SlideShare a Scribd company logo
1 of 44
Download to read offline
[Type text]




      What is & Why do we need implement
                                       ?




              ASNITA RIANI SEMBIRING (122101026)
              DONI FAUZI (122101046)
              NURUL HUDA (122101101)
              SOLEHAN (122101135)
              WARDINI WULANSARI (122101149)

                       PENGANTAR MANAJEMEN KUALITAS




                                MANAJEMEN
SIX SIGMA

A. Pengertian Six Sigma
  Sigma merupakan symbol standard deviasi pada statistik (Σ atau σ)
  yang berasal dari huruf Yunani, suatu ukuran untuk menyatakan variasi
  (variance), atau ketidaktepatan sekelompok item atau proses. Tujuan
  dari Sigma adalah untuk mengurangi variasi pada output sehingga tidak
  akan melampaui enam standard deviasi (Sigma) antara rata-rata (mean)
  dan batas spesifikasi terdekat. Proses-proses Sigma harus dapat
  menghasilka kesalahan kurang dari 3,4 per satu juta peluang (per
  million opportunities) atau mencapai 99.9966% tingkat kesuksesan.
  Makin tinggi nilai sigma, makin sedikit suatu prose mengalami variasi
  dan makin sedikit pula kesalahan yang akan dialami. Implementasi Six
  Sigma berfokus pada proses, baik itu pada proses produksi atau jasa.
  Apabila tercapai, maka Six Sigma akan dapat memastikan bahwa
  keseluruhan proses produksi berjala pada efisiensi yang optimal. Dari
  sekian banyak pengertian, maka dapat disederhanakan menjadi satu
  definisi yang lengkap dan jelas, yaitu: Six Sigma merupakan suatu sistim
  yang komprehensif dan fleksibel untuk mencapai, member dukungan
  dan memaksimalkan proses usaha, yang berfokus pada pemahaman
  akan kebutuhan pelanggan dengan menggunakan fakta, data dan
  analisis statistik serta terus menerus        pengaturan, perbaikan dan
  mengkaji ulang proses usaha.
  Keuntungan dari penerapan Six Sigma berbeda untuk setiap perusahaan
  tergantung pada usaha yang dijalankannya, visi dan misi serta strategi
  perusahaan bersangkutan. Tetapi umumnya dengan penerapan Six
  Sigma akan ada perbaikan dalam hal-hal berikut ini:
  1. Pengurangan biaya
  2. Pertumbuhan pangsa pasar
  3. Pengurangan waktu siklus
  4. Retensi pelanggan atau loyalitas pelanggan
  5. Pengurangan kesalahan pada produk atau produk cacat
  6. Perubahan budaya kerja
  7. Pengembangan produk atau jasa
  Six Sigma mempunyai kesamaan dengan prinsip-prinsip dan alat-alat
  kualitas yang dikembangkan oleh W. Edwards Deming dan Joseph
  Juran. Hal-hal yang terselubung di balik penerapan Six Sigma adalah
                                                                             1




  sebagai berikut:
                                                                             Page
1) Six Sigma meliputi sekumpulan praktik dan ketrampilan usaha yang
   merupakan kunci menuju kesuksesan dan perkembangan ke arah
   yang lebih baik. Six Sigma dapat diterapkan di bidang usaha apa saja
   mulai dari perencanaan strategi sampai operasional hingga
   pelayanan kepada pelanggan.
2) Ada banyak pendekatan Six Sigma, karena setiap perusahaan akan
   mempunyai pendekatan yang berbeda dengan perusahaan lainnya,
   sesuai dengan budaya kerja serta visi misi perusahaan tersebut.
   Keuntungan Six Sigma akan terlihat kita memimpin keseluruhan
   organisasi atau departemen dalam perusahaan kita.

3) Six Sigma sangat berpotensi diterapkan pada bidang jasa atau non-
   manufakturing di samping lingkungan yang bersifat teknikal.
   Misalnya pada bidang manajemen, keuangan, pelayanan pelanggan,
   pemasaran, logistik, teknologi informasi, dan sebagainya. Hal ini
   dikarenakan:
   • Aktivitas-aktivitas ini merupakan kunci yang mendukung
       keberhasilan kompetitif suatu perusahaan, seperti produk yang
       terukur berubah menjadi komoditi dalam pemesanan jangka
       pendek.
   • Ada banyak kelebihan lainnya, karena biasanya aktivitas non-
       manufaktur hanya mempunyai efektivitas sebesar 70%.
   Jadi Six Sigma dimaksudkan untuk berperan dalam bidang komersial
   transaksi dan administrasi yang memerlukan pendekatan khusus.
4) Six Sigma sebagai keberhasilan individu dan keberhasilan teknikal.
   Kreativitas, kolaborasi, komunikasi, dan dedikasi merupakan hal-hal
   yang lebih mempengaruhi keberhasilan perusahaan. Ide-ide pokok
   Six Sigma dapat memberi inspirasi dan memotivasi ide-ide dan
   kinerja yang lebih baik dari karyawan-karyawan, dan menciptakan
   strategi yang mendayagunakan kemampuan pribadi karyawan dan
   kemampuan teknikal.
5) Six Sigma bila ditinjau dari segi perolehan finansial akan terlibat
   pada keuntungan intangible (tak terukur). Perubahan sikap dan
   budaya kerja perusahaan yang diperoleh dari perbaikan proses dan
   karyawan-karyawan yang telah diberi pelatihan mengenai Six Sigma
   akan memberi keuntungan kepada perusahaan bukan berupa uang,
                                                                          2




   tetapi berupa hal lain yang lebih berharga.
                                                                          Page
B. Tujuan Six Sigma
   Tujuan dari program peningkatan kualitas Six Sigma dapat dipandang
   menjadi dua kategori, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan
   umum dari Six Sigma ini adalah untuk memperbaiki sistem manajemen
   suatu perusahaan atau instansi lain yang terkait dengan pelanggan.
   Sedangkan tujuan khusus dari Six Sigma ini adalah untuk memperbaiki
   proses produksi yang difokuskan pada usaha untuk mengurangi varian
   proses sekaligus mengurangi cacat, sedemikian sehingga dapat
   mencapai 3,4 DPMO. Potensi untuk timbulnya kecacatan memang akan
   selalu ada. karena tidak ada proses sekalipun sempurna, walaupun
   proses berlangsung dengan baik dan benar, sesuai dengan yang
   diharuskan.
C. MANAJEMEN SIX SIGMA
   Manajemen Six Sigma dalam jangka panjang akan bersatu dalam suatu
   sistem loop-tertutup yang memerlukan feedback atau umpan balik
   berupa sekumpulan informasi internal dan eksternal yang akan
   menginformasikan kepada para manajer bagaimana kinerja perusahaan
   harus dipertahankan dan bagaimana perusahaan dibawa ke arah
   pertumbuhan yang lebih baik.
   Sistem loop-tertutup yang baik akan bertahan walaupun perusahaan
   harus menghadapi masalah dan ketidakpastian yang melanda
   perusahaan di dalam atmosfir bisnis yang serba tidak menentu ini.
   Penerapan Six Sigma dengan sistem loop-tertutup ini akandapat
   mengurangi arah yang tidak menentu pada perusahaan dan tetap
   menjaga kestabilan kinerja serta keberhasilan perusahaan.
   Pada perusahaan, stimuli internal adalah pengukuran aktivitas bagian
   dalam proses, sedangkan elemen feedback eksternal adalah hal-hal apa
   saja yang diinformasikan kepada perusahaan mengenai keberhasilannya
   mencapai tujuan atau tetap berada di jalur yang tepat, termasuk
   keuntungan yang berhasil diperolehnya, serta kepuasan pelanggan dan
   berbagai sumber data lainnya.
   Dalam Six Sigma, ketidakpastian atau arah yang tak menentu ini disebut
   variasi. Variasi buruk yang berpengaruh negatif pada pelanggan disebut
   cacat. Pendekatan yang digunakan untuk membuat, memonitor, dan
   memperbaiki sistem bisnis loop tertutup disebut manajemen proses,
   perbaikan proses, dan desain ulang proses
                                                                            3
                                                                            Page
Cusromer, Market info

                                  Process Data



           Company                                          Results



                                  Strategic &
                              Operational Decisions




                Gambar 1. Sistem Loop Tertutup

          Penguraian konsep sistem loop-tertutup secara aljabar

                                  Organization/Process



                       X                                 Products
                                 X            X             Y
                     Inputs
                                          X


                      Gambar 2. Model Proses Bisnis

Gambar di atas menunjukkan pada sebelah kiri adalah input dari proses
atau sistem. Tengah adalah organisasi atau proses, melukiskan peta
proses atau bagan arus. Sebelah kanan adalah produk hasil output dari
sistem atau proses, serta akan meliputi pelanggan penting dan juga
keuntungan yang akan diraih.

Ada penambahan sedikit kata-kata berupa huruf X dan Y pada gambar
di atas yang mewakili pengukuran atau variabel pada bagian-bagian
yang berbeda di dalam sistem. “X” menunjukkan masukan dan aliran
proses sebagai petunjuk perubahan pada bagian upstream dari sistem.
Sedangkan “Y” menunjukkan pengukuran kinerja usaha.

Rumus Y = f (x) yang dapat dibaca Y adalah fungsi dari x, adalah cara
matematis untuk menyatakan perubahan atau variabel di dalam
masukan dan proses sistem akan sangat menentukan skor akhir atau Y.
Y bisa berarti tujuan strategi, kebutuhan pelanggan, keuntungan,
kepuasan pelanggan, serta efisiensi bisnis secara keseluruhan.
Sedangkan X bisa berarti tindakan penting untuk mencapai tujuan
strategi, kualitas hasil kerja, pengaruh inti pada kepuasan pelanggan,
variabel-variabel proses seperti waktu siklus, teknologi, sumber daya
                                                                         4




dan lain-lain, serta kualitas masukan pada proses dari pelanggan
                                                                         Page




maupun supplier.
Selama ini banyak perusahaan yang belum dapat memahami hubungan
antara variabel X da Y. Tetapi dengan Six Sigma, perusahaan akan
dapat memahami sistem dan variabel mana yang dapat dimonitor dan
direspon balik dengan cepat, serta dapat secara otomatis mengenali
tanda-tanda prosesnya, pemasoknya, karyawannya terutama pelanggan
dan pesaing, sehingga akan dapat mencapai kekuatan dan kinerja yang
baru serta efektif.

Keuntungan penerapan Six Sigma ditinjau dari segi manajemen, antara
lain adalah:

1) Six Sigma mengukur permintaan dalam arti yang sebenarnya dari
   apa yang dibutuhkan pelanggan. Hal ini akan menguntungkan kedua
   belah pihak dalam memikirkan apa saja yang benar-benar signifikan
   dalam proses bisnis ini.
2) Menyediakan pengukuran yang sifatnya konsisten. Dengan berfokus
   pada cacat atau kemungkinan terjadinya cacat, pengukuran Six
   Sigma dapat digunakan untuk mengukur dan membandingkan
   proses-proses yang berbeda di dalam organisasi. Begitu kebutuhan
   dapat didefinisikan secara jelas, maka akan dapat didefinisikan cacat
   dan mengukur hampir semua aktivitas dan proses usaha.

3) Menyatukan tujuan yang penuh ambisi dengan memusatkan
   perhatian seluruh organisasi pada tujuan kinerja 99,997 %. Maka
   perbaikan yang cukup signifikan dalam perusahaan akan dapat
   tercapai.
Hal-hal logis seputar penerapan Six Sigma adalah:
1) Agar penerapan Six Sigma efektif, diperlukan pedoman-pedoman
   yang jelas. Hal ini untuk mencegah jalan perusahaan menuju ke arah
   yang tidak konsisten dan berpotensi untuk menjadi tidak seimbang,
   yaitu di mana terdapat dua kelompok yang saling membandingkan
   asumsi yang berbeda-beda.
2) Sifat Six Sigma adalah tidak statis (dinamis). Maksudnya adalah Six
   Sigma selalu berubah mengikuti keadaan dan kondisi perusahaan.
   Misalnya apabila kebutuhan pelanggan berubah, maka kinerja Six
   Sigma juga akan berubah untuk mengakomodasi perubahan
   tersebut.
                                                                           5
                                                                           Page
3) Seperti halnya pengukuran yang lain, Six Sigma juga membutuhkan
      waktu dan sumber daya. Manajemen harus dapat membuat prioritas
      apa yang harus diukur terlebih dahulu.
D. Strategi Manajemen dan Perbaikan Six Sigma
   Sistem Six Sigma akan berhasil dengan baik apabila terdapat
   pengetahuan akan kebutuhan pelanggan dan pengukuran yang efektif.
   Sistem Six Sigma digerakan atas dasar tiga strategi dasar, dan semua
   strategi tersebut berfokus kembali pada proses organisasi perusahaan
   tersebut. Six sigma sebagai manjemen kualitas modern didasari oleh
   tiga prinsip dasar :

   1) Fokus Pada Pelanggan
      Penilai utama kualitas darl sebuah hasil produksi adalah
      pelanggan. Penilaian yang masih subjektif darl masing-masing
      pelanggan mi dipenganuhi oleh banyak faktor yang tenjadi
      selama proses yang tenjadi, dimulai dan pelayanan,
      kepemilikan, hingga ketenpakaian. Banyak tuntutan yang diberikan
      oleh pelanggan setelah mengkonsumsi produknya tensebut. Usaha
      dan perusahaan untuk memantau kualitas produk yang dihasilkannya
      harus berkala, sehingga terjadi, maka munculah CTQ yang menjadi
      bahan bagi perusahaan untuk menjadikan perusahaan itu dekat
      dengan para pelanggannya, tahu akan keinginan pelanggannya, dan
      mengantisipasi kebutuhan pelanggan yang bahkan mereka juga tidak
      tahu bagaimana mengekspresikannya. Untuk memenuhi serta
      melebihi harapan pelanggan, perusahaan harus memahami
      secara penuh semua sifat produk dan jasa yang
      berkontribusi terhadap nilai bagi pelanggan serta
      menghasilkan kepuasan dan kesetiaan pelanggan.
      Dalam metodologi Six Sigma, suatu ranah perbaikan yang harus
      dilakukan oleh perusahaan, teridentifikasi melalui CTQ
      (Critical To Quality) yang sebelumnya adalah VOC (Voice of
      Consumer). Selama proses berlangsung, adalah penting untuk
      memperbaiki kinerja proses agar produk yang dihasilkan sesuai
      dengan CTQ yang diharapkan oleh pelanggan.
      Critical   to   Quality   (CTQ)
                                   adalah suatu cara pengukuran
      produk/proses yang mana standard kinerja atau batas spesifikasinya
                                                                           6




      harus sesuai dengan kepuasan pelanggan. CTQ mensejajarkan
                                                                           Page




      perbaikan dengan persyaratan kepuasan pelanggan. CTQ mewakili
karakteristik produk/jasa yang didefinisikan oleh pelanggan, baik
  pelanggan internal maupun eksternal. CTQ ini mencakup batas
  spesifikasi atas dan bawah atau faktor-faktor lainnya yang
  berhubungan dengan produk/jasa. Biasanya CTQ ini harus
  diterjemahkan dari pernyataan pelanggan yang kualitatif menjadi
  suatu tindakan spesifikasi bisnis yang kuantitatif.

2) Partisipasi dan Kerja Sama
  Six Sigma bergantung pada partisipasi dan kerja sama karyawan
  pada setiap tingkatannya. Karena program peningkatan kualitas Six
  Sigma ini tidak melibatkan hanya satu bagian atau divisi
  tertentu yang terkait dengan permasalahannya, akan tetapi
  semua bagian dari perusahaan saling terkait.

