SlideShare a Scribd company logo
1 of 69
Oleh :
Dr. Emminarty
 Gen itu diwariskan dari generasi ke generasi
 Prinsip dominan / resesif
1. Pewarisan autosomal
 Dominan
 resesif
2. Pewarisan terangkai seks
Pewarisan terangkai X
Dominan
Resesif
Pewarisan terangkai Y resesif
Penyakitnya baru akan timbul
1. Yang dimaksud dengan pewarisan
sifat autosomal adalah sifat keturunan yang
ditentukan oleh gen pada autosom. Gen ini ada
yang dominan dan ada yang resesif. Karena laki-
laki dan perempuan mempunyai autosom yang
sama, jadi sifat keturunan yang ditentukan oleh
gen autosomal dapat dijumpai pada keturunan laki-
laki maupun perempuan
2. Bila Ke-2 orang tuanya mempunyai gen sakit yang
sama baik homozigot atau heterozigot.
3. Salah satu orang tuanya sakit (homozigot /
heterozigot).
 Contohnya bila kita nyatakan gen dominan
dengan lambang A, perkawinan yang umum
terjadi yaitu Aa x aa.
P : Aa X aa
F1 : Aa,Aa,aa,aa
dapat kita ketahui bahwa :
1. Peluang memperoleh anak yang terinfeksi = Aa =
50%
2. Peluang memperoleh anak yang normal = aa =
50%
Syarat pada pewarisan autosomal dominan antara lain :
 Sifat tersebut mungkin ada pada pria maupun
wanitanya.
 Sifat itu juga terdapat pada salah satu orang tua
pasangan.
 Sekitar 50% anak yang dilahirkan akan memiliki sifat
ini meskipun salah satu pasangan tidak memiliki sifat
ini.
 Pola pewarisan bersifat vertikal, artinya tiap generasi
yang ada pasti ada yang memiliki sifat ini.
 Bila sifat yang diwariskan berupa penyakit keturunan,
anak-anak yang tidak menderita penyakit ini bila
menikah dengan pasangan yang normal, maka
keturunan yang dihasilkan juga akan normal
 Contohny
Polydactili, Kemampuan
mengecap phenylthiocarbamide (PTC),
Thalasemia, Dentinogenesis imperfecta (gigi
opalesen) merupakan kelainan yang terdapat
pada gigi manusia. Dentin berwarna putih
susu (opalesen). Penyebabnya gen dominan
D, sedangkan alelnya resesip “d”
bila homozigotik menyebabkan gigi normal,
anonychia, Retinal aplasia (manyebabkn
buta),
 Orang tua dari anak yang terinfeksi penyakit akibat
kelainan gen resesif pada autosom, mungkin tidak
menampakkan penyakit. Anak yang memiliki gejala
kelainan menandakan adanya pewarisan gen resesif
dari kedua orang tua. Karena kelainan resesif jarang
ditemukan, seorang anak memiliki resiko yang lebih
tinggi bila orang tua mereka memiliki hubungan
saudara. Hal tersebut disebabkan seringnya individu –
individu yang memiliki hubungan saudara mewarisi
gen yang sama dari nenek moyang mereka.
 Perkawinan yang sering terjadi pada pewarisan gen
resesif pada autosom adalah perkawinan antara
individu yang memiliki genotipe heterozigot (carier)
Contoh :
P : Aa x Aa
F1 : AA,Aa,Aa,aa
 dapat kita ketahui bahwa : perkawinan heterozigot
 1. Peluang memperoleh anak yang terinfeksi = aa =
25%
 2. Peluang memperoleh anak yang normal = AA = Aa
= 75%
 Terlihat bahwa bila kedua orang tua
merupakan carier, maka peluang seorang anak akan
terinfeksi yaitu 25%. Namun, bila hanya salah satu
orang tua saja yang membawa gen resesif, anak
tidak memiliki peluang untuk terinfeksi.
 Kondisi bila salah satu orang tua saja yang
membawa gen resesif (heterozigot)
P : AA x aa
F : Aa,Aa,Aa,Aa
 Berdasarkan tabel, tidak terdapat peluang anak
memiliki genotipe “aa” atau P(aa) = 0. Oleh karena
itu, tidak terdapat peluang bagi anak untuk
menderita penyakit akibat autosom
resesif walaupun salah satu orang tuanya adalah
penderita.
Contohnya : kelainan Albino, Cystic fibrosis
merupakan penyakit kelainan metabolisme
protein. Penderita penyakit ini mengalami
p’numpukan fibrosis dan p’bentukan kista pada
kelenjar pankreas, saluran pernapasan dan
pencernaan.
Penumpukan mukus menyebabkan bakteri
lebih mudah berkembang biak sehingga
infeksi bakteri
1. Pewarisan Gen Resesif Terpaut Kromosom X
 Saat fertilisasi, ibu menyumbangkan
satu kromosom X untuk anaknya, sementara ayah
menyumbangkan satu kromosom X untuk anak
perempuannya dan satu kromosom Y untuk anak
laki-lakinya. Misalkan kromosom X abnormal
dapat dinyatakan dengan Xh dan kromosom X
normal dengan X. Terdapat 3 kondisi pada wanita
yang dapat dinyatakan dengan
kondisi kromosomnya, yaitu
1. Wanita normal, kromosom XX
2. Wanita karier, kromosom XXh
3. Wanita penderita, kromosom XhXh,
dan 2 kondisi pada pria, yaitu
 1. Pria normal, kromosom XY
 2. Pria penderita, kromosom XhY
Berdasarkan jumlah kondisi pada wanita dan
pria, banyaknya jenis perkawinan yang
mungkin adalah 2x3 = 6 kondisi.
Perkawinan wanita normal dengan pria normal
akan melahirkan anak yang tidak memiliki
peluang untuk terinfeksi. Sementara
perkawinan antara wanita penderita dengan
pria penderita akan melahirkan anak dengan
peluang 100% untuk terinfeksi.
P : XX >< XhY
F : XXh,XY,XXh,XY
 Berdasarkan tabel diatas, perkawinan wanita
normal dan pria penderita akan melahirkan
anak dengan peluang :
 1. Anak perempuan karier = XXh = 50%
 2. Anak laki-laki normal = XY = 50%
P : XXh >< XY
F : XX,XY,XXh,XYh
1. Anak perempuan normal = XX = 25%
2. Anak perempuan karier = XXh = 25%
3. Anak laki-laki normal = XY = 25%
4. Anak laki-laki penderita = XhY = 25%
P : XXh >< XhY
F : XXh,XY,XhXh,XhY
1. Anak perempuan karier = XXh = 25%
2. Anak perempuan penderita = XhXh = 25%
3. Anak laki-laki normal = XY = 25%
4. Anak laki-laki penderita = XhY = 25%
P : XhXh >< XY
F : XXh,XhY,XXh,XhY
1. Anak perempuan karier = XXh = 50%
2. Anak laki-laki penderita = XhY = 50%
 Contoh penyakit akibat pewarisan gen resesif
terpaut kromosom X adalah Buta Warna,
haemofilia, Anodontia Merupakan kelainan genetis
yaitu penderitanya tidak memiliki gigi. Kelainan ini
disebabkan karena pewarisan gen resesif.
 Ad / suatu kelainan y dsebabkan
ktdkmampuan sel-sel kerucut mata u
mnangkap suatu spektrum warna tertentu
akibat fc genetis, bs krn m”alami pelemahan
atau kerusakan permanen
 Pd retina man normal tdpt 2 jns sel y sensitif
thdp cahaya. Ada sel batang (Rod cell) y aktif
thdp cahaya rendah dan sel kerucut y aktif
pada cahaya intensitas tinggi
(terang)membuat ssorg dpt mlihat dan
mbedakan warna
 Penyebabny ad kelainan genetik/bawaan y
diturunkan dr ke2 ortu ny kpd anakny
 Srg disebut sex linked,krn dibawa
o/kromosom X
 Seorg wanita tdpt istilah carier atau pbw
sifat buta warna ,tp scra fisik tdk buta
warna, ttpi bpotensi menurunkan fc buta
warna kpd anakny
 Apabila dua kromosom X mengandung fc buta
warna mk dia menderita buta warna.
a. Butawarna (“color blind”), butawarna
merah hijau.
C = gen untuk mata normal
c = gen untuk buta warna.
Contoh : Gadis normal tanpa diketahui
sebabnya ternyata menikah dengan laki-laki
butawarna.Bagaimana anak-anaknya ?
P : XX >< XcY
F : XXc,XY,XXc,XY
1. Anak perempuan XXc 50% carier
2. Anak Laki-Laki 50 % Normal
Contoh seorang wanita carier buta warna
menikah dengan laki-laki normal
P : XXc >< XY
F : XX,XY,XXc,XcY
jadi 25 % wanita Normal,25 % Laki-Laki normal
25% wanita Carier, dan 25% kemungkinan buta
warna
 Klasifikasi buta warna
1. Trikromasi : perubahan sensitifitas warna dr
satu jns atau lbh sel kerucut, jns ini y plg
srg
- Protanomali : kelemahan pd warna merah
- Deuteromali : klemahan pd warna hijau
- Tritanomali : kelemahan pd wrna biru
2. Dikromasi : tdk adanya satu dr 3 jenis sel
kerucut
2. Dikromasi : tdk adanya satu dr 3 jenis sel
kerucut
1. Protanopia tdk ada sel kerucut wrna merah,
klemahan pd kcerahan wrn merah dan
ppaduannya bkurang
2. Deuteronopia tdk ada sel kerucut wrna
hijau
3. Tritanopia tdk ada sel kerucut wrna biru
3. Monokromasi
ditandai dg hilangnya
atau berkurangnya
semua penglihatan
warna, shg y terkihat
hanya putih dan
hitam
Jenis buta warna ini
sangat jarang.
Pembuktiannya dg tes
Ishihara
1. Buta warna lbh srg terjadi pd seseorg bjenis
