet, sehingga dapat dikatakan sebagai
special rivet.
Control cable
Cable sering digunakan pada system pesawat
terbang, sperti pada : flight control system, primary
flight control sistem, engine control, emergency
extention system pada landing gear, dan beberapa
system yang lainnya.
Keuntungan penggunaan cable :
1. Kuat, dan ringan
2. Mempunyai flexibilitas yang tinggi, sehingga
dapat mencapai pada tempat yang berliku.
3. Rapi dalam pemasangan
4. Mempunyai mechanikal efisiensi yang tinggi,
karena mempunyai ketelitian yang tinggi untuk
pengontrolan.
5. Bila akan putus menunjukkan tanda – tanda.
Kerugian menggunakan cable :
1. Ketegangannya harus sering diperiksa ulang
secara berkala, karena dipengaruhi oleh
perubahan suhu.
2. Hanya dapat menarik saja tidak bisa untuk
mendorong.
3. Selalu diinspeksi dari korrosion.
4. Membutuhkan perlengkapan yang banyak
( pulley, turnbuckle dll )
5. Kekuatan sambungan atar cable tidak sama
Yang mempengaruhi kekuatan cable antara lain
1. Jumlah puntiran.
2. Diameter.
3. Material.
Control cable terbuat dari Carbon steel / Galvanis
dan Stainless steel.
Galvanis : Proses pelapisaan permukan benda yang
terbuat dari besi / baja dengan logam seng/zink agar
tahan korrosi.
SMK Penerbangan
Cable contrucsion:
Komponen dasar cable adalah kawat / wire.
Diameter kawat menentukan diameter pada cable.
Sekumpulan wire/kawat yang dibentuk spiral
disebut dengan strand.
Dan sekumpulan strand yang dibentuk spiral
disebut cable dengan satu strand sebgai pusatnya.
Jenis – jenis cable.
1. Non flexible cable : yaitu :
1. Ukuran 1 X 7 = Strand yang terbuat dari 7
wire.
2. Ukuran 1 X 9 = Strand yang terdiri dari 9
wire.
Digunakan pada Instalasi dimana cable tidak
melewati beberapa pulley.
2. Flexible / Medium cable : yaitu :
Cable dengan ukuran 7 X 7 = Cable yang terdiri
dari 7 strand, dan masing-masing strand terdiri
dari 7 wire.
Digunakan pada trim tab control, engine control,
indicator control.
Mempunyai ukuran diameter 1/16 s.d 3/32.
3. Extra flexible cable.
Cable dengan ukuran : 7 X 19 = Cable yang
terdiri dari 7 strand, dan masing-masing atrand
terdiri dari 19 wire.
Digunakan pada prymari control sistem dan
tempat-tempat lain yang beropersi melalui
beberapa puley.
Mempunyai ukuran diameter 1/8 s.d 3/8
Catatan : Galvanized cable mampunyai daya tahan
terhadap material, fatique / kelelahan dibandingkan
dengan stainless steel, tapi penggunaannya
menyebabkan korosion, dan sebaiknya menggunakan
stainless steel.
Cable yang sering digunakan pada pesawat
terbang yaitu berukuran 7 X 7 dan 7 X 19.
Cara – cara pemuntiran pada cable :
1. Regular Lay.
Pemuntiran wire membentuk strand yang
berlawanan arah dengan puntiran strand
membentuk cable.
2. Long Lay.
Pemuntiran wire memnbentuk strand searah
dengan puntiran strand membentuk cable.
3. Reverse Lay.
Pemuntiran wire membentuk strand antara satu
dengan yang lainnya berlawanan arah.
Cara pemuntiran tersebut akan mempengaruhi *.
Kaku atau lemasnya cable.
*. Strechednya tinggi atau rendah
Yang paling baik pemuntirannya adalah Rerguler
Lay karena dapat lemas dan stretch rendah.
Syarat – syarat Cable yang tidak boleh
dipergunakan :
*. Untuk extra flexible cable inspeksi tiap 1 inch ,
lebih dari 6 wire yang putus harus segera
diganti.
Pengaruh ketegangan cable ;
Jika terlalu kendor : -. Reaksinya lambat,
-. lebih ringan.
Jika terlalu kencang : -. Lebih kuat.
-. Sangat sensitive.
Cable Fitting ( Penguat Cable )
Dalam pemasangan cable pada pesawat terbang
dilengkapi dengan macam – macam fitting ( penguat
/ alat bantu ) antara lain :
a. Terminal ( Jepitan / pembatas )
b. Thimbles
c. Bushing ( tabung )
d. Shackles ( mata rantai / kopling ).
Adapun beberapa jenis Fitting yang sering
dipergunakan adalah :
1. Single sank ball end terminal.
2. Double sank ball end terminal.
3. Rod end terminal.
4. Threaded end.terminal
5. Eye end terminal
6. Fork end terminal
*. Threaded end, Fork end, Eye end terminal
digunakan untuk menghubungkan cable dengan
turnbuckle ( penyetel ketegangan cable ), bellcrank
( tuas pengungkit ) atau sambungan lain dalam
sistem.
*. Ball, Eye, Rod end terminal digunakan untuk
menyambungkan cable ke quadran lever dan
sambungan khusus yang tempatnya / ruangan
terbatas.
*. Thimble, bushing dan Shakles : digunakan
pada tempat yang sama dengan penggunaan terminal
fitting, bilamana fasilitas dan persedian sangat
terbatas.
Serta penggantian secara cepat sangat diperlukan.
Bahan yang dipakai Cadmium plated steel
Turnbuckle.
Adalah
peralatan
mechanical screw
yang mempunyai
dua threaded and
terminal dan
sebuah internal
threaded barrel.
Turn buckle
digunakan pada cable assembly dengan tujuan untuk
penyetelan panjang cable dan tention/ketegangan
cable.
SMK Penerbangan
Satu endthread terminal mempunyai thread kanan
dan satunya lagi thread kiri.
Dan pada barrel mempunyai pasangannya, iner
thread kanan dan iner thread kiri. Ujung pada barrel
terdapat tanda R/H dan L/H thread. Ketika turn
buckle dipasangkan pada control system diperlukan
kedua thead end terminal tersebut dengan thread
yang sama pada barrelnya.
Perlu diperhatikan bahwa thread terminal yang
masuk kedalam barrel tidak kurang dari 3 thread
terlihat di luar.
Setelah turnbuckle selesai disetel kemudian
diamankan dengan safety lock pins.
Turnbuckle dan komponennya mempunyai dua
klasifikasi umum, yaitu :
1. Short dengan symbol “ S “, pendek
2. Long dengan symbol “ L “, panjang.
Panjang dan pendek ukuran akan menentukan
kekuatan yang diterima turnbuckle.
Panjang barrel ada 3 macam: 2 ¼ “( pendek ), 4”
dan 4 ¼ “( panjang ).
Bahan bareel dari Brass
Thread turnbuckle termasuk thread kelas 3
Gr.
Pus pull tube linkage.
Push-pull tube digunakan dengan macam-macam
type pada system operasi mekanikal.
Jenis-jenis sambungan ini membatasi berbagi
tenaga ( tention, compression maupun stress ) yang
disalurkan melalui single tube.
Push-pull tube assembly mempunyai bagian-
bagian, seperti :
1. Aluminium alloy atau steel tubing.
2. Adjustable end fitting.
3. Chek nut pada masing-masing terminal.
Check nut akan menguatkan atau mengamankan
enf fitting setelah tube assembly disetel mengenai
panjang pendeknya.
Pushpull tube ini umumnya dibuat pendek untuk
menghindari atau mengurangi vibrasi dan
bengkok/bending bila mendapatkan compresi atau
tekanan.
Gb.
Mechanical Linkage.
Macam-macam mechanical linkage yang di
sambungkan dari control cockpit ke control cable dan
control surface.
Kelengkapan ini menggerakkan atau mengubah
arah pergerakan pada control system.
Linkage/sambungan ini antara lain : primary pada
control ( push-pull ) rod, torque
tubes,quadrants,sector,belcrank, dan cable drum.
Control rod digunakan pada sambungan flight
control system untuk memberikan pergerakan push-
pull / tarik-dorong, yang dapat disetel pada salah satu
atau kedua ujungnya.
Gb hal 66 - 67 Ghb.
Penempatan Belcrank harus diperiksa, bebas
gerakannya sebelum dan setelah dipasang dengan
control rod, juga ukurannya diperiksa.
Torque tubes.
Pada saat dibutuhkan pergerakan angular /
twisting dalam control system, digunakan torque
tube, untuk mengubah arah pergarakan yang
berlawanan.
Quadrant, bellcrank, sector, dan drum mengubah
arah gerakan dan memberikan gerakan pada contrl
rod cable dan torque tubes.
Cable drum utama digunakan pada trim tab
system. Seperti pada trim tab control weel yang
bergerak secara clock wise ataupun counterclock
wise.
Pulley
Pulley dipergunakan untuk mengatur /
mengendalikan kabel, mengatur arah dan gerakan
dari kabel. Piringan/bearing dari pulley ditutup
dengan seal dan memerlukan pelumasan dengan
greas.
Pulley dipasang pada struktur pesawat dengan
bantuan bracket/pendukung.
Kabel berada diatas atau melilit pada pulley
diamankan dengan guard pin, agar pada saat ada
getaran cable tidak loncat ataupun keluar dari alur
pulley .
Fungsi pulley antara lain :
1. Merubah arah.
2. aligment / kelurusan / penyanggah kabel.
3. menghindari terjadinya chafing / pergesekan
dengan benda lain.
Tempat yang bersudut lebih dari 150
harus dibantu
dengan pulley supaya beban tention yang diterima
cable manjadi kecil.
Matrial pulley haruslah lebih lunak dari pada
cable, dimaksudkan agar yang terlebih dahulu rusak
dan perlu diganti pulleynya sehingga lebih aman, bila
dibandingkan dengan yang rusak cablenya dahulu.
Matrial dari pulley antara lain :
-. Plastic. -. Formika.
-. Aluminium. -. Fiber.
Sebab dan kerusakan yang terjadi pada pulley yaitu :
1. Bearing sudah aus.
2. Cable tention terlalu tinggi.
3. Pulley tidak segaris / miring dengan cable.
SMK Penerbangan
4. Cable tidak lurus.
5. Pulley terlalu besar / kecil dibandingkan
dengan diameter cable
Gb.
Fair lead.
Digunakan bila cable menembus atau melalui
structure pesawat .
Fungsinya yaitu :
1.
Menjaga cable dari getaran dan belokan
kurang dari 150.
2. Menjaga kelurusan cable.
3. Menghindari terjadinya drafing / froxen
cable.
4. Dari type lain yang digunakan untuk
mencegah kebocoran pressure bulkhead
Bahan yang dipakai harus lebih lunak dari cable,
seperti : Plastic, Aluminium lunak, Formika, Fiber.
Gb.hal 66 Ghb
Pressure seal.
Ditampatkan pada cable yang menembus pressure
bulkead. Panjang seal cukup kuat untuk mencegah
kehilangan tekanan tapi tidak memberikan hambatan
yang besar pada pergerakan cable..
Pressure bulkhead harus diinspeksi secara teratur
untuk menentukan kondisnya dan retaining ring tetap
pada kedudukannya..
Jika retaining ring kendor atau lepas, maka akan
meluncur pada cable dan akan menyebabkan
jamming / mengganjal atau lepas dari alur pada
pulley.
Gb.hal 66………………..
Mengidentifikasi plumbing hard ware.
Macam-macam tubing
Ada 3 macam fitting yang ada dalam system
plumbing pesawat. Pada umumnya Flare, flareless
dan quick disconect
An Standar fitting terdapat AN 818 coupling nut, dan
AN 819 sleeve yang digunakan bersama-sama
Gb………….
Flare tube fitting dibuat dari Aluminium alloy, steel
ataupun cooper (
serbagai campuran
utamanya ). Untuk
keperluan
identifikasi semua
AN steel fitting
diwarnakan Hitam
dan semua AN
Aluminium Alloy fittinf diwarnakan Biru.
AN 819 Aluminium Bronze sleeve dari campuran
plate dan tidak diwarnai.
Threaded flare tube fitting mempunyai 2 type pada
ujungnya, seperti male & female ( sepasang ) dimana
pada female ujung fitting mempunyai thread dalam
( internal thread ) dan pada ujung yang satunya /
male mempunyai external thread.
Flareless fitting
MS ( Military Sandart )
flareless tube fitting
banyak digunakan pada
system plumbing
dipesawat.
Penggunaan type
flareless ini dibatasi pada
semua tube flaring, meskipun aman, kuat,
dependable tube conection ( baik dalam cara
penyambungannya ). Fitting ini mempunyai 3 bagian
: Body, Sleeve and Nut.
Gb…… seal
Quick Disconect Coupling.
Quick Disconect Coupling pada self sealing type
digunakan pada banyak tempat di flkuid system.
Coupling dipasang pada tempat yang sering dilepas
pada jalur yang dikehendaki, untuk inspection dan
maintenance.
Quick disconect coupling mempunyai pengertian
cepat lepas tanpa kehilangan flui atau kemsukan
udara kedalam system.
Masing-masing coupling terdapat dua halves.
Ditahan bersama-sama dengan Union Nut. Masing-
masing halves terdapat valves yabng menahan
pembukaan saat coupling disambungkan, fluida
mengalir melalui coupling tersebut. Saat coupling
dilepas, spring pada masing-masing halves menutup
valve untuk mencegah keluarnya fluida dan
mencegah masuknya udara.
Union nut mempunyai Quick-lead, thread untuk
menyambung dan melepas coupling dengan
memutarkan nut. Pemasangan nut yang harus diputar
dengan bermacam-macam type coupling yang
berbeda. Salah satu dibutuhkan ¼ putaran Union Nut,
untuk mengunci atau melepas coupling dan model
lain memerlukan 1 putaran penuh.
Flexible Conectors.
Flexible Conectors yang dilengkapi dengan Swaged
fitting atau detectable fitting atau mungkin juga
digunakan dengan beads & Hose clamp. Flexible
Conect ini dilengkapi dengan swaged fitting yang
SMK Penerbangan
dibuat sama / sesuai
panjangnya dari pabrik
dan secara umum tidak
dapat dirakit oleh
mekanik.
Fitting pada detectable
conectors dapat di
ketahui dan digunakan
lagi jika tidak rusak,
ataupun dengan
menggunakan fitting
yang baru.
Bead & Clamps hose
conector sering dipakai
pada sambungan oli
coolant dan Low –press fuel system tubing. Bead
mempunyai permukaan cembung melingkari tubing
atau fitting, ini memberikan ujung cengkeraman yang
baik dan digunakan untuk menahan clamp dan hose
pada tempatnya. Bead dibuat mendekati ujung metal
tubing atau satu ujung pada fitting.
Tube Forming Procesess.
Kerusakan tubing & fluid lines
harus diganti dengan yang baru.
Kadang-kadang penggantian
yang praktis danperbaikan
dibutuhkan. Screct, abrasians,
dan minor corrosion pada
permukaan fluid lines dengan
diperbaiki dan dapat dihaluskan dengan burnishing
toolatau aluminium wool.
Pembentukan tubing mempunyai
4 proses.
1. Pemotongan ( cutting ).
2. Bending .
3. Flaring.
4. Beading.
Bila tubing kecil dan lnak matrialnya, pengerjaan
dapat dibentuk dengan hand bending tools / dending
tangan selama instalation.
Jika tubing berdiameter ¼ Inch atau lebih besar,
bending tangan tidak dapat digunakan, harus dengan
alat tambahan atau bending block.
FLUID LINES AND FITTING
Airf crfat plumbing seperti hose, tubing, fitting dan
conectors terdapat proses pembentukan dan
pemasangan.
Perbaikan aircrfat plumbing dapat sederhana, seperti :
penggantian tubing termasuk juga dalam pembuatan
bentuknya.
Penggantian tubing seharusnya sama dalam ukuran
dan materialnya sesuai dengan aslinya, semua tubing
yang bertekanan harus lulus uji sebelum pemasangan.
Cracks, atau bursts ( retak ) pada tubing yang di
sebabkan oleh getaran-getaran dan pada saat
pekerjaan pemasangan.
Aircrfat plmubing lines biasanya dibuat dari metal
tubing / pipa dan fitting / sambungan dan flexible
hose, flexible hose secara umum digunakan dengan
komponen-komponen yang bergerak atau daerah yang
paling banyak terdapat getaran.
Sebelum pelaksanaan perbaikan aircrfat pulmbing,
perlu diketahui kebenaran identitas dari materialnya.
Pengetesan secara kemagnetan adalah cara yang
sederhana untuk membedakan antara al alloy dengan
steel tubing, selain itu juga dapat menggunakan
pengetesan dengan larutan asam nitrat
Penandaan yang terdapat pada permukaan tubing
dengan cara di stempel/cetak atau dengan pemberian
warna yang berbeda.
Pengecatan warna yang berbeda untuk identifikasi
pada al alloy tubing adalah :
SMK Penerbangan
Penandaan untuk steel
tubing pada umumnya
terdapat nama pabrik
pembuatanya, SAE number
dan kondisi dari metalnya.
Metal tubing diukur pada
diameter luarnya dalam
satuan per-16 Inch, akan
tetapi hal ini penting juga
untuk mengetahui ketebalan dari dinding tubing
tersebut.
Material syntetic yang digunakan pada pembuatan
flexible hose antara lain : Buna-N, Neoprene, Butyl
dan Teflon ( tidak digunakan pada phospate ester
dasar dari minyak hydraulic skydrol ).
Buna-N adalah campuran karet sintetis yang sangat
tahan terhadap produk petroleum/yang mengandung
petroleum dan tidak tahan pada phospate
ester/skydrol.
Neoprene adalah karet campuran dasarnya acetylene
tahan terhadap produk petroleum/yang mengandung
petroleum dan tidak tahan pada phospate
ester/skydrol.
Bytil adalah karet campuran yang dibuat dari bahan
baku petroleum, sangat tahan terhadap skydrol dan
tidak tahan terhadap bahan yang mengandung
petroleum.
Teflon dibuat dari tetrafluorothylene resin, digunakan
dalam kondisi operasi yang luas ( -650 sampai + 4500
F ) dan sangat cocok untuk digunakan.
Flexible rubber hose terdapat pipa karet yang
dibungkus dengan anyaman benang katun dan kawat,
yang cocok digunakan untuk oil, fuel, coolant, dan
hydraulic system.
Jenis dari hose umunya diklasifikasikan pada tekanan
yang terdapat pada tanda-tanda dan dalam
pengoperasian tekanan yang normal.
1. Low pressure, kurang dari 250 Psi , dengan
lapisan anyaman kain.
2. Medium pressure, lebih dari 3000 Psi,
terdapat satu lapisan anyaman kawat ( dalam
ukuran yang kecil pressure sampai diatas
3000 Psi dan dalam ukuran yang besar diatas
1500 Psi )
3. High Pressure, dalam semua ukuran tekanan
diatas 3000 Psi pada sistem operasinya.
Penandaan tersebut terdapat nama dan nomor yang
dicetak pada permukaan hose.
Teflon hose adalah flexible hose yang dibuat untuk
keperluan pada temperatur dan tekanan kerja yang
tinggi yang system pesawat.
Teflon ini dilapisi dengan kawat stainless steel yang
dianyam pada bagian luar hose, hal ini untuk
menambah kekuatannya dan perlindungan terhadap
vibrasi juga fatique ( kelemahan pada bahan dalam
pengoperasian jangka waktu yang lama ).
Penandaan pada fluid lines, ditandakan dengan kode
warna, tulisan dan symbols.
Plumbing connector
Flared tube fitting terdapat sleeve dan nut, nut untuk
menekan sleeve ketika disambungkan, pengencangan
tersebut akan mengencangkan sleeve dengan tubing
dan fitting seperti seal.
AC ( Air Corps ) flared tube fitting dapat digantikan
dengan AN dan MS standart.
AN fitting mempunyai bahu pada ujung thread dan
flare cone, tapi AC fitting tidak mempunyai yang
demikian.
SMK Penerbangan
Thread yang terdapat pada flare ada 2 type : external
thread untuk male dan internal thread untuk female
Flareless tube fitiing MS standart terdapat : body,
sleeve, nut.
Body terdapat bahu yang berlawanan dengan ujung
tube.
Quick disconect coupling adalah self sealing,
digunakan pada berbagai tempat dalam system fluida,
yang tempat pemasangnnya sering dibongkar pasang
untuk perawatan atau inspection
Quick disconect memberikan kepraktisan dalam
pelepasan tanpa kehilangan fluida yang ada, masing-
masing coupling mempunyai valves untuk menahan
pada saat terbuka bila disambungkan dan akan
menutup bila dilepaskan.
Beberapa coupling ada yang harus dikencangkan
dengan kunci dan ada yang hanya dikencangkan
dengan tangan.
ELECTRICAL
CABLE
Wire/kawat diuraikan
satu conductor padat
atau kumpulan
conductor yang
dilapisi dengan
isolator.
Istilah yang digunakan dalam instalasi listrik pesawat
:
 dua atau lebih conductor terisolasi terpisah
dan terdapat dalam bungkus yang sama (
multi conductor cable )
 dua atau lebih conductor terisolasi terpisah
yang dipuntir bersama ( twisted pair )
 satu atau lebih conductor terisolasi yang
dilapisi dengan lapisan anyaman kawat (
shielded cable )
 satu conductor terisolasi di tengah dengan
anyaman kawat yang melindungi conductor (
radio frequency cable )
Wire dibuat dalam standart AWG ( American Wire
Gage ) berdasarkan dalam ukurannya. Dimana wire
dengan diameter yang kecil mempunyai nomor
ukuran yang besar, dan sebaliknya. Ukuran wire yang
terbesar bernomor 0000 dan ukuran wire terkecil
bernomor 40.
faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih
ukuran kawat untuk menghantarkan dan menyebarkan
tenaga listrik adalah :
1. power lose yang diijinkan minimal ( I2
R )
2. kehilangan voltage/ voltage drop ( IR drop )
3. arus listrik yang sesuai dengan kemampuan
sebuah conductornya
Pemilihan faktor lain pada material conductor pada
umumnya yaitu digunakannya copper dan aluminium.
Isolator conductor
Bahan/materil yang digunakan pada condusctor
haruslah ketahanan penyekatan dan kekuatan
dielectrikum dari isolatornya tersebut antara lain :
rubber, asbestos, plastik.
Kekuatan penyekatan pada isolator adalah tahan
terhadap kebocoran/kerusakan arus listrik dalam
perjalanannya, dan dapat diukur dengan “magger”.
Dan kekuatan dielectrikum adalah kemampuan
terhadap beda potensial yang ada, pada umumnya
dinyatakan dengan voltage ( peningkatan tegangan
hingga isolatornya rusak terbakar / pecah ).
Mengidentifikasi cable dan kawat.
Sistem cable dan kawat pesawat terbang dapat
ditandakan dengan tanda combinasi tulisan dan
nomor. Tidak ada ketentuan khusus dalam
memberikan tanda dan identitasnya
Pada gambar dibawah ini sebagai contoh :
22 menunjukkan system kawat
yang dipasangkan ( VHF
System )
.013 adalah wire number
18 menunjukkan ukuran dari
kawat.
Kawat biasanya ditandai dengan nomor yang berjarak
tiap 15 Inch panjangnya.
Dua cable yang di clamps bersamaan pada tempat
yang kuat dan tidak memerlukan pengangan pada
ikatannya.
Pemasangan kawat harus
dilakkukan dengan clereance 3
Inch dari control cable, jika tidak
terpenuhi, mechanical guard
harus dipasangkan untuk
mencegah contak dngan cable.
Pemasangan cable clamp
Cable clamp harus dipasang dengan baik agar
sudutnya sesuai dan penempatan screw harus diatas
ikatan cbale.
Cable harus tidak langsung diclamp, clamp dapat
ditambahkan lapisan karet untuk mencegah ikatan
kawat, dan clamp harus sesuai ukutannya ( tidak
berubah bentuk ) pada saat dilaksanakan pemasangan.
SMK Penerbangan
Mengikat dan ikatan kawat
Sekelompok kawat dan diikatan bersamaan dengan
tali untuk memberikan kemudahan dalam
pemasangan, perawatan dan pengecekan.
Material tali yang digunakan untuk mengikat terbuat
dari katun atau nylon.
Tipe dari ikatan antara lain :
1. ikatan tunggal
2. ikatan ganda