3) Fokus Proses dan Perbaikan
  Proses adalah serangkaian aktivitas yang ditujukkan untuk mencapai
  beberapa hasil. Produk yang dihasilkan dari perusahaan dan
  langsung diterima oleh pelanggan, adalah melalui tahapan-tahapan
  proses. Adapun penilaian pelanggan terhadap produknya itu, positif
  ataupun negatif, karena pada alur produksinya telah melalui
  beberapa proses. Setelah penilaian dari pelanggan terjadi, maka
  munculah CTQ yang menjadi bahan bagi perusahaan untuk
  memperbaiki kinerja proses tersebut. Perbaikan adalah perubahan
  secara perlahan-lahan, dalam bentuk kecil dan bertahap, serta
  yang bersifat terobosan, maupun yang cepat dan besar Menurut
  M. Lindsay (2005), perbaikan bisa berupa bentuk-bentuk di bawah
  ini :
  a) Meningkatkan nilai untuk pelanggan melalui produk dan jasa
      yang baru dan lebih baik
  b) mengurangi kesalahan, cacat, limhah, serta biaya-biaya lain yang
     terkait
  c) Meningkatkan produktivitas dan efektivitas penggunaan
     semua jenis sumber daya
  d) memperbaiki respons dan masa sikius kinerja proses
     seperti menanggapi keluhan pelanggan atau peluncuran produk
     baru
                                                                        7
                                                                        Page
Berikut ini akan diuraikan secara ringkas mengenai tiga strategi Six
Sigma, yaitu:
1) Perbaikan Proses (Process Improvement) : Menemukan solusi
   untuk mencapai target.
   Meliputi strategi untuk mengembangkan solusi yang menghilangkan
   akar penyebab masalah pada kinerja usaha. Disebut juga
   “Continuous Improvement” atau perbaikan yang berkesinambungan,
   “Incremental Improvement” atau perbaikan tambahan, dan Kaizen,
   suatu bentuk perbaikan berkesinambungan ala Jepang.
2) Desain atau Desain Ulang Proses (Process Design/Redesign)
   : Membangun bisnis yang lebih baik.
   Tujuan dari desain atau desain ulang proses bukan untuk
   menyesuaikan suatu proses, tetapi cenderung menempatkan suatu
   proses atau sebagian proses dengan proses yang baru. Juga serng
   disebut dengan desain Six Sigma, yaitu prinsip-prinsip Six Sigma
   digunakan untuk membuat produk atau jasa baru yang berhubungan
   erat dengan kebutuhan pelanggan dan divalidasikan dengan data
   serta pengujian yang memadai.
3) Manajemen Proses (Process Management) : Infrastruktur
   kepemimpinan Six Sigma.
   Strategi ketiga ini merupakan strategi yang paling evolusioner,
   karena melibatkan perusahaan dari kesalahan dan arah fungsi
   hingga pemahaman dan pemudahan proses, yang merupakan aliran
   kerja yang melibatkan nilai pelanggan dan pemegang saham.
   Pada manajemen proses ini, kebijakan dan metode Six Sigma
   menjadi bagian yang menyatu dalam menjalankankan usaha, yaitu:
   a) Proses dicatat dan diatur secara end-to-end dan tanggung jawab
      dibuat sedemikian rupa untuk menjamin adanya manajemen
      proses lintas fungsional atau cross-functional yang kritis.
   b) Kebutuhan pelanggan diartikan secara jelas dan selalu
      diperbaharui (update) secara teratur.
   c) Pengukuran keluaran, aktivitas proses dan masukan yang
      menyeluruh dan berarti.
   d) Manajer dan bawahannya, termasuk orang yang bersangkutan
      dalam proses tersebut, menggunakan pengukuran dan
      pemahaman proses untuk menilai kinerja pada saat yang tepat
                                                                       8
                                                                       Page
dan mengambil tindakan untuk mengetahui permasalahan dan
     peluang apa yang muncul.
  e) Perbaikan proses dan desain atau desain ulang proses yang
     dilaksanakan bersamaan dengan alat-alat perbaikan Six Sigma
     digunakan secara terus menerus untuk meningkatkan kinerja,
     daya saing dan profitabilitas perusahaan.

E. MODEL-MODEL PERBAIKAN PROSES SIX SIGMA

  1. PDCA atau PDSA
     Merupakan    metode    berdasarkan    langkah-langkah   yang
     dikembangkan oleh W. Edwards Deming. PDCA merupakan
     singkatan dari Plan-Do-Check-Action, sedangkan PDSA adalah
     Plan-Do-Study-Act. PDCA/PDSA merupakan suatu flowchart untuk
     mempelajari dan memperbaiki proses.
     a. Plan
        Merupakan awal dari siklus PDCA/PDSA. Di sini, manajemen
        meninjau ulang kinerja sekarang untuk diangkat sebagai
        permasalahan. Kemudian mengumpulkan data atas pokok
        permasalahan yang ada dan mengidentifikasi serta
        menetapkan akar-akar penyebab masalah. Kemudian
        memberikan solusi-solusi yang mungkin dijalankan dan
        merencanakan pelaksanaan pengujian atas solusi yang paling
        berpotensi.
     b. Do
        Mengeluarkan perubahan atau pengujian menjadi skala kecil.
        Do berfungsi sebagai pilot atau secara perlahan mengikuti
        Plan, karena kalau tidak demikian, proses pembelajaran tidak
        akan berhasil.
     c. Check/Study
        Melakukan pengukuran atas hasil pengujian untuk melihat
        apakah hasil yang diinginkan sudah tercapai atau belum. Bila
        masalah muncul lagi, maka harus dicari hambatan apa yang
        telah mengacaukan usaha perbaikan ini.
     d. Act
        Dengan berdasarkan solusi dan evaluasi pengujian, maka
        solusi yang sudah terbentuk akan diperbaharui dan diperluas
        agar permanen, dan menyatukan pendekatan baru lainnya
                                                                       9
                                                                       Page
bila memungkinkan. Kemudian mengambil perubahan yang
      terjadi atau diabaikan, atau kembali lagi ke dalam siklus.
      Siklus PDSA ini sesuai bila diterapkan dalam lingkungan yang
      stabil. Karena yang dijalankan adalah semua rencana yang
      diperbaiki secara kontinu dengan mempelajari hasil yang
      diperoleh bila rencana tersebut dilaksanakan, dan kemudian
      mengubah rencana tersebut untuk mendapatkan hasil yang
      lebih optimal. Tetapi PDSA kurang berhasil apabila diterapkan
      ke dalam sistem yang jauh lebih kompleks seperti di pasar
      ekonomi. Maka dikembangkan model baru yaitu, model SEA
      (Select-Experiment-Adapt).
2. SEA
   Pada kehidupan nyata, eksperimen terus berjalan dengan
   mengandalkan kinerja yang dipacu secara aktif melalui perolehan
   data dari lingkungan sekitar. Melakukan penelitian atas suatu hal,
   atau mendorongnya berdasarkan observasi terdahulu dan
   memutuskan tindakan apa yang paling baik. Tindakan yang
   diambil sebagai tanggapan dari data disebut aturan kinerja.
   Adaptasi dilakukan dengan menyesuaikan kekuatan aturan
   kinerja yang berdasarkan hasil yang ingin dicapai.
   SEA vs PDSA vs SEL
   • SEA digunakan bila eksperimen formal yang terkendali sedang
     berlangsung. Dengan mengikuti strategi mini-max; minimasi
     perencanaan dan pengendalian pusat ke kemungkinan
     perluasan      maksimum.     Memperbolehkan         kebebasan
     bereksperimen maksimum bagi karyawan dan mengubah
     lingkungan dan proses kerja mereka untuk mencari cara yang
     lebih baik untuk melakukan sesuatu.
   • Bila proses dipengaruhi feeback positif dari bagian lain, maka
     gunakan model SEA dan SEL. Menghapus strategi
     perencanaan jangka panjang dan berusaha memperkuat
     lingkungan dengan kemampuan maksimum menyesuaikan diri
     dengan perubahan yang terjadi.
   • Bila proses berada atau dekat dengan titik ekuilibrium dan
     tidak dipengaruhi loop feedback positif, maka akan lebih baik
     menerapkan PDSA. Karena PDSA berdasarkan perencanaan,
                                                                        10




     penggunaan tim resmi, alat-alat pengendalian proses, desain
                                                                        Page




     eksperimen, dan sebagainya.
3. DMAIC
                Tahapan Siklus Six Sigma




  Model pendekatan six sigma yang paling umum digunakan
  sekarang adalah DMAIC (Define – mendefinisikan, Measure –
  mengukur, Analyze – menganalisis, Improve – memperbaiki,
  Control – mengendalikan). Tujuan dari sikius DMAIC ini, adalah
  untuk     melangkah      dan    menemukan        permasalahan,
  mengidentifikasi penyebab masalah, hingga akhirnya menemukan
  solusi untuk memperbaiki. Berikut ini adalah tinjauan strategi
  perbaikan proses dan desain atau desain ulang proses pada
  model DMAIC:
               Perbaikan Proses         Desain/Desain      Ulang
                                        Proses

   Define     • Identifikasi masalah   • Identifikasi    masalah
              • Mendefinisikan           tertentu
                kebutuhan              • Definisi
              • Menetapkan tujuan        tujuan/perubahan misi
                                       • Perjelas jangkauan dan
                                         kebutuhan pelanggan
   Measure    • Pertegas               • Ukur kinerja kebutuhan
                masalah/proses         • Kumpulkan           data
              • Membenarkan              secukupnya
                                                                    11




                pengetahuan tujuan
              • Ukur langkah-langkah
                                                                    Page
inti atau masukan
Analyze     • Kembangkan hipotesis • Identifikasi       praktek
            • Identifikasi akar      terbaik
              penyebab utama       • Nilai desain proses
            • Validasi hipotesis    − Pertambahan nilai atau
                                      tidak
                                    − Bottleneck/disconnect
                                    − Alternatif lainnya
                                   • Perjelas kebutuhan
Improve     • Kembangkan ide       • Desain proses baru
              untuk menghilangkan   − Asumsi-asumsi yang
              akar penyebab           mendukung
              permasalahan          − Kreativitas
            • Uji solusi            − Kebijakan proses kerja
            • Tetapkan solusi atau • Jalankan           proses,
              hasil pengukuran       struktur dan sistem baru
Control     • Buat standar         • Buat pengukuran dan
              pengukuran untuk       kaji ulang untuk
              memelihara kinerja     memelihara kinerja
              kerja                • Bereskan permasalahan
            • Bereskan               sesuai dengan tujuan
              permasalahan sesuai    yang diinginkan
              dengan tujuan yang
              diinginkan

Ada tiga kualifikasi dasar yang harus dipenuhi bila akan
menggunakan metode DMAIC, yaitu:
a. Ada celah antara kinerja sekarang dengan yang diharapkan.
   Pertamatama perlu ditentukan permasalahan apa yang harus
   dipecahkan, atau kesempatan apa yang akan diraih. Pada
   kasus desain proses, ada aktivitas baru yang diluncurkan di
   mana tidak ada proses yang muncul.
b. Penyebab masalah tidak dipahami secara benar. Pihak
   manajemen mungkin hanya mengerti permasalahan secara
   teoritis, tetapi tidak mengetahui akar penyebab masalah.
c. Solusi belum ditetapkan. Bila pihak manajemen telah
                                                                  12




   merencanakan perubahan jangka pendek, masih ada waktu
   untuk menerapkan Six Sigma. Penerapan Six Sigma secara
                                                                  Page




   cepat dapat menghemat waktu untuk analisis yang lebih
akurat. Bila suatu usaha secara signifikan telah dijalankan
    untuk menjembatani celah tersebut, penerapan Six Sigma
    tidak akan berguna.


DMAIC vs DMADV

•   Persamaan antara DMAIC dengan DMADV
    Kedua metode ini mempunyai kesamaan, antara lain:

    a. Kedua metode Six Sigma ini digunakan untuk mengontrol
       tingkat kesalahan di bawah 3,4 per juta peluang (per
       million opportunities).
    b. Merupakan solusi melalui pendekatan intensif terhadap
       data. Intuisi tidak mempunyai tempat di Six Sigma,hanya
       mempertimbangkan fakta.
    c. Merupakan metode untuk membantu bisnis memenuhi
       angka bottom-line finansialnya.
    d. Diimplementasi dengan bantuan pemilik proses.

•   Perbedaan antara DMAIC dengan DMADV
    DMAIC merupakan singkatan dari :

    Define/mendefinisikan      : mendefinisikan tujuan dari proyek
    dan keinginan pelanggan.

    Measure/mengukur : mengukur proses untuk menentukan
    tingkat performansinya sekarang.

    Analyze/menganalisa        : menganalisa dan menentukan
    akar dari permasalahan.

    Improve/mengembangkan : mengembangkan proses dengan
    menghilangkan kesalahan.

    Control/pengawasan        :    mengadakan        pengawasan
    terhadap performansi proses di masa depan.

    DMAIC digunakan ketika suatu produk atau proses telah ada
    pada perusahaan tersebut, tetapi tida memnuhi standar
                                                                     13




    kualitas dan keingin dari pelanggan.
                                                                     Page
DMADV merupakan singkatan dari :

         Define/mendefinisikan      : mendefinisikan tujuan dari proyek
         dan keinginan pelanggan.

         Measure/mengukur : mengukur dan menentukan spesifikasi
         berdasarkan keinginan pelanggan

         Analyze/menganalisis     : menganalisa pilihan proses yang
         ada untuk emenuhi keinginan pelanggan.

         Design/mendesain : mendesain proses setelah detail untuk
         memenuhi keinginan pelanggan.

         Verify/verifikasi
                         : menverifikasi performansi dari desain
         dan kemampuannya untuk memenuhi keinginan pelanggan.

         Metode DMADV ini digunakan ketika suatu proses atau produk
         belum ada di perusahaan tersebut dan perlu dikembangkan.
         Ataupun suatu proses atau produk telah ada dan telah
         dioptimasi dengan menggunakan metode DMAIC atau lainnya,
         tetapi tetap belum memenuhi keinginan pelanggan dan level
         Six Sigma.

F. Six Sigma vs TQM
   TQM (Total Quality Management) adalah suatu pendekatan terhadap
   mutu atau kualitas, yaitu produsen berjuang menciptakan suatu
   lingkungan yang memungkinkan pekerja menghasilkan produk yang
   sempurna (zero defects).

   Kelemahan TQM dibandingkan dengan Six Sigma, adalah:

   1. Kualitas sering merupakan aktivitas sampingan, terpisah dari isu
      kunci dari strategi usaha dan kinerja.
   2. Pada banyak organisasi, kualitas dirasakan bersifat temporer dan
      apabila pemimpin yang memprakarsainya meninggalkan
      perusahaan, kualitas kemudian diabaikan.
   3. Kebingungan terhadap TQM berasal dari kata kuaitas itu
      sendiri.kata kualitas mempunyai banyak arti, tergantung dari
      bagaimana kita memandangnya. Kualitas merupakan suatu
                                                                          14




      departemen yang ada dengan tanggung jawab khusus untuk
                                                                          Page




      pengendalian kualitas, di mana disiplin tersebut cenderung lebih
berfokus kepada proses stabilisasi daripada memperbaiki proses.
   Ide keseluruhan dari filosofi kualitas juga membuat konsep
   secara keseluruhan tampak misterius bagi kebanyakan orang.
   Pendekatan-pendekatan      baru    seperti  ISO   9000     atau
   reengineering tidak terintegrasi ke dalam usaha kualitas yang
   ada.
4. Banyak perusahaan yang membuat kualitas lebih kabur atau tida
   jelas dengan menetapkan tujuan yang tampak positif tanpa
   memilki cara untuk memonitor kemajuan pencapaian tujuan
   tersebut.
5. TQM merupakan aktivitas yang bersifat hanya di dalam
   departemen-departemen di banyak perusahaan. Masing-masing
   departemen mempunyai kebijakannya secara sendiri-sendiri,
   sehingga tidak mencakup keseluruhan organisasi.
6. TQM mengajarkan incremental atau perkembangan yang sedikit
   (small improvement), bukan perkembangan secara radikal
   (radical improvement) sehingga banyak pemimpin korporat tidak
   sabar setelah munculnya konsep reengineering. Reengineering
   adalah desain atau desain ulang bisnis yang mirip dengan
   process redesign, meskipun prakteknya mencakup skala yang
   lebih besar.

Keunggulan konsep Six Sigma dibandingkan dengan TQM adalah:

1. Organisasi Six Sigma menjadikan pengelolaan proses, perbaikan,
   dan pengukuran ke dalam tindakan sebagai bagian dari tanggung
   jawab sehari-hari, terutama bagi manajer operasi. Dengan
   menggunakan sistem insentif, akan membantu memperkuat
   keyakinan bahwa Six Sigma merupakan bagian dari pekerjaan.
2. Sasaran yang ditentukan untuk dicapai dengan konsep Six Sigma
   lebih jelas. Sasaran dalam Six Sigma dinyatakan dalam hasil
   99,997% sempurna, dengan tingkat kesalahan 3,4 per juta
   peluang.
3. Six Sigma merupakan suatu cara untuk menciptakan dan
   menjalankan suatu organisasi yang leih berhasil. Six Sigma
   membutuhkan diversitas ketrampilan yang lebih besar, tidak
   hanya keahlian teknis.
                                                                     15




4. Six Sigma mengakui baik perbaikan kecil ataupun perubahan
   besar, kedua-duanya merupakan bagian yang penting dari
                                                                     Page




   kelangsungan hidup dan keberhasilan bisnis.
5. Six Sigma tidak hanya berfungsi dalam proses jasa, tetapi juga
     menawarkan banyak peluang dalam manufakturing.
  6. Perusahaan Six Sigma menetapkan standar persyaratan untuk
     pembelajaran, dengan dukungan investasi pada waktu dan uang
     untuk membantu karyawan memenuhi standar tersebut.
  7. Six Sigma mencairkan rintangan organisasional. Disiplin dari
     pengelolaan proses adalah sangat penting dalam sistem Six
     Sigma sebagai cara untuk mengukur dan memperbaiki proses.
  8. Six Sigma merupakan suatu sistem yang menyeluruh dan
     fleksibel untuk mencapai, mempertahankan, dan memaksimalkan
     keberhasilan perusahaan. Six Sigma secara unik digerakkan oleh
     pemahaman yang dekat dengan kebutuhan pelanggan,
     penggunaan yang disiplin atas fakta, data, analisis statistikal, dan
     perhatian yang tekun dalam mengelola dan memperbaiki proses
     usaha.

G. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT DALAM ORGANISASI SIX
  SIGMA
  Berikut ini adalah pihak-pihak yang terlibat dalam sistem six sigma
  dalam organisasi dan peranannya masing-masing:
  1. Kelompok Leadership atau Council
     Mempunyai fungsi yang hampir sama dengan tim manajemen
     puncak. Tanggung jawab manajemen puncak ini adalah:
     a. Menentukan peran dan infrastruktur Six Sigma
     b. Memilih proyek yang spesifik dan alokasi sumber daya.
     c. Secara berkala meninjau ulang perkembangan proyek dan
         menyumbangkan ide atau bantuan.
     d. Menganggap diri sendiri sebagai sponsor.
     e. Membantu menghitung pengaruh usaha Six Sigma pada
         perusahaan.
     f. Menilai perkembangan dan identifikasi kekuatan dan
         kelemahan usaha selama ini.
     g. Menerapkan ilmu yang diperoleh pada manajemen mereka.
  2. Sponsor atau Champion
     Merupakan manajer senior yang mengawasi jalannya perbaikan
     proyek. Tim memerlukan kebebasan memutuskan masalah tetapi
                                                                            16




     juga memerlukan pedoman dari pemimpin usaha dalam mencapai
                                                                            Page




     tujuan usaha. Tanggung jawab sponsor adalah:
a. Menetapkan tujuan perbaikan proyek, dan menjamin mereka
      menjalankannya sesuai dengan prioritas usaha.
   b. Memimpin dan menyetujui perubahan arah atau jangkauan
      proyek bila perlu.
   c. Menemukan sumber daya untuk proyek.
   d. Mewakili tim kelompok kepemimpinan dan bertindak sebagai
      penasehat.
   e. Membantu menjernihkan permasalahan dan menyesuaikannya
      dengan tim lain atau di luar tim.
   f. Bekerja sama dengan pemilik proses untuk menjamin
      kelancaran proyek perbaikan.
   g. Menerapkan ilmu yang mereka kuasai mengenai perbaikan
      proses pada tugas-tugas manajemen mereka sendiri.
3. Pemimpin Pelaksanaan (Implementation Leader)
   mempunyai tanggung jawab sebagai berikut:
   a. Mendukung kelompok kepemimpinan dalam hal yang meliputi
      keiatan mereka, seperti komunikasi, pemilihan proyek, dan
      tinjau ulang proyek.
   b. Mempersiapkan dan menjalankan rencana pelatihan termasuk
      pemilihan kurikulum, penjadwalan, dan logistik.
   c. Membantu sponsor memenuhi peran mereka sebagai
      pendukung, penasehat, dan pembangkit semagat tim.
   d. Mencatat keseluruhan perkembangan dan mengfokuskan
      perhatian pada permasalahan yang memerlukan perhatian
      lebih.
   e. Membuat rencana pemasaran.

4. Pelatih Six Sigma (Coach)
   Coach merupakan ahli secara teknis dan bertindak sebagai
   konsultan. Tanggung jawabnya meliputi:
   a. Menyediakan hubungan antara sponsor dengan kelompok
      kepemimpinan.
   b. Menetapkan jadwal proyek perusahaan.
   c. Menghadapi perselisihan atau kurangnya kerjasama antar tim
      di dalam organisasi yang bersangkutan.
   d. Memperkirakan potensial, dan validasi hasil aktual dari
      penghilangan kesalahan, penghematan, dan lain-lain.
                                                                   17




   e. Menyelesaikan konflik yang terjadi antar anggota tim.
                                                                   Page
5. Pemimpin Tim (Team Leader) atau Pemimpin Proyek (Project
   Leader)
   Pemimpin tim memegang tanggung jawab utama pekerjaan dan
   hasil proyek Six Sigma, yang biasanya berfokus pada perbaikan
   proses atau desain/desain ulang, tetapi juga menangi sistem
   yang berkenaan dengan feedback dari konsumen, serta
   pengukuran atau manajemen proses. Tanggung jawabnya
   adalah:
   a. Meninjau ulang atau mengklarifikasi rencana proyek dengan
      sponsor.
   b. Mengembangkan dan meng-update project charter dan
      rencana implementasinya.
   c. Memilih anggota-anggota tim proyek.
   d. Memperkenalkan dan mencari sumber daya dan informasi.
   e. Memberi pengertian dan membantu anggota lainnya untuk
      menggunakan alat-alat Six Sigma yang tepat.
   f. Membuat jadwaL proyek dan terus menuju ke solusi dan hasil
      akhir.
   g. Mendukung transfer solusi atau proses baru untuk
      meneruskan proses operasional selagi bekerja sama dengan
      manajer yang lain dan pemilik proses.
   h. Mencatat hasil akhir proyek.
6. Anggota Tim (Team Member)
   Anggota tim dianalogikan sebagai kendaraan untuk mencapai
   usaha perbaikan yang ditargetkan.
7. Process Owner (Pemilik Proses)
   Merupakan pihak yang bertanggung jawab untuk mengatur
   sekumpulan langkah end-to-end, baik untuk pelanggan internal
   maupun eksternal. Mereka menerima pedoman dari tim
   perbaikan atau menjadi pemilik baru dari proses yang telah
   selesai didesain.
8. Black Belts, Master Black Belts dan Struktur Peranannya
   Definisi Black belt tergantung pada empat faktor utama berikut
   ini, yaitu:
   a. Jenis proyek atau proses yang ditangani
                                                                    18




   b. Struktur Black Belt di dalam organisasi
                                                                    Page
c. Tujuan dari inisiatif Six Sigma
      d. Konsultan atau penasehat yang dipilih


H. ALAT-ALAT TERAPAN (ADVANCED TOOLS) SIX SIGMA
   Salah satu kunci keberhasilan Six Sigma adalah kerja tim dan juga
   alat-alat yang digunakan dapat memberi kekuatan pada proses
   usaha perbaikan dan usaha pembelajaran. Alat-alat atau metode-
   metode tersebut akan diuraikan pada bagian ini.
   1. Statistical Process Control (SPC) dan Bagan Kendali
      SPC berguna untuk mengidentifikasi permasalahan atau kejadian
      yang tidak lazim, sehingga bisa diambil tindakan yang sesuai
      untuk mengendalikan kinerja proses sekarang ini, serta
      meramalkan kinerja yang akan datang dan menyarankan tindakan
      perbaikan yang diperlukan.
      Alat-alat yang efektif adalah bagan kendali. Melalui bagan kendali
      ini akan terlihat trend, pola, dan aktivitas yang sedang
      berlangsung serta memberikan peringatan akan adanya masalah
      yang timbul.
      Pengendalian berarti menjaga agar proses tetap berada dalam
      batas variasi yang diramalkan agar kinerja proses tetap stabil dan
      konsisten. Dengan memberikan tanda pada bagan kendali, akan
      terlihat proses yang di dalam batas kendali atau yang di luar batas
      kendali. Untuk itu diperlukan data yang cukup untuk menghitung
      batas kendali yang terdiri dari UCL (upper Control Limit), LCL
      (Lower Control Limit), dan garis rata-rata.

     Tiga kegunaan bagan kendali dalam sistem Six Sigma, adalah:

      a. Pada aktivitas pengukuran, akan membantu tim mengenali
         jenis dan frekuensi timbulnya masalah atau kondisi yang tidak
         terkendali. Dan kemudian akan disarankan tindakan koreksi
         atau investigasi untuk mengetahui cara yang paling efektif
         untuk menyelesaikan masalah tersebut.
      b. Memandu atau melaksanakan solusi proses atau perubahan
         pada fase perbaikan atau kendali, bagan kendali akan
         membantu perolehan hasil dengan menunjukkan bagaimana
                                                                            19




         variasi dan kinerja terpengaruh dan menyarankan bagian lain
         yang perlu diperiksa atau dikerjakan.
                                                                            Page
c. Bagan kendali bertindak sebagai sistem alarm yang siap siaga
      menjaga ativtas yang tidak lazim pada proses.
2. Pengujian Tingkat Signifikan Statistik (Chi – Square, t –
   test, ANOVA)
   Merupakan teknik yang digunakan para ahli statistik untuk
   mencari pola atau menguji kecurigaan mereka pada data yang
   ada. Pada Six Sigma, alat-alat ini dapat digunakan untuk:

   a. Mengkonfirmasi permasalahan yang terjadi atau adanya
      perubahan yang berarti pada kinerja proses.
   b. Memeriksa validitas data.
   c. Menentukan jenis pola data atau distribusi dalam sekelompok
      data kontinu.
   d. Mengembangkan akar penyebab hipotesis berdasarkan pola
      dan perbedaan yang ada.
   e. Validasi atau tidak menyetujui akar penyebab hipotesis.

3. Analisis Korelasi dan Regresi
   Analisis korelasi dan regresi menganalisa hubungan antara dua
   faktor atau lebih. Bila dua faktor saling berhubungan, berarti
   perubahan pada satu faktor akan berakibat pada faktor lain.
4. Desain Eksperimen (DOE)
   DOE adalah metode yang digunakan untuk menguji dan
   mengoptimalkan kinerja proses, produk, jasa atau solusi.
   Menggunakan pengujian statistik, korelasi, dan regresi untuk
   membantu mempelajari perilaku produk atau proses pada kondisi
   yang berbeda. Dengan DOE dapat direncanakan dan
   mengendalikan variabel melalui pengadaan eksperimen. Manfaat
   dari penggunaan DOE, adalah sebagai berikut:

   a. Menilai sistem Voice of Customer (suara konsumen untuk
      mencari kombinasi terbaik antara feedback produksi tanpa
      membuat pelanggan merasa jengkel.
   b. Menilai faktor untuk memisahkan akar penyebab masalah
      atau cacat yang penting.
   c. Menguji kemungkinan kombinasi solusi yang mengoptimalkan
                                                                     20




      kinerja strategi.
   d. Menilai desain produk atau jasa untuk mengenali masalah
                                                                     Page




      yang ada dan mengurangi kesalahan pada hari itu juga.
5. Failure Modes and Effects Analysis (FMEA)
   FMEA merupakan seperangkat pedoman, proses, dan format
   untuk mengidentifikasi dan memprioritas masalah penting atau
   kegagalan. Langkah-langkahnya berupa:
   a. Identifikasi proses atau produk.
   b. Daftarkan masalah-masalah yang mungkin timbul.
   c. Beri skala pada masalah berdasarkan kerumitan, kemungkinan
      terjadi, atau kemampuannya untuk terdeteksinya, dengan
      menggunakan skala dari 1 – 10.
   d. Menghitung RPN (Risk Priority Number) dan tindakan yang
      diutamakan.
   e. mengambil tindakan untuk mengurangi resiko.
6. Mistake – Proofing (Poka – Yoke)
   FMEA membantu meramalkan dan mencegah permasalahan,
   sedangkan Mistake – Proofing mendeteksi dan mengoreksi
   kesalahan sebelum cacat sampai ke pelanggan. Yang diutamakan
   di sini adalah ancaman konstan pada proses yang disebabkan
   oleh kesalahan manusia (human error). Metode ini digunakan
   untuk:
   a. Perbaikan dan desain proses pada proyek DMAIC.
   b. Mengumpulkan data dari proses yang mendekati kinerja six
      sigma.
   c. Menghilangkan jenis proses dan kesalahan dari 4,5 menjadi 6
      sigma.
7. Quality Function Deployment
   QFD merupakan metode untuk menerjemahkan dan membuat
   prioritas masukan pelanggan ke dalam bentuk desain dan
   spesifikasi produk dan proses. Umumnya digunakan untuk:

   a. Memilih dan memprioritaskan proyek yang perlu diperbaiki
      yang didasarkan kepada kebutuhan pelanggan dan kinerja
      sekarang.
   b. Menilai kinerja proses atau produk vs pesaing.
   c. Terjemahkan kebutuhan pelanggan ke dalam bentuk
      pengukuran kinerja.
                                                                    21




   d. Mendesain, menguji, dan mendefinisikan proses dan produk
      baru.
                                                                    Page
I. Ukuran–ukuran Six Sigma

     Ukuran-ukuran dalam six sigma berkaitan dengan defect (cacat).
     Ukuran akhir yang ingin diketahui adalah level sigma atau sigma
     quality level. Berikut ini adalah ukuran-ukuran Six Sigma
     menurut Welch J.F. yang pada akhirnya diketahui level sigma:

     •    Unit (U)
     Jumlah part, sub-assy atau sistem yang diukur atau diperiksa.
     Sebuah item yang sedang diproses, atau produk atau jasa
     akhir yang sedang dikirim kepada pelanggan-sebuah mobil,
     pinjaman    hipotek,    hotel   stay,  bank statement, dan
     sebagainya.

     •    Defect (cacat)
     Segala sesuatu yang membuat customer tidak puas. Kegagalan
     untuk memenuhi persyaratan pelanggan/ kinerja standar – bak
     mesin bocor, penundaan dalam closing pinjaman hipotek,
     hapusnya reservasi, statement error dan sebagainya.
     • Defective (D)
     Semua unit yang berisi sebuah defect. Dengan demikian,
     sebuah    mobil dengan sembarang defect, secara teknik sama
     defect dengan sebuah mobil dengan 15 defect.
     •    Opportunity (OP)
     Karakteristik yang diperiksa atau diukur, dalam hal ini yang
     digunakan adalah Critical to quality (CTQ). Karena sebagian
     besar    produk   atau   jasa   memiliki cacat.   Jumlah    peluang
     cacat pada sebuah mobil, misalnya, mungkin labih dari 100.
     Ada tiga langkah utama dalam menentukan jumlahopportunity
     yaitu:
     - Membuat daftar pendahuluan dari jenis cacat.
     - Menentukan      yang    mana      actual   defect,   kritis   bagi
                                                                            22




         konsumen dan spesifik.
                                                                            Page




     - Periksalah jumlah peluang yang diusulkan terhadap standar.
•   Defect Per Unit (DPU)
Ukuran ini merefleksikan jumlah rata-rata dari defect, semua
jenis, terhadap jumlah total unit dari unit yang dijadikan sampel.




• Defect Per Opportunity (DPO)
Menunjukan proporsi defect atas           jumlah    total   peluang
dalam sebuah kelompok.




•   Defect Per Million Opportunity (DPMO)
Kebanyakan ukuran-ukuran peluang defect diterjemahkan ke
dalam format DPMO, yang mengindikasikan berapa banyak
defect   akan    muncul     jika   ada satu juta peluang dalam
lingkungan pemanufakturan secara khusus, DPMO,
seringkali disebut “PPM”, singkatan dari “parts per million”

           DPMO = DPO x 1.000.000

• Ukuran Sigma
                                                                      23
                                                                      Page
J. IMPLEMENTASI           SIX      SIGMA       PADA    PERUSAHAAN-
  PERUSAHAAN YANG TELAH BERHASIL
  1. General Electric
     Kualitas Six sigma berarti menjalankan metodologi yang disiplin
     untuk menghilangkan cacat dari produk dan proses kerja yang
     dihasilkan. Langkah yang diterapkan di GE ini merupakan bagian
     tak terpisahkan dari cara kerja GE. Six Sigma memberi
     kesempatan bagi GE untuk senantiasa menyempurnakan respon
     pada kebutuhan pelanggan, dan memberikan produk yang baru
     dan lebih baik, serta nilai tambah dari servis yang juga lebih
     sempurna.
     “Six Sigma mengubah GE selamanya dan segala hal mulai dari
     pengikut setia Six Sigma yakni Black Belt, teknisi, auditor,
     ilmuwan     sampai    pemimpin   senior    yang   akan   membawa
     perusahaan ke milenium baru yang mempercayai Six Sigma
     sebagai pendekatan perusahaan untuk beroperasi.” (GE Chairman
     John. F. Welch) Perbaikan mulai dari jasa pelayanan sampai
     manufaktur di GE terdiri atas:
     a. Tim Six Sigma di bagian GE Lighting
       Memperbaiki sistem penagihan pada salah satu pelanggan
       terbesarnya, yaitu Wal Mart. Hasilnya mengurangi kesalahan
       pembuatan faktur hingga 98%, mempercepat pembayaran,
       dan     berusaha    untuk   meningkatkan    produktivitas   kedua
       perusahaan.
    b. GE Capital’s
       Mengurus masalah proses pengkaian kontrak, mempercepat
       penyelesaian perjanjian, dan lebih bertanggung jawab dalam
       melayani pelanggandan berhasil menghemat biaya.
                                                                           24




    c. GE’s Power Systems
                                                                           Page
Mengurus masalah yang berhubungan dengan pemahaman
     akan      kebutuhan         pelanggan    yang     sebenarnya,    dan
     memperbaiki dokumentasi dengan peralatan yang jauh lebih
     canggih.
  d. GEMS – The Medical Systems Business
     Mendesain tekni untuk membuat teknologi pengobatan yang
     lebih    baik.   Sehingga      rumah    sakit   dapat   meningkatkan
     penggunaan peralatan mereka dengan biaya yang lebih
     rendah.
  e. GE Capital Mortgage
     Analisis proses salah satu cabang teratas dan membandingkan
     dengan 42 cabang lainnya. Serta menambah orang untuk
     melayani keluhan pelanggan. Di samping keyakinan dan
     tanggung jawab yang besar pada pelanggan, proses perbaikan
     ini bisa menghasilkan keuntungan yang besar bagi usaha baru.
     GE      telah    berhasil    mendapatkan        keuntungan   sebesar
     $10.000.000.000 pada lima tahun pertama sejak perusahaan
     itu mengimplementasikan Six Sigma.

