SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3
Palembang, 26-27 Oktober 2011 ISBN : 979-587-395-4
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 152
A-5
PERBAIKAN VENTILASI ALAMI PADA PEMUKIMAN
PADAT PENDUDUK BENTUK DARI EKO-ARSITEKTUR
Esther Prawira*
Mahasiswa S1, Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas
Tarumanagara, Jl. Letjen. S. Parman no.1 Jakarta Barat 11440
*
Koresponensi Pembicara. Phone: +62 898 9253239
Email: estherprawira@gmail.com
ABSTRAK
Arsitektur ekologis adalah arsitektur yang berwawasan lingkungan dan
memanfaatkan potensi alam dengan maksimal. Arsitektur ekologis merupakan
arsitektur ramah lingkungan yang hemat energi dan memperhatikan hubungan
antara manusia dengan bangunan dan lingkungannya. Salah satu dari usaha untuk
mewujudkan arsitektur ekologis adalah dengan pemanfaatan ventilasi alami
secara maksimal dibandingkan ventilasi buatan yang menggunakan energi dan
merusak lingkungan dalam jangka waktu yang lama. Ventilasi alami merupakan
hal penting dan harus dimiliki oleh semua bangunan. Ventilasi alami
mempengaruhi kesehatan penghuni bangunan dan kesinambungan antara
bangunan dengan lingkungannya.
Pada pemukiman padat penduduk ventilasi alami sering kali diabaikan karena
lingkungannya yang sudah sangat padat dan tidak memungkinkan adanya bukaan.
Hal ini banyak kita temui di kota Jakarta dan mempengaruhi tingkat kesehatan
masyarakatnya. Untuk memperbaiki ventilasi alami pada pemukiman penduduk
padat di kota Jakarta diperlukan penzoningan dan prancangan yang bangunan
yang baik dan matang. Dengan perbaikan sistem ventilasi alami tersebut maka
tingkat kesehatan masyarakat pun akan meningkat dan hubungannya dengan
lingkungan luar menjadi lebih sinambung.
Kata kunci: Eko-Arsitektur, Pemukiman Padat, Ventilasi Alami.
1. PENDAHULUAN
Ventilasi alami merupakan kebutuhan penting dalam suatu bangunan, namun
karena perkembangan jaman hal ini sering dianggap tidak penting karena dapat
ditanggulangi dengan ventilasi buatan. Namun seringkali ventilasi buatan tidak
menjadi solusi, melainkan menambah masalah baru yaitu salah satunya mengenai
energi dan selain itu ventilasi buatan juga umumnya sangat mahal.
Pada lingkungan pemukiman padat penduduk ventilasi udara alami yang baik dan
sehat sangat sulit dilakukan karena sempitnya lahan dan ketidak teraturan pola
penyebaran bangunan. Bangunan yang saling berhimpitan satu sama lain menjadikan
minimnya ruang terbuka yang berperan penting dalam ventilasi alami. Sistem
ventilasi yang buruk berpengaruh buruk terhadap kesehatan penghuni bangunan.
Minimnya pertukaran udara dapat menyebabkan ruangan menjadi sangat lembab dan
pengap, hal ini tentunya mempengaruhi kualitas udara didalam ruangan. Oleh karena
Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3
Palembang, 26-27 Oktober 2011 ISBN : 979-587-395-4
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 153
itu diperlukan perbaikan pada sistem ventilasi alami yang digunakan pada pemukiman
padat penduduk seperti pada row houses.
2. ISI UTAMA MAKALAH
2.1 KAJIAN PUSTAKA
 Definisi Ventilasi: Ventilasi adalah pergerakan dari udara antara sebuah
bangunan dengan bangunan lain dan lingkuran luar. Ventilasi dibagi menjadi
ventilasi alami dan buatan, ventilasi alami adalah ventilasi yang terjadi tanpa
menggunakan alat seperti kipas atau AC (Air Conditioning).
 Pentingnya Ventilasi Alami Dalam Bangunan:
 Untuk suplai udara segar: jumlah nominal udara segar yang diperlukan untuk
bernafas (2 liter Sˉ¹) dengan tingkat ventilasi yang jauh lebih tinggi diperlukan
untuk mengontrol bau (hingga 16 – 32 liter Sˉ¹ merupan tingkat udara segar yang
perlukan untuk mengurangi bau merokok).
 Untuk menjaga Indoor Air Quality: semakin rendah kadar Indoor Pollutant
semakin baik Indoor Air Quality. Bila kadar Indoor Pollutant dalam ruangan
tinggi maka akan mengganggu penghuninya. Gangguan ini dapat umumnya
berupa gangguan kesehatan seperti gangguan pernafasan, pusing, iritasi mata, dll.
Gangguan-gangguan ini disebut sebagai Sick Building Syndrom(SBS).
 Direct Comfort Ventilation: berkaitan dengan faktor kenyamanan termal.
Kenyamanan termal berkaitan dengan perilaku manusia dalam suatu lingkungan
(gambar 1) dan mekanisme pelepasan panas (gambar 2). Pelepasan panas
dipengaruhi oleh 4 parameter lingkungan yaitu:
1. Suhu radiasi rata-rata
2. Suhu udara
3. Kelembaban ralative
4. Pergerakan udara