More Related Content

What's hot

Melepas memasang dan_menyetel_roda
Melepas memasang dan_menyetel_rodaMelepas memasang dan_menyetel_roda
Melepas memasang dan_menyetel_rodaAhmad Faozi
 
Rush terios part number catalog
Rush terios part number catalogRush terios part number catalog
Rush terios part number catalogEko Kiswanto
 
ALAT KERJA BANGKU DAN PLAT (PENITIK DAN PENGGORES)
ALAT KERJA BANGKU DAN PLAT (PENITIK DAN PENGGORES)ALAT KERJA BANGKU DAN PLAT (PENITIK DAN PENGGORES)
ALAT KERJA BANGKU DAN PLAT (PENITIK DAN PENGGORES)kenshin prabowo
 
Testing UTM -hardness-impact
Testing  UTM -hardness-impactTesting  UTM -hardness-impact
Testing UTM -hardness-impactMuthukumar V
 
Non destructive test (ndt)
Non destructive test (ndt)Non destructive test (ndt)
Non destructive test (ndt)Dwi Andriyanto
 
Pengujian lengkung (bend test)
Pengujian lengkung (bend test)Pengujian lengkung (bend test)
Pengujian lengkung (bend test)Mukhamad Suwardo
 
Machining Operations
Machining OperationsMachining Operations
Machining OperationsAzlan
 
PowerPoin Kelistrikan Bodi Kendaraan
PowerPoin Kelistrikan Bodi KendaraanPowerPoin Kelistrikan Bodi Kendaraan
PowerPoin Kelistrikan Bodi KendaraanFirdika Arini
 
Intro to fastener_technology_part3_r2010
Intro to fastener_technology_part3_r2010Intro to fastener_technology_part3_r2010
Intro to fastener_technology_part3_r2010navair
 
6.5 materials and hardware
6.5 materials and hardware6.5 materials and hardware
6.5 materials and hardwareMahmoud Jadallah
 
Wis5 welding defects 02
Wis5 welding defects 02Wis5 welding defects 02
Wis5 welding defects 02Thang Do Minh
 
Elementos de máquinas
Elementos de máquinasElementos de máquinas
Elementos de máquinasGabriel Sana
 
Metalurgia de soldagem modificado
Metalurgia de soldagem modificadoMetalurgia de soldagem modificado
Metalurgia de soldagem modificadoBrenoBernardes
 
Workshop Practice.pdf
Workshop Practice.pdfWorkshop Practice.pdf
Workshop Practice.pdfNahomMeles
 

What's hot (20)

Melepas memasang dan_menyetel_roda
Melepas memasang dan_menyetel_rodaMelepas memasang dan_menyetel_roda
Melepas memasang dan_menyetel_roda
 
Rush terios part number catalog
Rush terios part number catalogRush terios part number catalog
Rush terios part number catalog
 
ALAT KERJA BANGKU DAN PLAT (PENITIK DAN PENGGORES)
ALAT KERJA BANGKU DAN PLAT (PENITIK DAN PENGGORES)ALAT KERJA BANGKU DAN PLAT (PENITIK DAN PENGGORES)
ALAT KERJA BANGKU DAN PLAT (PENITIK DAN PENGGORES)
 
Testing UTM -hardness-impact
Testing  UTM -hardness-impactTesting  UTM -hardness-impact
Testing UTM -hardness-impact
 
Disco de Contração Tec Tor
Disco de Contração Tec TorDisco de Contração Tec Tor
Disco de Contração Tec Tor
 
Non destructive test (ndt)
Non destructive test (ndt)Non destructive test (ndt)
Non destructive test (ndt)
 
Pengujian lengkung (bend test)
Pengujian lengkung (bend test)Pengujian lengkung (bend test)
Pengujian lengkung (bend test)
 
Modul Dasar Otomasi
Modul Dasar OtomasiModul Dasar Otomasi
Modul Dasar Otomasi
 
Machining Operations
Machining OperationsMachining Operations
Machining Operations
 
PowerPoin Kelistrikan Bodi Kendaraan
PowerPoin Kelistrikan Bodi KendaraanPowerPoin Kelistrikan Bodi Kendaraan
PowerPoin Kelistrikan Bodi Kendaraan
 
Jig dan fixture
Jig dan fixtureJig dan fixture
Jig dan fixture
 
Intro to fastener_technology_part3_r2010
Intro to fastener_technology_part3_r2010Intro to fastener_technology_part3_r2010
Intro to fastener_technology_part3_r2010
 
6.5 materials and hardware
6.5 materials and hardware6.5 materials and hardware
6.5 materials and hardware
 
Wis5 welding defects 02
Wis5 welding defects 02Wis5 welding defects 02
Wis5 welding defects 02
 
ASTM E 190(bend test)
ASTM E 190(bend test)ASTM E 190(bend test)
ASTM E 190(bend test)
 
Roscas
RoscasRoscas
Roscas
 
Elementos de máquinas
Elementos de máquinasElementos de máquinas
Elementos de máquinas
 
Metalurgia de soldagem modificado
Metalurgia de soldagem modificadoMetalurgia de soldagem modificado
Metalurgia de soldagem modificado
 
Workshop Practice.pdf
Workshop Practice.pdfWorkshop Practice.pdf
Workshop Practice.pdf
 
Fasteners po 2
Fasteners po 2Fasteners po 2
Fasteners po 2
 

Viewers also liked

A/C Hardware chapter 5
A/C Hardware chapter 5A/C Hardware chapter 5
A/C Hardware chapter 5Katoning Wetan
 
A.c matrial ferrous metal
A.c matrial ferrous metalA.c matrial ferrous metal
A.c matrial ferrous metalKatoning Wetan
 
Presentation Aerodynamic
Presentation AerodynamicPresentation Aerodynamic
Presentation Aerodynamicsfssolo
 
lensa-optik-dan-alat-alat-optik
lensa-optik-dan-alat-alat-optiklensa-optik-dan-alat-alat-optik
lensa-optik-dan-alat-alat-optikYounky Wira Putra
 
470 air frame dan power plan smk
470 air frame dan power plan smk470 air frame dan power plan smk
470 air frame dan power plan smkWinarto Winartoap
 
Kodifikasi prodi
Kodifikasi prodiKodifikasi prodi
Kodifikasi prodigani_asa
 
Safety wire presentation
Safety wire presentationSafety wire presentation
Safety wire presentationjuandigital
 
4. bagian bagian pesawat terbang
4. bagian bagian pesawat terbang4. bagian bagian pesawat terbang
4. bagian bagian pesawat terbangNur Wahid F R
 
Menggunakan Perkakas Tangan Bertenaga dgn operasi digenggam
Menggunakan Perkakas Tangan Bertenaga dgn operasi digenggamMenggunakan Perkakas Tangan Bertenaga dgn operasi digenggam
Menggunakan Perkakas Tangan Bertenaga dgn operasi digenggamilhamch
 
Identifikasi dan fungsi macam – macam perkakas tangan
Identifikasi dan fungsi macam – macam perkakas tanganIdentifikasi dan fungsi macam – macam perkakas tangan
Identifikasi dan fungsi macam – macam perkakas tanganWicah
 
Modul Elemen Mesin 4
Modul Elemen Mesin 4Modul Elemen Mesin 4
Modul Elemen Mesin 4Dewi Izza
 
Menggambar Teknik : Garis Kerja
Menggambar Teknik : Garis KerjaMenggambar Teknik : Garis Kerja
Menggambar Teknik : Garis KerjaSwadexi Istiqphara
 