kelamin lelaki dibandingkan perempuan,
99% seorg buta warna tdk mampu
mbedakan antara warna hijau dan merah
2. Cacat mata y diturunkan oleh ayah atau ibu
3. Tdk ada cara u mengobati buta warna, krn
bkn penyakit tapi cacat mata
4. Dampak buruk d buta warna kbanyakan
dirasakan saat akan melamar pekerjaan ,
msk ke program studi yg intensif dg warna
spt Dokter,Kimia,teknik,arsitektur,dan TNI.
 Ad/ kelainan perdarahan y disebabkan
kekurangan faktor pembekuan darah dan
bsifat genetik,shg proses pbekuan darah
penderita hemofilia tdk scpat dan sbanyak
org normal
 Faktor haemophilia bersifat
• Resesif
• Terpaut kromosom X
• Bersifat letal dalam keadaan homozigot
resesif
Disebabkan karena tidak adanya / tidak
diproduksinya trombokinase, sehingga
darah sukar membeku jika terjadi
pendarahan
Faktor haemophilia bersifat
• Resesif
• Terpaut kromosom X
• Bersifat letal dalam keadaan homozigot
resesif
Diklasifikasikan hemofilia :
1. Hemofilia A
 Hemofilia klasik, krn jns hemofilia ini plg
byk kekurangan faktor pbekuan darah
 Hemofilia kekurangan faktor VIII protein
pada darah y myebabkan masalah pd proses
pbekuan darah
 Ditemukan 1 diantara 10.000 org
2. Hemofilia B, disebut juga
 Disebut jg christmas disease, krn ditemukan
ptama kaliny pada seorg bnm Steven
Christmas asal Kanada
 Terjadi krn kekurangan Faktor IX,protein
pembekuan darah
 Ditemukan 1 diantara 50.000
Tingkatan hemofilia :
Hemofilia A dan B, dpt digolongkan dlm 3
tingkatan, yaitu :
Klasifikasi Faktor VIII dan Faktor IX di
dalam darah
Berat Kurang dari 1% dari jumlah
normalnya
Sedang 1% - 5% dari jumlah
Normalnya
Ringan 5%-30% dari jumlah
Normalnya
 Penderita hemofilia Berat hy memiliki kadar Fc
VIII atau Fc IX krg dr 1% dr jml Normal,dpt
mngalami bbrp kali perdarahan dlm sebulan,kdg2
tjd perdarahan tnp sbab y jelas.
 Penderita hemofilia Sedang lbh jarang
mengalami perdarahan.kadang terjadi
perdarahan akibat aktivitas tubuh y tll berat, spt
olahraga y blebihan
 Penderita hemofilia Ringan lbh jarang lagi
mengalami perdarahan. Hy pada situasi tertantu
spt operasi,cabut gigi,atau bila ada luka y serius
mungkin akan mengalami perdarahan blebih
pada saat menstruasi
 Hemofilia diturunkan mll kromosom “X” scr
sex Linked resesif
 Oleh karena itu hemofilia umumnya diderita
oleh anak laki2
 Krn defeknya di kromosom “X” maka
biasanya wanita merupakan pembawa sifat
(carrier)
c/ haemophilia
P : XHXH >< XHY
G : XH Xh
Y
F1 : XHXh (normal carier)
XHY (normal)
c2
P : XHXh >< XhY
G : XH Xh
Xh Y
F1 : XHXh (carier) XhXh (letal)
XHY (normal) XhY (haemofilia)
Contoh : pada peta silsilah Ratu Victoria
 Org Normal : ada LUKA pembuluh darah
akan mengerut u mengurangi perdarahan
pembentukan bekuan darah y sementara
pemebentukan bekuan darah y lbh stabil.
Pembekuan darah yn Normal mlibatkan
faktor pembuluh darah,trombosit, dan faktor
pembekuan darah
 Pada penderita hemofilia tjd fc pembekuan
darah yi fc VIII dan fc IX shg terus tjd
perdarahan
 Ada bbrp faktor pembekuan y bperan ktka
tjd perdarahan, yi faktor I
(Fibrinogen),faktor II (protrombin),Faktor III
(Tromboplastin),Faktor IV(kalsium dlm btk
Ion),Faktor V(Proaseleran),Faktor
VII(Prokonverin),Faktor VIII(Anti Hemophilic
Globulin),Faktor IX (Plasma Tromboplastin
Antecendent),Faktor XII (faktor Hageman),
Faktor XIII ( faktor stabilitas fibrin)
Di bagi dlm 3 tahapa dasar,
yaitu
1. Pembentukan tromboplastin
2. Pembentukan protrombin
mjd thrombin
3. Perubahan fibrinogen mjd
fibrin
 Ketika mengalami perdarahan, berarti ada luka
pd Pembuluh darah shg darah mengalir keluar dr
pembuluh darah
 Pembuluh darah akan mengerut/mengecil
 Keping darah (trombosit) akan menutup luka pd
pembuluh darah
 Pada org Normal faktor2 pembeku darah bekerja
membuat anyaman(beneang2 fibrin) yang akan
menutup luka shg darah bhenti mengalir keluar
pembuluh darah
 Pada org y kekurangan faktor pembeku darah
dlm jml tertentu, mengakibatkan anyaman
penutup luka tidak terbentuk sempurna shg
darah tdk bhenti mengalir keluar pembuluh
darah.
 Haemarhtros,gangguan perdarahan dibawah
kulit,spt luka memar jk sdikit mengalami
benturan,atau luka memar timbul sndriny jk
beraktivitas berat.
 Pembengkakan sendi,spt lutut,pergelangan
kaki atau siku tangan
 Perdarahan berupa lebam kbiruan di kulit
 Perdarahan di sluran kemih
 Dan mimisan
 Tingkat mortalitas sgt tinggi jk tjd
perdarahan di otak
 Dasarny menganti atau menambah faktor
anti hemofilia yg kurang
 Bila terjadi perdarahan lakukan RICE
(Rest,Ice,Compresion,Evaluation)yi (R)
istirahatkn anggota tubuh yg luka. (I)kompres
ES artau bhn lain y lembut dan
beku/dingin.(C)tekan dan ikat,shg bag.tubuh
y berdarah tdk dpt bgerak,bs mgunakan
verband elastic tp jgn tll keras. (E)letakkan
bag.tubuh tsbt lbh tinggi dr posisi dada
(jantung)dan letakkan diatas benda y lembut
spt bantal
 Pemberian faktor pembekuan darah atau
terapi pengganti, penderita hmofilia A
memerlukan tambahan faktor VIII,penderita
hemofilia B memerlukan faktor IX
 Skrg sdh dalam bentuk konsentrat shg lbh
mudah disuntikkan dan menunjang home
therapy (terapi mandiri)
 Perdarahan akan bhenti bila pberian fc.VIII
atau fc.IX sesuai kebutuhan
 Faktor I
Fibrinogen: sebuah faktor koagulasi yang tinggi berat molekul
protein plasma dan diubah menjadi fibrin melalui aksi
trombin. Kekurangan faktor ini menyebabkan masalah
pembekuan darah afibrinogenemia atau hypofibrinogenemia.
 Faktor II
Prothrombin: sebuah faktor koagulasi yang merupakan protein
plasma dan diubah menjadi bentuk aktif trombin (faktor IIa)
oleh pembelahan dengan mengaktifkan faktor X (Xa) di jalur
umum dari pembekuan. Fibrinogen trombin kemudian
memotong ke bentuk aktif fibrin. Kekurangan faktor
menyebabkan hypoprothrombinemia.
 Faktor III
Jaringan Tromboplastin: koagulasi faktor yang berasal dari
beberapa sumber yang berbeda dalam tubuh, seperti otak dan
paru-paru; Jaringan Tromboplastin penting dalam
pembentukan prothrombin ekstrinsik yang mengkonversi
prinsip di Jalur koagulasi ekstrinsik. Disebut juga faktor
jaringan.
 Faktor IV
Kalsium: sebuah faktor koagulasi diperlukan
dalam berbagai fase pembekuan darah.
 Faktor V
Proacceleran: sebuah faktor koagulasi
penyimpanan yang relatif labil dan panas, yang
hadir dalam plasma, tetapi tidak dalam serum,
dan fungsi baik di intrinsik dan ekstrinsik
koagulasi jalur. Proaccelerin mengkatalisis
pembelahan prothrombin trombin yang aktif.
Kekurangan faktor ini, sifat resesif autosomal,
mengarah pada kecenderungan berdarah yang
langka yang disebut parahemophilia, dengan
berbagai derajat keparahan. Disebut juga
akselerator globulin
 Faktor VI
Sebuah faktor koagulasi sebelumnya dianggap suatu
bentuk aktif faktor V, tetapi tidak lagi dianggap
dalam skema hemostasis.
 Faktor VII
Proconvertin: sebuah faktor koagulasi penyimpanan
yang relatif stabildan panas dan berpartisipasi dalam
Jalur koagulasi ekstrinsik. Hal ini diaktifkan oleh
kontak dengan kalsium, dan bersama dengan
mengaktifkan faktor III itu faktor X. Defisiensi faktor
Proconvertin, yang mungkin herediter (autosomal
resesif) atau diperoleh (yang berhubungan dengan
kekurangan vitamin K), hasil dalam kecenderungan
perdarahan. Disebut juga serum prothrombin konversi
faktor akselerator dan stabil.
 Faktor VIII
Antihemophilic faktor, sebuah faktor koagulasi
penyimpanan yang relatif labil dan berpartisipasi
dalam jalur intrinsik dari koagulasi. sebagai
kofaktor dalam aktivasi faktor X. Defisiensi
sebuah resesif terkait kromosom “X”, penyebab
hemofilia A. Disebut juga antihemophilic globulin
dan faktor antihemophilic A.
 Faktor IX
Tromboplastin Plasma komponen, sebuah faktor
koagulasi penyimpanan yang relatif stabil dan
terlibat dalam jalur intrinsik dari pembekuan.
Setelah aktivasi, diaktifkan Defisiensi faktor X