 Teori Pergerakan Angin dan Karakteristik Angin
Angin merupakan udara yang bergerak. Udara bergerak karena adanya gaya yang
disebabkan oleh tekanan(Pressure Gradient) dan perbedaan suhu. Pada ventilasi
buatan hal tekanan dihasilkan dari kipas. Pressure gradient dapat dilakukan dengan 2
hal, yaitu:
1. Dengan menggunakan perbedaan tekanan pada sekeliling luar bangunan yang
disebabkan oleh angin.
2. Dengan menggunakan perbedaan tekanan yang disebabkan keragaman tekanan
yang ada pada rumah tersebut. Udara panas memiliki tekanan yang lebih rendah
dari udara dingin. Udara bergerak dari dingin ke panas atau dari tempat yang
bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah.
Teori dasar gerakan angin
Karakteristik angin terhadap bangunan:
Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3
Palembang, 26-27 Oktober 2011 ISBN : 979-587-395-4
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 154
1. Jika angin menerpa bangunan, maka akan terbentuk daerah yang bertekanan
tinggi pada sisi hulu angin.
2. Aliran udara tidak pernah mencari jalan terpendek.
 Prinsip Aerodinamika pada Bangunan
Aerodinamika mengutamakan Keselarasan bentuk untuk mengoptimalkan
aliran udara/angin. Aliran udara diatur oleh prinsip-prinsip dinamika fluida yang
berhubungan dengan gerak cairan dan gas di dalam dan sekitar permukaan padat.
Viskositas, densitas, kompresibilitas, dan suhu udara menentukan bagaimana
udara akan mengalir di sekitar bangunan. Seperti pada New Assembly of Wales
yang dibangun oleh Richard Rogers (gambar 7).
 Passive Conditioning
 Wind breaks, membelah atau memecah angin. Dengan menggunakan pohon.
 Dust, untuk mengurangi intensitas debu harus dipastikan bahwa terdapat
tanaman-tanaman atau vegetasi disekeliling bangunan.
 Natural air conditioning, merupakan usaha yang dilakukan agar sebelum
masuk ke bangunan angin melewati vegetasi, atau air sehingga suhu udara
tersebut dapat lebih sejuk.
 Coolth ponds, dibuatnya kolam atau danau disekitar bangunan dapat
mendinginkan udara panas.
 Sun traps, agar sinar matahari yang masuk ke ruangan tidak terlalu berlebihan
sehingga suhu ruangan dapat lebih sejuk.
 Basement cooler, sebelum menyejukan ruangan angin dialirkan ke basement
untuk penurunan suhu, kemudian dialirkan ke dalam ruangan.
 Wind catchers, dibuat menara penangkap angin, umumnya angin yang berada
di tempat yang tinggi memiliki tekanan yang lebih tinggi, sehingga angin
lebih sejuk.
 Pergerakan Angin dalam Ruang
Pergerakan angin dalam ruang yang dimaksud merupakan pergerakan angin
yang terjadi secara alamiah karena terdapat bukaan – bukaan. Pola – pola
pergerakan udara dalam ruang dapat dilihat pada (gambar 5).
2.2 METODE PEMBAHASAN
bentuk – bentuk dengan airflow yang akan tercipta.
Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3
Palembang, 26-27 Oktober 2011 ISBN : 979-587-395-4
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 155
Metodologi pembahasan yang digunakan dalam makalah ini untuk memperbaiki
ventilasi alamiah di pemukiman padat penduduk (row houses).
2.3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Dengan diperbaikinya sistem ventilasi alami dalam pemukiman padat
penduduk maka kesehatan dan produktivitas masyarakatnya dapat meningkat
(skema 1). Bukan hanya hal itu, dengan dilakukan perbaikan sistem ventilasi
alami juga dapat menghemat penggunaan energi yang cukup besar yang biasa
digunakan untuk ventilasi buatan.
Perbaikan ventilasi alami pada pemukiman padat dilakukan dengan
menerapkan prinsip desain yang aerodinamis dan dengan memaksimalkan passive
conditioning pada bangunan. kedua hal ini merupakan hal paling dasar yang dapat
dilakukan dalam memperbaiki ventilasi alami pada kondisi lingkungan
pemukiman padat penduduk.
Perbaikan ventilasi alami pada lingkungan padat penduduk:
Perbaikan ventilasi Alamiah di
Pemukiman Padat penduduk (row houses)
Definisi
Ventilasi dan
pentingnya
ventilasi alami
pada bangunan
teori pergerakan
angin dan
karakteristik angin
aerodinamika
pada bangunan
pasive
conditioning
Pergerakan
Udara dalam
Ruang
Penerapan pada pemukiman padat penduduk
Aliran Udara yang terjadi
Hasil
kesimpulan
(1) Lorong angin di jalan. (2) aliran angin sesudah dibuat
fasade gelombang
(3) detail
Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3
Palembang, 26-27 Oktober 2011 ISBN : 979-587-395-4
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 156
 Fasade dibuat bergelombang. Aliran angin menjadi masuk ke dalam bangunan