Pengukuran ulir bab4
Pengukuran ulir bab4Pengukuran ulir bab4
Pengukuran ulir bab4LAZY MAGICIAN
 
Makalah proses permesinan dasar
Makalah proses permesinan dasarMakalah proses permesinan dasar
Makalah proses permesinan dasarrandy suwandy
 

Viewers also liked (20)

A/C Hardware chapter 5
A/C Hardware chapter 5A/C Hardware chapter 5
A/C Hardware chapter 5
 
A.c matrial ferrous metal
A.c matrial ferrous metalA.c matrial ferrous metal
A.c matrial ferrous metal
 
General Basic AP
General Basic APGeneral Basic AP
General Basic AP
 
Presentation Aerodynamic
Presentation AerodynamicPresentation Aerodynamic
Presentation Aerodynamic
 
lensa-optik-dan-alat-alat-optik
lensa-optik-dan-alat-alat-optiklensa-optik-dan-alat-alat-optik
lensa-optik-dan-alat-alat-optik
 
aircraft hardware
aircraft hardwareaircraft hardware
aircraft hardware
 
470 air frame dan power plan smk
470 air frame dan power plan smk470 air frame dan power plan smk
470 air frame dan power plan smk
 
Kodifikasi prodi
Kodifikasi prodiKodifikasi prodi
Kodifikasi prodi
 
Flight Control
Flight ControlFlight Control
Flight Control
 
Safety wire presentation
Safety wire presentationSafety wire presentation
Safety wire presentation
 
Safety wiring
Safety wiringSafety wiring
Safety wiring
 
3. switch
3. switch3. switch
3. switch
 
4. bagian bagian pesawat terbang
4. bagian bagian pesawat terbang4. bagian bagian pesawat terbang
4. bagian bagian pesawat terbang
 
Menggunakan Perkakas Tangan Bertenaga dgn operasi digenggam
Menggunakan Perkakas Tangan Bertenaga dgn operasi digenggamMenggunakan Perkakas Tangan Bertenaga dgn operasi digenggam
Menggunakan Perkakas Tangan Bertenaga dgn operasi digenggam
 
Identifikasi dan fungsi macam – macam perkakas tangan
Identifikasi dan fungsi macam – macam perkakas tanganIdentifikasi dan fungsi macam – macam perkakas tangan
Identifikasi dan fungsi macam – macam perkakas tangan
 
Modul Elemen Mesin 4
Modul Elemen Mesin 4Modul Elemen Mesin 4
Modul Elemen Mesin 4
 
Menggambar Teknik : Garis Kerja
Menggambar Teknik : Garis KerjaMenggambar Teknik : Garis Kerja
Menggambar Teknik : Garis Kerja
 
Kerja Pelat
Kerja PelatKerja Pelat
Kerja Pelat
 
Pengukuran ulir bab4
Pengukuran ulir bab4Pengukuran ulir bab4
Pengukuran ulir bab4
 
Makalah proses permesinan dasar
Makalah proses permesinan dasarMakalah proses permesinan dasar
Makalah proses permesinan dasar
 

Similar to Mah smk

Basic Aircraft Technical and Knowledge (BATK)
Basic Aircraft Technical and Knowledge (BATK)Basic Aircraft Technical and Knowledge (BATK)
Basic Aircraft Technical and Knowledge (BATK)SitiNurlela14
 
Mechanical-fasterener standard for engineering.pdf
Mechanical-fasterener standard for engineering.pdfMechanical-fasterener standard for engineering.pdf
Mechanical-fasterener standard for engineering.pdfDeni Prasetyo
 
Konstruksi baja4
Konstruksi baja4Konstruksi baja4
Konstruksi baja4Fajar Istu
 
KULIAH 5 sistem dan peralatan tambang bawah tanah.pptx
KULIAH 5 sistem dan peralatan tambang bawah tanah.pptxKULIAH 5 sistem dan peralatan tambang bawah tanah.pptx
KULIAH 5 sistem dan peralatan tambang bawah tanah.pptx09jully1991
 
Struktur baja ii
Struktur baja iiStruktur baja ii
Struktur baja iinizar amody
 
macam macam sambungan pada struktur baja.pptx
macam macam sambungan pada struktur baja.pptxmacam macam sambungan pada struktur baja.pptx
macam macam sambungan pada struktur baja.pptxAdhimasTirta
 
1. Identifikasi dan Fungsi Perkakas Tangan.pptx
1. Identifikasi dan Fungsi Perkakas Tangan.pptx1. Identifikasi dan Fungsi Perkakas Tangan.pptx
1. Identifikasi dan Fungsi Perkakas Tangan.pptxssuser81adfc
 
Perencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-bajaPerencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-bajaFajar Istu
 
Peralatan tangan......
Peralatan tangan......Peralatan tangan......
Peralatan tangan......Hamdan Gulam
 
alat-alat-tangan-1.pptx
alat-alat-tangan-1.pptxalat-alat-tangan-1.pptx
alat-alat-tangan-1.pptxratihpratiwi27
 
Materi-Sambungan-Baut-Mur-1234567890.pdf
Materi-Sambungan-Baut-Mur-1234567890.pdfMateri-Sambungan-Baut-Mur-1234567890.pdf
Materi-Sambungan-Baut-Mur-1234567890.pdfRockyJayaPratama
 
Materi i teknik mesin m6 kb1
Materi i teknik mesin m6 kb1Materi i teknik mesin m6 kb1
Materi i teknik mesin m6 kb1PPGhybrid3
 
Teori pengelasan dasar SMAW & GMAW untuk SMK kelas XI
Teori pengelasan dasar SMAW & GMAW untuk SMK kelas XITeori pengelasan dasar SMAW & GMAW untuk SMK kelas XI
Teori pengelasan dasar SMAW & GMAW untuk SMK kelas XIAnthonSalim
 
Perencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-bajaPerencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-bajafrans2014
 
Alat Perbaikan Otomotif.pdf
Alat Perbaikan Otomotif.pdfAlat Perbaikan Otomotif.pdf
Alat Perbaikan Otomotif.pdfmasjono8
 
MACAM-MACAM PROFIL ULIR DAN BENTUK ULIR YANG TERDAPAT DALAM MESIN ATAUPUN PER...
MACAM-MACAM PROFIL ULIR DAN BENTUK ULIR YANG TERDAPAT DALAM MESIN ATAUPUN PER...MACAM-MACAM PROFIL ULIR DAN BENTUK ULIR YANG TERDAPAT DALAM MESIN ATAUPUN PER...
MACAM-MACAM PROFIL ULIR DAN BENTUK ULIR YANG TERDAPAT DALAM MESIN ATAUPUN PER...Fariq Abdullah dachlan
 

Similar to Mah smk (20)

Basic Aircraft Technical and Knowledge (BATK)
Basic Aircraft Technical and Knowledge (BATK)Basic Aircraft Technical and Knowledge (BATK)
Basic Aircraft Technical and Knowledge (BATK)
 
Mechanical-fasterener standard for engineering.pdf
Mechanical-fasterener standard for engineering.pdfMechanical-fasterener standard for engineering.pdf
Mechanical-fasterener standard for engineering.pdf
 
Konstruksi baja4
Konstruksi baja4Konstruksi baja4
Konstruksi baja4
 
Materi 6-pasak-2014
Materi 6-pasak-2014Materi 6-pasak-2014
Materi 6-pasak-2014
 
Makalah tali baja
Makalah tali bajaMakalah tali baja
Makalah tali baja
 
KULIAH 5 sistem dan peralatan tambang bawah tanah.pptx
KULIAH 5 sistem dan peralatan tambang bawah tanah.pptxKULIAH 5 sistem dan peralatan tambang bawah tanah.pptx
KULIAH 5 sistem dan peralatan tambang bawah tanah.pptx
 
Struktur baja ii
Struktur baja iiStruktur baja ii
Struktur baja ii
 
macam macam sambungan pada struktur baja.pptx
macam macam sambungan pada struktur baja.pptxmacam macam sambungan pada struktur baja.pptx
macam macam sambungan pada struktur baja.pptx
 
1. Identifikasi dan Fungsi Perkakas Tangan.pptx
1. Identifikasi dan Fungsi Perkakas Tangan.pptx1. Identifikasi dan Fungsi Perkakas Tangan.pptx
1. Identifikasi dan Fungsi Perkakas Tangan.pptx
 
Perencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-bajaPerencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-baja
 
Peralatan tangan......
Peralatan tangan......Peralatan tangan......
Peralatan tangan......
 
Welding consumables fix 1
Welding consumables fix 1Welding consumables fix 1
Welding consumables fix 1
 
alat-alat-tangan-1.pptx
alat-alat-tangan-1.pptxalat-alat-tangan-1.pptx
alat-alat-tangan-1.pptx
 
Materi-Sambungan-Baut-Mur-1234567890.pdf
Materi-Sambungan-Baut-Mur-1234567890.pdfMateri-Sambungan-Baut-Mur-1234567890.pdf
Materi-Sambungan-Baut-Mur-1234567890.pdf
 
Materi i teknik mesin m6 kb1
Materi i teknik mesin m6 kb1Materi i teknik mesin m6 kb1
Materi i teknik mesin m6 kb1
 
Pertemuan 0 pesawat angkat
Pertemuan 0 pesawat angkatPertemuan 0 pesawat angkat
Pertemuan 0 pesawat angkat
 
Teori pengelasan dasar SMAW & GMAW untuk SMK kelas XI
Teori pengelasan dasar SMAW & GMAW untuk SMK kelas XITeori pengelasan dasar SMAW & GMAW untuk SMK kelas XI
Teori pengelasan dasar SMAW & GMAW untuk SMK kelas XI
 
Perencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-bajaPerencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-baja
 
Alat Perbaikan Otomotif.pdf
Alat Perbaikan Otomotif.pdfAlat Perbaikan Otomotif.pdf
Alat Perbaikan Otomotif.pdf
 
MACAM-MACAM PROFIL ULIR DAN BENTUK ULIR YANG TERDAPAT DALAM MESIN ATAUPUN PER...
MACAM-MACAM PROFIL ULIR DAN BENTUK ULIR YANG TERDAPAT DALAM MESIN ATAUPUN PER...MACAM-MACAM PROFIL ULIR DAN BENTUK ULIR YANG TERDAPAT DALAM MESIN ATAUPUN PER...
MACAM-MACAM PROFIL ULIR DAN BENTUK ULIR YANG TERDAPAT DALAM MESIN ATAUPUN PER...
 

More from Katoning Wetan

More from Katoning Wetan (9)

1352 kst-airframe dan powerplant (k06)-rev
1352 kst-airframe dan powerplant (k06)-rev1352 kst-airframe dan powerplant (k06)-rev
1352 kst-airframe dan powerplant (k06)-rev
 
Mpam.smk
Mpam.smkMpam.smk
Mpam.smk
 
Mpam
MpamMpam
Mpam
 
A.c matrial. ferrous mtl genap
A.c matrial. ferrous mtl genapA.c matrial. ferrous mtl genap
A.c matrial. ferrous mtl genap
 
Mafppu 1
Mafppu 1Mafppu 1
Mafppu 1
 
Hardware chapter 5
Hardware chapter 5Hardware chapter 5
Hardware chapter 5
 
Basic mafppu
Basic mafppuBasic mafppu
Basic mafppu
 
MKEF.smk
MKEF.smkMKEF.smk
MKEF.smk
 
Ptk plpg 2014
Ptk plpg 2014Ptk plpg 2014
Ptk plpg 2014
 

Recently uploaded

Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptxCERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptxpolianariama40
 
Rubrik Praktik Observasi Kelas dan RPP Hasil
Rubrik Praktik Observasi Kelas dan RPP HasilRubrik Praktik Observasi Kelas dan RPP Hasil
Rubrik Praktik Observasi Kelas dan RPP HasilSDN3Sukamukti
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Abdiera
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunnhsani2006
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxGyaCahyaPratiwi
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docNurulAiniFirdasari1
 
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptxHalomoanHutajulu3
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxdonny761155
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf
 
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaAbdiera
 
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAKSANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAKArifinAmin1
 
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptxbahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptxvincentptk17
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 

Recently uploaded (20)

Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptxCERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
 
Rubrik Praktik Observasi Kelas dan RPP Hasil
Rubrik Praktik Observasi Kelas dan RPP HasilRubrik Praktik Observasi Kelas dan RPP Hasil
Rubrik Praktik Observasi Kelas dan RPP Hasil
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
 
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
 
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAKSANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
 
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptxbahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 