2. Motorola
  Dewasa ini, pemimpin bidang elektronik yang berhasil dan diakui
  adalah Motorola yang terkait dengan penerapan Six Sigma.
  Motorola merupakan perusahaan yang menemukan konsep yang
  telah diterapkan pada keselurahan sistem manajemen ini. Bagi
  Motorola, Six Sigma digunakan untuk menjawab pertanyaan
  bagaimana agar bertahan dalam bidang usaha.
  Sekitar tahun 1980 dan awal 1990, Motorola merupakan salah
  satu perusahaan Amerika Serikat dan Eropa yang bersaing ketat
  dengan      perusahaan     Jepang.     Pemimpin       puncak    Motorola
                                                                             25




  menyadari bahwa kualitas produk mereka jelek. Mereka tidak
                                                                             Page
memiliki program kualitas. Tetapi tahun 1987, ada pendekatan
baru yang muncul dari bagian komunikasi Motorola yang pada
saat itu dipegang oleh George Fisher, Executive mapan dari
Kodak. Konsep inovatif ini dinamakan “Six Sigma”.
Banyak hal yang dilibatkan Six Sigma di Motorola, tapi dua hal
utama   adalah    cara   yang   konsisten   untuk     keluar   dan
membandingkan     kinerja   kebutuhan   pelanggan     (pengukuran
sigma) dan target kualitas sempurna (tujuan sigma).
Baru dua tahun menjalankan Six Sigma, Motorola mendapat
penghargaan Malcolm Balridge National Quality Award. Tenaga
kerja meningkat dari 71.000 karyawan menjadi 130.000 karyawan
pada saat sekarang.
Prestasi-prestasi yang dicapai selama tahun 1987 – 1997 adalah:
• Keuntungan hampir meningkat 20% per tahun.
• Penghematan kumulatif sebesar $14 milyar
• Harga stok Motorola berlipat ganda dengan tingkat tahunan
   21,3%.
Alan Larson, salah satu konsultan internal Motorola yang
belakangan membantu menyebarluaskan konsep GE dan Allied
Signal, mengatakan bahwa proyek melibatkan sejumlah besar
proses administrasi dan transaksi. Misalnya pada pelayanan
pelanggan dan pengantaran produk, perbaikan dalam pengukuran
dan pemfokusan pada pemahaman yang lebih baik pada
kebutuhan pelanggan dengan menggunakan struktur proses
manajemen yang baru, memungkinkan langkah besar perbaikan
jasa dan pengiriman tepat waktu.
                                                                     26
                                                                     Page
IMPLEMENTASI SIX SIGMA DALAM PENINGKATAN KUALITAS
     PROSES PENGECATAN PADA JUPITER MX DI PT. YAMAHA INDONESIA
                      MOTOR MANUFACTURING


Berdasarkan data pada bulan Juli 2008, diketahui bahwa produk yang mengalami
ketidaksesuaian paling sering terjadi pada proses pengecatan pada motor Jupiter MX
yaitu sebesar 397 unit dari total produksi sebesar 20.652 unit.

Oleh karenanya perlu adanya analisis mengenai pengendalian kualitas dengan
mengimplementasikan metode yang terdapat pada six sigma, diharapkan mengurangi
ketidaksesuaian dari proses pengecatan pada Jupiter MX agar masalah tersebut tidak
terulang kembali.

   1. Identifikasi Jenis Pemborosan Dalam Proses Pengecatan
a.  Kuantitas ialah kelebihan produksi. Untuk mengatasinya ditangani dari bagian
    pengendali produksi (production control) dengan menyeimbangkan antara jumlah
    persediaan dengan jumlah permintaan pada bagian perakitan (body assy), apabila
    jumlah permintaan melebihi dari jumlah yang ditentukan maka terjadi kelebihan
    produksi. Jumlah kelebihan produksi pada hari pertama akan di alokasikan ke hari
    berikutnya begitu selanjutnya sehingga jumlah permintaan dapat terpenuhi.
b. Orang (people), yang diidentifikasi ialah proses yang berlebihan (over processing).
    Beberapa pemborosan karena aktivitas yang berlebihan dalam proses pengecatan ini
    ialah pada proses pelapisan akhir (clear). Kondisi awalnya pengecatan produk
    dengan tiga proses yaitu pengecatan dasar, pengecatan akhir, dan lapisan akhir
    (clear). Namun aktivitas kini dipersingkat dengan menggabungkan proses lapisan
    akhir (clear) dengan proses pengecatan akhir, sehingga pengecatan produk menjadi
    dua proses yaitu hanya pengecatan dasar dan pengecatan akhir untuk meminalisi
    pemborosan proses.
c. Kualitas (quality). Pemborosan yang terjadi ialah jenis pemborosan kerusakan
    (defect). Dalam hal ini kerusakan berupa ketidaksesuaian yang terjadi dalam proses
    pengecatan motor Yamaha Jupiter MX. Jumlah ketidaksesuaian selama bulan Januari
    2009 terhitung produk yang sesuai sebesar 76.570 unit dan produk yang mengalami
    ketidaksesuaian sebesar 23.920 unit dari keseluruhan total produksi 100.490 unit
    pada proses pengecatan motor Yamaha Jupiter MX pada bulan tersebut.

    2. Tahap Mendefinisikan Masalah
Diagram SIPOC
Langkah awal yang dilakukan untuk dapat memahami kegiatan umum dari proses
produksi yang terjadi, maka disusunlah suatu diagram SIPOC (Supplier-Input-Process-
Output-Customer) sebagai suatu diagram yang menggambarkan keterkaitan antar fungsi
di dalam proses produksi secara umum dalam mengetahui pemborosan dari pemasok
hingga pelanggan untuk melakukan pengembangan dan perbaikan.
Diagram Pareto
Melalui diagram Pareto dapat dilihat jenis cacat apa yang paling berpengaruh dan dapat
diputuskan untuk konsentrasi lebih khusus untuk jenis ketidaksesuaiannya itu.
Dari 11 jenis ketidaksesuaian, jenis ketidaksesuaian kotor adalah yang paling banyak
terjadi yaitu 77,3% dari total ketidaksesuaian dalam proses pengecatan motor Jupiter MX
ini.

   3. Tahap Pengukuran

Uji Normalitas

Data yang akan dijadikan uji normalitas adalah data banyaknya kecacatan produk per
hari selama bulan Januari 2009 ditunjukkan oleh gambar berikut :
Dari hasil uji normalitas dapat dilihat bahwa titik data berada pada sekitar garis lurus.
Berdasarkan pola ini maka dapat dikatakan bahwa data kecacatan telah berdistribusi
normal sehingga dapat disimpulkan bahwa mesin beroperasi dalam keadaan normal.
Apabila mesin tidak normal maka data tersebut tidak dapat digunakan.
Berdasarkan hasil perhitungan didapat nilai sigma sebesar 3,52 dengan nilai banyaknya
cacat per sejuta kesempatan sebesar 21.639,42.
Oleh karena itu dilakukan perhitungan kapabilitas proses (Cp) untuk mengetahui
kemampuan proses dalam menghasilkan produk yang baik.
Cp = 1-p =1- 0,23588 = 0,764124

Kapabilitas proses sebesar 0,764124 menunjukan Cp kurang dari 1, maka kapabilitas
proses dikatakan masih rendah sehingga diperlukan upaya peningkatan kualitas.

   4. Tahap Analisis
      Diagram sebab akibat




           Diagram Sebab Akibat Untuk Ketidaksesuaian Kotor Dalam Proses Pengecatan
                                      Motor Jupiter MX
Tahap Perbaikan


Pengembangan Rencana Tindakan Perbaikan Dengan 5W- 1H.
                      Tabel Konsep Perbaikan Untuk Jenis Ketidaksesuaian Kotor
       Apa           Alasan       Lokasi Penanggungjawab            Kapan              Bagaimana
    Penyebab        Perbaikan                                                           Perbaikan
    Kecacatan                                                                           Dilakukan
  Operator lelah   Agar operator   Pada      Kepala bagian       Secepatnya      Berikan pengawasan
  dan tidak        mampu serius    setiap    proses (foreman)                    terhadap operator
  serius dalam     dalam proses    proses                                        agar dapat bekerja
  pembersihan                                                                    lebih serius.
  mesin yang                                                                     Menggantikan
  digunakan.                                                                     operator yang lelah
                                                                                 dengan operator
                                                                                 cadangan tiap
                                                                                 masing-masing
                                                                                 proses.
  Anti statis      Agar daya       Proses    Kepala bagian       Pada saat       Pemahaman tentang
  kurang           magnet          pember    proses (foreman)    pemisahan       kendali anti statis dan
  sempurna.        berkurang       sihan                         produk          pastikan selalu anti
                   sehingga        debu                          dengan          statis dalam keadaan
                   kotoran tidak                                 debu atau       menyala pada saat
                   menempel                                      kotoran         pembersihan debu.
                   pada produk
  Mesin (pipa      Agar            Proses    Kepala bagian       Pada saat       Perawatan pipa
  semprot,         mendapatkan     pencuci   proses (foreman)    akan            semprot dan pistol
  pistol           penyemprotan    an dan                        memulai         penyemprot cat
  penyemprot       yang            pengec                        proses          berkala dengan
  cat) kurang      sempurna.       atan                          pencucian       jadwal terstruktur
  dirawat dan                      dasar/a                       dan             dengan nama
  dibersihkan.                     khir                          pengecatan      operator
                                                                 dasar/akhir     pembersihnya. Agar
                                                                                 masing-masing punya
                                                                                 tanggung jawab.



   5. Tahap Pengendalian
Konsep pengendalian yang diberikan pada dasarnya berupa petunjuk kerja pada saat
proses. Usulan lembar pengamatan jenis ketidaksesuaian kotor untuk proses
pemasangan hingga proses pelepasan pada pengecatan motor Jupiter MX dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :
Tabel Usulan Lembar Pengamatan Jenis Ketidaksesuaian Kotor Untuk Proses Pencucian

                               PENGAMATAN PROSES
Proses : Pencucian (Threatment)               Tanggal :
Operator :                                    Shift :                      Jam :
Jenis ketidaksesuaian yang diwaspadai : KOTOR
                                                                       Kondisi
Hal yang harus diperhatikan!
                                                             Baik                  Buruk
1. Kondisi Motor Pencucian
2. Kondisi Bak (Tank)
3. Suhu
4. Tekanan
5. Kondisi Nozzle
6. Kondisi Penyaring (Filter)
7. Pengantaran (Conductivity)
8. Apakah sudah terdapat jenis ketidaksesuaian             Ya         Tidak          Jumlah
kotor pada proses sebelumnya.
                     Masalah yang terjadi pada proses sebelumnya




CATATAN:
- Jangan lanjutkan proses apabila semua kondisi diatas masih belum baik!.
- Jangan malu bertanya apabila tidak mengerti!.
- Jangan lakukan proses bila tidak tahu, tanyakan dengan atasan langsung anda!.
       Dibuat                     Diperiksa                          Diketahui




Panji Wartaning Tyas             FOREMAN                     GENERAL FOREMAN
Kesimpulan
        Ketidaksesuaian yang terjadi pada proses pengecatan motor Jupiter MX dari
perhitungan peta kendali c dapat dilihat masih banyak titik data yang keluar dari peta
kendali, berdasarkan hal ini maka dapat dikatakan bahwa proses produksi kurang
stabil yang berarti pula bahwa pengendaliankualitas perusahaan kurang baik.

       Penyebab potensial untuk ketidaksesuaian jenis kotor yaitu pada waktu proses
pencucian produk tidak bersih, mesin (alat penyemprot cat dan pipa semprotan) kotor,
dan produk masih mengandung banyak magnet yang menarik kotoran yang menyebabkan
ketidaksesuaian kotor yang merupakan ketidaksesuaian paling banyak.

Nilai sigma yang didapat dari hasil perhitungan sebesar 3,52 dengan nilai banyaknya
cacat per sejuta kesempatan sebesar 21639,42. Kapabilitas proses sebesar 0,764124
menunjukan Cp kurang dari 1, maka kapabilitas proses dikatakan masih rendah
sehingga diperlukan upaya peningkatan kualitas.

Perbaikan yang perlu dilakukan yaitu faktor operator dengan memberikan
pengawasan terhadap operator agar dapat bekerja lebih serius dan menggantikan
operator yang lelah dengan operator cadangan tiap masing-masing proses. Perbaikan
dari faktor mesin adalah dengan menjaga kebersihan mesin dengan perawatan mesin
seperti alat penyemprot cat dan pipa semprotan berkala dengan jadwal terstruktur
dengan nama operator pembersihnya agar masing-masing operator punya tanggung
jawab serta pemahaman dalam penggunaan anti statis dan selalu pastikan anti statis
dalam keadaan menyala pada saat pembersihan debu agar produk tidak kotor dan
menimbulkan ketidaksesuaian jenis tersebut.

Sedangkan pengendaliannya menerapkan usulan penggunaan tabel pengamatan proses
yang sangat berguna untuk mengevaluasi banyaknya ketidaksesuaian yang terjadi selama
proses berlangsung agar nantinya ketidaksesuaian dapat dikurangi.
DAFTAR PUSTAKA


  1. Bounds, Greg, Lyle Yorks, Mel Adams, Gipsie Ranney, “Total Quality
      Management : Toward The Emerging Paradigm”. International Edition,
      Singapore: McGraw-Hill, 1994.
  2. Dale, B.G., and Plunkett, J.J, “Managing Quality”. Great Britain: Philip
      Allan, 1990.
  3. Miranda, dan Tunggal, Amin Widjaja, “Six Sigma: Gambaran Umum,
      Penerapan Proses dan Metode-Metode yang Digunakan untuk Perbaikan:
      GE MOTOROLA”. Jakarta: Harvarindo, 2002.
  4. Brue, Greg, “Six Sigma for Managers”. Jakarta: Canary, 2002.
  5. Melalui Website :
         - http://www.isixsigma.com/library/content/six-sigma-newbie.asp
         - http://www.isixsigma.com/sixsigma/six_sigma.asp
         - http://www.ge.com/id/sekilas2.htm
         - http://www.tf.itb.ac.id/~eryan/FreeArticles/QualityControl.html
         - http://www.adamssixsigma.com/Glossary_of_terms/what_is_six_sig
           ma.htm
        - http://www.adamssixsigma.com/benefits_of_six_sigma.htm
        - http://www.adamssixsigma.com/six_sigma_approach.htm
        - http://www.honeywell.com/sixsigma/index.html
        - http://www.bmgi.com/
        - http://www.scribd.com/manajemenmutu.htm
  6. Wartaning , Panji Tyas; Sudaryanto, Jurnal The Implementation of Lean Six
      Sigmain Improvement of Quality of Jupiter Mx Painting Process di PT.
      Yamaha Indonesia Motor Manufacturing
                                                                                 27
                                                                                 Page
Pertanyaan atau Diskusi Mengenai Six Sigma :


Dari Sdr. Fadli

1. Apakah six sigma merupakan lembaga dan mendapatkan sertifikat seperti
   sertifikat ISO ?
   Jawaban :
   Six Sigma bukan merupakan lembaga tetapi merupakan salah satu tools
   management improvement, seperti QMS ISO 9001, TQM (Total Quality
   Management), BSC (Balance Scorecard), dll. Perbedaan dari management
   improvement lainnya lebih berfokus pada defect reduction, cycle time
   reduction, cost reduction yang dapat meningkatkan kualitas kinerja baik pada
   produk/jasa, proses dan SDM yang dimiliki organisasi/ perusahaan untuk dapat
   memenuhi ekspetasi dari pelanggan. Pelanggan menjadi lebih kritis mengenai
   kualitas, mereka makin menuntut suatu sertifikasi untuk meyakinkan bahwa
   suatu perusahaan memenuhi standar untuk menghasilkan produk berkualitas.
   (http://www.scribd.com/Analisis-SWOT-Six-Sigma)

    Sertifikasi Six Sigma berbeda dengan sertifikasi ISO 9001 dimana sertifikasi
    ISO 9001 merupakan sertifikasi yang dilakukan pada sistem manajemen mutu
    suatu organisasi sedangkan sertifikasi six sigma dilakukan kepada personal
    yang akan melaksanakan proyek-proyek six sigma, seperti : Green Belt, Black
    Belt (sesuai struktur organisasi Six Sigma) sehingga dengan bersertifikat
    mereka bekerja sama dalam proyek, menggunakan keahlian Six Sigma yang
    dimiliki, untuk mencapai tujuan dari keinginan perusahaan. Sertifikat Six
    Sigma itu sebagai bukti kompetensi seorang change agent dalam program
    improvement seperti Six Sigma. (www.sixsigmaindonesia.com/sertifikasi-six-sigma/).