menjadi optimal karena terdapat permainan fasade tersebut. Hal ini terkait dengan
prinsip aerodinamis.
 Mengunakan kisi-kisi yang disusun secara vertikal untuk mengarahkan angin
ke dalam bangunan.
 Sistem passive cooling, dengan wind tower. Udara dibuang melalui wind
tower yang berada dipuncak atap dengan menggunakan sifat angin yaitu bahwa
angin bergerak dari suhu rendah ke suhu tinggi.
 Puncak atap wind tower harus menggunakan bahan yang menyerap panas,
sehingga aliran angin bergerak lebih cepat.
 Bentuk wind tower harus dibuat cekung untuk membantu mempercepat
aliran angin yang terjadi.
Kisi-kisi vertikal
Pada siang hari panas
Angin+
Angin+
Angin+Angin+
Angin- Angin-
Angin-
Angin-
Bahan atap serap
panas, ct: seng
Angin-
panas
Panas
terkumpul
meningkatkan
suhu, aliran angin
makin cepat.
Bahan
lengkung pun
harus yang
dapat
menghantar
panas. Perlu terdapat insulasi
panas agar panas tidak
merambat ke dinding.
Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3
Palembang, 26-27 Oktober 2011 ISBN : 979-587-395-4
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 157
3. PERHITUNGAN TINGGI BUKAAN
Perhitungan untuk tinggi bukaan merupakan hal penting agar dapat menciptakan
ventilasi alami yang baik. Untuk pemukiman padat perhitungan yang digunakan
adalah:
Single Sided Ventilation
Wmax= c.2,5.H .........................(1)
8= c . 2,5 . 4
c= 10/8
c = 1,25meter
Keterangan:
Wmax= floor Area
C = tinggi maksimal bukaan
H= tinggi ruangan
4. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa perbaikan ventilasi alami
dapat diterapkan pada pemukiman padat penduduk berupa row houses yaitu
dengan optimalisasi passive conditioning dan prinsip aerodinamika pada
bangunan, seperti dengan membuat wind tower dan fasade yang bergelombang.
Hal-hal yang lain yang juga perlu diperhatikan adalah mengenai pemilihan bahan
dan perhitungan bukaan agar ventilasi alami bisa berlangsung maksimal.
Dengan perbaikan ventilasi alami ini maka masyarakat dapat hidup lebih sehat
dan sejahtera dengan lingkungannya, hal ini merupakan wujud nyata dari eko-
arsitektur.
5. GAMBAR DAN TABEL
Skema 1: Flowchart yang memperhitungkan bahwa kesehatan dan produktivitas
maksimal didapatkan dari meningkatkan Indoor Environment Quality.
c
H
W max
Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3
Palembang, 26-27 Oktober 2011 ISBN : 979-587-395-4
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 158
Gambar 1 (kiri): Perilaku manusia di cuaca yang panas dalam suatu ruang.
Gambar 2 (kanan): Mekasnisme pelepasan panas pada manusia.
Gambar 3(kiri):Potongan melintang bangunan dengan wind cathers dan basement
cooling(passive conditioning).
Gambar 4(kanan): Natural cooling of buildings in Iran. From: Passive Cooling
systems in Iranian Architecture.
Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3
Palembang, 26-27 Oktober 2011 ISBN : 979-587-395-4
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 159
Gambar 5: Pola-pola pergerakan udara yang tercipta dalam ruangan (dari buku
climatic design & bangunan Tropis)
Gambar 6: Cara untuk memperhitungkan besar bukaan jendela (dari climatic
building design).
Gambar 7: New Assembly of Wales, Richard Rogers architec. Bangunan dengan
prinsip aerodinamis dalam perancangannya.
6. REFERENSI
Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3
Palembang, 26-27 Oktober 2011 ISBN : 979-587-395-4
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 160
(1978). Aerodynamics. Allyn&Bacon: London.
―Aerodinamisasi Pada Lingkungan Binaan‖.
http://www.kamusilmiah.com/tag/aerodinamisasi. (diakses tanggal 21 Oktober
2011).
―Aerodynamics”. http://www.enotes.com/earth-science/aerodynamics. (diakses
tanggal 21 Oktober 2011)
Baker, NV. (1987). Passive and Low Energy Building Design for Tropical Island
Climates. University of Cambrigde: London.
Lippsmeier, Georg. (1994). Bangunan Tropis. Erlangga: Jakarta.
Pluschke, P. (2001). Indoor Air Pollution the Handbook of Environmental
Chemistry. Springe: Austria.
Roaf, Sue, dkk. (2003). Ecohouse 2 a Design Guide. Architecttural Press: United
Kingdom.
Saturko, Prasasto. (2009). Fisika Bangunan. Andi: Yogyakarta.
Spengler, John D, dkk. (2004). Indoor Air Quality Handbook. Digital
Engineering Library @ McGraw-Hill.
Watson, Donald dan kenneth labs. (1992). Climatic Building Design- Energy
Efficient Building Principles and Practice. McGraw Hill Book Company:
New York.