Mah smk

  • 1.
  • 2. SMK Penerbangan Pokok Bahasan *. Mengidentifikasi A/C Fastener. *. Thread fastener. -. Bagian-bagian thread -. Bentuk-bentuk thread -. Clasifikasi thread -. Alat –alat mengukur thread *. A/C Bolt -. General purpose bolat -. Close tolerance bolat. -. Internal wrench -. Identifikasi bolt -. Special ppourpose bolt -. Penomoran bolt -. Cara pemasangan bolt *. A/C Nut -. Bagian-bagian nut -. Non self locking nut -. Self locking nut -. Elastic stop nut -. Sheet spring nut -. Identifikasi non self locking nut *. Stud -. Macam-macam stud *. A/C Screw -. Bagian-bagian screw -. Macam-macam screw *. Unthread fastener -. Washer -. Macam-macam washer *. Turn Lock fastener -. Dzus fastener -. Camlock fastener -. Airlock fastener *. Lock and safety *. Pin -. Tapper pin -. Flathead pin -. Cotter pin -. Roll pin *. Rivet -. Bagian-bagian rivet -. Solid sank rivet -. Penandaan rivet -. Special rivet/ blind rivet *. Control cable -. Keuntungan penggunaan control cable -. Kerugian penggunaan control cable -. Jenis-jenis cable -. Cable fitting -. Turn buckle -. Push-pull tube linkage -. Mechanical linkage -. Torque tube -. pulley -. Fair lead -. Pressure seal *. Plumbing hardware -. Flare, flerelle, quick disconect dan flexible hose -. Tube forming process -. Plumbing connector *. Electrical cable -. Mengidentifikasikan cable -. Pemasangan cable clamp -. Mengikat cable
  • 3. SMK Penerbangan A / C HARD WARE Mengidentifikasi Aircraft fastener Pengenalan thread fastener Adalah semua alat pengencang dan berbagai benda kecil lainnya untuk menyambung / mengencangkan bagian-bagian pesawat dan digunakan untuk membuat / memperbaiki pesawat. Identifikasi : Identifikasi pada hard ware berdasarkan manufacture yaitu : AN ( Air Force Navy ), NAS ( National Aircraft Standard ) dan MS ( Militery Standard ) ,yang sering dipakai AND ( Air Force Navy Design ), AS ( Aeronautical Standard ), ASA ( America Standard Association ), ASTM ( America Society for Testing and Materials ), NAF ( Naval Aicraft Factory ), SAE ( Society of Automotive Engineer ), Standart adalah : Bahan yang dipakai, bentuk dan ukuran hard warenya telah ditentukan, sehingga baik kekuatan maupun peregangannya sama. THREAD FASTENER / ULIR Adalah bagian dari Hard Ware yang berguna untuk 1. Memegang bagian-bagian yang dihubungkan mejadi satu. 2. Mengatur jarak bagian-bagian yang dihunungkan. 3. Meneruskan power. Ada dua ( 2 ) macam Thread Yaitu : 1. External Thread : Thread yang dibuat pada bagian luar suatu benda /permukaan luar. 2. Internal Thread : Thread yang dibuat pada bagian dalam suatu benda /permukaan dalam. Bagian – bagian thread : Gb. 1. Mayor Diameter : Diameter terbesar dari thrtead / jarak dari satu crest ke crest yang berlawanan. 2. Minor Diameter : Diameter yang terkecil dari thread / jarak antara root satu dengan root lainnya yang berlawanan. 3. Lead : Jarak yang ditempuh ( Jarak majunya ) thread bila thread diputar 360 0 4. Crest : Bagian yang paling atas dari thread yang menghubungkan 2 side. 5. Root : Bagian terbawah dari crest yang menghubungkan 2 side. 6. Side : Permukaan dari thread yang menghubungkan root & side. 7. Depth ( Kedalaman thread ) : jarak antara crest dengan root. 8. Thread Angle : Sudut yang terjadi antar side yang diukur berdasarkan sumbu putaran. 9. Helix angle : sudut yang dibentuk garis vertical dengan ulir ( dari garis crest ) 10. Form of Thread : bentuk thread yang terpotong sejajar dengan sumbunya. 11. Pitch : Jarak antara crest satu ke crest berikutnya secara parallel/ sejajar. 12. Series Thread : standart number thread per Inch pada macam-macam diameter. 13. Sumbu ( Axis ) putaran : garis longitudinal yang melalui pusat putaran. Bentuk – bentuk thread : 1. American ( National ) Standard thread. Bentuk sharp – V thread ,rata pada root dan crest ,ini membuat thread lebih kuat, Type ini digunakan untuk penyetelan , karena terdapat penembahan gesekan pada permukaan thread. 2. Unified Thread. Permukaan root dan crest oval / melengkung, hampior sama dengan WhithWorth system dan dapat digunakan pada United State, Canada ,& British. 3. Whitworth Thread. Adalah : Standard thread British , bisa digunakan pada America Standard. 4. Square Thread . Ideal untuk Transmisi power Secara teori , tapi sulit dalam pemotongan dengan stumping dies. 5. Acme Thread . Adl. Modifikasi Square thread dan lebih kuat darinya,mudah dipotong dengan stumping dies. 6. Worm Thread. Standard worm thread mirip dengan Acme thread tapi lebih dalam ,digunakan pada shaft untuk membawa tenaga ke roda penerus.
  • 4. SMK Penerbangan 7. Knuckle Thread. Umunya dibentuk dengan digulung dari sheet metal dan terkadang sicasting (Cetak), digunakan pada electric bulb, sockets, tutup botol, dll. 8. Buttres Thread Berbentuk seperti gigi gergaaji yang memepunyai sudut 450 , digunakan untuk transmite power. Clasifikasi Thread. A/C Bolt, Nut, Screw thread dibuat dengan seri : NC ( Amrica National Coarse). NF ( Amric National Fine ). UNC ( Amric Standard Unified Coarse ). UNF ( Amric Standard Unified Fine ). Perbedaan antara NF dan UNF NF : dalam 1 Inch diameter terdapat 14 thread per inch ( 1 – 14 NF ). UNF : dalam 1 inch diameter terdapat 12 thread per- inch ( 1 – 12 UNF ) Keduanya dibentuk oleh banyaknya putaran thread dalam 1-Inch length pada diameter bolt / screw. Sebagai contoh : 4 – 28 : menandakan ¼ -inch- diameter bolt mepunyai 28 thread dalam 1 inch panjang thread. Perbedaan antara Coarse dan Fine Thread Coarse : 1. Jumlah teeth / lebih sedikit. 2. Depth lebih dalam. 3. Thread lebih kuat menahan beban. 4. Minor diameter kekuatannya lebih lemah. 5. Side lebih panjang. 6. Sudut thread angle lebih besar. 7. Gerak maju / lead labih cepat. 8. kekuatan sambungan lebih baik. Fine : 1. Teeth per inch lebih banyak. 2. Depth lebih dangkal. 3. Kurang kuat. 4. lebih kuat. 5. Lebih pendek. 6. Lebih kecil. 7. Lebih lmbat. 8. Kurang baik. Clasifikasi Thread : Class thread menerangkan toleransi yang dikeluarkan manufacture. Class 1 : Loose Fit. Mudah diputar dengan tangan dan tidak dipakai dalam pesawat Class 2 : Free Fit. Dipakai pada screw di pesawat Class 3 : Medium Fit. Dipakai pada bolt dipesawat Class 4 : Close Fit Dipakai pada spesial bolt ,biasanya tidak dibongkar pasang dalam jangka waktu yang lama ( 6000 jam terbang ) ,pemakaiannya menggunakan tenaga yang sangat besar sehingga memerlukan socket wrench. Gunanya Class fit untuk : 1. Menentukan besar kecilnya clereance. 2. Mencocokkan bolt dan nut. 3. Agar tepat dalam penggunaan. 4. Menentukan ikatan . gb Clreance. Alat yang digunakan untuk mengukur / memeriksa thread : 1. Screw pitch pin : Adalah alat untuk mengetahui banyaknya pitch / gang tiap inch, alat ini mempunyai beberapa blades ysng bergerigi dipakai untuk mengukur external dan internal thread.. 2. Ring and plug thread gage : Alat ini hanya dapat dipakai untuk external thread / pitch untuk ukuran standard tertentu, sebab bentuknya seperti ring. 3. Menggunakan 3 kawat dan micrometer. Dipakai untuk mengukur pitch diameter dan kekuatan thread. 4. Plug gage. Alat ini hanya mengukur internal pitch, bentuknya seperti stud. 5. Micrometer. Dipakai untuk mengukur pitch diameter. Gb.
  • 5. SMK Penerbangan A/C Bolts. A/C bolt dibuat dari cadmium atau corrosion resistant steel, anodized aluminium alloys. Umumnya bolt yang digunakan pada rangka pesawat adalah General Purpose Bolt AN Bolt, NAS Bolt, Internal Wrenching atau Close Tolerance Bolt. Special bolt terdapat tanda S dikepala bolt. AN Bolt mempunyai 3 macam bentuk kepala bolt; Hex head, Clevis head, Eye bolt. NAS Bolt mempunyai 3 macam bentuk kepala;Hex head, Internal Wrench, Cauntersunk head style. MS Bolt mempunyai 2 macam bentuk kepala;Hex head, dan Internal Wrench. Ciri – ciri Bolt. 1. Biasanya berpasangan dengan nut & ada yang di ikatkan pada benda kerja. 2. Memiliki thread dan grip. 3. Digunakan untuk stress tention dan shearing. Keuntungan dari Bolt : 1. Dapat dipasang dan dibuka kembali tanpa merusak matrial. 2. Dapat menahan high shearing stress dan high tention. 3. Dapat digunakan untuk manyambung plat tebal. 4. Kekuatan ikat labih kuat. 5. Praktis. Kerugian : 1. Lebih berat. 2. Tidak cocok untuk manyambung plat tipis. 3. Tidak cocok untuk skin pesawat. 4. Lebih mahal karena design. 5. Bila rusak / crack / patah tdak dapat diketahui. General purpose Bolt. Hex head A/C bolt ( AN-3 s/d AN –20 ) Adalah bolt yang digunakan untuk keperluan umum termasuk beban tension ( tegangan ) atau shear ( gunting/potong ), dimana toleransi / clereance lobang sebesar .006 inch untuk 5/8 dan ukuran lainnya yang sudah ditentukan.. Alloy steel bolt lebih kecil dari pada No 10 – 32 Aluminium alloy bolt lebih kecil dari ¼ inchtidak digunakan pada primary structure. Aluminium alloy bolt dan nut tidak digunakan pada tempat yang sering dibuka untuk parawatan maupun inspeksi. AN-73 drilled head bolt adalah sama dengan standard bolt, tapi mempunyai lobang untuk safety wire. AN-3 dan AN-73 adalah bolt yang dapat saling enggantikan dalam semua keperluan pekerjaan kerena kekuatan tension dan shearnya sama. Close Tolerance Bolt. Close tolerance bolt Hex-head ( AN-173 s.d AN 186 ) atau countersunk head 100 0 ( NAS-80 s.d NAS-86 ) . Bolt ini dipasangkan pada tempat ( lobang ) yang mempunyai toleransi yang sempit/kecil sehingga bolt ini akan pada tempatnya bila dipukul dengan hammer 12 s.d 14 Ounce. Internal Wrench Bolt. Yaitu bolt dengan kode MS-20004 s.d MS-20024 atau NAS-495. Dibuat dari high strength steel dan digunakan untuk beban tension dan shear. Bila metrialnya Dural ( Pemasangan pada matrial dural ), special heat-treat washer harus digunakan untuk memberikan bantalan pada kepala bolt. Kepala boltnya recessed( cekung ) digunakan untuk mengencangkan dan melepas bolt. Special high-strength nut digunakan pada bolt ini. Bolt ini tidak bisa digantikan dengan bolt jenis lain. Standard hex head bolt tidak bisa untuk menggantikan karena mempunyai kekuatan yang berbeda . Identifikasi dan Penandaan. Bolt dapat diidentifikasikan oleh kepalanya, cara pengamanannya, matrial yang digunakan dalam pembuatan, atau kegunaan yang diharapkan. AN Steel bolt ditandakan dengan tanda yang timbul pada kepela bolt, Corrosion resistant steel ditandakan dengan tanda satu dash ( - ) pada kepala bolt, dan AN Aluminium alloy bolt dengan dua tanda dash .Part number Menerangkan tentang diameter, bolt length, grip length sebagai contoh : Bolt dengan Part Number AN3DD5A yaitu : AN : Air Force Navy Standard bolt. 3 : Diameter bolt dalam per 16 yaitu : 3/ 16 DD : Matrial 2024 Aluminium alloy Bila “ C “ matrial corrosion sesistant steel.
  • 6. SMK Penerbangan Dan bila tidak ada tanda sama sekali berarti : Matrial Cadmiun plated steel. 5 : Panjang bolt dalam per 8 inch,berarti : 5/8 “. A : Sank tidak berlubang, Bila “ H “ berarti berlubang pada sank. Close tolerance NAS Bolt dibentuk lain yaitu timbul atau tenggelam tanda segitiga yang terdapat pada kepala bolt. Penandaan matrial NAS bolt adalah sama dengan AN Bolt, kecuali yang membedakan yaitu timbul atau tenggelanya tanda segi tiga.. Bolt di Inspeksi ( diperiksa ) dengan Magnetik ( Magna flux ) atau dengan Flourescent ( Zyglo ) yang berarti identifikasi berdasarkan perubahan warna, atau penendaan pada kepala dari masing – masing type. SPECIAL PURPOSE BOLT. Adalh bolt yang dibuat untuk keperluan kusus, yang diklasifikasikan dalam special purpose bolt. Yaitu : Clevis bolt, Eyebolt, Jo-bolt, Lock bolt. Clevis Bolt. Bentuk kepalanya cembung ( round ), dikepalanya terdapat sloted atau recesse untuk penggunaaan screw driver. Bolt ini hanya digunakan pada beban shear saja dan tidak pernah pada beban tension, , sering ditempatkan pada mekanikal pin control system. Nomor standard AN-21 s.d AN 36 . Contoh penandaan / Part Number Clevis bolt AN24 - 14 A artinya : AN : Air-Force Navy Standard bolt. 2 : Clevis Bolt. 4 : ¼ “ Diameter 14 : 14 / 16” ( 7/8” ) length. A : sank not drilled. Eyebolt. Special bolt yang digunakan pada beban-beban tnsion dari luar. Ini dibentuk untuk penempatan komponen lain , seperti kegunaan pada Fork turnbuckle, kable shackle, pada threadnya ada yang dibuat berlubang dan tidak berlubang, hal ini untuk keamanan Jo-Bolt. Adalah modifikasi Internally thread pada tiga permukaan rivet. Jo-bolt terdapat 3 bagian : -. Threaded steel alloy bolt, -. Threaded steel nut, -. Stainless stell sleeve yang dapat mengembang ( expand ). Dari tiga bagian ini dari manufaktur belumlah disatukan . Pengerjaannya dengan memutarkan bolt, nut ditahan, sleeve akan mengembang dan akan menutup ( mengikat benda kerja ) ketika sudah selesai atau pemutaran maximum groove pada bolt akan putus . Jo-bolt dibuat dengan menggunakan high shear dan tensile strength . Ditempatkan pada permanen struktur , yang tidak pernah atau tidak sering dibuka, baik untuk inspeksi maupun untuk keperluan perbaikan, sebab terdapat 3 bagian tsb, yang memungkinkan akan menjadi kendor. Keuntungan menggunakan Jo-bolt : Sangat tahan terhadap vibrasi, ringan , dan cepat dikerjakan perseorangan. Terdapat 4 seri Diameter : 1. seri 200 + diameter 3/16 “. 2. 260 ¼ “ 3. 312 5/16 4. 375 3/8 Jo-bolt terdapat 3 macam kepala : 1. F ( Flush ). 2. P ( Hex-head ). 3. FA ( Flush Miliable ). Gb. Lock Bolt. Adalah : Combinasi antara high strenth bolt dan rivet, tapi keuntungannya lebih dari pada bolt dan rivet. Umumnya terdapat pada Wing slice fitting, Beams, Skin-splice plated dan mayor structural. Lebih mudah serta cepat dipasaang dari pada bolt dan rivet biasa, menghemat penggunaan lock washer, cotter pin , special nut. Pemasangan dengan menggunakan pneumatic hammer atau Pull-gun. Ketika dipasang, ini sangat rigit dan mengunci secara permanen pada tempatnya. Terdapat 3 type yang digunakan : 1. Pull type 2. Stump type 3. Blind type. Pull type. Digunakan pada primary & secondari struktur , sangat cepat dalam pemasangan, mempunyai ½ berat AN steel bolt & nut. Alat untuk pemasangannya special pneumatic “ Pull gun “pemasangan dapat perseorangan dan dari satu arah. Pin dibuat dengan heat treated alloy steel atau high strength alloy . Collar dibuat dari Al.alloy atau Mild Steel. Stump type. Sama seperti Pull Type, tapi tidak mempunyai extendedstem. Pemasangan dengan standard