menyebabkan hemofilia B. Disebut juga faktor
Natal dan faktor antihemophilic B
 Faktor X
Stuart faktor, sebuah faktor koagulasi
penyimpanan yang relatif stabil dan
berpartisipasi dalam baik intrinsik dan ekstrinsik
jalur koagulasi, menyatukan mereka untuk
memulai jalur umum dari pembekuan. Setelah
diaktifkan, membentuk kompleks dengan
kalsium, fosfolipid, dan faktor V, yang disebut
prothrombinase; hal ini dapat membelah dan
mengaktifkan prothrombin untuk trombin.
Kekurangan faktor ini dapat menyebabkan
gangguan koagulasi sistemik. Disebut juga
Prower Stuart-faktor. Bentuk yang diaktifkan
disebut juga thrombokinase.
 Faktor XI
Tromboplastin plasma yg di atas, faktor koagulasi
yang stabil yang terlibat dalam jalur intrinsik
dari koagulasi; sekali diaktifkan, itu
mengaktifkan faktor IX. Lihat juga kekurangan
faktor XI. Disebut juga faktor antihemophilic C.
 Faktor XII
Hageman faktor: faktor koagulasi yang stabil
yang diaktifkan oleh kontak dengan kaca atau
permukaan asing lainnya dan memulai jalur
intrinsik dari koagulasi dengan mengaktifkan
faktor XI. Kekurangan faktor ini menghasilkan
kecenderungan trombosis.
 Faktor XIII
Fibrin-faktor yang menstabilkan, sebuah
faktor koagulasi yang merubah fibrin
monomer untuk polimer sehingga mereka
menjadi stabil dan tidak larut dalam urea,
fibrin yang memungkinkan untuk membentuk
pembekuan darah. Kekurangan faktor ini
memberikan kecenderungan seseorang
hemorrhagic. Disebut juga fibrinase dan
protransglutaminase. Bentuk yang diaktifkan
juga disebut transglutaminase.
 Ada sjmlah antigen y tdpt pd sel darah
merah Antigen tsbt mnentukan golda sesorg
 Tahun 1900 Landsteiner menemukan tiga
dari Empat golongan darah yaitu A, B, O
dgn cara Memeriksa gol. Darah teman
sekerjanya.
 Pemeriksaan Antigen yang penting pada
transfusi darah, Contoh : antigen A dan B
pada sistem golongan darah ABO dan
antigen Rhesus pada Faktor Rhesus
disebut sebagai aglutinogen
 Sbenarnya hy ada 2 antigen yi antigen A dan antigen B
 Orang dengan antigen A pd sel darah merahnya
mengandung antibodi B dlm plasma, disbut
bergolongan darah A
 Sbalikny org dg antigen B pd sel darah merah nya
mengandung antibodi A dlm plasma,disbt bergolongan
darah B
 Orang dg antigen A dan B skaligus ada dlm sel darah
merah,tdk ada antibodi A dan B disbt bergolda AB
 Org y bergolda O tdk mmiliki antigen pd sel2
darahnya,ttapi serumnya mengandung antibodi A dan
B
 Akan tjd masalah jk antigen-antibodi sejenis bertemu
Genotipe Fenotipe
(Golongan darah)
Antigen Antibodi
IAIA atau IAIo A A B
IBIB atau IBIo B B A
IAIB AB A dan B Tidak ada
IoIo O Tidak ada A dan B
 Pewarisan antigen A dan B
Antigen A dan B diwariskan sebagai alel yang
dominan
Misalnya : P : IBIo >< IBIo
F : IBIB, IBIo,IBIo,IoIo
Golda : B, O
Tabel Pewarisan Golongan darah kepada anak
Ibu / Ayah O A B AB
O O O,A O,B A,B
A O,A O,A O,A,B,AB A,B,AB
B O,B O,A,B,AB O,B A,B,AB
AB A,B A,B,AB A,B,AB A,B,AB
 Ditemukan oleh ; Lansdsteiner dan Weiner
 Faktor disingkat dengan Rh
 Antigen rhesus ini berasal dari kera dinamakan Macaca
rhesus , caranya jika se ekor kelinci disuntikan dari darah
kera, maka kelinci akan membentuk antibodi, kemudian
antibodi yang terbentuk digunakan untuk melakukan tes
Rhesus pada manusia.
 Kira-kira 85% ditemukan orang kulit putih di Amarika
Serikat bersifat Rh – (neg) dan kulit hitam dinegara yang
sama lebih 91%.
 Frekuensi terdapatnya faktor rhesus tdk sama untuk
berbagai bangsa / suku, namun nampaknya dimana-mana
Rh + (pos), menunjukan persentase lebih tinggi daripada
Rh negatif.
 Pada transfusi darah penting dikenali faktor rhesus pada
pasien dan donor.
 Berdasarkan ada tidaknya antigen Rh, maka
golda man dibedakan atas dua klpk, yi :
1. Orang Rh positif (Rh+), berarti dlm darahnya
mmilki antigen Rh, yg ditunjukkan dg
reaksipositif atau terjadi aglutinasi eritrosit pd
wktu dilakukan tes dg anti Rh(antibodi Rh)
2. Orang Rh negatif (Rh-), berarti dlm darahnya
tdk mmilki antigen Rh, yg ditunjukkan dg
reaksi negatif atau tdk terjadi aglutinasi
(penggumpalan) eritrosit pd wktu dilakukan tes
dg anti Rh(antibodi Rh)
 Menurut Landsteiner golda Rh ini tmasuk
keturunan (herediter)yg diatur oleh satu gen
y tdr dr 2 alel, yi R dan r, R dominan thdp r
shg tbtknya antigen Rhditentukan oleh gen
dominan R. org Rh+ mpyai genotif RR atau Rr
 Sedangkan org Rh- mpyai genotif rr
 Kecocokan faktor rhesus amat penting krn
ketdk cocokan golongan, mis donor dg Rh +
sdangkan recipient nya Rh- dpt menyebabkan
produksi antibodi Rh yn mengakibatakan
Hemolisis
 Dan mjd komplikasi kehamilan y
menakutkan,ktka ayah Rh+,biasanya anak
akan mewariskan Rh+ sbgai alel
dominan,ktka tjd pencampuran darah ibu
dan janin dlm plasenta,maka tbh ibu mbtk
antibody anti Rh
 Pada khamilan kedua, antibodi anti Rh y
dihasilakn smakin byk dan dtransfer ke tubuh
janin mll plasenta, hal ini mengakibatkan
gangguan perdarahan yg serius pada janin yi tjd
aglutinasi pd sel darah merah janin, dsbt
Eritroblastosis fetalis
 Antibodi anti Rh akan merusak sel darah merah
janin shg mengalami hemolisis.
Yg akan mhasilkan bilirubin indirect tdk larut air tp
larut lemak dan akan mningkatkan bil.darah
janin ikterus patologis kern
ikterus,mrupakan kerusakan otak akibat
melekatny bil.indirect dlm otak,ditandai dg
kuning sel.tubuhny.
 Ada 2 kemungkinan bagi janin yang
mengalami ketidakcocokan rhesus, yaitu bayi
pertama bs selamat krn anti Rh y dibentuk
ibu msh sedikit sedangkan bayi pada
kehamilan kedua bs meninggal krn anemia
berat. Kejadian ini akan berulang pd waktu
ibu hamil berikutny. Bayi dpt jg hidup, tetapi
biasanya mengalami cacat,lumpuh,dan
retardasi mental.
 Dalam keadaan normal , serum atau plasma
orang tidak mengandung anti Rh akan tetapi
orang dapat distimuler (dipacu) untuk
membentuk antibodi rhesus , yaitu dgn jalan ;
1. Transfusi
misal ; jika seorang perempuan Rh neg
karena sesuatu hal harus ditolong dengan
transfusi dan kebetulan darah yg diterimanya
berasal dari donor Rh+ sehingga perempuan
tersebut distimuler untuk membentuk anti Rh.
Akibatnya serum darah perempuan yg semula
bersih dari anti Rh, sekarang mengandung anti
Rh.
Lebih-lebih jika transfusi dilakukan lebih dari
sekali, maka banyak anti Rh akan bertambah.
2. Perkawninan
Ayah Rhesus (+) Ibu Rhesus (-)
Bayi Pertama
Rhesus (+)
plasenta
Eritrosit bayi masuk kedalam
Sirkulasi darah ibu terbantuk
Zat anti rhesus
Bayi ke dua dst
Rhesus (+)
Ikterus / Eritroblastosis fetalis / HDN
Kematian Janin dalam kandungan
 Pengujian darah man dilakukan scr manual
dlakukan dg metode slide (metode sel) dg
menggunakan antisera A (bwrna biru) dan
antisera b (bwrna kuning)
 Cara kerja
a. Persiapan alat : kaca referat, pengaduk,
antisera A, antisera B,kapas
alkohol,lancet,bengkok,lrutan klorin,sarung
tangan
b. Prosedur kerja :
1. Informed consent
2. Cuci tangan efektif 7 langkah
3. Ambil kapas alkohol dan bersihkan ujung
jari pasien (biasanya jari tengah atau
manis) dg kapas alkohol
4. Tusuk jari pasien y sdh di desinfeksi dg lancet
sampai mengeluarkan darah
5. Sampel darah diletakkan pd 2 titik darah (titik
1 dan titik 2) pd kaca preparat
6. Teteskan antisera A pada titik 1 dan antisera B
pd titik 2
7. Aduk kedua titik sampel darah dg menggunakan
pengaduk,agar proses aglutinasi cpt tjd
8. Tgg bbrp saat agar tjd rx kimia, kemudian lht
pada ke2 titik tsbt apakan tjd aglutinasi.
Jk ada proses aglutinasi maka beri tanda +
(positif),dan jika tidak (-)
 Baca hasilnya dan cocokkan dg tabel berikut
:
Golda Serum
Anti A Anti B Anti AB
O Tdk
menggumpal
Tdk
menggumpal
Tdk
menggumpal
A menggumpal Tdk
menggumpal
menggumpal
B Tdk
menggumpal
menggumpal menggumpal
AB menggumpal menggumpal menggumpal
Pewarisan rangkai sex