More Related Content

Similar to Ventilasi Alami Pemukiman Padat

Pages from prosiding_avoer_2011-16
Pages from prosiding_avoer_2011-16Pages from prosiding_avoer_2011-16
Pages from prosiding_avoer_2011-16Indriati Dewi
 
PPT REKAYASA LINGKUNGAN (IQBAL).pptx
PPT REKAYASA LINGKUNGAN (IQBAL).pptxPPT REKAYASA LINGKUNGAN (IQBAL).pptx
PPT REKAYASA LINGKUNGAN (IQBAL).pptxIqbalRoroa
 
Pages from prosiding_avoer_2011-17
Pages from prosiding_avoer_2011-17Pages from prosiding_avoer_2011-17
Pages from prosiding_avoer_2011-17Indriati Dewi
 
Fisika Bangunan Arsitektur universitas Indraprasta
Fisika Bangunan Arsitektur universitas IndraprastaFisika Bangunan Arsitektur universitas Indraprasta
Fisika Bangunan Arsitektur universitas Indraprastahuhuto
 
2 sistem pengudaraan
2 sistem pengudaraan2 sistem pengudaraan
2 sistem pengudaraanZurainah MS
 
Kenyamanan termal pada bangunan
Kenyamanan  termal pada bangunanKenyamanan  termal pada bangunan
Kenyamanan termal pada bangunanAgus Hendrowibowo
 
minggu 4 - rekayasa thermal.pdf
minggu 4 - rekayasa thermal.pdfminggu 4 - rekayasa thermal.pdf
minggu 4 - rekayasa thermal.pdfIyanRangga
 
A3_Struktur Pneumatik_2016-Niko.pptx
A3_Struktur Pneumatik_2016-Niko.pptxA3_Struktur Pneumatik_2016-Niko.pptx
A3_Struktur Pneumatik_2016-Niko.pptxAgungWahyudi51
 
04_-sistem-tata-udara-AC-Pada-bangunan-Gedung-2015.pdf
04_-sistem-tata-udara-AC-Pada-bangunan-Gedung-2015.pdf04_-sistem-tata-udara-AC-Pada-bangunan-Gedung-2015.pdf
04_-sistem-tata-udara-AC-Pada-bangunan-Gedung-2015.pdfBuyungRizqiMaharani
 
Pages from prosiding_avoer_2011-22
Pages from prosiding_avoer_2011-22Pages from prosiding_avoer_2011-22
Pages from prosiding_avoer_2011-22Indriati Dewi
 
Fajar 214 02 096
Fajar 214 02 096Fajar 214 02 096
Fajar 214 02 096Fajar Fajar
 
PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PERKOTAAN (URBAN FARMING) MENGGUNAKAN STRUKTUR ...
PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PERKOTAAN (URBAN FARMING) MENGGUNAKAN STRUKTUR ...PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PERKOTAAN (URBAN FARMING) MENGGUNAKAN STRUKTUR ...
PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PERKOTAAN (URBAN FARMING) MENGGUNAKAN STRUKTUR ...ikhsan setiawan
 
Perencanaan Unit Mesin Pendingin Untuk Kebutuhan Pengkondisian Udara Pada Ged...
Perencanaan Unit Mesin Pendingin Untuk Kebutuhan Pengkondisian Udara Pada Ged...Perencanaan Unit Mesin Pendingin Untuk Kebutuhan Pengkondisian Udara Pada Ged...
Perencanaan Unit Mesin Pendingin Untuk Kebutuhan Pengkondisian Udara Pada Ged...Hendra Dinata
 
255706954-Sistem-Tata-Udara.docx
255706954-Sistem-Tata-Udara.docx255706954-Sistem-Tata-Udara.docx
255706954-Sistem-Tata-Udara.docxCamboyDJablez
 

Similar to Ventilasi Alami Pemukiman Padat (20)

Pages from prosiding_avoer_2011-16
Pages from prosiding_avoer_2011-16Pages from prosiding_avoer_2011-16
Pages from prosiding_avoer_2011-16
 
PPT REKAYASA LINGKUNGAN (IQBAL).pptx
PPT REKAYASA LINGKUNGAN (IQBAL).pptxPPT REKAYASA LINGKUNGAN (IQBAL).pptx
PPT REKAYASA LINGKUNGAN (IQBAL).pptx
 
Pendinginan pasif
Pendinginan pasifPendinginan pasif
Pendinginan pasif
 
Pages from prosiding_avoer_2011-17
Pages from prosiding_avoer_2011-17Pages from prosiding_avoer_2011-17
Pages from prosiding_avoer_2011-17
 
Fisika Bangunan Arsitektur universitas Indraprasta
Fisika Bangunan Arsitektur universitas IndraprastaFisika Bangunan Arsitektur universitas Indraprasta
Fisika Bangunan Arsitektur universitas Indraprasta
 
2 sistem pengudaraan
2 sistem pengudaraan2 sistem pengudaraan
2 sistem pengudaraan
 
Kenyamanan termal pada bangunan
Kenyamanan  termal pada bangunanKenyamanan  termal pada bangunan
Kenyamanan termal pada bangunan
 
TGS klompok 4 ; Ventilasi (1).pptx
TGS klompok 4 ; Ventilasi (1).pptxTGS klompok 4 ; Ventilasi (1).pptx
TGS klompok 4 ; Ventilasi (1).pptx
 
minggu 4 - rekayasa thermal.pdf
minggu 4 - rekayasa thermal.pdfminggu 4 - rekayasa thermal.pdf
minggu 4 - rekayasa thermal.pdf
 
A3_Struktur Pneumatik_2016-Niko.pptx
A3_Struktur Pneumatik_2016-Niko.pptxA3_Struktur Pneumatik_2016-Niko.pptx
A3_Struktur Pneumatik_2016-Niko.pptx
 
TGS klompok 4 ; Ventilasi (2).pptx
TGS klompok 4 ; Ventilasi (2).pptxTGS klompok 4 ; Ventilasi (2).pptx
TGS klompok 4 ; Ventilasi (2).pptx
 