2. Berdasarkan penjelasan dari presentasi six sigma yang telah disampaikan,
   terlihat lebih menjelaskan produk yang telah ada, apakah dapat diterapkan juga
   untuk produk yang baru ?
   Jawaban :
   Six Sigma dapat diimplementasikan pada produk yang baru ataupun yang telah
   ada, akan tetapi berbeda dalam penggunaan model perbaikannya, yaitu :
   Metode DMAIC digunakan pada suatu proses atau produk yang telah ada,
   sedangkan DMADV digunakan ketika suatu proses atau produk belum ada di
   perusahaan tersebut dan perlu dikembangkan, dapat juga digunakan pada suatu
   proses atau produk yang telah ada atau lainnya, tetapi tetap belum memenuhi
                                                                                         28




   keinginan pelanggan dan level Six Sigma.
                                                                                         Page




   (http://www.scribd.com/manajemenmutu.htm)
Dari Bpk. Eko H.
1. Bagaimana mengimplementasikan Six Sigma pada produk yang sering
    berubah-ubah jumlahnya karena disesuaikan dengan permintaan pelanggan ?
2. Apakah six sigma dapat diterapkan pada area top management ?
    Jawaban 1 & 2 :
        Implementasi six sigma pada produk yang dihasilkan perusahaan tidak
    terbatas pada jumlah tetapi dilihat dari banyaknya faktor yang dapat
    mempengaruhi produk tersebut di dalam pemenuhan spesifikasi kualitas
    produk itu sendiri berdasarkan harapan dan kebutuhan pelanggan.
        Mengenai penerapan six sigma pada area top manajemen itu tentunya dapat
    dilakukan, mengingat salah satu fokus perbaikan six sigma yang terpenting
    ialah SDM (people) yang ada pada organisasi tersebut, termasuk para top
    management harus membuktikan komitmennya dengan turut serta terlibat
    dalam proses perbaikan berkelanjutan dan harus konsisten menjalankan apa
    yang dikomunikasikan.
        Satu tantangan utama yang akan dihadapi dalam program peningkatan
    kualitas Six Sigma adalah mendefinisikan kriteria pemilihan proyek Six Sigma,
    dimana dalam banyak keputusan bisnis dikenal pula ungkapan bahwa “ kita
    perlu setuju untuk tidak hanya pada apa yang dikerjakan, tetapi juga pada apa
    yang seharusnya tidak dikerjakan”. Ungkapan ini berarti bahwa suatu proyek
    Six Sigma bukan asal-asalan atau sekadar melaksanakan proyek tanpa
    mengetahui manfaat dan kriteria apa yang harus dijadikan pedoman untuk
    memilih proyek itu. Kata kunci dalam hal ini adalah PRIORITAS, artinya kita
    harus menetapkan prioritas utama tentang masalah-masalah dan/atau
    kesempatan-kesempatan peningkatan kualitas mana yang akan ditangani
    terlebih dahulu.
    Pemilihan proyek terbaik adalah berdasarkan pada identifikasi proyek yang
    terbaik sepadan (match) dengan kebutuhan, kapabilitas, dan tujuan organisasi
    yang sekarang. Secara umum setiap proyek Six Sigma yang terpilih harus
    mampu memenuhi kategori sebagai berikut:
    1. Kriteria Manfaat Bisnis atau Hasil-hasil
        - Dampak pada pelanggan eksternal dan kebutuhan mereka.
        - Dampak pada strategi bisnis dan posisi persaingan (competitive position).
        - Dampak pada kompetensi inti (core competencies).
        - Dampak pada keuangan organisasi.
        - Urutan kepentingan
        - Kecenderungan
                                                                                      29




        - Sekuens dan kesalingtergantungan?
    2. Kriteria Kelayakan (Feasibility Criteria)
                                                                                      Page




        - Sumber daya yang dibutuhkan
- Keahlian yang tersedia
       - Kompleksitas
       - Kemungkinan sukses
       - Fasilitas pendukung
    3. Kriteria dampak pada organisasi
       - Manfaat pembelajaran (learning benefits)
       - Manfaat lintas fungsi (cross-functional benefits)
    4. Kriteria Sumber Daya Organisasi/Perusahaan
       Dalam hal ini, kriteria sumber daya organisasi/perusahaan meliputi :
       - Sumber daya yang dibutuhkan;Sumber daya yang dibutuhkan meliputi
          sumber daya manusia, keahlianyang dimiliki, waktu dan uang yang
          digunakan untuk melakukan proyekpeningkatan kualitas Six Sigma.
       - Kapabilitas perusahaan;Kapabilitas perusahaan berupa kemampuan
          perusahaan dalammengantisipasi berbagai kesulitan ketika perusahaan
          melakukanpengembangan solusi peningkatan kualitas dalam proyek Six
          Sigma.
       - Fasilitas pendukung

Kriteria-kriteria pemilihan proyek Six Sigma yang lain dapat ditambahkan dalam
daftar sesuai kebutuhan organisasi. Bagaimanapun, kita tidak seharusnya
menggunakan semua faktor yang didaftarkan secara terperinci untuk memilih suatu
proyek Six Sigma, karena kita akan mengalami kesulitan dalam penentuan proyek
Six Sigma yang memenuhi semua faktor terperinci itu.
(lontar.ui.ac.id/file?file=digital/117244-T%2023494...pdf)




                                                                                  30
                                                                                  Page
STRATEGI                                                                                    Definisi SIX SIGMA
                                                                                   • Six = Enam
         MANAJEMEN MUTU                                                            • Sigma (σ) = diambil dari bahasa Yunani yang
                                                                                     melambangkan standard deviasi atau variasi di dalam
           “SIX SIGMA”                                                               suatu proses produksi atau jasa.
                                                                                   • Six Sigma (6σ) :
                                      Dosen :                                                 merupakan sebuah metodologi terstruktur untuk
                           Prof. Dr. Ir. Syamsir Abduh
                                                                                            memperbaiki proses yang difokuskan pada usaha
                                                                                            mengurangi variasi proses (process variances) sekaligus
                                Presented by
                  Asnita Riani Sembiring (122101026)
                                                                                            mengurangi cacat (produk/jasa yang diluar spesifikasi)
                  Doni Fauzi (122101046)                                                    dengan menggunakan statistik dan problem solving tools
                  Nurul Huda (122101101)                                                    secara intensif ‘hanya’ 3.4 penyimpangan per sejuta
                  Solehan (122101135)
                  Wardini Wulansari (122101149)
                                                                                            proses yang terjadi
                                                                             1                                                                                       2




                                                                                                   1σ
Apakah Konsep Six Sigma itu?
                                                                                                   2σ
 • Proses desain, manufaktur dan Layanan
                                                                                                   3σ




                                                                                     IMPROVEMENT
 • Aplikasi utk six sigma tools dan Proses
 • Mengidentifikasikan faktor penyebab defect
                                                                                                   4σ                     (Distribution Shifted ± 1.5σ)
 • Analisa dan improvement (perbaikan)                                                                                         σ
                                                                                                                               σ                     DPMO
                                                                                                                                                      PPM
 • Melalui penurunan defect ratio akan meningkatkan Yield & Total Kepuasan                                                                                690.000
                                                                                                                                1
   Pelanggan
                                                                                                   5σ                           2                         308.000
                                                                                                                                                           66.800
 • Inovation Tool Manajemen memberikan kontribusi thd management output                                                         3
                                                                                                                                4                           6.210
                                                                                                                                5                             233
                                                                                                                                6                              3.4
                                                                                                   6σ                                      Defects per Million
                                                                                                                                           Opportunities
                                                                                                         LSL        USL
                                                                                      Semakin kecil standar deviasi pelanggan semakin puas.
                                 © TreMyn 2004           PPM : Parts per Million   11/02/2012                                                                        4
• Kekuatan (Strength)                                   • Kekuatan (Strength)   • Personil yang berdedikasi
                         • Six Sigma melakukan                                    dan berkualitas
                           pengukuran
                                                                                • Penyelesaian     masalah
                         • Semua        diterjemahkan                             dengan dukungan data
                           menjadi satuan uang                                    dan pendekatan statistik
                         • Kemudahan mengenali                                  • Metode penyelesaian
                           proyek yang dilakukan                                  masalah yang terstruktur
                         • Fokus pada pelanggan                                 • Bahasa yang sama antar
                         • Pendekatan top-down                                    departemen atau industri
                         • Infrastruktur       dengan
                           hirarki yang jelas



                                                    5                                                         6




• Kelemahan (Weakness)   • Phobia terhadap statistik
                                                        • Kesempatan            •    Pesatnya perkembangan
                         • Biaya Pelatihan                (Oppurtunity)             teknologi informasi dan
                         • Pengukuran CTQ                                           perangkat lunak
                         • Kurangnya       pelatihan                            •   Tuntutan pelanggan yang
                           untuk menangani proses                                   makin beraneka ragam
                           non manufaktur                                       •   Kesadaran              akan
                         • pen-dogma-an six sigma                                   pentingnya sertifikasi
                         • Asumsi kenormalan                                    •   Perkembangan
                         • Tidak      ada    alasan                                 perusahaan-perusahaan
                           pergeseran 1,5σ                                          non manufaktur
                         • Ketidakmampuan melihat                               •   Lingkungan yang makin
                           secara sistem                                            dinamis


                                                    7                                                         8
• Ancaman (Threat)
                                                                       Faktor penting dalam
                              • Krisis Ekonomi                       implementasi SIX SIGMA
                              • Persaingan             dari
                                metodologi yang       lain:
                                Sertifikasi ISO
                                                                •   Dukungan dari Top level.
                                                                •   Tim yang hebat.
                                                                •   Training untuk seluruh karyawan.
                                                                •   Alat ukur yang baru (DMAIC).
                                                                •   Budaya perusahaan yang baru


                                                            9                                                            10




MANFAAT 6σ QUALITY
  Bagi Perusahaan :                                             MANFAAT 6σ QUALITY
     Mempertahankan kelangsungan usaha :                            Bagi Perusahaan : Lanjutan …
        Customer Retention                                            Mendorong budaya belajar di dalam
        Meningkatkan Profit dan Investor Relations                    organisasi :
        Meningkatkan hubungan dengan Supplier                            Meningkatkan skill karyawan dalam memperbaiki
        Meningkatkan Market share                                        proses.

     Adanya kejelasan performance yang harus                          Mendorong dilakukannya perubahan yang
     dicapai oleh setiap anggota organisasi.                          bersifat strategis
                                                                         Culture Change.
     Mempercepat kegiatan improvement :
        Process Improvement: Defect reduction, Cycle time
                                                                    Bagi Pelanggan:
        reduction, metodologi desain proses                           Meningkatkan “value to customer”
        Meningkatkan Produktifitas                                       Produk / service yang bermutu tinggi
        Product/service Improvement                                      Biaya yang murah      Harga murah
        Cost Reduction
DMAIC                          DEFINE        Identifikasi permasalahan yang
                                                                                                      akan dipecahkan

                                                                                        MEASURE       Mengidentifikasi parameter apa
   Define       Measure      Analyze       Improve         Control                                    yang harus diukur serta mereview
                                                                                                      pencapaiannya
Opportunity     Current     Root causes   To eliminate    To sustain
 / project    performance                 root causes       gains
                                                                                        ANALYSE       Mengidentifikasi keterkaitan
                                                                                                      antara faktor-faktor atas
                                                                                                             faktor-
• Focus on reducing variation                                                                         permasalahan yang dihadapi

• Thinking out of the box                                                               IMPROVE       Mengidentifikasi rencana
                                                                                                      perbaikan / reprocess untuk
• Managing by output / data                                                                           menghasilkan produk/service yang
                                                                                                                    produk/service
                                                                                                      bebas cacat

                                                                                        CONTROL       Monitoring / pencegahan untuk
                                                                                                      memastikan masalah yang sama
                                                                                                      tidak berulang
11/02/2012                                                         13   11/02/2012                                                     14




                                                                          KESIMPULAN
                                                                           Proses pembelajaran six sigma seharusnya dilakukan
                                                                         mulai     tahap    awal     implementasi,     yaitu   saat
                                                                         fase     pengenalan     manajemen       kualitas.   Proses
                                                                         pembelajaran di tahap pengenalan akan berhasil
                                                                         bila dimulai dari level pimpinan perusahaan, antara lain
                                                                         melalui proses internalisasi.
                                                                           Setelah tahap pengenalan, proses pembelajaran
                                                                         dilanjutkan       pada       tahap       adaptasi      dan
                                                                         tahap implementasi. Pada pertemuan ini terjadi
                                                                         sosialisasi, internalisasi, eksternalisasi, dan kombinasi,
                                                                         yang akhirnya mendasari pimpinan untuk menyesuaikan
                                                                         metode dan materi pelatihan Six Sigma kepada staf.
                                                                                                                                       16
Pada tahap implementasi, pimpinan harus terus
mempromosikan dan mengkampanyekan semangat
perbaikan kualitas secara terus menerus kepada staf
dan karyawan. Hal ini dapat dilakukan dengan aktivitas
yang tidak harus menuntut staf dan karyawan dengan
target-target tertentu.                                  TERIMA KASIH
Feedback dari karyawan sebagai pembelajaran dan
evaluasi mendukung terciptanya implementasi yang
lebih baik. Pimpinan perusahaan menciptakan
mekanisme feedback sebaiknya mulai tahap adaptasi,
dimana staf dan karyawan mulai menyesuaikan dengan
kinerja yang baru.




                                                    17

More Related Content

What's hot

Analisis Arsitektur Bisnis Dengan BPM CBOK
Analisis Arsitektur Bisnis Dengan BPM CBOKAnalisis Arsitektur Bisnis Dengan BPM CBOK
Analisis Arsitektur Bisnis Dengan BPM CBOKStefanus Agusta
 
Presentasi six sigma
Presentasi six sigmaPresentasi six sigma
Presentasi six sigmadewonugroho
 
Kelompok 10 mpb analisis mekanisme abstraksi dari model bisnis pada PT Adhi
Kelompok 10  mpb analisis mekanisme abstraksi dari model bisnis pada PT Adhi Kelompok 10  mpb analisis mekanisme abstraksi dari model bisnis pada PT Adhi
Kelompok 10 mpb analisis mekanisme abstraksi dari model bisnis pada PT Adhi DindaSeptiahArini
 
5, sm, maswanih, hafzi ali, tipe tipe strategi, bentuk strategi, perencanaan ...
5, sm, maswanih, hafzi ali, tipe tipe strategi, bentuk strategi, perencanaan ...5, sm, maswanih, hafzi ali, tipe tipe strategi, bentuk strategi, perencanaan ...
5, sm, maswanih, hafzi ali, tipe tipe strategi, bentuk strategi, perencanaan ...maswanihsagitaputri
 
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Strategic Implement...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Strategic Implement...SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Strategic Implement...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Strategic Implement...Rudy Harland
 
Sm,maya dwi indrawati, prof.dr.hapzi ali, cma,strategic implementation form s...
Sm,maya dwi indrawati, prof.dr.hapzi ali, cma,strategic implementation form s...Sm,maya dwi indrawati, prof.dr.hapzi ali, cma,strategic implementation form s...
Sm,maya dwi indrawati, prof.dr.hapzi ali, cma,strategic implementation form s...maya indrawati
 
Sm, nadiatur rakhma prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma,tools for s...
Sm, nadiatur rakhma  prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma,tools for s...Sm, nadiatur rakhma  prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma,tools for s...
Sm, nadiatur rakhma prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma,tools for s...Nadiatur Rakhma
 
Sm, annisa nurlestari, hapzi ali, tools for strategy implementations; structu...
Sm, annisa nurlestari, hapzi ali, tools for strategy implementations; structu...Sm, annisa nurlestari, hapzi ali, tools for strategy implementations; structu...
Sm, annisa nurlestari, hapzi ali, tools for strategy implementations; structu...Annisa Nurlestari
 
Bab Lima Sistempengedalianmanajemen
Bab Lima SistempengedalianmanajemenBab Lima Sistempengedalianmanajemen
Bab Lima SistempengedalianmanajemenUniversitas PGRI
 
Teori business motivation model
Teori business motivation modelTeori business motivation model
Teori business motivation modelSigit Yunanto
 
Sm, siti waliha,,551170100017, hapzi ali, implementasi strategi , universitas...
Sm, siti waliha,,551170100017, hapzi ali, implementasi strategi , universitas...Sm, siti waliha,,551170100017, hapzi ali, implementasi strategi , universitas...
Sm, siti waliha,,551170100017, hapzi ali, implementasi strategi , universitas...sitiwaliha
 
Business process improvement
Business process improvementBusiness process improvement
Business process improvementZaini Ithnin
 
120727 tugas kelompok six sigma
120727 tugas kelompok six sigma120727 tugas kelompok six sigma
120727 tugas kelompok six sigmarhwiryomar
 
34887098 contoh-makalah
34887098 contoh-makalah34887098 contoh-makalah
34887098 contoh-makalahdhipasakha
 
Sm, ari prayogo, hapzi ali, canvas business model, diversification and balanc...
Sm, ari prayogo, hapzi ali, canvas business model, diversification and balanc...Sm, ari prayogo, hapzi ali, canvas business model, diversification and balanc...
Sm, ari prayogo, hapzi ali, canvas business model, diversification and balanc...Ari Prayogo
 
Sm, annisa nurlestari, hapzi ali, strategic implementation from short term st...
Sm, annisa nurlestari, hapzi ali, strategic implementation from short term st...Sm, annisa nurlestari, hapzi ali, strategic implementation from short term st...
Sm, annisa nurlestari, hapzi ali, strategic implementation from short term st...Annisa Nurlestari
 
Sistem pengedalian manajemen
Sistem pengedalian manajemenSistem pengedalian manajemen
Sistem pengedalian manajemenBudi Cahyono
 

What's hot (20)

Analisis Arsitektur Bisnis Dengan BPM CBOK
Analisis Arsitektur Bisnis Dengan BPM CBOKAnalisis Arsitektur Bisnis Dengan BPM CBOK
Analisis Arsitektur Bisnis Dengan BPM CBOK
 
Six sigma prof. ir. syamsir abduh, mm, ph d-kelompok 6 abdul salam mm penga...
Six sigma   prof. ir. syamsir abduh, mm, ph d-kelompok 6 abdul salam mm penga...Six sigma   prof. ir. syamsir abduh, mm, ph d-kelompok 6 abdul salam mm penga...
Six sigma prof. ir. syamsir abduh, mm, ph d-kelompok 6 abdul salam mm penga...
 