  • 7. SMK Penerbangan pneumatic riveting hammer dan backing bar.Dikerjakan oleh dua orang dan dari dua arah. Pin dibuat dengan heat treated alloy steel atau high strength Al.alloy. Colar dibuat dari Al.alloy atau Mild steel. Blind Type. Dibuat menyatu ( asembled dari manufaktur ). Karakteristiknya :Kuat, dan dapat menarik plat / benda kerja secara bersamaan. Digunakan / pamasangan dari satu arah /satu sisi dapat dikerjakan perseorangan. Ditempatkan pada tempat-tempat yang sulit dicapai oleh rivet biasa. Alat pemesangannya special pneumatic Pull Gun Blind lock bolt terdiri dari heat treated Alloy steel pin Blind Sleeve dan Filler Sleeve, Mild Steel Collar, dan Carbon Steel Washer. Lock bolt bisa digunakan / diganti dengan hi- shear rivet, solid steel rivet atau AN bolt pada diameter dan bentuk kepala yang sama, pada AN 2024-T. Penomoran. PULL type. AL PP H . T 8 8 8 = Grip length per 16 “. 8 = Diameter Body per 32 “. T = Pin Matrial : -T : Head treat alloy steel. -E : 75 S – T6 Al.alloy. H = Class fit. - H.Hole filling (interferance fit ) - N Non hole filline ( clereance fit ). ALPP = Head Type : ACT 509 : Close Tolerance AN 509 C- Sink head AL PP : Pan head. ALPB : Brazier head ALP 509 : Standard AN 509 C-Sink head. ALP 426 : Standard AN 426 C-Sink head. BLIND TYPE. BL 8 4 Grip length per 16 “ + 1/32 “. Diameter body per 32 “. Blind Lock bolt. STUMP TYPE ALSF E 8 8 Grip length per 16 “. Diameter body per 32 “. Pin metrial : E : 75 S – T6 Al.alloy. T : Heat threat alloy steel. Head type ASCT 509 : Close tolerance AN 509 C-sink head. ALSF : Flat head type. ALSF 509 : Standard AN 509 C sink head. ALSF 426 : Standard AN 426 C sink head. Bagian – bagian dari Bolt : 1. Head ( kepala bolt ) : bagian teratas dari bolt. 2. Bolt length / sank :seluruh bagian bolt yang berada dibawah head. 3. Grip length : bagian dari bolt length ( panjang bolt ) yang halus dan tidak ada ulirnya. Berada diantara benda yang dikencangkan. 4. Thread / ulir : tempat untuk penempatan nut. Gb. Cara pemasangan bolt yang benar yaitu : 1. Kepala bolt harus berada diatas benda yang dikencangkan. 2. Menghadap ke depan / arah angin, agar apabila nut lepas bolt tidak jatuh. 3. Kepala bolt harus selalu lebih besar dari pada diameter sunk, untuk mencegah masukknya bolt ke dalam lobang. 4. Pengencangannya lebih utama pemutaran pada nut. 5. Memberikan bantalan / washer pada kepala bolt atau pada nut. 6. Bila menggunakan torsi / tenaga pengencangan harus sesuai ketentuan. A / C NUT. Nut adalah alat pengencang yang dipasangkan pada bolt atau stud, Nut mempunyai thread kanan dan kiri, thread kanan arah pengencangannya searah jarum jam, thread kiri arah pengencangannya berlawanan dengan arah jarum jam. Ukuran nut, jarak antara flat yang berlawanan. Bagian – bagian Nut. Gb. 1. Flat adalah : bagian permukaan nut yang digunakan untuk memasang kunci/Wrench, dalam pengencangan maupun pengendorannya. 2. Internal diameter. Internal diameter selalu sama ukurannya dengan bolt atau stud yang menjadi pasangannya :.. a.Mayor diameter nut harus sama ukurannya dengan minor diameter bolt. b.Minor diameter nut harus sama ukurannya dengan mayor diameter bolt. 3. Height adalah ketebalan nut, ketebalan ini tergantung dari jenis dan pemakaian nut. 4. Internal thread, mempunyai trhread kiri dan thread kanan. Ukuran thread harus sama dengan bolt / stud pasangannya.
  • 8. SMK Penerbangan Dipasawat terdapat bermacam – macam bentuk, ukuran, dibuat dari cadmiumplated, carbon steel, stainless steel atau anodized 2024-T Al alloy. Mempunyai ulir kanan maupun kiri ( arah putarannya ). Tidak ada identifikasi pada permukaan nut ( penomoran ). Nut dapat diidentifikasi henya dengan sifat logam dan warna , pada aluminium, brass atau cara kerja pada Self locking type dan dari bentuknya. Nut dapat dibedakan menjadi 2 grup. 1. Non self locking nut. Yaitu nut yang harus diberi pengaman dari luar / seperti cotter pin, safety wire atau lock nut. 2. Self locking nut. Yaitu nut yang mempunyai pengaman sendiri/ internal . Non Self Locking Nut. Jenis jenisnya antara lain . Castle nut, Castelled nut, Shear nut, Plain hex nut, Light hex nut, Plain check nut. Castle Nut. AN 310 digunakan dengan AN Hex head, clevis, eye bolt, yang mempunyai lubang pada sank. Castle nut dapat menahan tensional load yang basar, penggunaannya harus memakai pengaman antara lain dengan cotter pin lock, atau safety wire. Matrial : Steel Proses : heat-treat harden dsan Cadmiun plated. Threat : Class 3 NF Castelled Shear Nut AN 320, dibuat untuk kelengkapan seperti pada clevis bolt yang mempunyai lubang untuk taper pin, yang umumnya digunakan untuk beban shearing stress. Castelled shear nut mempuyai bentuk yang lebih tipis dari pada castle nut. Matrial, Proses dan Threar sama dengan castle nut. Plain hex nut. AN 315 ( Coarse) & AN 335 ( Fine). AN 315 Matrial : Carbon Steel. Thread : Class 3 NC Mempunyai thread kanan dan kiri. AN 335 ( Fine ) Matrial, thread sama ( class 3 ), kanan-kiri. Nut ini cocok untuk perlengkapan yang menerima beban berat. Yang mana dibutuhkan tambahan pengamanan lain berupa check nut atau lock washer, penggunaannya dipesawat sangat dibatasi Light hex nut. AN 340 ( Coarse) & AN 345 ( Fine). AN 340. Matrial : Carbon steel, Cadmium plated. Thread : Class 2 NC AN 345 . Matrial, thread sama ( Class 2 NF ). Lebih tipis dari Plain hex nut, dan harus penggunakan tambahan pengamanan lain berupa check nut atau lock washer. Digunakan pada perlengkapan yang menerima beban ringan . Plain check nut. AN 316 . Digunakan untuk kelengkapan penguncian pada plain nut, set screw thead root end dan lengkapan lainnya. Wing nut. Matrial : Steel, Cadmiun plated atau Brass. Thread : Class 2 NF Nut ini pengencangannya dapat dengan menggunakan jari tangan , penempatannya pada tempet – tempat yang sering dibuka tutup. Engine slotted nut AN 355. Nut ini dibuat kusus untuk engine dan tidak dipergunakan pada pesawat. Bentuknya lebih panjang dari castle nut. Matrial : Steel, Proses : heat tread harden. Thread : Class 3 NF. Selft Locking Nut. Umumnya digunakan pada : 1. Antifiction bearing & control pulley. 2. Accessories, anchor nut pada inspection hole, tahan terhadap getaran. 3. Rocker box cover & exhoust stack.
  • 9. SMK Penerbangan Tidak dibenarkan self locking nut dipasang pada tempat-tempat yang berputar terus menerus. Nut ini dipergunakan dipesawat untuk menjaga kekencangan hubungan / pengikatan yang tidak mengendor bila terkena getaran. Ada 2 macam alat pengunci pada self locking nut. 1. Terbuat dari metal, dapat dipergunakan beberapa kali. Terbagi menjadi 2 jenis. a. Boots self locking nut. b. Stainless steel locking nut. 2. Terbuat dari fiber, dapat dipergunakan sekali dan akan segera mengendor. Boots self locking nut. Adalah nut yang mempunyai satu permukaan , terbuat dari metal. Nut ini pada dasarnya adalah 2 nut yang dijadikan menjadi satu, yaitu : locking nut dan load carrying nut, dua bagian ini dihubungkan dengan spring. Spring ini selalu menjaga agar jarak antara kaduanya. Kedua nut tersebut mempunyai thread yang sama tapi tidak berhubungan . thread dari bolt harus melalui spring dahulu sebelum sampai pada thread nut kedua ( pengunci ). Setelah melalui spring, maka spring dan thread nut kedua akan mengunci thread dari bolt. Pemasangannya thread harus keluar dari nut minimum 1 thread. Boots self locking nut dibuat 3 macam bentuk a. Wing type Matrialnya : Anodized All. Alloy. b. Roll-top Matrial : Cadmium plated steel. c. Bellows type. Matrial : All.alloy. Stainless steel self locking nut. Terbagi menjadi 2 bagian yaitu : Load thread dan nut case. Load thread : thread yang mempunyai beban pengencangan 2 bagian menjadi satu. Nut case : bagian pengunci. Dalam nut case terdapat nut bore yang mempunyai cela. Pada waktu nut case dimasukkan bolt, maka cela tidak menjepit. Bila nut case dilewati thread dari bolt, maka cela akan mengunci thread dari bolt, sehingga nut tidak akan kendor karena getaran pasawat pada waktu terbang. Pada waktu memasang bolt di setiap self locking nut maka thread dari bolt atau stud harus keluar dari bagian terbawah nut paling tidak satu thread penuh lebih sempurna jika 1 ½ thread. Gb. Elastic Stop Nut Elastic stop nut standard nut dengan yang menonjol tempat kedudukan fiber locking collar. Fiber collar ini sangat kenyal dan kuat. Nut ini tidak efektif di tempatkan pada tempat – tempat yang mengandung cairan kimia, carcon tetrachloride, oli, minyak dan juga pada tempat panas maupun dingin.  Nut ini terdiri dari dua bagian yaitu : - Load thread dan Collar yang didalamnya terdapat plastic yang kenyal dan kuat. Bila thread bari bolt atau stud dipaksakan untuk masuk kedalam plastik tersebut maka terbentuklah thread yang menyerupai thread pada bolt / stud tersebut, thread inilah yang akan mengunci bolt / stud pada tempatnya Elastic stop nut dapat digunakan beberapa kali jika ditambahkan dengan pengaman lain seperti lock cotter pinlock washer. Pastikan pada penggunaan nut ini keadaan fiber tidak longggar ( bisa diputar dengan jaru ), tidak rapuh . Setelah pemasangan nut ini pastikan ujung thread bolt,stud atau screw keluar penuh dari nut. Ujung rata bolt,stud atau screw yang keluar kira-kira 1/32 inch.atau 1 sampai 1 ½ thread. Tidak dibenarkan mengetab ( membuat thread sendiri dengan tab ) pada fiber locking karena akan mengurangi kekuatan penguncian pada bolt,thread bolt yang akan memotong fiber. Tidak dibenarkan nut ini ditempatkan pada daerah yang mempunyai temperatur diatas 2500 F Nut ini bisa ditempatkan pada mesin pesawat dan accessories yang sudah ditentukan oleh manufacture. Gb Sheet Spring Nut ( Tinnerman ) Sheet spring nut digunakan dengan standard dan sheet metal self tapping screw yang digunakan pada non structural. Kita akan menemui banyak macam dan bentuknya dalam penggunaan pada support line clamps, conduit clamps, electrical equipment, access doors dan lain- lain. Sheet Spring nut dibuat dari spring steel yang memjaga kekencangan bagian – bagian yang disatukan . Macam – macam sheet spring nut. a. Instrument Mounting Type. Nut type ini digunakan untuk penempatan Instrument case ke Instrument panel dipesawat. Matrial yang digunakan : Stainless steel. Pemasangannya dengan cara memasukkan atau menyelipkan nut tsb kedalam lubang nut di Instrument panel.
  • 10. SMK Penerbangan Gambar …. b. Anchor Nut / Nut Plated. Pemasangannya dengan dirivetkan pada struktur member, untuk menahan screwinspection plated. Nut ini tidak mempunyau kekuatan yang besar, digunakan pada Non Struktural inspection plated untuk melindungi permukaan dari kerusakan oleh pemasangan dan pelepasan self tapping screw. Anchor Nut / Nut Plated : Adalah : Metal self locking nut yang dipasang pada metal member yang akan disambungkan dengan rivet. Hal ini dilakukan karena keterbatasan / sempitnya ruangan sehingga tidak memungkinkan menggunakan kunci / wrench untuk memasang atau melepas nut. Semua nut plate ini bebannya tidak besar, sehingga bentuk nutnya kecil dan tipis. Macam – macam Anchor Nut. 1. Two Lug Anchor Nut AN 366 F. Matrial Cadmiun plated steel. 2. One Lug Anchor Nut NAS. 1025. 3. Coner Anchor Nut NAS 1027 / MS 21080. Matrial Cadmiun plated steel. 4. Right Angle Anchor Nut AN 256 C. Matrial Corrotion resistant steel. Thread : NF dan NC. Code F – Steel. C - Corrotion resistant steel WC- Weldable Corrotion Rest Steel. 5. High Temperatur Two Lug Anchor Nut. AN 362 F. 6. Two Lug Floting Anchor Nut NAS 686 / MS 21059. Matrial Heat treat cadmium plated steel. Identifikasi Nut Non self locking. AN 310 D 5 R. AN 310 : Castle nut. D : 2024-T All.alloy 5 : 5/16 Inch Diameter. R : thread kanan ( biasanya 24 thread per inch). AN 320 – 10 AN 320 : Castelled shear nut 10 : 5/8 inch diameter ( 18 thread per inch ) AN 350 B 1032 AN 350 : Wing nut. B : Brass. 10 : bolt nomor 10 32 : thread per inch STUD Adalah steel rod yang mempunyai thread pada kedua ujungnya .Stud digunakan dimana bolt tidak dapat digunakan dan memungkinkan akan rusaknya inner thread pada memberkarena seringnya dibongkar pasang. Pemasangan stud adalah semi permanen yang mana salah satu ujungnya ditempatkan pada lobang benda / member dan lainnya dipasangkan pada nut. Untuk memberikan kekuatan pengencangan thread pada stud dibuat Coarse / kasar , ujung stud yang dimasukkan kedalam lubang threadnya Class 3 ( medium ) dan pada nut Class 2 ( Free ). Secara umum stud selalu ditempatkan pada benda / member yang lebih lunak dari steel dan mendapatkan beban sambungan yang tinggi / kencang . Untuk menambah kekuatan sambungan yang lebih tinggi dibutuhkan lebih besar diameter stud yang digunakan. Stud dibuat dari bahan nickel steel alloy dan matrial yang spesifikasinya sama dengan bolt. Stud tidak menggunakan self locking nut karena atau cotter pin lock ( bila stud berlubang ) karena akan menyebabkan stud pada member mengendor. Umumnya nut pada stud menggunakan Lock nut atau dengan Locking Wire pada Castlelled nut dan stud yang berlobang. Macam – macam Stud 1. Stud dengan satu ujungnya lebih besar. Stud bagian yang tertanam pada member mempunyai diameter yang lebih besar. 2. Stud dengan diameter kedua ujungnya sama 3. Stud yang mempunyai bahu. Pada stud ini selain pada kedua ujungnya mempunyai diameter yang berlainan juga mempunyai bahu. Kebaikan stud ini pada waktu dipasang lebih stabil Memasang stud perlu diperhatikan bahwa stud ini harus terpasang dengan baik pada tempatnya. Pemasangan dapat menggunakan stud block atau dengan menggunakan 2 nut. Dengan menggunkan salah satu alat tersebut patahnya stud dapat dihindarkan. Gb. Cara mengeluarkan stud yang patah : 1. Jika patahnya diatas atau diluar. Pertama : dibuat bentuk segi empat dengan kikir, kemudian dibuka dengan menggunakan kunci pas. Kedua : menggunakan tang jepit/plier grip dan diputar kearah mengendor ( kekiri ). Ketiga : ratakan bagian atas kemudian buat Sloted dengan heksaw/gergaji dan diputar menggunakan screw driver. 2. Jika patahnya didalam. Mula-mula dicenter dengan gerinda dalam kemudian dibor dengan diameter sedikit lebih kecil dari diameter stud, dibuat left