Tata udara
Tata udaraTata udara
Tata udara
 
04_-sistem-tata-udara-AC-Pada-bangunan-Gedung-2015.pdf
04_-sistem-tata-udara-AC-Pada-bangunan-Gedung-2015.pdf04_-sistem-tata-udara-AC-Pada-bangunan-Gedung-2015.pdf
04_-sistem-tata-udara-AC-Pada-bangunan-Gedung-2015.pdf
 
Sistem tataudara
Sistem tataudaraSistem tataudara
Sistem tataudara
 
Pages from prosiding_avoer_2011-22
Pages from prosiding_avoer_2011-22Pages from prosiding_avoer_2011-22
Pages from prosiding_avoer_2011-22
 
Fajar 214 02 096
Fajar 214 02 096Fajar 214 02 096
Fajar 214 02 096
 
PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PERKOTAAN (URBAN FARMING) MENGGUNAKAN STRUKTUR ...
PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PERKOTAAN (URBAN FARMING) MENGGUNAKAN STRUKTUR ...PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PERKOTAAN (URBAN FARMING) MENGGUNAKAN STRUKTUR ...
PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PERKOTAAN (URBAN FARMING) MENGGUNAKAN STRUKTUR ...
 
Perencanaan Unit Mesin Pendingin Untuk Kebutuhan Pengkondisian Udara Pada Ged...
Perencanaan Unit Mesin Pendingin Untuk Kebutuhan Pengkondisian Udara Pada Ged...Perencanaan Unit Mesin Pendingin Untuk Kebutuhan Pengkondisian Udara Pada Ged...
Perencanaan Unit Mesin Pendingin Untuk Kebutuhan Pengkondisian Udara Pada Ged...
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
255706954-Sistem-Tata-Udara.docx
255706954-Sistem-Tata-Udara.docx255706954-Sistem-Tata-Udara.docx
255706954-Sistem-Tata-Udara.docx
 

More from Indriati Dewi

Kumpulan+soal+un+matematika+sma+ipa
Kumpulan+soal+un+matematika+sma+ipaKumpulan+soal+un+matematika+sma+ipa
Kumpulan+soal+un+matematika+sma+ipaIndriati Dewi
 
Bagaimana kita merasa lapar dan kenyang
Bagaimana kita merasa lapar dan kenyangBagaimana kita merasa lapar dan kenyang
Bagaimana kita merasa lapar dan kenyangIndriati Dewi
 
Degradasi Lahan dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Degradasi Lahan dan Dampaknya terhadap KehidupanDegradasi Lahan dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Degradasi Lahan dan Dampaknya terhadap KehidupanIndriati Dewi
 
Materi hindu-budha sejarah
Materi hindu-budha sejarahMateri hindu-budha sejarah
Materi hindu-budha sejarahIndriati Dewi
 
Kriteria pengukuran kualitas hidup
Kriteria pengukuran kualitas hidupKriteria pengukuran kualitas hidup
Kriteria pengukuran kualitas hidupIndriati Dewi
 
Contoh makalah pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikan
Contoh makalah pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikanContoh makalah pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikan
Contoh makalah pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikanIndriati Dewi
 
Fisiologi sistim-respirasi
Fisiologi sistim-respirasiFisiologi sistim-respirasi
Fisiologi sistim-respirasiIndriati Dewi
 
25139330 makalah-lingkungan-hidup
25139330 makalah-lingkungan-hidup25139330 makalah-lingkungan-hidup
25139330 makalah-lingkungan-hidupIndriati Dewi
 
17682785 makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industri
17682785 makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industri17682785 makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industri
17682785 makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industriIndriati Dewi
 
Mengidentifikasi aldehid dan keton
Mengidentifikasi aldehid dan ketonMengidentifikasi aldehid dan keton
Mengidentifikasi aldehid dan ketonIndriati Dewi
 
52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...
52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...
52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...Indriati Dewi
 
20354210 pengendapan-dan-gravimetri
20354210 pengendapan-dan-gravimetri20354210 pengendapan-dan-gravimetri
20354210 pengendapan-dan-gravimetriIndriati Dewi
 
51226359 bab-gravimetri
51226359 bab-gravimetri51226359 bab-gravimetri
51226359 bab-gravimetriIndriati Dewi
 

More from Indriati Dewi (20)

Internet
InternetInternet
Internet
 
Kumpulan+soal+un+matematika+sma+ipa
Kumpulan+soal+un+matematika+sma+ipaKumpulan+soal+un+matematika+sma+ipa
Kumpulan+soal+un+matematika+sma+ipa
 
Bagaimana kita merasa lapar dan kenyang
Bagaimana kita merasa lapar dan kenyangBagaimana kita merasa lapar dan kenyang
Bagaimana kita merasa lapar dan kenyang
 
Degradasi Lahan dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Degradasi Lahan dan Dampaknya terhadap KehidupanDegradasi Lahan dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Degradasi Lahan dan Dampaknya terhadap Kehidupan
 
Materi hindu-budha sejarah
Materi hindu-budha sejarahMateri hindu-budha sejarah
Materi hindu-budha sejarah
 
Kriteria pengukuran kualitas hidup
Kriteria pengukuran kualitas hidupKriteria pengukuran kualitas hidup
Kriteria pengukuran kualitas hidup
 
Contoh makalah pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikan
Contoh makalah pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikanContoh makalah pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikan
Contoh makalah pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikan
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Mansur al-Hallaj
Mansur al-HallajMansur al-Hallaj
Mansur al-Hallaj
 