Presentasi six sigma
Presentasi six sigmaPresentasi six sigma
Presentasi six sigma
 
Kelompok 10 mpb analisis mekanisme abstraksi dari model bisnis pada PT Adhi
Kelompok 10  mpb analisis mekanisme abstraksi dari model bisnis pada PT Adhi Kelompok 10  mpb analisis mekanisme abstraksi dari model bisnis pada PT Adhi
Kelompok 10 mpb analisis mekanisme abstraksi dari model bisnis pada PT Adhi
 
5, sm, maswanih, hafzi ali, tipe tipe strategi, bentuk strategi, perencanaan ...
5, sm, maswanih, hafzi ali, tipe tipe strategi, bentuk strategi, perencanaan ...5, sm, maswanih, hafzi ali, tipe tipe strategi, bentuk strategi, perencanaan ...
5, sm, maswanih, hafzi ali, tipe tipe strategi, bentuk strategi, perencanaan ...
 
Study kasus six sigma
Study kasus six sigmaStudy kasus six sigma
Study kasus six sigma
 
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Strategic Implement...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Strategic Implement...SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Strategic Implement...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Strategic Implement...
 
Sm,maya dwi indrawati, prof.dr.hapzi ali, cma,strategic implementation form s...
Sm,maya dwi indrawati, prof.dr.hapzi ali, cma,strategic implementation form s...Sm,maya dwi indrawati, prof.dr.hapzi ali, cma,strategic implementation form s...
Sm,maya dwi indrawati, prof.dr.hapzi ali, cma,strategic implementation form s...
 
Sm, nadiatur rakhma prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma,tools for s...
Sm, nadiatur rakhma  prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma,tools for s...Sm, nadiatur rakhma  prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma,tools for s...
Sm, nadiatur rakhma prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma,tools for s...
 
Sm, annisa nurlestari, hapzi ali, tools for strategy implementations; structu...
Sm, annisa nurlestari, hapzi ali, tools for strategy implementations; structu...Sm, annisa nurlestari, hapzi ali, tools for strategy implementations; structu...
Sm, annisa nurlestari, hapzi ali, tools for strategy implementations; structu...
 
Bab Lima Sistempengedalianmanajemen
Bab Lima SistempengedalianmanajemenBab Lima Sistempengedalianmanajemen
Bab Lima Sistempengedalianmanajemen
 
Teori business motivation model
Teori business motivation modelTeori business motivation model
Teori business motivation model
 
Sm, siti waliha,,551170100017, hapzi ali, implementasi strategi , universitas...
Sm, siti waliha,,551170100017, hapzi ali, implementasi strategi , universitas...Sm, siti waliha,,551170100017, hapzi ali, implementasi strategi , universitas...
Sm, siti waliha,,551170100017, hapzi ali, implementasi strategi , universitas...
 
Business process improvement
Business process improvementBusiness process improvement
Business process improvement
 
120727 tugas kelompok six sigma
120727 tugas kelompok six sigma120727 tugas kelompok six sigma
120727 tugas kelompok six sigma
 
34887098 contoh-makalah
34887098 contoh-makalah34887098 contoh-makalah
34887098 contoh-makalah
 
Sm, ari prayogo, hapzi ali, canvas business model, diversification and balanc...
Sm, ari prayogo, hapzi ali, canvas business model, diversification and balanc...Sm, ari prayogo, hapzi ali, canvas business model, diversification and balanc...
Sm, ari prayogo, hapzi ali, canvas business model, diversification and balanc...
 
Sm, annisa nurlestari, hapzi ali, strategic implementation from short term st...
Sm, annisa nurlestari, hapzi ali, strategic implementation from short term st...Sm, annisa nurlestari, hapzi ali, strategic implementation from short term st...
Sm, annisa nurlestari, hapzi ali, strategic implementation from short term st...
 
Sistem pengedalian manajemen
Sistem pengedalian manajemenSistem pengedalian manajemen
Sistem pengedalian manajemen
 
Presentasion 5
Presentasion 5Presentasion 5
Presentasion 5
 

Similar to MANAJEMEN SIX SIGMA

Manajemen Risiko 17 resiko operasional & perubahan kurs
Manajemen Risiko 17 resiko operasional & perubahan kursManajemen Risiko 17 resiko operasional & perubahan kurs
Manajemen Risiko 17 resiko operasional & perubahan kursJudianto Nugroho
 
Pengenalan Asas Lean Six Sigma
Pengenalan Asas  Lean Six SigmaPengenalan Asas  Lean Six Sigma
Pengenalan Asas Lean Six SigmaSMKJabi
 
Konsep six sigma pt adhi karya kelompok 10 (1)
Konsep six sigma  pt adhi karya kelompok 10  (1)Konsep six sigma  pt adhi karya kelompok 10  (1)
Konsep six sigma pt adhi karya kelompok 10 (1)DindaSeptiahArini
 
Konsep six sigma pt adhi karya kelompok 10
Konsep six sigma  pt adhi karya kelompok 10 Konsep six sigma  pt adhi karya kelompok 10
Konsep six sigma pt adhi karya kelompok 10 giatamaistian1
 
Presentasi six sigma ivo layung sari ( 122-121-520)
Presentasi six sigma   ivo layung sari ( 122-121-520)Presentasi six sigma   ivo layung sari ( 122-121-520)
Presentasi six sigma ivo layung sari ( 122-121-520)Ivo Layung Sari
 
Gustiani Rifania Amanda, 122121532, Presentasi six sigma, Syamsir Abduh, Qual...
Gustiani Rifania Amanda, 122121532, Presentasi six sigma, Syamsir Abduh, Qual...Gustiani Rifania Amanda, 122121532, Presentasi six sigma, Syamsir Abduh, Qual...
Gustiani Rifania Amanda, 122121532, Presentasi six sigma, Syamsir Abduh, Qual...Gustirifania
 
Presentation tqm kelompok 2
Presentation tqm kelompok 2Presentation tqm kelompok 2
Presentation tqm kelompok 2Pet-pet
 
six sigma-maksi Esa unggul
 six sigma-maksi Esa unggul six sigma-maksi Esa unggul
six sigma-maksi Esa unggulRio Corleone
 
2321118 presentation.ppt
2321118 presentation.ppt2321118 presentation.ppt
2321118 presentation.pptRizkyFakcham
 
Bisnis Elektronik dan Kerjasama Global
Bisnis Elektronik dan Kerjasama GlobalBisnis Elektronik dan Kerjasama Global
Bisnis Elektronik dan Kerjasama GlobalRizka Handayani
 
Sistem Informasi Manajemen (Bisnis Elektronik dan Kerjasama Global)
Sistem Informasi Manajemen (Bisnis Elektronik dan Kerjasama Global)Sistem Informasi Manajemen (Bisnis Elektronik dan Kerjasama Global)
Sistem Informasi Manajemen (Bisnis Elektronik dan Kerjasama Global)rochmana
 
Tugas besar 1 ppt sim - kelompok 2 (1)
Tugas besar 1 ppt   sim - kelompok 2 (1)Tugas besar 1 ppt   sim - kelompok 2 (1)
Tugas besar 1 ppt sim - kelompok 2 (1)ArsyMustari1
 
Tugas besar 1 ppt sim - kelompok 2
Tugas besar 1 ppt   sim - kelompok 2Tugas besar 1 ppt   sim - kelompok 2
Tugas besar 1 ppt sim - kelompok 2adrianfirdaus3
 
Lean six sigma green belt project at pln area serpong
Lean six sigma green belt project at pln area serpongLean six sigma green belt project at pln area serpong
Lean six sigma green belt project at pln area serpongArif Purnomo
 
Six sigma for managers
Six sigma for managersSix sigma for managers
Six sigma for managersUjang Gumilar
 

Similar to MANAJEMEN SIX SIGMA (20)

Manajemen Risiko 17 resiko operasional & perubahan kurs
Manajemen Risiko 17 resiko operasional & perubahan kursManajemen Risiko 17 resiko operasional & perubahan kurs
Manajemen Risiko 17 resiko operasional & perubahan kurs
 
Pengenalan Asas Lean Six Sigma
Pengenalan Asas  Lean Six SigmaPengenalan Asas  Lean Six Sigma
Pengenalan Asas Lean Six Sigma
 
Konsep six sigma pt adhi karya kelompok 10 (1)
Konsep six sigma  pt adhi karya kelompok 10  (1)Konsep six sigma  pt adhi karya kelompok 10  (1)
Konsep six sigma pt adhi karya kelompok 10 (1)
 
Konsep six sigma pt adhi karya kelompok 10
Konsep six sigma  pt adhi karya kelompok 10 Konsep six sigma  pt adhi karya kelompok 10
Konsep six sigma pt adhi karya kelompok 10
 
Presentasi six sigma ivo layung sari ( 122-121-520)
Presentasi six sigma   ivo layung sari ( 122-121-520)Presentasi six sigma   ivo layung sari ( 122-121-520)
Presentasi six sigma ivo layung sari ( 122-121-520)
 
Gustiani Rifania Amanda, 122121532, Presentasi six sigma, Syamsir Abduh, Qual...
Gustiani Rifania Amanda, 122121532, Presentasi six sigma, Syamsir Abduh, Qual...Gustiani Rifania Amanda, 122121532, Presentasi six sigma, Syamsir Abduh, Qual...
Gustiani Rifania Amanda, 122121532, Presentasi six sigma, Syamsir Abduh, Qual...
 
Man04060103
Man04060103Man04060103
Man04060103
 
Presentation tqm kelompok 2
Presentation tqm kelompok 2Presentation tqm kelompok 2
Presentation tqm kelompok 2
 
Six sigma
Six sigmaSix sigma
Six sigma
 
Six sigma
Six sigmaSix sigma
Six sigma
 
six sigma-maksi Esa unggul
 six sigma-maksi Esa unggul six sigma-maksi Esa unggul
six sigma-maksi Esa unggul
 
2321118 presentation.ppt
2321118 presentation.ppt2321118 presentation.ppt
2321118 presentation.ppt
 
Six sigma
Six sigmaSix sigma
Six sigma
 
Bisnis Elektronik dan Kerjasama Global
Bisnis Elektronik dan Kerjasama GlobalBisnis Elektronik dan Kerjasama Global
Bisnis Elektronik dan Kerjasama Global
 
Sistem Informasi Manajemen (Bisnis Elektronik dan Kerjasama Global)
Sistem Informasi Manajemen (Bisnis Elektronik dan Kerjasama Global)Sistem Informasi Manajemen (Bisnis Elektronik dan Kerjasama Global)
Sistem Informasi Manajemen (Bisnis Elektronik dan Kerjasama Global)
 
Tugas besar 1 ppt sim - kelompok 2 (1)
Tugas besar 1 ppt   sim - kelompok 2 (1)Tugas besar 1 ppt   sim - kelompok 2 (1)
Tugas besar 1 ppt sim - kelompok 2 (1)
 
Tugas besar 1 ppt sim - kelompok 2
Tugas besar 1 ppt   sim - kelompok 2Tugas besar 1 ppt   sim - kelompok 2
Tugas besar 1 ppt sim - kelompok 2
 
Lean six sigma green belt project at pln area serpong
Lean six sigma green belt project at pln area serpongLean six sigma green belt project at pln area serpong
Lean six sigma green belt project at pln area serpong
 
Six sigma for managers
Six sigma for managersSix sigma for managers
Six sigma for managers
 
Six Sigma For Managers
Six Sigma For ManagersSix Sigma For Managers
Six Sigma For Managers
 

Recently uploaded

1000 hari alm KUSWADI aslkdjalksjdlkajdqwd
1000 hari alm KUSWADI aslkdjalksjdlkajdqwd1000 hari alm KUSWADI aslkdjalksjdlkajdqwd
1000 hari alm KUSWADI aslkdjalksjdlkajdqwdfurinews
 
Laporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdeka
Laporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdekaLaporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdeka
Laporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdekajohan effendi
 
"Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online"
"Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online""Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online"
"Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online"HaseebBashir5
 
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogelmenang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogelHaseebBashir5
 
Skintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang Menarik
Skintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang MenarikSkintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang Menarik
Skintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang MenarikHaseebBashir5
 
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptxPraktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptxEndah261450
 
381311118-Contoh-biodata-diri-PowerPoint.pptx
381311118-Contoh-biodata-diri-PowerPoint.pptx381311118-Contoh-biodata-diri-PowerPoint.pptx
381311118-Contoh-biodata-diri-PowerPoint.pptxSahlimaHutagalung
 
Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88
Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88
Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88KangGunawan2
 
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda KetahuiPanduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda KetahuiHaseebBashir5
 
Analisa_data_berkala_dengan_metode_semi.pptx
Analisa_data_berkala_dengan_metode_semi.pptxAnalisa_data_berkala_dengan_metode_semi.pptx
Analisa_data_berkala_dengan_metode_semi.pptxEvita50
 

Recently uploaded (10)

1000 hari alm KUSWADI aslkdjalksjdlkajdqwd
1000 hari alm KUSWADI aslkdjalksjdlkajdqwd1000 hari alm KUSWADI aslkdjalksjdlkajdqwd
1000 hari alm KUSWADI aslkdjalksjdlkajdqwd
 
Laporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdeka
Laporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdekaLaporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdeka
Laporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdeka
 
"Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online"
"Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online""Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online"
"Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online"
 
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogelmenang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
 
Skintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang Menarik
Skintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang MenarikSkintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang Menarik
Skintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang Menarik
 
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptxPraktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
 
381311118-Contoh-biodata-diri-PowerPoint.pptx
381311118-Contoh-biodata-diri-PowerPoint.pptx381311118-Contoh-biodata-diri-PowerPoint.pptx
381311118-Contoh-biodata-diri-PowerPoint.pptx
 
Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88
Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88
Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88
 
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda KetahuiPanduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
 
Analisa_data_berkala_dengan_metode_semi.pptx
Analisa_data_berkala_dengan_metode_semi.pptxAnalisa_data_berkala_dengan_metode_semi.pptx
Analisa_data_berkala_dengan_metode_semi.pptx
 