  • 11. SMK Penerbangan hand thread dengan tapping tool, masukkan bolt left hand thread ,diputar terus sampai sisa stud keluar dari lubang. Aircraft SCREW Secara umum Screw adalah : Alat pengencang ( fastening devices ) yang hampir sama dengan bolt, tapi tidak sekuat bolt ( karena dibuat dari matrial low strength ), dan menggunakan screw driver untuk memasang dan melepasnya. Gb. Bagian – bagian screw : 1. Head / kepala , yang merupakan kebagian paling atas, mempunyai slot yang digunakan untuk memasang screw driver. Ada 2 ( dua ) jenis Slot pada screw.: a. Lurus ( recessed ). b. Menyilang, ada dua ….1. Reed & Prince, berkepala runcing / dalam. 2. Philips, berkepala agak tumpul/ dangkal. 2. Panjang screw tergantung pada kepala screw. - Bila kepala screw berbentuk countersunk maka kepala screw termasuk panjang dari screw. - Bila bentuk kepalanya Round atau Filister, maka bukan termasuk panjang screw. 3. Sunk. Panjang dari sunk adl : sama bagi semua screw,..panjang sunk tidak termasuk head screw / kepalanya. 4. Grip Length. - Untuk countersunk sama dengan panjang bodynya ( tidak ada thread). - Untuk round dan Filister diukur dari bawah kepalanya sampai thread. 5. Thread / ulir. Thread berada dibagian bawah dari body dan ujungnya runcing. Secara khusus type structural screw sama dengan standard structural bolt, hanya saja yang membedakan pada bentuk kepalanya, matrial pada keduanya sama (structural screw dan structural bolt ), begitu juga pada panjang Gripnya. Screw dibedakan dalam 3 ( tiga ) Group: 1. Struktural Screw, dimana mempunyai kekuatan yang sama dengan bolt. 2. Mechine Screw, termasuk type mayoritas/ lebih umum dan digunakan untuk general repair. 3. Self tapping Screw, digunakan untuk penempatan part yang ringan. 4. Drive Screw, 1, Struktural Screw. Structural screw dubuat dari Alloy steel dengan heat threated, dan dapat digunakan seperti structural bolt. Screw ini ditentukan dalam seri NAS 204 s.d NAS 235 dan AN 509 s.d AN 525. Screw ini mempunyai panjang grip dan shear strength sama seperti bolt dengan ukuran yang sama. Toleransi sunk-nya sama pada AN hex-head bolt dan thread NF. Structural Screw mempunyai bentuk kepala : round, brazier, dan countersunk. Cross Recessed head Screw diputar dengan menggunakan screwdriver Philips atau Reed&Prince. AN 509 ( 1000 ) countersunk ( flathead ) screw digunakan dalam countersunk hole dimana dibutuhkan permukaan yang rata. AN 525 washer-head structural screw digunakan dimana round head tidak memungkinkan untuk digunakan, dimana washer-head Screw mempunyai kontak permukaan yang lebih luas. Gb. 2. Machine Screw screw ini mempunyai bentuk kepala : Countersunk ( flathead ), roundhead, atau washer heat Screw ini merupakan General Purpose, yang terbuat dari Low carbon steel, Brass, Corrosion resistant steel, dan Aluminium alloy. Roundhead screw AN 515 ( Coarse thread ) dan AN 520 ( Fine thread ) mempunyai slotted atau recessed dikepalanya. Countersunk Mechine screw AN 505 dan AN 510 bersudut 820 , dan AN 507 bersudut 1000 . Fillister head Screw, AN 500 s.d AN 503, adalah General purpose screw dan digunakan sebagai cap screw dalam mekanisme ringan, seperti pada Gear box cover plates. AN 500 (Coarse thread )dan AN 501 (Fine thread ). AN 502 ( Fine ) dan 503 ( Coarse ) Fillister head screw dibuat dari heat-threat alloy steel, mempunyai grip yang lebih pendek screw ini digunakan sebagai capscrew yang membutuhkan kekuatan yang besar. Coarse thread screw umumnya digunakan sebagai capsscrew dalam tapped Aluminium alloy dan Magnesium casting, sebab kedua metal ini lunak. 3. Self-tapping Screw. Screw ini mempunyai beban yang ringan ( low strength ), ulirnya kasar dan tidak menggunakan nut sebagai pasangannya. Self tapping screw dapat membuat ulir sendiri pada waktu dipasang pada casting. Selftapping screw bernomor AN 504 dan AN 506 AN 504 (round head) dan AN 506 ( countersunk 820 ) Screw ini digunakan untuk penempatan removable part, seperti name plates ke casting( member metal) dan part dimana screw membuat thread (self tapping) pada casting ( member metal ). AN 530 dan AN 531 adalah self tapping screw untuk sheet metal, sering disebut juga Parler-Kelon type-Z , dimana digunakan dalam temporary
  • 12. SMK Penerbangan attachment pada sheet metal untuk perivetan, pemasangan secara permanen pada non structural. Self tapping screw tidak boleh digunakan untuk menggantikan stadard screw, nut, bolt atau rivet. Gb. Drive Screw Drive screw adalah termasuk self tapping screw tapi tidak screw yang sesungguhnya, karena screw ini cara penemptannya dengan dipukul menggunakan hammer pada kepalanya, dan tidak mempunyai slotted atau recessed . Drive Screw, AN 535 disebut juga Parker-Kelon type- U. Screw jenis ini tidak boleh dibongkar setelah pemasangan, sebab threadnya akan rusak, juga lobang pada casting akan melebar / longgar. Gb. Identification and Coding Contoh : AN 501 (A)B – 416 – 7 AN = Airforce Navy standard. 501 = Fillister head, fine thread. ( A )= setelah kode matrial = berlobang ( )= tidak berlobang . B = Brass / kode matrial. D = Aluminium Alloy 2017 – T C = Corrosion resistant Steel. 416 = 4/16 inch diameter. 7 = 7/16 inch panjang screw. NAS 144 DH - 22. NAS : National Aircraft Standard. 144 : Head style, diameter and thread : ¼ - 28 bolt internal wrench. DH : Drilled head. 22 : screw length dalam per 16 inch – 22/16 ( 1 3/8 ). UNTHREAD FASTENER WASHER ( RING ) Washer karena bentuknya seperti ring, sering disebut ring yang ditempatkan diantara kepala bolt / screw dan material yang digabungkan atau diantara nut dan metal yang digabugkan. Kegunaan washer adalah : -1. Meratakan beban. -2. Mencegah keausan metal yang digabungkan. -3 Mencegah korrosion metal yang digabungkan -4. Mengatur jarak sehingga gripnya tepat berada pada metal yang digabungkan atau lubang pada thread / ulir tepat pada cela Castle Nut. Penggunaan washer dapat yang tipis maupun yang tebal, sesuai ketentuan yang ada pada manual, dapat berjumlah satu ataupun dua buah. Penggunaan washer dianjurkan sesuai dengan bahan yang sama dengan bolt atau nutnya. Ukuran dari washer. Washer mempunyai 3 bagian yang diukur yaitu : 1. Internal Diameter. Ukuran ini harus sama dengan ukuran shank dari bolt/screw pasangannya. Toleransi besarnya 1/16“ dari ukuran shank. 2. Ekternal Diameter. Miimum ukurannya harus sama dengan ukuran kepala bolt / screw. Toleransi bersarnya max 1/8” dari kepala b/ crew. 3. Ketebalan / Thicness. Penggunaan ketebalan washer dapat 1 atau 2 atau bahkan 3 pada satu tempat. Ketebalan ini akan mengatur : a..Semua bagian Grips tertutup sehingga Nut dapat dikencangkan. b. Lubang pada sank lurus dengan celah pada Castle Nut, sehingga cotter pin dapat dipasang dengan sempurna. Waher yang sering digunakan pada airframe repair adalah plain, lock, atau special washer. Gb. Macam – Macam Washer. Plain Washer. Adalah washer yang permukaannya halus dan berbantuk melingkar.AN 960 dan AN 970 digunakan untuk hex nut. Washer ini memberikan lapisan permukaan yang halus antara bolt, screw atau nut dengan metal dan mengatur jarak / shim antara panjang Grip pada pemasangan bolt dan nut. Digunakan untuk penyetelan posisi Castle nut tepat di lubang cotter pin pada bolt. Plain washer digunakan harus dibawah Lock Washer untuk mencegah kerusakan pada permukaan material ( bila menggunakan tambahan Lock Washer ). Aluminium atau all.alloy washer yang digunakan pada Aluminium alloy atau magnesium pada structure , akan menyebabkan corrosion karena perbedaan metalnya. Dalam keadaan ini arus listrik akan mengalir ( static elektrik ) antara washer dan steel bolt. Umumnya digunakan Cadmium plated stel washer sebagai bantalan/ bearingnya dengan struktur, karena washer ini akan menahan gaya potong pada nut yang lebih baik dari pada all.alloy washer. AN 970 steel washer mempunyai bearing area yang lebih luas dari pada AN 960 , dan digunakan
  • 13. SMK Penerbangan untuk permukaan kayu, pemasangannya antara struktur dengan head dan nut. Lock Washer Digunakan bila self locking nut atau castle nut tidak dapat dipakai . Ada Macam- macam Lock Washer : 1. Spring Washer ( AN 935 ). Bila dipakai pengunciannya dengan tekanan yang diberikan dari bolt atau nut kepada strukture member metalnya. Pengunciannya ini mencegah mengendornya nut dari vibration. Washer ini dapat digunakan berulang kali. 2. Shakeproof Lock Washer. Adalah : Washer yang pada bagian luarnya dibuat bergerigi ( tab ) yang dibengkokkan secara menyilang (cross ) keatas dan kebawah dari permukaan bolt atau nut. Pengunciannya dengan memberikan tekanan dan akan membuat gerigi washer ini merapat ke nut dan structure member. Washer ini dapat dipakai hanya sekali karena gerigi nya akan segera rusak setelah pemasangan dan pembongkaran. Shake proof Lockwasher dapat ditempatkan pada tempat yang panas dan tempat yang banyak mendapatkan vibrasi yang besar. 3. Ada berbagai macam cara mengamanan dalam lock washer, seperti externl tab washer yang dibengkokkan 900 keluar setelah pemasangan Lock Washer tidak boleh digunakan pada : 1. Dengan fastener pada primary atau secondary structures. 2. Dengan fastener pada beberpa part di pesawat yang mana akan menyebabkan kerusakan atau bahaya begi pesawat ataupun personilnya. 3. Sambungan yang terletak pada air flow. 4. Daerah yang sering dibongkar pasang . 5. Dimana washer menyebabakan kondisi yang corrosive/berkarat 6 Penempatan yg terbuka pada daerah air flow. 7. Ditempatkan pada matrial yang lunak tanpa menggunakan plain washer untuk mencegah rusaknya permukan matrial. Special Washer. Ball-socket dan seat washer , AC 950 dan AC 955, adalah special washer yang digunakan / ditempatkan menyudut terhadap permukaan atau daerah yang tepat, telah ditentukan. Kedua washer ini digunakan secara bersama-sama. Washer NAS 143 dan MS 20002 washer digunakan untuk internal wrench bolt, pada seri NAS 144 s.d NAS 158. Washer NAS 143 C dan MS 20002 C adalah countersunk yang digunakan pada head bolt countersunk dan plain washer digunakan dibawah nut. TURN LOCK FASTENER Turn lock fastener digunakan untuk mngunci inspection plated, doors, dan panel-panel lain yang dapat dibuka pada aircraft. Turn lock fastener juga diartikan sebagai quick opening, quick action, dan stressed panel fastener.. Dengan kata lain fastener ini dibutuhkan untuk memudahkan membuka acces panel guna inspeksi dan servicing. Dzus Fastener. Fastener ini terdiri dari Stud, Grommet dan Receptacle ( berupa spring yang dirivetkan pada structure pesawat ) Grommet dibuat dari bahan aluminium atau aluminium alloy, yang berguna untuk mengunci stud.. Grommet dapat dibuat dari 1100 aluminium tubing ( yang dibentuk countersunk ), jika dalam keadaan sangat darurat. Spring dibuat dari Cadmium plated, untuk tahan terhadap corrotion. Spring digunakan untuk mengunci stud ketika dua bagian di satukan.. Stud dibuat dari Steel dan Cadmium plated. Stud ini mempunyai tiga bentuk kepala : Wing, Flish dan Oval. Diamter body, length, dan head type identification atau ditentukan oleh tanda yang terdapat pada kepala stud. Diameter selalu diukur dalam per 16 Inch Length ( jarak diukur dari kepala stud sampai pada bawah spring hole ) diukur dalam per 100 inch. 1/4 putaran clockwise untuk mengunci stud ini, dan ¼ putaran untuk unlocked. Dzus fastener identification. F : Flush head. 61/2 : Body diameter dalam per 16 Inch. .50 : Length ( 50 /100 ) inch.
  • 14. SMK Penerbangan Camlock Fastener Camlock fastener dibuat beragam bentuk dan macamnya. Seri yang sering digunakan yaitu 2600, 2700, 40S51, 4002. Fastener ini digunakan untuk pengencangan pada : - Cowling dan Fairing. Camlock fastener mempunyai 3 bagian yaitu : - Stud assembly, Grommet, Receptacle Stud dan Grommet dipasang pada bagian yang dibuka, dengan permukaan rata, dimpled ( cekung ) countersunk, disesuaikan dengan ketebalan matrial yang digunakannya Receptacle ( bagian pengunci yang dirivetkan pada struktur pesawat ). Receptacle ini mempunyai dua type : - Rigid dan Floting. Penguncian fastener ini dengan memutarnya ¼ putaran ( clockwise ) dan sebaliknya. Gb. Airlock Fastener. Fastener ini memiliki 3 bagian yaitu : - Stud, Cross pin, dan Receptacle. - Stud dibuat dari steel dan case hardened untuk menjaga pemakaian yang berlebihan (supaya kuat ) Lubang stud dibuat pres fit pada cross pin. Ketebalan total matrial yang dikencangkan dengan fastener ini harus diketahui dahulu sebelum menentukan panjang stud yang digunakan untuk instalasi. Total ketebalan untuk penguncian matrial masing- masing stud ini dapat diketahui dari tanda yang terdapat pada kepala stud, dalam per-1000 Inch ( .040, .070, .190, …..). Bentuk kepala stud pada air lock fastener ada 3 macam yaitu : - Flush, Oval, dan Wing Gb. Cross pin dibuat dari Chrome Vanadium steel dan heat treated untuk memberikam maximum strength, pemakaian maximum, dan menahan beban. Cross pin ini hanya dapat digunakan sekali saja, setelah dilepas dari stud cross pin ini harus diganti dengan yang baru. Receptacle untuk airlock fastener ini dibuat dalam dua ( 2 ) type yitu : Rigid dan Floating. Receptacle dibuat dari high carbon, heat treated steel. PIN Penggunaan Pin pada pesawat terbang yaitu untuk menjaga keamanan dan mencegah terjadinya penurunan, penggunaan / pengencangan pada bagian- bagian pesawat terbang dan menahan shear load.. Dalam aircraft struktur Pin utama mempunyai tiga ( 3 ) type : Taper pin, Clevis atau Flathead pin, dan Cotter pin. Taper pin. Plain pin ( AN 385 ) dan Threaded pin ( AN 386 ), digunakan dalam sambungan ( joint ) yang membawa shear load. Pin ini mempunyai lubang untuk safety wire. Threaded taper pin digunakan dengan taper pin washer ( AN 975 ) dan shear nut ( yang diamankan dengan cotter pin ), atau self locking nut. Gb. Flathead atau Clevis pin. Pin ini umumnya disebut Flathead pin (MS 20392) yang digunakan dengan Tie-rod terminals dan pada secondary controls yang mana tidak beroperasi secara terus menerus. Pemasangan pin ini kepalanya harus berada diatas dengan tujuan apabila cotter pin lepas atau patah pin akan tatap berada pada tempatnya. Gb. Cotter pin. AN 380 Cadmium-plated, low-carbon steel cotter pin digunakan untuk pengamanan bolts, screws, nuts, dan pin lainnya, juga digunakan dalam pengerjaan lain yang membutuhkan keamanan. AN 381 Corrosion resistant steel cotter pin digunakan pada tempat matrial non magnetic atau tempat yang dikehendaki tahan terhadap corrosion. Roll pin. Roll pin adalah pressed-fit pin dengan ujung yang runcing ( seperti peniti ). Pin ini dibuat dari spring steel dan dibentuk melingkar dari sebuah tabung. Pemasangannya, memasukkannya dengan hand tools dan ditekan. Tekaanan pin ini menahan dinding lubang supaya tidak bergerak. Contoh pemasangannya pada penguncian turnbuckle, saftying hub blade ( rotary wing ). Gb.