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

M2 kb3 kelainan seks dan kromosom
M2 kb3 kelainan seks dan kromosomM2 kb3 kelainan seks dan kromosom
M2 kb3 kelainan seks dan kromosom
 
Determinasi seks-dan-rangkai-kelamin
Determinasi seks-dan-rangkai-kelaminDeterminasi seks-dan-rangkai-kelamin
Determinasi seks-dan-rangkai-kelamin
 
Penyakit menurun pda manusia
Penyakit menurun pda manusiaPenyakit menurun pda manusia
Penyakit menurun pda manusia
 
pola pola hereditas
 pola pola hereditas pola pola hereditas
pola pola hereditas
 
Hereditas pada manusia ips rev
Hereditas pada manusia ips revHereditas pada manusia ips rev
Hereditas pada manusia ips rev
 
Ssp6 k.d. 3.7 bahan ajar_autosom
Ssp6 k.d. 3.7 bahan ajar_autosomSsp6 k.d. 3.7 bahan ajar_autosom
Ssp6 k.d. 3.7 bahan ajar_autosom
 
Bab 5 hereditas manusia - Kelas 3 SMA
Bab 5   hereditas manusia - Kelas 3 SMABab 5   hereditas manusia - Kelas 3 SMA
Bab 5 hereditas manusia - Kelas 3 SMA
 
Mutasi gen & mutasi-kromosom
Mutasi gen & mutasi-kromosomMutasi gen & mutasi-kromosom
Mutasi gen & mutasi-kromosom
 
hereditas
hereditashereditas
hereditas
 
Pola pola hereditas pautan
Pola pola hereditas pautanPola pola hereditas pautan
Pola pola hereditas pautan
 
RANGKUMAN GENETIKA
RANGKUMAN GENETIKARANGKUMAN GENETIKA
RANGKUMAN GENETIKA
 
Hereditas pada manusia
Hereditas pada manusiaHereditas pada manusia
Hereditas pada manusia
 
Genetika manusia
Genetika  manusiaGenetika  manusia
Genetika manusia
 
Kb3 kelainan seks dan kromosom
Kb3 kelainan seks dan kromosomKb3 kelainan seks dan kromosom
Kb3 kelainan seks dan kromosom
 
Genetika penentuan jenis kelamin
Genetika penentuan jenis kelaminGenetika penentuan jenis kelamin
Genetika penentuan jenis kelamin
 
Penyakit menurun pada manusia
Penyakit menurun pada manusiaPenyakit menurun pada manusia
Penyakit menurun pada manusia
 
Gagal berpisah (reviana elita & ayustina ozyanti)
Gagal berpisah (reviana elita & ayustina ozyanti)Gagal berpisah (reviana elita & ayustina ozyanti)
Gagal berpisah (reviana elita & ayustina ozyanti)
 
F4 chap 3.4
F4 chap 3.4F4 chap 3.4
F4 chap 3.4
 
Hereditas r001.
Hereditas r001.Hereditas r001.
Hereditas r001.
 
Bab 6 - Hereditas Manusia - 12 mipa 4 - 20162017
Bab 6 -  Hereditas Manusia - 12 mipa 4 - 20162017Bab 6 -  Hereditas Manusia - 12 mipa 4 - 20162017
Bab 6 - Hereditas Manusia - 12 mipa 4 - 20162017
 

Similar to Pewarisan rangkai sex

M 2 kb3 kelainan seks dan kromosom
M 2 kb3 kelainan seks dan kromosomM 2 kb3 kelainan seks dan kromosom
M 2 kb3 kelainan seks dan kromosompjj_kemenkes
 
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen LetalGagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen LetalMuhamad Dzaki Albiruni
 
GOLONGAN DARAH MANUSIA DIKELOMPOKKAN MENJADI GOLONGAN DARAH A, B, DAN AB
GOLONGAN DARAH MANUSIA DIKELOMPOKKAN MENJADI GOLONGAN DARAH A, B, DAN ABGOLONGAN DARAH MANUSIA DIKELOMPOKKAN MENJADI GOLONGAN DARAH A, B, DAN AB
GOLONGAN DARAH MANUSIA DIKELOMPOKKAN MENJADI GOLONGAN DARAH A, B, DAN ABharminto06
 
dokumen.tips_ppt-penyakit-genetik-slide-kuliah.ppt
dokumen.tips_ppt-penyakit-genetik-slide-kuliah.pptdokumen.tips_ppt-penyakit-genetik-slide-kuliah.ppt
dokumen.tips_ppt-penyakit-genetik-slide-kuliah.pptRahmaniUsman
 
5.3 Mutasi (Nota Powerpoint)
5.3 Mutasi (Nota Powerpoint)5.3 Mutasi (Nota Powerpoint)
5.3 Mutasi (Nota Powerpoint)Bernice Chee
 