Fisiologi sistim-respirasi
Fisiologi sistim-respirasiFisiologi sistim-respirasi
Fisiologi sistim-respirasi
 
Contoh makalah
Contoh makalahContoh makalah
Contoh makalah
 
Corpulmonale
CorpulmonaleCorpulmonale
Corpulmonale
 
25139330 makalah-lingkungan-hidup
25139330 makalah-lingkungan-hidup25139330 makalah-lingkungan-hidup
25139330 makalah-lingkungan-hidup
 
17682785 makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industri
17682785 makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industri17682785 makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industri
17682785 makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industri
 
Mengidentifikasi aldehid dan keton
Mengidentifikasi aldehid dan ketonMengidentifikasi aldehid dan keton
Mengidentifikasi aldehid dan keton
 
Geothermal
GeothermalGeothermal
Geothermal
 
Corel draw
Corel drawCorel draw
Corel draw
 
52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...
52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...
52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...
 
20354210 pengendapan-dan-gravimetri
20354210 pengendapan-dan-gravimetri20354210 pengendapan-dan-gravimetri
20354210 pengendapan-dan-gravimetri
 
51226359 bab-gravimetri
51226359 bab-gravimetri51226359 bab-gravimetri
51226359 bab-gravimetri
 

Ventilasi Alami Pemukiman Padat

  • 1. Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3 Palembang, 26-27 Oktober 2011 ISBN : 979-587-395-4 Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 152 A-5 PERBAIKAN VENTILASI ALAMI PADA PEMUKIMAN PADAT PENDUDUK BENTUK DARI EKO-ARSITEKTUR Esther Prawira* Mahasiswa S1, Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara, Jl. Letjen. S. Parman no.1 Jakarta Barat 11440 * Koresponensi Pembicara. Phone: +62 898 9253239 Email: estherprawira@gmail.com ABSTRAK Arsitektur ekologis adalah arsitektur yang berwawasan lingkungan dan memanfaatkan potensi alam dengan maksimal. Arsitektur ekologis merupakan arsitektur ramah lingkungan yang hemat energi dan memperhatikan hubungan antara manusia dengan bangunan dan lingkungannya. Salah satu dari usaha untuk mewujudkan arsitektur ekologis adalah dengan pemanfaatan ventilasi alami secara maksimal dibandingkan ventilasi buatan yang menggunakan energi dan merusak lingkungan dalam jangka waktu yang lama. Ventilasi alami merupakan hal penting dan harus dimiliki oleh semua bangunan. Ventilasi alami mempengaruhi kesehatan penghuni bangunan dan kesinambungan antara bangunan dengan lingkungannya. Pada pemukiman padat penduduk ventilasi alami sering kali diabaikan karena lingkungannya yang sudah sangat padat dan tidak memungkinkan adanya bukaan. Hal ini banyak kita temui di kota Jakarta dan mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakatnya. Untuk memperbaiki ventilasi alami pada pemukiman penduduk padat di kota Jakarta diperlukan penzoningan dan prancangan yang bangunan yang baik dan matang. Dengan perbaikan sistem ventilasi alami tersebut maka tingkat kesehatan masyarakat pun akan meningkat dan hubungannya dengan lingkungan luar menjadi lebih sinambung. Kata kunci: Eko-Arsitektur, Pemukiman Padat, Ventilasi Alami. 1. PENDAHULUAN Ventilasi alami merupakan kebutuhan penting dalam suatu bangunan, namun karena perkembangan jaman hal ini sering dianggap tidak penting karena dapat ditanggulangi dengan ventilasi buatan. Namun seringkali ventilasi buatan tidak menjadi solusi, melainkan menambah masalah baru yaitu salah satunya mengenai energi dan selain itu ventilasi buatan juga umumnya sangat mahal. Pada lingkungan pemukiman padat penduduk ventilasi udara alami yang baik dan sehat sangat sulit dilakukan karena sempitnya lahan dan ketidak teraturan pola penyebaran bangunan. Bangunan yang saling berhimpitan satu sama lain menjadikan minimnya ruang terbuka yang berperan penting dalam ventilasi alami. Sistem ventilasi yang buruk berpengaruh buruk terhadap kesehatan penghuni bangunan. Minimnya pertukaran udara dapat menyebabkan ruangan menjadi sangat lembab dan pengap, hal ini tentunya mempengaruhi kualitas udara didalam ruangan. Oleh karena
  • 2. Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3 Palembang, 26-27 Oktober 2011 ISBN : 979-587-395-4 Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 153 itu diperlukan perbaikan pada sistem ventilasi alami yang digunakan pada pemukiman padat penduduk seperti pada row houses. 2. ISI UTAMA MAKALAH 2.1 KAJIAN PUSTAKA  Definisi Ventilasi: Ventilasi adalah pergerakan dari udara antara sebuah bangunan dengan bangunan lain dan lingkuran luar. Ventilasi dibagi menjadi ventilasi alami dan buatan, ventilasi alami adalah ventilasi yang terjadi tanpa menggunakan alat seperti kipas atau AC (Air Conditioning).  