MANAJEMEN SIX SIGMA

  • 1. [Type text] What is & Why do we need implement ? ASNITA RIANI SEMBIRING (122101026) DONI FAUZI (122101046) NURUL HUDA (122101101) SOLEHAN (122101135) WARDINI WULANSARI (122101149) PENGANTAR MANAJEMEN KUALITAS MANAJEMEN
  • 2. SIX SIGMA A. Pengertian Six Sigma Sigma merupakan symbol standard deviasi pada statistik (Σ atau σ) yang berasal dari huruf Yunani, suatu ukuran untuk menyatakan variasi (variance), atau ketidaktepatan sekelompok item atau proses. Tujuan dari Sigma adalah untuk mengurangi variasi pada output sehingga tidak akan melampaui enam standard deviasi (Sigma) antara rata-rata (mean) dan batas spesifikasi terdekat. Proses-proses Sigma harus dapat menghasilka kesalahan kurang dari 3,4 per satu juta peluang (per million opportunities) atau mencapai 99.9966% tingkat kesuksesan. Makin tinggi nilai sigma, makin sedikit suatu prose mengalami variasi dan makin sedikit pula kesalahan yang akan dialami. Implementasi Six Sigma berfokus pada proses, baik itu pada proses produksi atau jasa. Apabila tercapai, maka Six Sigma akan dapat memastikan bahwa keseluruhan proses produksi berjala pada efisiensi yang optimal. Dari sekian banyak pengertian, maka dapat disederhanakan menjadi satu definisi yang lengkap dan jelas, yaitu: Six Sigma merupakan suatu sistim yang komprehensif dan fleksibel untuk mencapai, member dukungan dan memaksimalkan proses usaha, yang berfokus pada pemahaman akan kebutuhan pelanggan dengan menggunakan fakta, data dan analisis statistik serta terus menerus pengaturan, perbaikan dan mengkaji ulang proses usaha. Keuntungan dari penerapan Six Sigma berbeda untuk setiap perusahaan tergantung pada usaha yang dijalankannya, visi dan misi serta strategi perusahaan bersangkutan. Tetapi umumnya dengan penerapan Six Sigma akan ada perbaikan dalam hal-hal berikut ini: 1. Pengurangan biaya 2. Pertumbuhan pangsa pasar 3. Pengurangan waktu siklus 4. Retensi pelanggan atau loyalitas pelanggan 5. Pengurangan kesalahan pada produk atau produk cacat 6. Perubahan budaya kerja 7. Pengembangan produk atau jasa Six Sigma mempunyai kesamaan dengan prinsip-prinsip dan alat-alat kualitas yang dikembangkan oleh W. Edwards Deming dan Joseph Juran. Hal-hal yang terselubung di balik penerapan Six Sigma adalah 1 sebagai berikut: Page
  • 3. 1) Six Sigma meliputi sekumpulan praktik dan ketrampilan usaha yang merupakan kunci menuju kesuksesan dan perkembangan ke arah yang lebih baik. Six Sigma dapat diterapkan di bidang usaha apa saja mulai dari perencanaan strategi sampai operasional hingga pelayanan kepada pelanggan. 2) Ada banyak pendekatan Six Sigma, karena setiap perusahaan akan mempunyai pendekatan yang berbeda dengan perusahaan lainnya, sesuai dengan budaya kerja serta visi misi perusahaan tersebut. Keuntungan Six Sigma akan terlihat kita memimpin keseluruhan organisasi atau departemen dalam perusahaan kita. 3) Six Sigma sangat berpotensi diterapkan pada bidang jasa atau non- manufakturing di samping lingkungan yang bersifat teknikal. Misalnya pada bidang manajemen, keuangan, pelayanan pelanggan, pemasaran, logistik, teknologi informasi, dan sebagainya. Hal ini dikarenakan: • Aktivitas-aktivitas ini merupakan kunci yang mendukung keberhasilan kompetitif suatu perusahaan, seperti produk yang terukur berubah menjadi komoditi dalam pemesanan jangka pendek. • Ada banyak kelebihan lainnya, karena biasanya aktivitas non- manufaktur hanya mempunyai efektivitas sebesar 70%. Jadi Six Sigma dimaksudkan untuk berperan dalam bidang komersial transaksi dan administrasi yang memerlukan pendekatan khusus. 4) Six Sigma sebagai keberhasilan individu dan keberhasilan teknikal. Kreativitas, kolaborasi, komunikasi, dan dedikasi merupakan hal-hal yang lebih mempengaruhi keberhasilan perusahaan. Ide-ide pokok Six Sigma dapat memberi inspirasi dan memotivasi ide-ide dan kinerja yang lebih baik dari karyawan-karyawan, dan menciptakan strategi yang mendayagunakan kemampuan pribadi karyawan dan kemampuan teknikal. 5) Six Sigma bila ditinjau dari segi perolehan finansial akan terlibat pada keuntungan intangible (tak terukur). Perubahan sikap dan budaya kerja perusahaan yang diperoleh dari perbaikan proses dan karyawan-karyawan yang telah diberi pelatihan mengenai Six Sigma akan memberi keuntungan kepada perusahaan bukan berupa uang, 2 tetapi berupa hal lain yang lebih berharga. Page
  • 4. B. Tujuan Six Sigma Tujuan dari program peningkatan kualitas Six Sigma dapat dipandang menjadi dua kategori, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dari Six Sigma ini adalah untuk memperbaiki sistem manajemen suatu perusahaan atau instansi lain yang terkait dengan pelanggan. Sedangkan tujuan khusus dari Six Sigma ini adalah untuk memperbaiki proses produksi yang difokuskan pada usaha untuk mengurangi varian proses sekaligus mengurangi cacat, sedemikian sehingga dapat mencapai 3,4 DPMO. Potensi untuk timbulnya kecacatan memang akan selalu ada. karena tidak ada proses sekalipun sempurna, walaupun proses berlangsung dengan baik dan benar, sesuai dengan yang diharuskan. C. MANAJEMEN SIX SIGMA Manajemen Six Sigma dalam jangka panjang akan bersatu dalam suatu sistem loop-tertutup yang memerlukan feedback atau umpan balik berupa sekumpulan informasi internal dan eksternal yang akan menginformasikan kepada para manajer bagaimana kinerja perusahaan harus dipertahankan dan bagaimana perusahaan dibawa ke arah pertumbuhan yang lebih baik. Sistem loop-tertutup yang baik akan bertahan walaupun perusahaan harus menghadapi masalah dan ketidakpastian yang melanda perusahaan di dalam atmosfir bisnis yang serba tidak menentu ini. Penerapan Six Sigma dengan sistem loop-tertutup ini akandapat mengurangi arah yang tidak menentu pada perusahaan dan tetap menjaga kestabilan kinerja serta keberhasilan perusahaan. Pada perusahaan, stimuli internal adalah pengukuran aktivitas bagian dalam proses, sedangkan elemen feedback eksternal adalah hal-hal apa saja yang diinformasikan kepada perusahaan mengenai keberhasilannya mencapai tujuan atau tetap berada di jalur yang tepat, termasuk keuntungan yang berhasil diperolehnya, serta kepuasan pelanggan dan berbagai sumber data lainnya. Dalam Six Sigma, ketidakpastian atau arah yang tak menentu ini disebut variasi. Variasi buruk yang berpengaruh negatif pada pelanggan disebut cacat. Pendekatan yang digunakan untuk membuat, memonitor, dan memperbaiki sistem bisnis loop tertutup disebut manajemen proses, perbaikan proses, dan desain ulang proses 3 Page
  • 5. Cusromer, Market info Process Data Company Results Strategic & Operational Decisions Gambar 1. Sistem Loop Tertutup Penguraian konsep sistem loop-tertutup secara aljabar Organization/Process X Products X X Y Inputs X Gambar 2. Model Proses Bisnis Gambar di atas menunjukkan pada sebelah kiri adalah input dari proses atau sistem. Tengah adalah organisasi atau proses, melukiskan peta proses atau bagan arus. Sebelah kanan adalah produk hasil output dari sistem atau proses, serta akan meliputi pelanggan penting dan juga keuntungan yang akan diraih. Ada penambahan sedikit kata-kata berupa huruf X dan Y pada gambar di atas yang mewakili pengukuran atau variabel pada bagian-bagian yang berbeda di dalam sistem. “X” menunjukkan masukan dan aliran proses sebagai petunjuk perubahan pada bagian upstream dari sistem. Sedangkan “Y” menunjukkan pengukuran kinerja usaha. Rumus Y = f (x) yang dapat dibaca Y adalah fungsi dari x, adalah cara matematis untuk menyatakan perubahan atau variabel di dalam masukan dan proses sistem akan sangat menentukan skor akhir atau Y. Y bisa berarti tujuan strategi, kebutuhan pelanggan, keuntungan, kepuasan pelanggan, serta efisiensi bisnis secara keseluruhan. Sedangkan X bisa berarti tindakan penting untuk mencapai tujuan strategi, kualitas hasil kerja, pengaruh inti pada kepuasan pelanggan, variabel-variabel proses seperti waktu siklus, teknologi, sumber daya 4 dan lain-lain, serta kualitas masukan pada proses dari pelanggan Page maupun supplier.
  • 6. Selama ini banyak perusahaan yang belum dapat memahami hubungan antara variabel X da Y. Tetapi dengan Six Sigma, perusahaan akan dapat memahami sistem dan variabel mana yang dapat dimonitor dan direspon balik dengan cepat, serta dapat secara otomatis mengenali tanda-tanda prosesnya, pemasoknya, karyawannya terutama pelanggan dan pesaing, sehingga akan dapat mencapai kekuatan dan kinerja yang baru serta efektif. Keuntungan penerapan Six Sigma ditinjau dari segi manajemen, antara lain adalah: 1) Six Sigma mengukur permintaan dalam arti yang sebenarnya dari apa yang dibutuhkan pelanggan. Hal ini akan menguntungkan kedua belah pihak dalam memikirkan apa saja yang benar-benar signifikan dalam proses bisnis ini. 2) Menyediakan pengukuran yang sifatnya konsisten. Dengan berfokus pada cacat atau kemungkinan terjadinya cacat, pengukuran Six Sigma dapat digunakan untuk mengukur dan membandingkan proses-proses yang berbeda di dalam organisasi. Begitu kebutuhan dapat didefinisikan secara jelas, maka akan dapat didefinisikan cacat dan mengukur hampir semua aktivitas dan proses usaha. 3) Menyatukan tujuan yang penuh ambisi dengan memusatkan perhatian seluruh organisasi pada tujuan kinerja 99,997 %. Maka perbaikan yang cukup signifikan dalam perusahaan akan dapat tercapai. Hal-hal logis seputar penerapan Six Sigma adalah: 1) Agar penerapan Six Sigma efektif, diperlukan pedoman-pedoman yang jelas. Hal ini untuk mencegah jalan perusahaan menuju ke arah yang tidak konsisten dan berpotensi untuk menjadi tidak seimbang, yaitu di mana terdapat dua kelompok yang saling membandingkan asumsi yang berbeda-beda. 2) Sifat Six Sigma adalah tidak statis (dinamis). Maksudnya adalah Six Sigma selalu berubah mengikuti keadaan dan kondisi perusahaan. Misalnya apabila kebutuhan pelanggan berubah, maka kinerja Six Sigma juga akan berubah untuk mengakomodasi perubahan tersebut. 5 Page
  • 7. 3) Seperti halnya pengukuran yang lain, Six Sigma juga membutuhkan waktu dan sumber daya. Manajemen harus dapat membuat prioritas apa yang harus diukur terlebih dahulu. D. Strategi Manajemen dan Perbaikan Six Sigma Sistem Six Sigma akan berhasil dengan baik apabila terdapat pengetahuan akan kebutuhan pelanggan dan pengukuran yang efektif. Sistem Six Sigma digerakan atas dasar tiga strategi dasar, dan semua strategi tersebut berfokus kembali pada proses organisasi perusahaan tersebut. Six sigma sebagai manjemen kualitas modern didasari oleh tiga prinsip dasar : 1) Fokus Pada Pelanggan Penilai utama kualitas darl sebuah hasil produksi adalah pelanggan. Penilaian yang masih subjektif darl masing-masing pelanggan mi dipenganuhi oleh banyak faktor yang tenjadi selama proses yang tenjadi, dimulai dan pelayanan, kepemilikan, hingga ketenpakaian. Banyak tuntutan yang diberikan oleh pelanggan setelah mengkonsumsi produknya tensebut. Usaha dan perusahaan untuk memantau kualitas produk yang dihasilkannya harus berkala, sehingga terjadi, maka munculah CTQ yang menjadi bahan bagi perusahaan untuk menjadikan perusahaan itu dekat dengan para pelanggannya, tahu akan keinginan pelanggannya, dan mengantisipasi kebutuhan pelanggan yang bahkan mereka juga tidak tahu bagaimana mengekspresikannya. Untuk memenuhi serta melebihi harapan pelanggan, perusahaan harus memahami secara penuh semua sifat produk dan jasa yang berkontribusi terhadap nilai bagi pelanggan serta menghasilkan kepuasan dan kesetiaan pelanggan. Dalam metodologi Six Sigma, suatu ranah perbaikan yang harus dilakukan oleh perusahaan, teridentifikasi melalui CTQ (Critical To Quality) yang sebelumnya adalah VOC (Voice of Consumer). Selama proses berlangsung, adalah penting untuk memperbaiki kinerja proses agar produk yang dihasilkan sesuai dengan CTQ yang diharapkan oleh pelanggan. Critical to Quality (CTQ) adalah suatu cara pengukuran produk/proses yang mana standard kinerja atau batas spesifikasinya 6 harus sesuai dengan kepuasan pelanggan. CTQ mensejajarkan Page perbaikan dengan persyaratan kepuasan pelanggan. CTQ mewakili
  • 8. karakteristik produk/jasa yang didefinisikan oleh pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal. CTQ ini mencakup batas spesifikasi atas dan bawah atau faktor-faktor lainnya yang berhubungan dengan produk/jasa. Biasanya CTQ ini harus diterjemahkan dari pernyataan pelanggan yang kualitatif menjadi suatu tindakan spesifikasi bisnis yang kuantitatif. 2) Partisipasi dan Kerja Sama Six Sigma bergantung pada partisipasi dan kerja sama karyawan pada setiap tingkatannya. Karena program peningkatan kualitas Six Sigma ini tidak melibatkan hanya satu bagian atau divisi tertentu yang terkait dengan permasalahannya, akan tetapi semua bagian dari perusahaan saling terkait. 3) Fokus Proses dan Perbaikan Proses adalah serangkaian aktivitas yang ditujukkan untuk mencapai beberapa hasil. Produk yang dihasilkan dari perusahaan dan langsung diterima oleh pelanggan, adalah melalui tahapan-tahapan proses. Adapun penilaian pelanggan terhadap produknya itu, positif ataupun negatif, karena pada alur produksinya telah melalui beberapa proses. Setelah penilaian dari pelanggan terjadi, maka munculah CTQ yang menjadi bahan bagi perusahaan untuk memperbaiki kinerja proses tersebut. Perbaikan adalah perubahan secara perlahan-lahan, dalam bentuk kecil dan bertahap, serta yang bersifat terobosan, maupun yang cepat dan besar Menurut M. Lindsay (2005), perbaikan bisa berupa bentuk-bentuk di bawah ini : a) Meningkatkan nilai untuk pelanggan melalui produk dan jasa yang baru dan lebih baik b) mengurangi kesalahan, cacat, limhah, serta biaya-biaya lain yang terkait c) Meningkatkan produktivitas dan efektivitas penggunaan semua jenis sumber daya d) memperbaiki respons dan masa sikius kinerja proses seperti menanggapi keluhan pelanggan atau peluncuran produk baru 7 Page
  • 9. Berikut ini akan diuraikan secara ringkas mengenai tiga strategi Six Sigma, yaitu: 1) Perbaikan Proses (Process Improvement) : Menemukan solusi untuk mencapai target. Meliputi strategi untuk mengembangkan solusi yang menghilangkan akar penyebab masalah pada kinerja usaha. Disebut juga “Continuous Improvement” atau perbaikan yang berkesinambungan, “Incremental Improvement” atau perbaikan tambahan, dan Kaizen, suatu bentuk perbaikan berkesinambungan ala Jepang. 2) Desain atau Desain Ulang Proses (Process Design/Redesign) : Membangun bisnis yang lebih baik. Tujuan dari desain atau desain ulang proses bukan untuk menyesuaikan suatu proses, tetapi cenderung menempatkan suatu proses atau sebagian proses dengan proses yang baru. Juga serng disebut dengan desain Six Sigma, yaitu prinsip-prinsip Six Sigma digunakan untuk membuat produk atau jasa baru yang berhubungan erat dengan kebutuhan pelanggan dan divalidasikan dengan data serta pengujian yang memadai. 3) Manajemen Proses (Process Management) : Infrastruktur kepemimpinan Six Sigma. Strategi ketiga ini merupakan strategi yang paling evolusioner, karena melibatkan perusahaan dari kesalahan dan arah fungsi hingga pemahaman dan pemudahan proses, yang merupakan aliran kerja yang melibatkan nilai pelanggan dan pemegang saham. Pada manajemen proses ini, kebijakan dan metode Six Sigma menjadi bagian yang menyatu dalam menjalankankan usaha, yaitu: a) Proses dicatat dan diatur secara end-to-end dan tanggung jawab dibuat sedemikian rupa untuk menjamin adanya manajemen proses lintas fungsional atau cross-functional yang kritis. b) Kebutuhan pelanggan diartikan secara jelas dan selalu diperbaharui (update) secara teratur. c) Pengukuran keluaran, aktivitas proses dan masukan yang menyeluruh dan berarti. d) Manajer dan bawahannya, termasuk orang yang bersangkutan dalam proses tersebut, menggunakan pengukuran dan pemahaman proses untuk menilai kinerja pada saat yang tepat 8 Page