Bab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPA
Bab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPABab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPA
Bab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPATezzara Clara Sutjipto
 
hereditas buta warna.pptx
hereditas buta warna.pptxhereditas buta warna.pptx
hereditas buta warna.pptxsusi782839
 
HEREDITAS MANUSIA.pptx
HEREDITAS MANUSIA.pptxHEREDITAS MANUSIA.pptx
HEREDITAS MANUSIA.pptxDiahAgustina9
 
Pola_hereditas.ppt
Pola_hereditas.pptPola_hereditas.ppt
Pola_hereditas.ppticuntaribiya
 
Materi Biologi Kls XII MIPA-IIS Sem Genap,ppt.pptx
Materi Biologi Kls XII MIPA-IIS Sem Genap,ppt.pptxMateri Biologi Kls XII MIPA-IIS Sem Genap,ppt.pptx
Materi Biologi Kls XII MIPA-IIS Sem Genap,ppt.pptxFadlySepta
 
Kegagalan Mitosis & Meiosis dan Kelainan pada Makhluk
Kegagalan Mitosis & Meiosis dan Kelainan pada MakhlukKegagalan Mitosis & Meiosis dan Kelainan pada Makhluk
Kegagalan Mitosis & Meiosis dan Kelainan pada Makhluksarahmaida12
 
HEREDITAS MANUSIA.pdf
HEREDITAS MANUSIA.pdfHEREDITAS MANUSIA.pdf
HEREDITAS MANUSIA.pdfApexAccount
 
PENENTUAN_JENIS_KELAMINjsj#jjjssjshuwehhwisjss
PENENTUAN_JENIS_KELAMINjsj#jjjssjshuwehhwisjssPENENTUAN_JENIS_KELAMINjsj#jjjssjshuwehhwisjss
PENENTUAN_JENIS_KELAMINjsj#jjjssjshuwehhwisjssTaupikRahman15
 

Similar to Pewarisan rangkai sex (20)

M 2 kb3 kelainan seks dan kromosom
M 2 kb3 kelainan seks dan kromosomM 2 kb3 kelainan seks dan kromosom
M 2 kb3 kelainan seks dan kromosom
 
hereditas pada manusia.pptx
hereditas pada manusia.pptxhereditas pada manusia.pptx
hereditas pada manusia.pptx
 
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen LetalGagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
 
GOLONGAN DARAH MANUSIA DIKELOMPOKKAN MENJADI GOLONGAN DARAH A, B, DAN AB
GOLONGAN DARAH MANUSIA DIKELOMPOKKAN MENJADI GOLONGAN DARAH A, B, DAN ABGOLONGAN DARAH MANUSIA DIKELOMPOKKAN MENJADI GOLONGAN DARAH A, B, DAN AB
GOLONGAN DARAH MANUSIA DIKELOMPOKKAN MENJADI GOLONGAN DARAH A, B, DAN AB
 
Kelaianan kromosaom dan penyakit genetik
Kelaianan kromosaom dan penyakit genetikKelaianan kromosaom dan penyakit genetik
Kelaianan kromosaom dan penyakit genetik
 
Hemophilia
HemophiliaHemophilia
Hemophilia
 
dokumen.tips_ppt-penyakit-genetik-slide-kuliah.ppt
dokumen.tips_ppt-penyakit-genetik-slide-kuliah.pptdokumen.tips_ppt-penyakit-genetik-slide-kuliah.ppt
dokumen.tips_ppt-penyakit-genetik-slide-kuliah.ppt
 
5.3 Mutasi (Nota Powerpoint)
5.3 Mutasi (Nota Powerpoint)5.3 Mutasi (Nota Powerpoint)
5.3 Mutasi (Nota Powerpoint)
 
Bab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPA
Bab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPABab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPA
Bab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPA
 
Dasar genetika
Dasar genetikaDasar genetika
Dasar genetika
 
hereditas buta warna.pptx
hereditas buta warna.pptxhereditas buta warna.pptx
hereditas buta warna.pptx
 
HEREDITAS MANUSIA.pptx
HEREDITAS MANUSIA.pptxHEREDITAS MANUSIA.pptx
HEREDITAS MANUSIA.pptx
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Mutasi
MutasiMutasi
Mutasi
 
Pola_hereditas.ppt
Pola_hereditas.pptPola_hereditas.ppt
Pola_hereditas.ppt
 
Materi Biologi Kls XII MIPA-IIS Sem Genap,ppt.pptx
Materi Biologi Kls XII MIPA-IIS Sem Genap,ppt.pptxMateri Biologi Kls XII MIPA-IIS Sem Genap,ppt.pptx
Materi Biologi Kls XII MIPA-IIS Sem Genap,ppt.pptx
 
Kegagalan Mitosis & Meiosis dan Kelainan pada Makhluk
Kegagalan Mitosis & Meiosis dan Kelainan pada MakhlukKegagalan Mitosis & Meiosis dan Kelainan pada Makhluk
Kegagalan Mitosis & Meiosis dan Kelainan pada Makhluk
 
HEREDITAS MANUSIA.pdf
HEREDITAS MANUSIA.pdfHEREDITAS MANUSIA.pdf
HEREDITAS MANUSIA.pdf
 
PENENTUAN_JENIS_KELAMINjsj#jjjssjshuwehhwisjss
PENENTUAN_JENIS_KELAMINjsj#jjjssjshuwehhwisjssPENENTUAN_JENIS_KELAMINjsj#jjjssjshuwehhwisjss
PENENTUAN_JENIS_KELAMINjsj#jjjssjshuwehhwisjss
 
BAB 7 New.pptx
BAB 7 New.pptxBAB 7 New.pptx
BAB 7 New.pptx
 

Recently uploaded

PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPAnaNoorAfdilla
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 

Recently uploaded (20)

PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 

Pewarisan rangkai sex

  • 2.  Gen itu diwariskan dari generasi ke generasi  Prinsip dominan / resesif 1. Pewarisan autosomal  Dominan  resesif 2. Pewarisan terangkai seks Pewarisan terangkai X Dominan Resesif Pewarisan terangkai Y resesif
  • 3. Penyakitnya baru akan timbul 1. Yang dimaksud dengan pewarisan sifat autosomal adalah sifat keturunan yang ditentukan oleh gen pada autosom. Gen ini ada yang dominan dan ada yang resesif. Karena laki- laki dan perempuan mempunyai autosom yang sama, jadi sifat keturunan yang ditentukan oleh gen autosomal dapat dijumpai pada keturunan laki- laki maupun perempuan 2. Bila Ke-2 orang tuanya mempunyai gen sakit yang sama baik homozigot atau heterozigot. 3. Salah satu orang tuanya sakit (homozigot / heterozigot).
  • 4.  Contohnya bila kita nyatakan gen dominan dengan lambang A, perkawinan yang umum terjadi yaitu Aa x aa. P : Aa X aa F1 : Aa,Aa,aa,aa dapat kita ketahui bahwa : 1. Peluang memperoleh anak yang terinfeksi = Aa = 50% 2. Peluang memperoleh anak yang normal = aa = 50%
  • 5. Syarat pada pewarisan autosomal dominan antara lain :  Sifat tersebut mungkin ada pada pria maupun wanitanya.  Sifat itu juga terdapat pada salah satu orang tua pasangan.  Sekitar 50% anak yang dilahirkan akan memiliki sifat ini meskipun salah satu pasangan tidak memiliki sifat ini.  Pola pewarisan bersifat vertikal, artinya tiap generasi yang ada pasti ada yang memiliki sifat ini.  Bila sifat yang diwariskan berupa penyakit keturunan, anak-anak yang tidak menderita penyakit ini bila menikah dengan pasangan yang normal, maka keturunan yang dihasilkan juga akan normal
  • 6.  Contohny Polydactili, Kemampuan mengecap phenylthiocarbamide (PTC), Thalasemia, Dentinogenesis imperfecta (gigi opalesen) merupakan kelainan yang terdapat pada gigi manusia. Dentin berwarna putih susu (opalesen). Penyebabnya gen dominan D, sedangkan alelnya resesip “d” bila homozigotik menyebabkan gigi normal, anonychia, Retinal aplasia (manyebabkn buta),
  • 7.  Orang tua dari anak yang terinfeksi penyakit akibat kelainan gen resesif pada autosom, mungkin tidak menampakkan penyakit. Anak yang memiliki gejala kelainan menandakan adanya pewarisan gen resesif dari kedua orang tua. Karena kelainan resesif jarang ditemukan, seorang anak memiliki resiko yang lebih tinggi bila orang tua mereka memiliki hubungan saudara. Hal tersebut disebabkan seringnya individu – individu yang memiliki hubungan saudara mewarisi gen yang sama dari nenek moyang mereka.  Perkawinan yang sering terjadi pada pewarisan gen resesif pada autosom adalah perkawinan antara individu yang memiliki genotipe heterozigot (carier)
  • 8. Contoh : P : Aa x Aa F1 : AA,Aa,Aa,aa  dapat kita ketahui bahwa : perkawinan heterozigot  1. Peluang memperoleh anak yang terinfeksi = aa = 25%  2. Peluang memperoleh anak yang normal = AA = Aa = 75%  Terlihat bahwa bila kedua orang tua merupakan carier, maka peluang seorang anak akan terinfeksi yaitu 25%. Namun, bila hanya salah satu orang tua saja yang membawa gen resesif, anak tidak memiliki peluang untuk terinfeksi.
  • 9.  Kondisi bila salah satu orang tua saja yang membawa gen resesif (heterozigot) P : AA x aa F : Aa,Aa,Aa,Aa  Berdasarkan tabel, tidak terdapat peluang anak memiliki genotipe “aa” atau P(aa) = 0. Oleh karena itu, tidak terdapat peluang bagi anak untuk menderita penyakit akibat autosom resesif walaupun salah satu orang tuanya adalah penderita.
  • 10. Contohnya : kelainan Albino, Cystic fibrosis merupakan penyakit kelainan metabolisme protein. Penderita penyakit ini mengalami p’numpukan fibrosis dan p’bentukan kista pada kelenjar pankreas, saluran pernapasan dan pencernaan. Penumpukan mukus menyebabkan bakteri lebih mudah berkembang biak sehingga infeksi bakteri
  • 11.
  • 12. 1. Pewarisan Gen Resesif Terpaut Kromosom X  Saat fertilisasi, ibu menyumbangkan satu kromosom X untuk anaknya, sementara ayah menyumbangkan satu kromosom X untuk anak perempuannya dan satu kromosom Y untuk anak laki-lakinya. Misalkan kromosom X abnormal dapat dinyatakan dengan Xh dan kromosom X normal dengan X. Terdapat 3 kondisi pada wanita yang dapat dinyatakan dengan kondisi kromosomnya, yaitu 1. Wanita normal, kromosom XX 2. Wanita karier, kromosom XXh 3. Wanita penderita, kromosom XhXh,
  • 13. dan 2 kondisi pada pria, yaitu  1. Pria normal, kromosom XY  2. Pria penderita, kromosom XhY Berdasarkan jumlah kondisi pada wanita dan pria, banyaknya jenis perkawinan yang mungkin adalah 2x3 = 6 kondisi. Perkawinan wanita normal dengan pria normal akan melahirkan anak yang tidak memiliki peluang untuk terinfeksi. Sementara perkawinan antara wanita penderita dengan pria penderita akan melahirkan anak dengan peluang 100% untuk terinfeksi.
  • 14. P : XX >< XhY F : XXh,XY,XXh,XY  Berdasarkan tabel diatas, perkawinan wanita normal dan pria penderita akan melahirkan anak dengan peluang :  1. Anak perempuan karier = XXh = 50%  2. Anak laki-laki normal = XY = 50%
  • 15. P : XXh >< XY F : XX,XY,XXh,XYh 1. Anak perempuan normal = XX = 25% 2. Anak perempuan karier = XXh = 25% 3. Anak laki-laki normal = XY = 25% 4. Anak laki-laki penderita = XhY = 25%
  • 16. P : XXh >< XhY F : XXh,XY,XhXh,XhY 1. Anak perempuan karier = XXh = 25% 2. Anak perempuan penderita = XhXh = 25% 3. Anak laki-laki normal = XY = 25% 4. Anak laki-laki penderita = XhY = 25%
  • 17. P : XhXh >< XY F : XXh,XhY,XXh,XhY 1. Anak perempuan karier = XXh = 50% 2. Anak laki-laki penderita = XhY = 50%  Contoh penyakit akibat pewarisan gen resesif terpaut kromosom X adalah Buta Warna, haemofilia, Anodontia Merupakan kelainan genetis yaitu penderitanya tidak memiliki gigi. Kelainan ini disebabkan karena pewarisan gen resesif.
  • 18.  Ad / suatu kelainan y dsebabkan ktdkmampuan sel-sel kerucut mata u mnangkap suatu spektrum warna tertentu akibat fc genetis, bs krn m”alami pelemahan atau kerusakan permanen  Pd retina man normal tdpt 2 jns sel y sensitif thdp cahaya. Ada sel batang (Rod cell) y aktif thdp cahaya rendah dan sel kerucut y aktif pada cahaya intensitas tinggi (terang)membuat ssorg dpt mlihat dan mbedakan warna
  • 19.  Penyebabny ad kelainan genetik/bawaan y diturunkan dr ke2 ortu ny kpd anakny  Srg disebut sex linked,krn dibawa o/kromosom X  Seorg wanita tdpt istilah carier atau pbw sifat buta warna ,tp scra fisik tdk buta warna, ttpi bpotensi menurunkan fc buta warna kpd anakny  Apabila dua kromosom X mengandung fc buta warna mk dia menderita buta warna.
  • 20. a. Butawarna (“color blind”), butawarna merah hijau. C = gen untuk mata normal c = gen untuk buta warna. Contoh : Gadis normal tanpa diketahui sebabnya ternyata menikah dengan laki-laki butawarna.Bagaimana anak-anaknya ?
  • 21. P : XX >< XcY F : XXc,XY,XXc,XY 1. Anak perempuan XXc 50% carier 2. Anak Laki-Laki 50 % Normal
  • 22. Contoh seorang wanita carier buta warna menikah dengan laki-laki normal P : XXc >< XY F : XX,XY,XXc,XcY jadi 25 % wanita Normal,25 % Laki-Laki normal 25% wanita Carier, dan 25% kemungkinan buta warna
  • 23.  Klasifikasi buta warna 1. Trikromasi : perubahan sensitifitas warna dr satu jns atau lbh sel kerucut, jns ini y plg srg - Protanomali : kelemahan pd warna merah - Deuteromali : klemahan pd warna hijau - Tritanomali : kelemahan pd wrna biru 2. Dikromasi : tdk adanya satu dr 3 jenis sel kerucut
  • 24. 2. Dikromasi : tdk adanya satu dr 3 jenis sel kerucut 1. Protanopia tdk ada sel kerucut wrna merah, klemahan pd kcerahan wrn merah dan ppaduannya bkurang 2. Deuteronopia tdk ada sel kerucut wrna hijau 3. Tritanopia tdk ada sel kerucut wrna biru
  • 25. 3. Monokromasi ditandai dg hilangnya atau berkurangnya semua penglihatan warna, shg y terkihat hanya putih dan hitam Jenis buta warna ini sangat jarang. Pembuktiannya dg tes Ishihara