Pentingnya Ventilasi Alami Dalam Bangunan:  Untuk suplai udara segar: jumlah nominal udara segar yang diperlukan untuk bernafas (2 liter Sˉ¹) dengan tingkat ventilasi yang jauh lebih tinggi diperlukan untuk mengontrol bau (hingga 16 – 32 liter Sˉ¹ merupan tingkat udara segar yang perlukan untuk mengurangi bau merokok).  Untuk menjaga Indoor Air Quality: semakin rendah kadar Indoor Pollutant semakin baik Indoor Air Quality. Bila kadar Indoor Pollutant dalam ruangan tinggi maka akan mengganggu penghuninya. Gangguan ini dapat umumnya berupa gangguan kesehatan seperti gangguan pernafasan, pusing, iritasi mata, dll. Gangguan-gangguan ini disebut sebagai Sick Building Syndrom(SBS).  Direct Comfort Ventilation: berkaitan dengan faktor kenyamanan termal. Kenyamanan termal berkaitan dengan perilaku manusia dalam suatu lingkungan (gambar 1) dan mekanisme pelepasan panas (gambar 2). Pelepasan panas dipengaruhi oleh 4 parameter lingkungan yaitu: 1. Suhu radiasi rata-rata 2. Suhu udara 3. Kelembaban ralative 4. Pergerakan udara  Teori Pergerakan Angin dan Karakteristik Angin Angin merupakan udara yang bergerak. Udara bergerak karena adanya gaya yang disebabkan oleh tekanan(Pressure Gradient) dan perbedaan suhu. Pada ventilasi buatan hal tekanan dihasilkan dari kipas. Pressure gradient dapat dilakukan dengan 2 hal, yaitu: 1. Dengan menggunakan perbedaan tekanan pada sekeliling luar bangunan yang disebabkan oleh angin. 2. Dengan menggunakan perbedaan tekanan yang disebabkan keragaman tekanan yang ada pada rumah tersebut. Udara panas memiliki tekanan yang lebih rendah dari udara dingin. Udara bergerak dari dingin ke panas atau dari tempat yang bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah. Teori dasar gerakan angin Karakteristik angin terhadap bangunan:
  • 3. Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3 Palembang, 26-27 Oktober 2011 ISBN : 979-587-395-4 Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 154 1. Jika angin menerpa bangunan, maka akan terbentuk daerah yang bertekanan tinggi pada sisi hulu angin. 2. Aliran udara tidak pernah mencari jalan terpendek.  Prinsip Aerodinamika pada Bangunan Aerodinamika mengutamakan Keselarasan bentuk untuk mengoptimalkan aliran udara/angin. Aliran udara diatur oleh prinsip-prinsip dinamika fluida yang berhubungan dengan gerak cairan dan gas di dalam dan sekitar permukaan padat. Viskositas, densitas, kompresibilitas, dan suhu udara menentukan bagaimana udara akan mengalir di sekitar bangunan. Seperti pada New Assembly of Wales yang dibangun oleh Richard Rogers (gambar 7).  Passive Conditioning  Wind breaks, membelah atau memecah angin. Dengan menggunakan pohon.  Dust, untuk mengurangi intensitas debu harus dipastikan bahwa terdapat tanaman-tanaman atau vegetasi disekeliling bangunan.  Natural air conditioning, merupakan usaha yang dilakukan agar sebelum masuk ke bangunan angin melewati vegetasi, atau air sehingga suhu udara tersebut dapat lebih sejuk.  Coolth ponds, dibuatnya kolam atau danau disekitar bangunan dapat mendinginkan udara panas.  Sun traps, agar sinar matahari yang masuk ke ruangan tidak terlalu berlebihan sehingga suhu ruangan dapat lebih sejuk.  Basement cooler, sebelum menyejukan ruangan angin dialirkan ke basement untuk penurunan suhu, kemudian dialirkan ke dalam ruangan.  Wind catchers, dibuat menara penangkap angin, umumnya angin yang berada di tempat yang tinggi memiliki tekanan yang lebih tinggi, sehingga angin lebih sejuk.  Pergerakan Angin dalam Ruang Pergerakan angin dalam ruang yang dimaksud merupakan pergerakan angin yang terjadi secara alamiah karena terdapat bukaan – bukaan. Pola – pola pergerakan udara dalam ruang dapat dilihat pada (gambar 5). 2.2 METODE PEMBAHASAN bentuk – bentuk dengan airflow yang akan tercipta.
  • 4. Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3 Palembang, 26-27 Oktober 2011 ISBN : 979-587-395-4 Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 155 Metodologi pembahasan yang digunakan dalam makalah ini untuk memperbaiki ventilasi alamiah di pemukiman padat penduduk (row houses). 2.3 HASIL DAN PEMBAHASAN Dengan diperbaikinya sistem ventilasi alami dalam pemukiman padat penduduk maka kesehatan dan produktivitas masyarakatnya dapat meningkat (skema 1). Bukan hanya hal itu, dengan dilakukan perbaikan sistem ventilasi alami juga dapat menghemat penggunaan energi yang cukup besar yang biasa digunakan untuk ventilasi buatan. Perbaikan ventilasi alami pada pemukiman padat dilakukan dengan menerapkan prinsip desain yang aerodinamis dan dengan memaksimalkan passive conditioning pada bangunan. kedua hal ini merupakan hal paling dasar yang dapat dilakukan dalam memperbaiki ventilasi alami pada kondisi lingkungan pemukiman padat penduduk. Perbaikan ventilasi alami pada lingkungan padat penduduk: Perbaikan ventilasi Alamiah di Pemukiman Padat penduduk (row houses) Definisi Ventilasi dan pentingnya ventilasi alami pada bangunan teori pergerakan angin dan karakteristik angin aerodinamika pada bangunan pasive conditioning Pergerakan Udara dalam Ruang Penerapan pada pemukiman padat penduduk Aliran Udara yang terjadi Hasil kesimpulan (1) Lorong angin di jalan. (2) aliran angin sesudah dibuat fasade gelombang (3) detail