  • 15. SMK Penerbangan Lock and safety pin. Lock pin digunakan untuk mengunci cowling fastener. Pin ini dibuat dari corrosion resistant steel wire. Penggunaan pin ini tidak menggunakan tools,/ dapat hanya dengan tangan Cara penguncian pin ini yaitu pin melewati lubang pada stud / fastener Gb.. RIVET. Adalah : metal pin yang digunakan untuk menggabungkan dua atau lebih sheet metal, paltes atau masing –masing material secara bersama sama Kepala di salah satu isi ujungnya dibuat dari manufaktur. Sunk ditempatkan pada lubang dan diantara dua permukaan material, dan ujung lainnya digunakan untuk mengunci matrial tersebut secara bersama. Bagian-bagian Rivet : 1. Head / kepala : terletak pada salah satu ujung rivet dan memiliki garis tengah. 2. shank / grip / panjang -. Bila kepalanya round maka diukur dari batas bawah kepala sampai ujung satunya. -. Bila Countersunk maka diukur dari batas atas kepala sampai ujung satunya. 3. diameter shank . Dua type utama Rivet yang dipergunakan dalam pesawat terbang yaitu : -. Solid-shank , yang pengerjaannya harus menggunakan backing bar dan dua orang. -. Special ( Blind ) rivet , pengerjaannya tidak menggunakan backing bar dapan dapat dikerjakan perseorangan. Solid Shank Rivet. Solid-shank river umumnya digunakan untuk pengerjaan repair. Diidentifikasikan dengan : material yang dipergunakan, bentuk kepala, ukuran shank, sifat pengerjaannya ( temper condition ) Macam-macam kepala Rivet. 1.Countersunk head AN 425. 2. Round head AN 430 3. Flat head AN 441. 4. Brazier head AN 455. 5. Universal head AN 470. Lima macam rivet yang sering digunakan yaitu : 1100, 2017-T, 2024-T, 2117-T dan 5056. Rivet 1100 mengandung 99,45 % pure Aluminium dan sangat lunak, digunakan untuk merivet aluminium alloy yang lunak. Rivet 1100, 3003, 5052 digunakan pada non structural part. Rivet 2117-T dikenal dengan Field rivet lebih banyak digunakan dari pada jenis rivet yang lainnya untuk perivetan aluminium alloy structure. Field rivet ini siap digunakan karena tidak memerlukan heat-treating dan anneling lagi, juga mempunyai ketahanan corrosion yang tinggi. Rivet 2017-T dan 2024-T juga digunakan dalam structure aluminium alloy structure yang membutuhkan keuatan yang tinggi. Jenis rivet ini dalan keadaan lunak ( anneled ),yang harus dijaga kondisinya dalam refrigerator. *. Rivet 2017-T harus segara digunakan dalam jangka waktu 1 jam setelah keluar dari refrigerator. *. Rivet 2024-T harus segera digunakan dalam jangka waktu 10 – 20 menit setelah keluar dari refrigerator. Jenis rivet ini akan mengeras ( hardened ) dengan sendirinya sesuai berlalunya waktu setelah pengerjaan Rivet 5056 digunakan untuk perivetan Magnesium alloy structure karena ; mempunyai kwalitas corrosion resistant yang baik dalam kombinasi dengan Magnesium. Mild steel rivet digunakan untuk perivetan steel parts. Corrosion steel rivet digunakan untuk merivet corrosion steel dalam firewalls, exhaust stack brackets dan structure yang lainnya . Monel rivet digunakan untuk perivetan Nickel- steel alloy. Rivet ini dapat menggantikan untuk digunakan pada corrosion resistant steel dalam beberapa bentuk.
  • 16. SMK Penerbangan Copper rivet, penggunaannya dalam pesawat sangat dibatasi. Copper ivcet hanya dapat digunakan pada Copper alloy atau pda non magnetic matrial. Proses heat-treating ( anneling ) pada rivet dikerjakan dengan alat: Electric air furnance, Salt bath (air garam) atau Hot oil bath. Temperatur heat-treating antara 625 0 F – 950 0 F. Agar dalam penanganannya pada heat-treating tidak menyusahkan maka rivet ini dipanaskan dalam baki atau jaring kawat, yang kemudian di Quenching dalam cold water ( 70 o F ) setelah heat-treated. Rivet 2017-T dan 2024-T adla heat-treatable ivet, yang akan segera bereaksi mengeras dengan cepat dalam temperatur ruang. Dan harus segera digunakan setelah keluar dari tempat pendinginan. Untuk menjaga rivet ini dari pengerasan, rivet ini dijaga pada temperatur dibawah 32 o F dalam electric refrigerator atau “icebox” rivet. Dalam kondisi penyimpanan ini, rivet akan tetap lunak untuk dikerjakan sampai 2 minggu atau lebih. Untuk beberapa rivet tertentu harus dikeluarkan untuk diheat-treating kembali, kemudian disimpan. Heating time – Air Furnance. Rivet alloy Waktu Temp.heat-trating 2024…. 1 jam 910 o F – 930 o F. 2017…. 1 jam 925 o F – 950 o F. Heating time – Salt bath 2024 30 menit 910 0 F – 930 0 F. 2017 30 menit 925 0 F – 950 0 F. Aluminium grouping Group A Group B 1100 2117 3003 2017 5052 2124 6053 7075 Tujuan ini dimaksudkan untuk menyamakan atau matrial tidak akan bereaksi bila saling menggantikan dalam satu group. Ini berarti group A tidak bisa untuk menggantikan group B, karena akan meyebabkan Dissimilar corrosion. Dan untuk menghindari dissimilar corrosion ini, maka telah ditentukan dengan AN Standard protective coating surface pada rivet, yaitu berupa : -. Zinc chromate ( melapisi dengan seng ). -. Metal spray. -. Anodized finish. Protective coating pada rivet ditandakan dengan warnanya : -. Zinc chromate akan berwarna kuning. -. Metal spray akan berwarna silver-gray ( abu-abu perak ). -. Anodized akan berwarna pearl-gray (abu-abu mutiara ). Untuk situasi yang tidak memungkinkan untuk dilakukan pada perbaikan dilapangan maka : protective coating dilakukan dengan cara mengecat rivet dengan Zinc chromate sebelum dan sesudah dilakukannya pekerjaan tersebut. Identification rivet Tanda-tanda yang terdapat pada kepala rivet digunakan untuk membedakan karakteristiknya, seperti ; raised dot / teat( mata ), two rise dot / teat, dimple ( cekung ), sepasang ( pair ) raised dash, raised cross, rise dash atau single triangle, selain itu juga pada perbedaan warnanya. Roundhead Rivet. Rivet ini digunakan dalam interior pada pesawat, terkecuali pada tempat-tempat tertentu yang clereance-nya sangat berdekatan dengan members. Flathead rivet. Rivet ini seperti roundhead, digunakan untuk interior structure. Rivet ini digunakan dimana dibutuhkan maximum strength dan untuk menggantikan round head rivet pada clereance yang sangat sempit. Rivet ini jarang digunakan , dan jika digunakan pada external surface. Brazier head rivet. Rivet ini mempunyai bentuk diameter kepala yang luas, dimana hal itu sangat baik digunakan untuk merivet plat yang tipis ( skin ). Bentuk kepala yang brazier ini memungkinkan tahan terhadap air flow , sehingga banyak digunakan pada exterior surface , bagian yang ramping / slipstream, kususnya bagian belakang pesawat / empennage. Universal head rivet. Adalah combinasi antara round head, flat head, dan brazier head. Juga digunakan pada aircraft construcsion dan repair interior dan exterior pesawat. Rivet ini dapat untuk menggantikan round head, flat head, atau brazier head. Countersunk head rivet. Adalah rivet yang bentuk atas kepalanya rata dan miring kebawah pada samping kepala, ini memungkinkan akan menghasilkan permukaan yang rata pada dirivetan. Sudut kepala bervariasi antara
  • 17. SMK Penerbangan 780 s./d 1200 dan yang sering digunakan 1000 karena type ini lebih kencang dari pada type lainnya. Juga digunakan pada exterior surface pesawat dan meminimalkan turbulent air flow. Part number pada rivet : AN 426 / MS 20426 : Countersunk head rivet 1000 . AN 430 / MS 20430 : - Round head rivet. AN 441 : - Flat head rivet. AN 456 : - Brazier head rivet. AN 470 / MS 20470 : - Universal head rivet Selain part number juga tercantum code lainnya : A : - Al.alloy , 110 atau 3003 AD : - Al alloy , 2117-T D : - Al.alloy , 2017-T DD : - Al.alloy , 2024-T B : - Al.alooy, 5056 C : - Copper. M : - Monel. Contoh penandaan / pembacaan Part number rivet : AN470AD3-5 ( completed part number ). AN : Air Force – Navy standart number. 470 : Universal heah rivet. AD : 2117-T Al.alloy. 3 : 3/32 atau 3/16 Inch Diameter. 5 : 5/32 atau 5/16 Inch length ( Panjang ) Special ( Blind ) Rivet. Pada pesawat terdapat tempat - tempat yang tidak memungkin merivet dari kedua sisinya, atau terbatasnya tempat untuk mengunakaan bucking bar tools. Dan juga penempatan aircraft interior / non struktural yang tidak perlu menggunakan solid sunk rivet, karena dianggap tidak butuh kekuatan yang panuh, cukup dengan blind rivet. Rivet ini ( Blind ) dapat dikerjakan oleh perseorangan dan dari satu sisi saja( sisi satunya tak terlihat ) dan rivet hanya dimasukkan kedalam lobangnya , pengerjaannya menggunakan special pneumatic pull gun rivet, sehingga dapat dikatakan sebagai special rivet. Control cable Cable sering digunakan pada system pesawat terbang, sperti pada : flight control system, primary flight control sistem, engine control, emergency extention system pada landing gear, dan beberapa system yang lainnya. Keuntungan penggunaan cable : 1. Kuat, dan ringan 2. Mempunyai flexibilitas yang tinggi, sehingga dapat mencapai pada tempat yang berliku. 3. Rapi dalam pemasangan 4. Mempunyai mechanikal efisiensi yang tinggi, karena mempunyai ketelitian yang tinggi untuk pengontrolan. 5. Bila akan putus menunjukkan tanda – tanda. Kerugian menggunakan cable : 1. Ketegangannya harus sering diperiksa ulang secara berkala, karena dipengaruhi oleh perubahan suhu. 2. Hanya dapat menarik saja tidak bisa untuk mendorong. 3. Selalu diinspeksi dari korrosion. 4. Membutuhkan perlengkapan yang banyak ( pulley, turnbuckle dll ) 5. Kekuatan sambungan atar cable tidak sama Yang mempengaruhi kekuatan cable antara lain 1. Jumlah puntiran. 2. Diameter. 3. Material. Control cable terbuat dari Carbon steel / Galvanis dan Stainless steel. Galvanis : Proses pelapisaan permukan benda yang terbuat dari besi / baja dengan logam seng/zink agar tahan korrosi.
  • 18. SMK Penerbangan Cable contrucsion: Komponen dasar cable adalah kawat / wire. Diameter kawat menentukan diameter pada cable. Sekumpulan wire/kawat yang dibentuk spiral disebut dengan strand. Dan sekumpulan strand yang dibentuk spiral disebut cable dengan satu strand sebgai pusatnya. Jenis – jenis cable. 1. Non flexible cable : yaitu : 1. Ukuran 1 X 7 = Strand yang terbuat dari 7 wire. 2. Ukuran 1 X 9 = Strand yang terdiri dari 9 wire. Digunakan pada Instalasi dimana cable tidak melewati beberapa pulley. 2. Flexible / Medium cable : yaitu : Cable dengan ukuran 7 X 7 = Cable yang terdiri dari 7 strand, dan masing-masing strand terdiri dari 7 wire. Digunakan pada trim tab control, engine control, indicator control. Mempunyai ukuran diameter 1/16 s.d 3/32. 3. Extra flexible cable. Cable dengan ukuran : 7 X 19 = Cable yang terdiri dari 7 strand, dan masing-masing atrand terdiri dari 19 wire. Digunakan pada prymari control sistem dan tempat-tempat lain yang beropersi melalui beberapa puley. Mempunyai ukuran diameter 1/8 s.d 3/8 Catatan : Galvanized cable mampunyai daya tahan terhadap material, fatique / kelelahan dibandingkan dengan stainless steel, tapi penggunaannya menyebabkan korosion, dan sebaiknya menggunakan stainless steel. Cable yang sering digunakan pada pesawat terbang yaitu berukuran 7 X 7 dan 7 X 19. Cara – cara pemuntiran pada cable : 1. Regular Lay. Pemuntiran wire membentuk strand yang berlawanan arah dengan puntiran strand membentuk cable. 2. Long Lay. Pemuntiran wire memnbentuk strand searah dengan puntiran strand membentuk cable. 3. Reverse Lay. Pemuntiran wire membentuk strand antara satu dengan yang lainnya berlawanan arah. Cara pemuntiran tersebut akan mempengaruhi *. Kaku atau lemasnya cable. *. Strechednya tinggi atau rendah Yang paling baik pemuntirannya adalah Rerguler Lay karena dapat lemas dan stretch rendah. Syarat – syarat Cable yang tidak boleh dipergunakan : *. Untuk extra flexible cable inspeksi tiap 1 inch , lebih dari 6 wire yang putus harus segera diganti. Pengaruh ketegangan cable ; Jika terlalu kendor : -. Reaksinya lambat, -. lebih ringan. Jika terlalu kencang : -. Lebih kuat. -. Sangat sensitive. Cable Fitting ( Penguat Cable ) Dalam pemasangan cable pada pesawat terbang dilengkapi dengan macam – macam fitting ( penguat / alat bantu ) antara lain : a. Terminal ( Jepitan / pembatas ) b. Thimbles c. Bushing ( tabung ) d. Shackles ( mata rantai / kopling ). Adapun beberapa jenis Fitting yang sering dipergunakan adalah : 1. Single sank ball end terminal. 2. Double sank ball end terminal. 3. Rod end terminal. 4. Threaded end.terminal 5. Eye end terminal 6. Fork end terminal *. Threaded end, Fork end, Eye end terminal digunakan untuk menghubungkan cable dengan turnbuckle ( penyetel ketegangan cable ), bellcrank ( tuas pengungkit ) atau sambungan lain dalam sistem. *. Ball, Eye, Rod end terminal digunakan untuk menyambungkan cable ke quadran lever dan sambungan khusus yang tempatnya / ruangan terbatas. *. Thimble, bushing dan Shakles : digunakan pada tempat yang sama dengan penggunaan terminal fitting, bilamana fasilitas dan persedian sangat terbatas. Serta penggantian secara cepat sangat diperlukan. Bahan yang dipakai Cadmium plated steel Turnbuckle. Adalah peralatan mechanical screw yang mempunyai dua threaded and terminal dan sebuah internal threaded barrel. Turn buckle digunakan pada cable assembly dengan tujuan untuk penyetelan panjang cable dan tention/ketegangan cable.