  • 26. 1. Buta warna lbh srg terjadi pd seseorg bjenis kelamin lelaki dibandingkan perempuan, 99% seorg buta warna tdk mampu mbedakan antara warna hijau dan merah 2. Cacat mata y diturunkan oleh ayah atau ibu 3. Tdk ada cara u mengobati buta warna, krn bkn penyakit tapi cacat mata 4. Dampak buruk d buta warna kbanyakan dirasakan saat akan melamar pekerjaan , msk ke program studi yg intensif dg warna spt Dokter,Kimia,teknik,arsitektur,dan TNI.
  • 27.  Ad/ kelainan perdarahan y disebabkan kekurangan faktor pembekuan darah dan bsifat genetik,shg proses pbekuan darah penderita hemofilia tdk scpat dan sbanyak org normal  Faktor haemophilia bersifat • Resesif • Terpaut kromosom X • Bersifat letal dalam keadaan homozigot resesif
  • 28. Disebabkan karena tidak adanya / tidak diproduksinya trombokinase, sehingga darah sukar membeku jika terjadi pendarahan Faktor haemophilia bersifat • Resesif • Terpaut kromosom X • Bersifat letal dalam keadaan homozigot resesif
  • 29. Diklasifikasikan hemofilia : 1. Hemofilia A  Hemofilia klasik, krn jns hemofilia ini plg byk kekurangan faktor pbekuan darah  Hemofilia kekurangan faktor VIII protein pada darah y myebabkan masalah pd proses pbekuan darah  Ditemukan 1 diantara 10.000 org
  • 30. 2. Hemofilia B, disebut juga  Disebut jg christmas disease, krn ditemukan ptama kaliny pada seorg bnm Steven Christmas asal Kanada  Terjadi krn kekurangan Faktor IX,protein pembekuan darah  Ditemukan 1 diantara 50.000
  • 31. Tingkatan hemofilia : Hemofilia A dan B, dpt digolongkan dlm 3 tingkatan, yaitu : Klasifikasi Faktor VIII dan Faktor IX di dalam darah Berat Kurang dari 1% dari jumlah normalnya Sedang 1% - 5% dari jumlah Normalnya Ringan 5%-30% dari jumlah Normalnya
  • 32.  Penderita hemofilia Berat hy memiliki kadar Fc VIII atau Fc IX krg dr 1% dr jml Normal,dpt mngalami bbrp kali perdarahan dlm sebulan,kdg2 tjd perdarahan tnp sbab y jelas.  Penderita hemofilia Sedang lbh jarang mengalami perdarahan.kadang terjadi perdarahan akibat aktivitas tubuh y tll berat, spt olahraga y blebihan  Penderita hemofilia Ringan lbh jarang lagi mengalami perdarahan. Hy pada situasi tertantu spt operasi,cabut gigi,atau bila ada luka y serius mungkin akan mengalami perdarahan blebih pada saat menstruasi
  • 33.  Hemofilia diturunkan mll kromosom “X” scr sex Linked resesif  Oleh karena itu hemofilia umumnya diderita oleh anak laki2  Krn defeknya di kromosom “X” maka biasanya wanita merupakan pembawa sifat (carrier)
  • 34. c/ haemophilia P : XHXH >< XHY G : XH Xh Y F1 : XHXh (normal carier) XHY (normal) c2 P : XHXh >< XhY G : XH Xh Xh Y F1 : XHXh (carier) XhXh (letal) XHY (normal) XhY (haemofilia) Contoh : pada peta silsilah Ratu Victoria
  • 35.  Org Normal : ada LUKA pembuluh darah akan mengerut u mengurangi perdarahan pembentukan bekuan darah y sementara pemebentukan bekuan darah y lbh stabil. Pembekuan darah yn Normal mlibatkan faktor pembuluh darah,trombosit, dan faktor pembekuan darah  Pada penderita hemofilia tjd fc pembekuan darah yi fc VIII dan fc IX shg terus tjd perdarahan
  • 36.  Ada bbrp faktor pembekuan y bperan ktka tjd perdarahan, yi faktor I (Fibrinogen),faktor II (protrombin),Faktor III (Tromboplastin),Faktor IV(kalsium dlm btk Ion),Faktor V(Proaseleran),Faktor VII(Prokonverin),Faktor VIII(Anti Hemophilic Globulin),Faktor IX (Plasma Tromboplastin Antecendent),Faktor XII (faktor Hageman), Faktor XIII ( faktor stabilitas fibrin)
  • 37. Di bagi dlm 3 tahapa dasar, yaitu 1. Pembentukan tromboplastin 2. Pembentukan protrombin mjd thrombin 3. Perubahan fibrinogen mjd fibrin
  • 38.  Ketika mengalami perdarahan, berarti ada luka pd Pembuluh darah shg darah mengalir keluar dr pembuluh darah  Pembuluh darah akan mengerut/mengecil  Keping darah (trombosit) akan menutup luka pd pembuluh darah  Pada org Normal faktor2 pembeku darah bekerja membuat anyaman(beneang2 fibrin) yang akan menutup luka shg darah bhenti mengalir keluar pembuluh darah  Pada org y kekurangan faktor pembeku darah dlm jml tertentu, mengakibatkan anyaman penutup luka tidak terbentuk sempurna shg darah tdk bhenti mengalir keluar pembuluh darah.
  • 39.  Haemarhtros,gangguan perdarahan dibawah kulit,spt luka memar jk sdikit mengalami benturan,atau luka memar timbul sndriny jk beraktivitas berat.  Pembengkakan sendi,spt lutut,pergelangan kaki atau siku tangan  Perdarahan berupa lebam kbiruan di kulit  Perdarahan di sluran kemih  Dan mimisan  Tingkat mortalitas sgt tinggi jk tjd perdarahan di otak
  • 40.
  • 41.  Dasarny menganti atau menambah faktor anti hemofilia yg kurang  Bila terjadi perdarahan lakukan RICE (Rest,Ice,Compresion,Evaluation)yi (R) istirahatkn anggota tubuh yg luka. (I)kompres ES artau bhn lain y lembut dan beku/dingin.(C)tekan dan ikat,shg bag.tubuh y berdarah tdk dpt bgerak,bs mgunakan verband elastic tp jgn tll keras. (E)letakkan bag.tubuh tsbt lbh tinggi dr posisi dada (jantung)dan letakkan diatas benda y lembut spt bantal
  • 42.  Pemberian faktor pembekuan darah atau terapi pengganti, penderita hmofilia A memerlukan tambahan faktor VIII,penderita hemofilia B memerlukan faktor IX  Skrg sdh dalam bentuk konsentrat shg lbh mudah disuntikkan dan menunjang home therapy (terapi mandiri)  Perdarahan akan bhenti bila pberian fc.VIII atau fc.IX sesuai kebutuhan
  • 43.  Faktor I Fibrinogen: sebuah faktor koagulasi yang tinggi berat molekul protein plasma dan diubah menjadi fibrin melalui aksi trombin. Kekurangan faktor ini menyebabkan masalah pembekuan darah afibrinogenemia atau hypofibrinogenemia.  Faktor II Prothrombin: sebuah faktor koagulasi yang merupakan protein plasma dan diubah menjadi bentuk aktif trombin (faktor IIa) oleh pembelahan dengan mengaktifkan faktor X (Xa) di jalur umum dari pembekuan. Fibrinogen trombin kemudian memotong ke bentuk aktif fibrin. Kekurangan faktor menyebabkan hypoprothrombinemia.  Faktor III Jaringan Tromboplastin: koagulasi faktor yang berasal dari beberapa sumber yang berbeda dalam tubuh, seperti otak dan paru-paru; Jaringan Tromboplastin penting dalam pembentukan prothrombin ekstrinsik yang mengkonversi prinsip di Jalur koagulasi ekstrinsik. Disebut juga faktor jaringan.
  • 44.  Faktor IV Kalsium: sebuah faktor koagulasi diperlukan dalam berbagai fase pembekuan darah.  Faktor V Proacceleran: sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif labil dan panas, yang hadir dalam plasma, tetapi tidak dalam serum, dan fungsi baik di intrinsik dan ekstrinsik koagulasi jalur. Proaccelerin mengkatalisis pembelahan prothrombin trombin yang aktif. Kekurangan faktor ini, sifat resesif autosomal, mengarah pada kecenderungan berdarah yang langka yang disebut parahemophilia, dengan berbagai derajat keparahan. Disebut juga akselerator globulin
  • 45.  Faktor VI Sebuah faktor koagulasi sebelumnya dianggap suatu bentuk aktif faktor V, tetapi tidak lagi dianggap dalam skema hemostasis.  Faktor VII Proconvertin: sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabildan panas dan berpartisipasi dalam Jalur koagulasi ekstrinsik. Hal ini diaktifkan oleh kontak dengan kalsium, dan bersama dengan mengaktifkan faktor III itu faktor X. Defisiensi faktor Proconvertin, yang mungkin herediter (autosomal resesif) atau diperoleh (yang berhubungan dengan kekurangan vitamin K), hasil dalam kecenderungan perdarahan. Disebut juga serum prothrombin konversi faktor akselerator dan stabil.
  • 46.  Faktor VIII Antihemophilic faktor, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif labil dan berpartisipasi dalam jalur intrinsik dari koagulasi. sebagai kofaktor dalam aktivasi faktor X. Defisiensi sebuah resesif terkait kromosom “X”, penyebab hemofilia A. Disebut juga antihemophilic globulin dan faktor antihemophilic A.  Faktor IX Tromboplastin Plasma komponen, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabil dan terlibat dalam jalur intrinsik dari pembekuan. Setelah aktivasi, diaktifkan Defisiensi faktor X menyebabkan hemofilia B. Disebut juga faktor Natal dan faktor antihemophilic B