  • 5. Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3 Palembang, 26-27 Oktober 2011 ISBN : 979-587-395-4 Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 156  Fasade dibuat bergelombang. Aliran angin menjadi masuk ke dalam bangunan menjadi optimal karena terdapat permainan fasade tersebut. Hal ini terkait dengan prinsip aerodinamis.  Mengunakan kisi-kisi yang disusun secara vertikal untuk mengarahkan angin ke dalam bangunan.  Sistem passive cooling, dengan wind tower. Udara dibuang melalui wind tower yang berada dipuncak atap dengan menggunakan sifat angin yaitu bahwa angin bergerak dari suhu rendah ke suhu tinggi.  Puncak atap wind tower harus menggunakan bahan yang menyerap panas, sehingga aliran angin bergerak lebih cepat.  Bentuk wind tower harus dibuat cekung untuk membantu mempercepat aliran angin yang terjadi. Kisi-kisi vertikal Pada siang hari panas Angin+ Angin+ Angin+Angin+ Angin- Angin- Angin- Angin- Bahan atap serap panas, ct: seng Angin- panas Panas terkumpul meningkatkan suhu, aliran angin makin cepat. Bahan lengkung pun harus yang dapat menghantar panas. Perlu terdapat insulasi panas agar panas tidak merambat ke dinding.
  • 6. Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3 Palembang, 26-27 Oktober 2011 ISBN : 979-587-395-4 Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 157 3. PERHITUNGAN TINGGI BUKAAN Perhitungan untuk tinggi bukaan merupakan hal penting agar dapat menciptakan ventilasi alami yang baik. Untuk pemukiman padat perhitungan yang digunakan adalah: Single Sided Ventilation Wmax= c.2,5.H .........................(1) 8= c . 2,5 . 4 c= 10/8 c = 1,25meter Keterangan: Wmax= floor Area C = tinggi maksimal bukaan H= tinggi ruangan 4. KESIMPULAN Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa perbaikan ventilasi alami dapat diterapkan pada pemukiman padat penduduk berupa row houses yaitu dengan optimalisasi passive conditioning dan prinsip aerodinamika pada bangunan, seperti dengan membuat wind tower dan fasade yang bergelombang. Hal-hal yang lain yang juga perlu diperhatikan adalah mengenai pemilihan bahan dan perhitungan bukaan agar ventilasi alami bisa berlangsung maksimal. Dengan perbaikan ventilasi alami ini maka masyarakat dapat hidup lebih sehat dan sejahtera dengan lingkungannya, hal ini merupakan wujud nyata dari eko- arsitektur. 5. GAMBAR DAN TABEL Skema 1: Flowchart yang memperhitungkan bahwa kesehatan dan produktivitas maksimal didapatkan dari meningkatkan Indoor Environment Quality. c H W max
  • 7. Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3 Palembang, 26-27 Oktober 2011 ISBN : 979-587-395-4 Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 158 Gambar 1 (kiri): Perilaku manusia di cuaca yang panas dalam suatu ruang. Gambar 2 (kanan): Mekasnisme pelepasan panas pada manusia. Gambar 3(kiri):Potongan melintang bangunan dengan wind cathers dan basement cooling(passive conditioning). Gambar 4(kanan): Natural cooling of buildings in Iran. From: Passive Cooling systems in Iranian Architecture.
  • 8. Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3 Palembang, 26-27 Oktober 2011 ISBN : 979-587-395-4 Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 159 Gambar 5: Pola-pola pergerakan udara yang tercipta dalam ruangan (dari buku climatic design & bangunan Tropis) Gambar 6: Cara untuk memperhitungkan besar bukaan jendela (dari climatic building design). Gambar 7: New Assembly of Wales, Richard Rogers architec. Bangunan dengan prinsip aerodinamis dalam perancangannya. 6. REFERENSI
  • 9. Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3 Palembang, 26-27 Oktober 2011 ISBN : 979-587-395-4 Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 160 (1978). Aerodynamics. Allyn&Bacon: London. ―Aerodinamisasi Pada Lingkungan Binaan‖. http://www.kamusilmiah.com/tag/aerodinamisasi. (diakses tanggal 21 Oktober 2011). ―Aerodynamics”. http://www.enotes.com/earth-science/aerodynamics. (diakses tanggal 21 Oktober 2011) Baker, NV. (1987). Passive and Low Energy Building Design for Tropical Island Climates. University of Cambrigde: London. Lippsmeier, Georg. (1994). Bangunan Tropis. Erlangga: Jakarta. Pluschke, P. (2001). Indoor Air Pollution the Handbook of Environmental Chemistry. Springe: Austria. Roaf, Sue, dkk. (2003). Ecohouse 2 a Design Guide. Architecttural Press: United Kingdom. Saturko, Prasasto. (2009). Fisika Bangunan. Andi: Yogyakarta. Spengler, John D, dkk. (2004). Indoor Air Quality Handbook. Digital Engineering Library @ McGraw-Hill. Watson, Donald dan kenneth labs. (1992). Climatic Building Design- Energy Efficient Building Principles and Practice. McGraw Hill Book Company: New York.