  • 19. SMK Penerbangan Satu endthread terminal mempunyai thread kanan dan satunya lagi thread kiri. Dan pada barrel mempunyai pasangannya, iner thread kanan dan iner thread kiri. Ujung pada barrel terdapat tanda R/H dan L/H thread. Ketika turn buckle dipasangkan pada control system diperlukan kedua thead end terminal tersebut dengan thread yang sama pada barrelnya. Perlu diperhatikan bahwa thread terminal yang masuk kedalam barrel tidak kurang dari 3 thread terlihat di luar. Setelah turnbuckle selesai disetel kemudian diamankan dengan safety lock pins. Turnbuckle dan komponennya mempunyai dua klasifikasi umum, yaitu : 1. Short dengan symbol “ S “, pendek 2. Long dengan symbol “ L “, panjang. Panjang dan pendek ukuran akan menentukan kekuatan yang diterima turnbuckle. Panjang barrel ada 3 macam: 2 ¼ “( pendek ), 4” dan 4 ¼ “( panjang ). Bahan bareel dari Brass Thread turnbuckle termasuk thread kelas 3 Gr. Pus pull tube linkage. Push-pull tube digunakan dengan macam-macam type pada system operasi mekanikal. Jenis-jenis sambungan ini membatasi berbagi tenaga ( tention, compression maupun stress ) yang disalurkan melalui single tube. Push-pull tube assembly mempunyai bagian- bagian, seperti : 1. Aluminium alloy atau steel tubing. 2. Adjustable end fitting. 3. Chek nut pada masing-masing terminal. Check nut akan menguatkan atau mengamankan enf fitting setelah tube assembly disetel mengenai panjang pendeknya. Pushpull tube ini umumnya dibuat pendek untuk menghindari atau mengurangi vibrasi dan bengkok/bending bila mendapatkan compresi atau tekanan. Gb. Mechanical Linkage. Macam-macam mechanical linkage yang di sambungkan dari control cockpit ke control cable dan control surface. Kelengkapan ini menggerakkan atau mengubah arah pergerakan pada control system. Linkage/sambungan ini antara lain : primary pada control ( push-pull ) rod, torque tubes,quadrants,sector,belcrank, dan cable drum. Control rod digunakan pada sambungan flight control system untuk memberikan pergerakan push- pull / tarik-dorong, yang dapat disetel pada salah satu atau kedua ujungnya. Gb hal 66 - 67 Ghb. Penempatan Belcrank harus diperiksa, bebas gerakannya sebelum dan setelah dipasang dengan control rod, juga ukurannya diperiksa. Torque tubes. Pada saat dibutuhkan pergerakan angular / twisting dalam control system, digunakan torque tube, untuk mengubah arah pergarakan yang berlawanan. Quadrant, bellcrank, sector, dan drum mengubah arah gerakan dan memberikan gerakan pada contrl rod cable dan torque tubes. Cable drum utama digunakan pada trim tab system. Seperti pada trim tab control weel yang bergerak secara clock wise ataupun counterclock wise. Pulley Pulley dipergunakan untuk mengatur / mengendalikan kabel, mengatur arah dan gerakan dari kabel. Piringan/bearing dari pulley ditutup dengan seal dan memerlukan pelumasan dengan greas. Pulley dipasang pada struktur pesawat dengan bantuan bracket/pendukung. Kabel berada diatas atau melilit pada pulley diamankan dengan guard pin, agar pada saat ada getaran cable tidak loncat ataupun keluar dari alur pulley . Fungsi pulley antara lain : 1. Merubah arah. 2. aligment / kelurusan / penyanggah kabel. 3. menghindari terjadinya chafing / pergesekan dengan benda lain. Tempat yang bersudut lebih dari 150 harus dibantu dengan pulley supaya beban tention yang diterima cable manjadi kecil. Matrial pulley haruslah lebih lunak dari pada cable, dimaksudkan agar yang terlebih dahulu rusak dan perlu diganti pulleynya sehingga lebih aman, bila dibandingkan dengan yang rusak cablenya dahulu. Matrial dari pulley antara lain : -. Plastic. -. Formika. -. Aluminium. -. Fiber. Sebab dan kerusakan yang terjadi pada pulley yaitu : 1. Bearing sudah aus. 2. Cable tention terlalu tinggi. 3. Pulley tidak segaris / miring dengan cable.
  • 20. SMK Penerbangan 4. Cable tidak lurus. 5. Pulley terlalu besar / kecil dibandingkan dengan diameter cable Gb. Fair lead. Digunakan bila cable menembus atau melalui structure pesawat . Fungsinya yaitu : 1. Menjaga cable dari getaran dan belokan kurang dari 150. 2. Menjaga kelurusan cable. 3. Menghindari terjadinya drafing / froxen cable. 4. Dari type lain yang digunakan untuk mencegah kebocoran pressure bulkhead Bahan yang dipakai harus lebih lunak dari cable, seperti : Plastic, Aluminium lunak, Formika, Fiber. Gb.hal 66 Ghb Pressure seal. Ditampatkan pada cable yang menembus pressure bulkead. Panjang seal cukup kuat untuk mencegah kehilangan tekanan tapi tidak memberikan hambatan yang besar pada pergerakan cable.. Pressure bulkhead harus diinspeksi secara teratur untuk menentukan kondisnya dan retaining ring tetap pada kedudukannya.. Jika retaining ring kendor atau lepas, maka akan meluncur pada cable dan akan menyebabkan jamming / mengganjal atau lepas dari alur pada pulley. Gb.hal 66……………….. Mengidentifikasi plumbing hard ware. Macam-macam tubing Ada 3 macam fitting yang ada dalam system plumbing pesawat. Pada umumnya Flare, flareless dan quick disconect An Standar fitting terdapat AN 818 coupling nut, dan AN 819 sleeve yang digunakan bersama-sama Gb…………. Flare tube fitting dibuat dari Aluminium alloy, steel ataupun cooper ( serbagai campuran utamanya ). Untuk keperluan identifikasi semua AN steel fitting diwarnakan Hitam dan semua AN Aluminium Alloy fittinf diwarnakan Biru. AN 819 Aluminium Bronze sleeve dari campuran plate dan tidak diwarnai. Threaded flare tube fitting mempunyai 2 type pada ujungnya, seperti male & female ( sepasang ) dimana pada female ujung fitting mempunyai thread dalam ( internal thread ) dan pada ujung yang satunya / male mempunyai external thread. Flareless fitting MS ( Military Sandart ) flareless tube fitting banyak digunakan pada system plumbing dipesawat. Penggunaan type flareless ini dibatasi pada semua tube flaring, meskipun aman, kuat, dependable tube conection ( baik dalam cara penyambungannya ). Fitting ini mempunyai 3 bagian : Body, Sleeve and Nut. Gb…… seal Quick Disconect Coupling. Quick Disconect Coupling pada self sealing type digunakan pada banyak tempat di flkuid system. Coupling dipasang pada tempat yang sering dilepas pada jalur yang dikehendaki, untuk inspection dan maintenance. Quick disconect coupling mempunyai pengertian cepat lepas tanpa kehilangan flui atau kemsukan udara kedalam system. Masing-masing coupling terdapat dua halves. Ditahan bersama-sama dengan Union Nut. Masing- masing halves terdapat valves yabng menahan pembukaan saat coupling disambungkan, fluida mengalir melalui coupling tersebut. Saat coupling dilepas, spring pada masing-masing halves menutup valve untuk mencegah keluarnya fluida dan mencegah masuknya udara. Union nut mempunyai Quick-lead, thread untuk menyambung dan melepas coupling dengan memutarkan nut. Pemasangan nut yang harus diputar dengan bermacam-macam type coupling yang berbeda. Salah satu dibutuhkan ¼ putaran Union Nut, untuk mengunci atau melepas coupling dan model lain memerlukan 1 putaran penuh. Flexible Conectors. Flexible Conectors yang dilengkapi dengan Swaged fitting atau detectable fitting atau mungkin juga digunakan dengan beads & Hose clamp. Flexible Conect ini dilengkapi dengan swaged fitting yang
  • 21. SMK Penerbangan dibuat sama / sesuai panjangnya dari pabrik dan secara umum tidak dapat dirakit oleh mekanik. Fitting pada detectable conectors dapat di ketahui dan digunakan lagi jika tidak rusak, ataupun dengan menggunakan fitting yang baru. Bead & Clamps hose conector sering dipakai pada sambungan oli coolant dan Low –press fuel system tubing. Bead mempunyai permukaan cembung melingkari tubing atau fitting, ini memberikan ujung cengkeraman yang baik dan digunakan untuk menahan clamp dan hose pada tempatnya. Bead dibuat mendekati ujung metal tubing atau satu ujung pada fitting. Tube Forming Procesess. Kerusakan tubing & fluid lines harus diganti dengan yang baru. Kadang-kadang penggantian yang praktis danperbaikan dibutuhkan. Screct, abrasians, dan minor corrosion pada permukaan fluid lines dengan diperbaiki dan dapat dihaluskan dengan burnishing toolatau aluminium wool. Pembentukan tubing mempunyai 4 proses. 1. Pemotongan ( cutting ). 2. Bending . 3. Flaring. 4. Beading. Bila tubing kecil dan lnak matrialnya, pengerjaan dapat dibentuk dengan hand bending tools / dending tangan selama instalation. Jika tubing berdiameter ¼ Inch atau lebih besar, bending tangan tidak dapat digunakan, harus dengan alat tambahan atau bending block. FLUID LINES AND FITTING Airf crfat plumbing seperti hose, tubing, fitting dan conectors terdapat proses pembentukan dan pemasangan. Perbaikan aircrfat plumbing dapat sederhana, seperti : penggantian tubing termasuk juga dalam pembuatan bentuknya. Penggantian tubing seharusnya sama dalam ukuran dan materialnya sesuai dengan aslinya, semua tubing yang bertekanan harus lulus uji sebelum pemasangan. Cracks, atau bursts ( retak ) pada tubing yang di sebabkan oleh getaran-getaran dan pada saat pekerjaan pemasangan. Aircrfat plmubing lines biasanya dibuat dari metal tubing / pipa dan fitting / sambungan dan flexible hose, flexible hose secara umum digunakan dengan komponen-komponen yang bergerak atau daerah yang paling banyak terdapat getaran. Sebelum pelaksanaan perbaikan aircrfat pulmbing, perlu diketahui kebenaran identitas dari materialnya. Pengetesan secara kemagnetan adalah cara yang sederhana untuk membedakan antara al alloy dengan steel tubing, selain itu juga dapat menggunakan pengetesan dengan larutan asam nitrat Penandaan yang terdapat pada permukaan tubing dengan cara di stempel/cetak atau dengan pemberian warna yang berbeda. Pengecatan warna yang berbeda untuk identifikasi pada al alloy tubing adalah :
  • 22. SMK Penerbangan Penandaan untuk steel tubing pada umumnya terdapat nama pabrik pembuatanya, SAE number dan kondisi dari metalnya. Metal tubing diukur pada diameter luarnya dalam satuan per-16 Inch, akan tetapi hal ini penting juga untuk mengetahui ketebalan dari dinding tubing tersebut. Material syntetic yang digunakan pada pembuatan flexible hose antara lain : Buna-N, Neoprene, Butyl dan Teflon ( tidak digunakan pada phospate ester dasar dari minyak hydraulic skydrol ). Buna-N adalah campuran karet sintetis yang sangat tahan terhadap produk petroleum/yang mengandung petroleum dan tidak tahan pada phospate ester/skydrol. Neoprene adalah karet campuran dasarnya acetylene tahan terhadap produk petroleum/yang mengandung petroleum dan tidak tahan pada phospate ester/skydrol. Bytil adalah karet campuran yang dibuat dari bahan baku petroleum, sangat tahan terhadap skydrol dan tidak tahan terhadap bahan yang mengandung petroleum. Teflon dibuat dari tetrafluorothylene resin, digunakan dalam kondisi operasi yang luas ( -650 sampai + 4500 F ) dan sangat cocok untuk digunakan. Flexible rubber hose terdapat pipa karet yang dibungkus dengan anyaman benang katun dan kawat, yang cocok digunakan untuk oil, fuel, coolant, dan hydraulic system. Jenis dari hose umunya diklasifikasikan pada tekanan yang terdapat pada tanda-tanda dan dalam pengoperasian tekanan yang normal. 1. Low pressure, kurang dari 250 Psi , dengan lapisan anyaman kain. 2. Medium pressure, lebih dari 3000 Psi, terdapat satu lapisan anyaman kawat ( dalam ukuran yang kecil pressure sampai diatas 3000 Psi dan dalam ukuran yang besar diatas 1500 Psi ) 3. High Pressure, dalam semua ukuran tekanan diatas 3000 Psi pada sistem operasinya. Penandaan tersebut terdapat nama dan nomor yang dicetak pada permukaan hose. Teflon hose adalah flexible hose yang dibuat untuk keperluan pada temperatur dan tekanan kerja yang tinggi yang system pesawat. Teflon ini dilapisi dengan kawat stainless steel yang dianyam pada bagian luar hose, hal ini untuk menambah kekuatannya dan perlindungan terhadap vibrasi juga fatique ( kelemahan pada bahan dalam pengoperasian jangka waktu yang lama ). Penandaan pada fluid lines, ditandakan dengan kode warna, tulisan dan symbols. Plumbing connector Flared tube fitting terdapat sleeve dan nut, nut untuk menekan sleeve ketika disambungkan, pengencangan tersebut akan mengencangkan sleeve dengan tubing dan fitting seperti seal. AC ( Air Corps ) flared tube fitting dapat digantikan dengan AN dan MS standart. AN fitting mempunyai bahu pada ujung thread dan flare cone, tapi AC fitting tidak mempunyai yang demikian.
  • 23. SMK Penerbangan Thread yang terdapat pada flare ada 2 type : external thread untuk male dan internal thread untuk female Flareless tube fitiing MS standart terdapat : body, sleeve, nut. Body terdapat bahu yang berlawanan dengan ujung tube. Quick disconect coupling adalah self sealing, digunakan pada berbagai tempat dalam system fluida, yang tempat pemasangnnya sering dibongkar pasang untuk perawatan atau inspection Quick disconect memberikan kepraktisan dalam pelepasan tanpa kehilangan fluida yang ada, masing- masing coupling mempunyai valves untuk menahan pada saat terbuka bila disambungkan dan akan menutup bila dilepaskan. Beberapa coupling ada yang harus dikencangkan dengan kunci dan ada yang hanya dikencangkan dengan tangan. ELECTRICAL CABLE Wire/kawat diuraikan satu conductor padat atau kumpulan conductor yang dilapisi dengan isolator. Istilah yang digunakan dalam instalasi listrik pesawat :  dua atau lebih conductor terisolasi terpisah dan terdapat dalam bungkus yang sama ( multi conductor cable )  dua atau lebih conductor terisolasi terpisah yang dipuntir bersama ( twisted pair )  satu atau lebih conductor terisolasi yang dilapisi dengan lapisan anyaman kawat ( shielded cable )  satu conductor terisolasi di tengah dengan anyaman kawat yang melindungi conductor ( radio frequency cable ) Wire dibuat dalam standart AWG ( American Wire Gage ) berdasarkan dalam ukurannya. Dimana wire dengan diameter yang kecil mempunyai nomor ukuran yang besar, dan sebaliknya. Ukuran wire yang terbesar bernomor 0000 dan ukuran wire terkecil bernomor 40. faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih ukuran kawat untuk menghantarkan dan menyebarkan tenaga listrik adalah : 1. power lose yang diijinkan minimal ( I2 R ) 2. kehilangan voltage/ voltage drop ( IR drop ) 3. arus listrik yang sesuai dengan kemampuan sebuah conductornya Pemilihan faktor lain pada material conductor pada umumnya yaitu digunakannya copper dan aluminium. Isolator conductor Bahan/materil yang digunakan pada condusctor haruslah ketahanan penyekatan dan kekuatan dielectrikum dari isolatornya tersebut antara lain : rubber, asbestos, plastik. Kekuatan penyekatan pada isolator adalah tahan terhadap kebocoran/kerusakan arus listrik dalam perjalanannya, dan dapat diukur dengan “magger”. Dan kekuatan dielectrikum adalah kemampuan terhadap beda potensial yang ada, pada umumnya dinyatakan dengan voltage ( peningkatan tegangan hingga isolatornya rusak terbakar / pecah ). Mengidentifikasi cable dan kawat. Sistem cable dan kawat pesawat terbang dapat ditandakan dengan tanda combinasi tulisan dan nomor. Tidak ada ketentuan khusus dalam memberikan tanda dan identitasnya Pada gambar dibawah ini sebagai contoh : 22 menunjukkan system kawat yang dipasangkan ( VHF System ) .013 adalah wire number 18 menunjukkan ukuran dari kawat. Kawat biasanya ditandai dengan nomor yang berjarak tiap 15 Inch panjangnya. Dua cable yang di clamps bersamaan pada tempat yang kuat dan tidak memerlukan pengangan pada ikatannya. Pemasangan kawat harus dilakkukan dengan clereance 3 Inch dari control cable, jika tidak terpenuhi, mechanical guard harus dipasangkan untuk mencegah contak dngan cable. Pemasangan cable clamp Cable clamp harus dipasang dengan baik agar sudutnya sesuai dan penempatan screw harus diatas ikatan cbale. Cable harus tidak langsung diclamp, clamp dapat ditambahkan lapisan karet untuk mencegah ikatan kawat, dan clamp harus sesuai ukutannya ( tidak berubah bentuk ) pada saat dilaksanakan pemasangan.
  • 24. SMK Penerbangan Mengikat dan ikatan kawat Sekelompok kawat dan diikatan bersamaan dengan tali untuk memberikan kemudahan dalam pemasangan, perawatan dan pengecekan. Material tali yang digunakan untuk mengikat terbuat dari katun atau nylon. Tipe dari ikatan antara lain : 1. ikatan tunggal 2. ikatan ganda