  • 47.  Faktor X Stuart faktor, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabil dan berpartisipasi dalam baik intrinsik dan ekstrinsik jalur koagulasi, menyatukan mereka untuk memulai jalur umum dari pembekuan. Setelah diaktifkan, membentuk kompleks dengan kalsium, fosfolipid, dan faktor V, yang disebut prothrombinase; hal ini dapat membelah dan mengaktifkan prothrombin untuk trombin. Kekurangan faktor ini dapat menyebabkan gangguan koagulasi sistemik. Disebut juga Prower Stuart-faktor. Bentuk yang diaktifkan disebut juga thrombokinase.
  • 48.  Faktor XI Tromboplastin plasma yg di atas, faktor koagulasi yang stabil yang terlibat dalam jalur intrinsik dari koagulasi; sekali diaktifkan, itu mengaktifkan faktor IX. Lihat juga kekurangan faktor XI. Disebut juga faktor antihemophilic C.  Faktor XII Hageman faktor: faktor koagulasi yang stabil yang diaktifkan oleh kontak dengan kaca atau permukaan asing lainnya dan memulai jalur intrinsik dari koagulasi dengan mengaktifkan faktor XI. Kekurangan faktor ini menghasilkan kecenderungan trombosis.
  • 49.  Faktor XIII Fibrin-faktor yang menstabilkan, sebuah faktor koagulasi yang merubah fibrin monomer untuk polimer sehingga mereka menjadi stabil dan tidak larut dalam urea, fibrin yang memungkinkan untuk membentuk pembekuan darah. Kekurangan faktor ini memberikan kecenderungan seseorang hemorrhagic. Disebut juga fibrinase dan protransglutaminase. Bentuk yang diaktifkan juga disebut transglutaminase.
  • 50.  Ada sjmlah antigen y tdpt pd sel darah merah Antigen tsbt mnentukan golda sesorg  Tahun 1900 Landsteiner menemukan tiga dari Empat golongan darah yaitu A, B, O dgn cara Memeriksa gol. Darah teman sekerjanya.  Pemeriksaan Antigen yang penting pada transfusi darah, Contoh : antigen A dan B pada sistem golongan darah ABO dan antigen Rhesus pada Faktor Rhesus disebut sebagai aglutinogen
  • 51.  Sbenarnya hy ada 2 antigen yi antigen A dan antigen B  Orang dengan antigen A pd sel darah merahnya mengandung antibodi B dlm plasma, disbut bergolongan darah A  Sbalikny org dg antigen B pd sel darah merah nya mengandung antibodi A dlm plasma,disbt bergolongan darah B  Orang dg antigen A dan B skaligus ada dlm sel darah merah,tdk ada antibodi A dan B disbt bergolda AB  Org y bergolda O tdk mmiliki antigen pd sel2 darahnya,ttapi serumnya mengandung antibodi A dan B  Akan tjd masalah jk antigen-antibodi sejenis bertemu
  • 52. Genotipe Fenotipe (Golongan darah) Antigen Antibodi IAIA atau IAIo A A B IBIB atau IBIo B B A IAIB AB A dan B Tidak ada IoIo O Tidak ada A dan B
  • 53.  Pewarisan antigen A dan B Antigen A dan B diwariskan sebagai alel yang dominan Misalnya : P : IBIo >< IBIo F : IBIB, IBIo,IBIo,IoIo Golda : B, O
  • 54. Tabel Pewarisan Golongan darah kepada anak Ibu / Ayah O A B AB O O O,A O,B A,B A O,A O,A O,A,B,AB A,B,AB B O,B O,A,B,AB O,B A,B,AB AB A,B A,B,AB A,B,AB A,B,AB
  • 55.  Ditemukan oleh ; Lansdsteiner dan Weiner  Faktor disingkat dengan Rh  Antigen rhesus ini berasal dari kera dinamakan Macaca rhesus , caranya jika se ekor kelinci disuntikan dari darah kera, maka kelinci akan membentuk antibodi, kemudian antibodi yang terbentuk digunakan untuk melakukan tes Rhesus pada manusia.  Kira-kira 85% ditemukan orang kulit putih di Amarika Serikat bersifat Rh – (neg) dan kulit hitam dinegara yang sama lebih 91%.  Frekuensi terdapatnya faktor rhesus tdk sama untuk berbagai bangsa / suku, namun nampaknya dimana-mana Rh + (pos), menunjukan persentase lebih tinggi daripada Rh negatif.  Pada transfusi darah penting dikenali faktor rhesus pada pasien dan donor.
  • 56.  Berdasarkan ada tidaknya antigen Rh, maka golda man dibedakan atas dua klpk, yi : 1. Orang Rh positif (Rh+), berarti dlm darahnya mmilki antigen Rh, yg ditunjukkan dg reaksipositif atau terjadi aglutinasi eritrosit pd wktu dilakukan tes dg anti Rh(antibodi Rh) 2. Orang Rh negatif (Rh-), berarti dlm darahnya tdk mmilki antigen Rh, yg ditunjukkan dg reaksi negatif atau tdk terjadi aglutinasi (penggumpalan) eritrosit pd wktu dilakukan tes dg anti Rh(antibodi Rh)
  • 57.  Menurut Landsteiner golda Rh ini tmasuk keturunan (herediter)yg diatur oleh satu gen y tdr dr 2 alel, yi R dan r, R dominan thdp r shg tbtknya antigen Rhditentukan oleh gen dominan R. org Rh+ mpyai genotif RR atau Rr  Sedangkan org Rh- mpyai genotif rr
  • 58.  Kecocokan faktor rhesus amat penting krn ketdk cocokan golongan, mis donor dg Rh + sdangkan recipient nya Rh- dpt menyebabkan produksi antibodi Rh yn mengakibatakan Hemolisis  Dan mjd komplikasi kehamilan y menakutkan,ktka ayah Rh+,biasanya anak akan mewariskan Rh+ sbgai alel dominan,ktka tjd pencampuran darah ibu dan janin dlm plasenta,maka tbh ibu mbtk antibody anti Rh
  • 59.
  • 60.  Pada khamilan kedua, antibodi anti Rh y dihasilakn smakin byk dan dtransfer ke tubuh janin mll plasenta, hal ini mengakibatkan gangguan perdarahan yg serius pada janin yi tjd aglutinasi pd sel darah merah janin, dsbt Eritroblastosis fetalis  Antibodi anti Rh akan merusak sel darah merah janin shg mengalami hemolisis. Yg akan mhasilkan bilirubin indirect tdk larut air tp larut lemak dan akan mningkatkan bil.darah janin ikterus patologis kern ikterus,mrupakan kerusakan otak akibat melekatny bil.indirect dlm otak,ditandai dg kuning sel.tubuhny.
  • 61.  Ada 2 kemungkinan bagi janin yang mengalami ketidakcocokan rhesus, yaitu bayi pertama bs selamat krn anti Rh y dibentuk ibu msh sedikit sedangkan bayi pada kehamilan kedua bs meninggal krn anemia berat. Kejadian ini akan berulang pd waktu ibu hamil berikutny. Bayi dpt jg hidup, tetapi biasanya mengalami cacat,lumpuh,dan retardasi mental.
  • 62.  Dalam keadaan normal , serum atau plasma orang tidak mengandung anti Rh akan tetapi orang dapat distimuler (dipacu) untuk membentuk antibodi rhesus , yaitu dgn jalan ; 1. Transfusi misal ; jika seorang perempuan Rh neg karena sesuatu hal harus ditolong dengan transfusi dan kebetulan darah yg diterimanya berasal dari donor Rh+ sehingga perempuan tersebut distimuler untuk membentuk anti Rh. Akibatnya serum darah perempuan yg semula bersih dari anti Rh, sekarang mengandung anti Rh. Lebih-lebih jika transfusi dilakukan lebih dari sekali, maka banyak anti Rh akan bertambah.
  • 63. 2. Perkawninan Ayah Rhesus (+) Ibu Rhesus (-) Bayi Pertama Rhesus (+) plasenta Eritrosit bayi masuk kedalam Sirkulasi darah ibu terbantuk Zat anti rhesus Bayi ke dua dst Rhesus (+) Ikterus / Eritroblastosis fetalis / HDN Kematian Janin dalam kandungan
  • 64.
  • 65.  Pengujian darah man dilakukan scr manual dlakukan dg metode slide (metode sel) dg menggunakan antisera A (bwrna biru) dan antisera b (bwrna kuning)
  • 66.  Cara kerja a. Persiapan alat : kaca referat, pengaduk, antisera A, antisera B,kapas alkohol,lancet,bengkok,lrutan klorin,sarung tangan b. Prosedur kerja : 1. Informed consent 2. Cuci tangan efektif 7 langkah 3. Ambil kapas alkohol dan bersihkan ujung jari pasien (biasanya jari tengah atau manis) dg kapas alkohol
  • 67. 4. Tusuk jari pasien y sdh di desinfeksi dg lancet sampai mengeluarkan darah 5. Sampel darah diletakkan pd 2 titik darah (titik 1 dan titik 2) pd kaca preparat 6. Teteskan antisera A pada titik 1 dan antisera B pd titik 2 7. Aduk kedua titik sampel darah dg menggunakan pengaduk,agar proses aglutinasi cpt tjd 8. Tgg bbrp saat agar tjd rx kimia, kemudian lht pada ke2 titik tsbt apakan tjd aglutinasi. Jk ada proses aglutinasi maka beri tanda + (positif),dan jika tidak (-)
  • 68.  Baca hasilnya dan cocokkan dg tabel berikut : Golda Serum Anti A Anti B Anti AB O Tdk menggumpal Tdk menggumpal Tdk menggumpal A menggumpal Tdk menggumpal menggumpal B Tdk menggumpal menggumpal menggumpal AB menggumpal menggumpal menggumpal