2. Konsep Dasar Discovery Learning
Belajar penemuan (Discovery Learning) merupakan salah satu
model pembelajaran kognitif yang dikembangkan oleh Bruner.
Discovery Learning menurut Bruner (Bahm dalam Mawaddah,
Kartono dan Suvitno, 2015: 12) adalah aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran, siswa mengkontruksi pengetahuan
berdasarkan informasi baru dan dari data yang mereka
kumpulkan dalam lingkungan belajar yang eksploratif
3. Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan
sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila siswa tidak
disajikan dengan materi pelajaran dalam bentuk utuh, tetapi
diharapkan siswa mengorganisasi sendiri.
Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning guru
berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat
guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan
belajar siswa sesuai dengan tujuan (Sinambela P N, 2013: 21)
4. Model Discovery Learning merupakan suatu cara mengajar
yang melibatkan siswa dapat proses kegiatan mental melalui
tukar pendapat, dengan diskusi seminar, membaca sendiri
dan mencoba sendiri agar anak dapat belajar sendiri.
Dengan menggunakan model ini, siswa dapat dilibatkan
dalam proses kegiatan mental sehingga siswa lebih
bersemangat dan antusias untuk belajar serta kemungkinan
hasil belajar siswa meningkat itu tinggi (Sinatra Y, 2012: 2)
5. Langkah – Langkah Pembelajaran
DISCOVERY LEARNING
Depdikbud (Sinambela P N, 2013: 21-22)
tahapan dalam pembelajaran yang
menerapkan Discovery Learning ada 6, yakni:
6. 1. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Tahap awal dalam pembelajaran ini siswa dihadapkan pada
sesuatu yang menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan
untuk tidak member generalisasi, agar timbul keinginan dari
siswa untuk menyelidiki sendiri. Selain itu guru sebagai
fasilitator memulai pembelajarannya dengan mengajukan
pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya
yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi
pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi
belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam
mengeksplorasi bahan.
7. 2. Problem statement (pernyataan/ identifikasi
masalah)
Tahap kedua dari pembelajaran ini adalah guru
memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin kejadian-
kejadian dari masalah yang relevan dengan
bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih
dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis
(jawaban sementara atas pertanyaan masalah)
8. 3. Data collection (Pengumpulan Data)
Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab
pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya
hipotesis, dengan demikian siswa diberi
kesempatan untuk mengumpulkan berbagai
informasi yang relevan, membaca sumber
belajar, mengamati objek, wawancara dengan
narasumber, melakukan uji coba sendiri dan
kegiatan lainnya yang relevan.
9. 4. Data Processing (Pengolahan Data)
Menurut Syah, pengolahan data merupakan kegiatan
mengolah data dan informasi yang telah diperoleh
para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan
sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai hasil
bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya,
semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi,
bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta
ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu.
10. 5. Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan
sebelumnya dengan beberapa fenomena yang sudah diketahui,
dihubungkan dengan hasil data processing. Verification menurut
Bruner, bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik
dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman
melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.
11. 6. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah
proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat
dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua
kejadian atau masalah yang sama, dengan
memperhatikan hasil verifikasi. Berdasarkan
hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip
yang mendasari generalisasi.