  • 10. dan mengambil tindakan untuk mengetahui permasalahan dan peluang apa yang muncul. e) Perbaikan proses dan desain atau desain ulang proses yang dilaksanakan bersamaan dengan alat-alat perbaikan Six Sigma digunakan secara terus menerus untuk meningkatkan kinerja, daya saing dan profitabilitas perusahaan. E. MODEL-MODEL PERBAIKAN PROSES SIX SIGMA 1. PDCA atau PDSA Merupakan metode berdasarkan langkah-langkah yang dikembangkan oleh W. Edwards Deming. PDCA merupakan singkatan dari Plan-Do-Check-Action, sedangkan PDSA adalah Plan-Do-Study-Act. PDCA/PDSA merupakan suatu flowchart untuk mempelajari dan memperbaiki proses. a. Plan Merupakan awal dari siklus PDCA/PDSA. Di sini, manajemen meninjau ulang kinerja sekarang untuk diangkat sebagai permasalahan. Kemudian mengumpulkan data atas pokok permasalahan yang ada dan mengidentifikasi serta menetapkan akar-akar penyebab masalah. Kemudian memberikan solusi-solusi yang mungkin dijalankan dan merencanakan pelaksanaan pengujian atas solusi yang paling berpotensi. b. Do Mengeluarkan perubahan atau pengujian menjadi skala kecil. Do berfungsi sebagai pilot atau secara perlahan mengikuti Plan, karena kalau tidak demikian, proses pembelajaran tidak akan berhasil. c. Check/Study Melakukan pengukuran atas hasil pengujian untuk melihat apakah hasil yang diinginkan sudah tercapai atau belum. Bila masalah muncul lagi, maka harus dicari hambatan apa yang telah mengacaukan usaha perbaikan ini. d. Act Dengan berdasarkan solusi dan evaluasi pengujian, maka solusi yang sudah terbentuk akan diperbaharui dan diperluas agar permanen, dan menyatukan pendekatan baru lainnya 9 Page
  • 11. bila memungkinkan. Kemudian mengambil perubahan yang terjadi atau diabaikan, atau kembali lagi ke dalam siklus. Siklus PDSA ini sesuai bila diterapkan dalam lingkungan yang stabil. Karena yang dijalankan adalah semua rencana yang diperbaiki secara kontinu dengan mempelajari hasil yang diperoleh bila rencana tersebut dilaksanakan, dan kemudian mengubah rencana tersebut untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal. Tetapi PDSA kurang berhasil apabila diterapkan ke dalam sistem yang jauh lebih kompleks seperti di pasar ekonomi. Maka dikembangkan model baru yaitu, model SEA (Select-Experiment-Adapt). 2. SEA Pada kehidupan nyata, eksperimen terus berjalan dengan mengandalkan kinerja yang dipacu secara aktif melalui perolehan data dari lingkungan sekitar. Melakukan penelitian atas suatu hal, atau mendorongnya berdasarkan observasi terdahulu dan memutuskan tindakan apa yang paling baik. Tindakan yang diambil sebagai tanggapan dari data disebut aturan kinerja. Adaptasi dilakukan dengan menyesuaikan kekuatan aturan kinerja yang berdasarkan hasil yang ingin dicapai. SEA vs PDSA vs SEL • SEA digunakan bila eksperimen formal yang terkendali sedang berlangsung. Dengan mengikuti strategi mini-max; minimasi perencanaan dan pengendalian pusat ke kemungkinan perluasan maksimum. Memperbolehkan kebebasan bereksperimen maksimum bagi karyawan dan mengubah lingkungan dan proses kerja mereka untuk mencari cara yang lebih baik untuk melakukan sesuatu. • Bila proses dipengaruhi feeback positif dari bagian lain, maka gunakan model SEA dan SEL. Menghapus strategi perencanaan jangka panjang dan berusaha memperkuat lingkungan dengan kemampuan maksimum menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi. • Bila proses berada atau dekat dengan titik ekuilibrium dan tidak dipengaruhi loop feedback positif, maka akan lebih baik menerapkan PDSA. Karena PDSA berdasarkan perencanaan, 10 penggunaan tim resmi, alat-alat pengendalian proses, desain Page eksperimen, dan sebagainya.
  • 12. 3. DMAIC Tahapan Siklus Six Sigma Model pendekatan six sigma yang paling umum digunakan sekarang adalah DMAIC (Define – mendefinisikan, Measure – mengukur, Analyze – menganalisis, Improve – memperbaiki, Control – mengendalikan). Tujuan dari sikius DMAIC ini, adalah untuk melangkah dan menemukan permasalahan, mengidentifikasi penyebab masalah, hingga akhirnya menemukan solusi untuk memperbaiki. Berikut ini adalah tinjauan strategi perbaikan proses dan desain atau desain ulang proses pada model DMAIC: Perbaikan Proses Desain/Desain Ulang Proses Define • Identifikasi masalah • Identifikasi masalah • Mendefinisikan tertentu kebutuhan • Definisi • Menetapkan tujuan tujuan/perubahan misi • Perjelas jangkauan dan kebutuhan pelanggan Measure • Pertegas • Ukur kinerja kebutuhan masalah/proses • Kumpulkan data • Membenarkan secukupnya 11 pengetahuan tujuan • Ukur langkah-langkah Page
  • 13. inti atau masukan Analyze • Kembangkan hipotesis • Identifikasi praktek • Identifikasi akar terbaik penyebab utama • Nilai desain proses • Validasi hipotesis − Pertambahan nilai atau tidak − Bottleneck/disconnect − Alternatif lainnya • Perjelas kebutuhan Improve • Kembangkan ide • Desain proses baru untuk menghilangkan − Asumsi-asumsi yang akar penyebab mendukung permasalahan − Kreativitas • Uji solusi − Kebijakan proses kerja • Tetapkan solusi atau • Jalankan proses, hasil pengukuran struktur dan sistem baru Control • Buat standar • Buat pengukuran dan pengukuran untuk kaji ulang untuk memelihara kinerja memelihara kinerja kerja • Bereskan permasalahan • Bereskan sesuai dengan tujuan permasalahan sesuai yang diinginkan dengan tujuan yang diinginkan Ada tiga kualifikasi dasar yang harus dipenuhi bila akan menggunakan metode DMAIC, yaitu: a. Ada celah antara kinerja sekarang dengan yang diharapkan. Pertamatama perlu ditentukan permasalahan apa yang harus dipecahkan, atau kesempatan apa yang akan diraih. Pada kasus desain proses, ada aktivitas baru yang diluncurkan di mana tidak ada proses yang muncul. b. Penyebab masalah tidak dipahami secara benar. Pihak manajemen mungkin hanya mengerti permasalahan secara teoritis, tetapi tidak mengetahui akar penyebab masalah. c. Solusi belum ditetapkan. Bila pihak manajemen telah 12 merencanakan perubahan jangka pendek, masih ada waktu untuk menerapkan Six Sigma. Penerapan Six Sigma secara Page cepat dapat menghemat waktu untuk analisis yang lebih
  • 14. akurat. Bila suatu usaha secara signifikan telah dijalankan untuk menjembatani celah tersebut, penerapan Six Sigma tidak akan berguna. DMAIC vs DMADV • Persamaan antara DMAIC dengan DMADV Kedua metode ini mempunyai kesamaan, antara lain: a. Kedua metode Six Sigma ini digunakan untuk mengontrol tingkat kesalahan di bawah 3,4 per juta peluang (per million opportunities). b. Merupakan solusi melalui pendekatan intensif terhadap data. Intuisi tidak mempunyai tempat di Six Sigma,hanya mempertimbangkan fakta. c. Merupakan metode untuk membantu bisnis memenuhi angka bottom-line finansialnya. d. Diimplementasi dengan bantuan pemilik proses. • Perbedaan antara DMAIC dengan DMADV DMAIC merupakan singkatan dari : Define/mendefinisikan : mendefinisikan tujuan dari proyek dan keinginan pelanggan. Measure/mengukur : mengukur proses untuk menentukan tingkat performansinya sekarang. Analyze/menganalisa : menganalisa dan menentukan akar dari permasalahan. Improve/mengembangkan : mengembangkan proses dengan menghilangkan kesalahan. Control/pengawasan : mengadakan pengawasan terhadap performansi proses di masa depan. DMAIC digunakan ketika suatu produk atau proses telah ada pada perusahaan tersebut, tetapi tida memnuhi standar 13 kualitas dan keingin dari pelanggan. Page
  • 15. DMADV merupakan singkatan dari : Define/mendefinisikan : mendefinisikan tujuan dari proyek dan keinginan pelanggan. Measure/mengukur : mengukur dan menentukan spesifikasi berdasarkan keinginan pelanggan Analyze/menganalisis : menganalisa pilihan proses yang ada untuk emenuhi keinginan pelanggan. Design/mendesain : mendesain proses setelah detail untuk memenuhi keinginan pelanggan. Verify/verifikasi : menverifikasi performansi dari desain dan kemampuannya untuk memenuhi keinginan pelanggan. Metode DMADV ini digunakan ketika suatu proses atau produk belum ada di perusahaan tersebut dan perlu dikembangkan. Ataupun suatu proses atau produk telah ada dan telah dioptimasi dengan menggunakan metode DMAIC atau lainnya, tetapi tetap belum memenuhi keinginan pelanggan dan level Six Sigma. F. Six Sigma vs TQM TQM (Total Quality Management) adalah suatu pendekatan terhadap mutu atau kualitas, yaitu produsen berjuang menciptakan suatu lingkungan yang memungkinkan pekerja menghasilkan produk yang sempurna (zero defects). Kelemahan TQM dibandingkan dengan Six Sigma, adalah: 1. Kualitas sering merupakan aktivitas sampingan, terpisah dari isu kunci dari strategi usaha dan kinerja. 2. Pada banyak organisasi, kualitas dirasakan bersifat temporer dan apabila pemimpin yang memprakarsainya meninggalkan perusahaan, kualitas kemudian diabaikan. 3. Kebingungan terhadap TQM berasal dari kata kuaitas itu sendiri.kata kualitas mempunyai banyak arti, tergantung dari bagaimana kita memandangnya. Kualitas merupakan suatu 14 departemen yang ada dengan tanggung jawab khusus untuk Page pengendalian kualitas, di mana disiplin tersebut cenderung lebih
  • 16. berfokus kepada proses stabilisasi daripada memperbaiki proses. Ide keseluruhan dari filosofi kualitas juga membuat konsep secara keseluruhan tampak misterius bagi kebanyakan orang. Pendekatan-pendekatan baru seperti ISO 9000 atau reengineering tidak terintegrasi ke dalam usaha kualitas yang ada. 4. Banyak perusahaan yang membuat kualitas lebih kabur atau tida jelas dengan menetapkan tujuan yang tampak positif tanpa memilki cara untuk memonitor kemajuan pencapaian tujuan tersebut. 5. TQM merupakan aktivitas yang bersifat hanya di dalam departemen-departemen di banyak perusahaan. Masing-masing departemen mempunyai kebijakannya secara sendiri-sendiri, sehingga tidak mencakup keseluruhan organisasi. 6. TQM mengajarkan incremental atau perkembangan yang sedikit (small improvement), bukan perkembangan secara radikal (radical improvement) sehingga banyak pemimpin korporat tidak sabar setelah munculnya konsep reengineering. Reengineering adalah desain atau desain ulang bisnis yang mirip dengan process redesign, meskipun prakteknya mencakup skala yang lebih besar. Keunggulan konsep Six Sigma dibandingkan dengan TQM adalah: 1. Organisasi Six Sigma menjadikan pengelolaan proses, perbaikan, dan pengukuran ke dalam tindakan sebagai bagian dari tanggung jawab sehari-hari, terutama bagi manajer operasi. Dengan menggunakan sistem insentif, akan membantu memperkuat keyakinan bahwa Six Sigma merupakan bagian dari pekerjaan. 2. Sasaran yang ditentukan untuk dicapai dengan konsep Six Sigma lebih jelas. Sasaran dalam Six Sigma dinyatakan dalam hasil 99,997% sempurna, dengan tingkat kesalahan 3,4 per juta peluang. 3. Six Sigma merupakan suatu cara untuk menciptakan dan menjalankan suatu organisasi yang leih berhasil. Six Sigma membutuhkan diversitas ketrampilan yang lebih besar, tidak hanya keahlian teknis. 15 4. Six Sigma mengakui baik perbaikan kecil ataupun perubahan besar, kedua-duanya merupakan bagian yang penting dari Page kelangsungan hidup dan keberhasilan bisnis.
  • 17. 5. Six Sigma tidak hanya berfungsi dalam proses jasa, tetapi juga menawarkan banyak peluang dalam manufakturing. 6. Perusahaan Six Sigma menetapkan standar persyaratan untuk pembelajaran, dengan dukungan investasi pada waktu dan uang untuk membantu karyawan memenuhi standar tersebut. 7. Six Sigma mencairkan rintangan organisasional. Disiplin dari pengelolaan proses adalah sangat penting dalam sistem Six Sigma sebagai cara untuk mengukur dan memperbaiki proses. 8. Six Sigma merupakan suatu sistem yang menyeluruh dan fleksibel untuk mencapai, mempertahankan, dan memaksimalkan keberhasilan perusahaan. Six Sigma secara unik digerakkan oleh pemahaman yang dekat dengan kebutuhan pelanggan, penggunaan yang disiplin atas fakta, data, analisis statistikal, dan perhatian yang tekun dalam mengelola dan memperbaiki proses usaha. G. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT DALAM ORGANISASI SIX SIGMA Berikut ini adalah pihak-pihak yang terlibat dalam sistem six sigma dalam organisasi dan peranannya masing-masing: 1. Kelompok Leadership atau Council Mempunyai fungsi yang hampir sama dengan tim manajemen puncak. Tanggung jawab manajemen puncak ini adalah: a. Menentukan peran dan infrastruktur Six Sigma b. Memilih proyek yang spesifik dan alokasi sumber daya. c. Secara berkala meninjau ulang perkembangan proyek dan menyumbangkan ide atau bantuan. d. Menganggap diri sendiri sebagai sponsor. e. Membantu menghitung pengaruh usaha Six Sigma pada perusahaan. f. Menilai perkembangan dan identifikasi kekuatan dan kelemahan usaha selama ini. g. Menerapkan ilmu yang diperoleh pada manajemen mereka. 2. Sponsor atau Champion Merupakan manajer senior yang mengawasi jalannya perbaikan proyek. Tim memerlukan kebebasan memutuskan masalah tetapi 16 juga memerlukan pedoman dari pemimpin usaha dalam mencapai Page tujuan usaha. Tanggung jawab sponsor adalah:
  • 18. a. Menetapkan tujuan perbaikan proyek, dan menjamin mereka menjalankannya sesuai dengan prioritas usaha. b. Memimpin dan menyetujui perubahan arah atau jangkauan proyek bila perlu. c. Menemukan sumber daya untuk proyek. d. Mewakili tim kelompok kepemimpinan dan bertindak sebagai penasehat. e. Membantu menjernihkan permasalahan dan menyesuaikannya dengan tim lain atau di luar tim. f. Bekerja sama dengan pemilik proses untuk menjamin kelancaran proyek perbaikan. g. Menerapkan ilmu yang mereka kuasai mengenai perbaikan proses pada tugas-tugas manajemen mereka sendiri. 3. Pemimpin Pelaksanaan (Implementation Leader) mempunyai tanggung jawab sebagai berikut: a. Mendukung kelompok kepemimpinan dalam hal yang meliputi keiatan mereka, seperti komunikasi, pemilihan proyek, dan tinjau ulang proyek. b. Mempersiapkan dan menjalankan rencana pelatihan termasuk pemilihan kurikulum, penjadwalan, dan logistik. c. Membantu sponsor memenuhi peran mereka sebagai pendukung, penasehat, dan pembangkit semagat tim. d. Mencatat keseluruhan perkembangan dan mengfokuskan perhatian pada permasalahan yang memerlukan perhatian lebih. e. Membuat rencana pemasaran. 4. Pelatih Six Sigma (Coach) Coach merupakan ahli secara teknis dan bertindak sebagai konsultan. Tanggung jawabnya meliputi: a. Menyediakan hubungan antara sponsor dengan kelompok kepemimpinan. b. Menetapkan jadwal proyek perusahaan. c. Menghadapi perselisihan atau kurangnya kerjasama antar tim di dalam organisasi yang bersangkutan. d. Memperkirakan potensial, dan validasi hasil aktual dari penghilangan kesalahan, penghematan, dan lain-lain. 17 e. Menyelesaikan konflik yang terjadi antar anggota tim. Page
  • 19. 5. Pemimpin Tim (Team Leader) atau Pemimpin Proyek (Project Leader) Pemimpin tim memegang tanggung jawab utama pekerjaan dan hasil proyek Six Sigma, yang biasanya berfokus pada perbaikan proses atau desain/desain ulang, tetapi juga menangi sistem yang berkenaan dengan feedback dari konsumen, serta pengukuran atau manajemen proses. Tanggung jawabnya adalah: a. Meninjau ulang atau mengklarifikasi rencana proyek dengan sponsor. b. Mengembangkan dan meng-update project charter dan rencana implementasinya. c. Memilih anggota-anggota tim proyek. d. Memperkenalkan dan mencari sumber daya dan informasi. e. Memberi pengertian dan membantu anggota lainnya untuk menggunakan alat-alat Six Sigma yang tepat. f. Membuat jadwaL proyek dan terus menuju ke solusi dan hasil akhir. g. Mendukung transfer solusi atau proses baru untuk meneruskan proses operasional selagi bekerja sama dengan manajer yang lain dan pemilik proses. h. Mencatat hasil akhir proyek. 6. Anggota Tim (Team Member) Anggota tim dianalogikan sebagai kendaraan untuk mencapai usaha perbaikan yang ditargetkan. 7. Process Owner (Pemilik Proses) Merupakan pihak yang bertanggung jawab untuk mengatur sekumpulan langkah end-to-end, baik untuk pelanggan internal maupun eksternal. Mereka menerima pedoman dari tim perbaikan atau menjadi pemilik baru dari proses yang telah selesai didesain. 8. Black Belts, Master Black Belts dan Struktur Peranannya Definisi Black belt tergantung pada empat faktor utama berikut ini, yaitu: a. Jenis proyek atau proses yang ditangani 18 b. Struktur Black Belt di dalam organisasi Page
  • 20. c. Tujuan dari inisiatif Six Sigma d. Konsultan atau penasehat yang dipilih H. ALAT-ALAT TERAPAN (ADVANCED TOOLS) SIX SIGMA Salah satu kunci keberhasilan Six Sigma adalah kerja tim dan juga alat-alat yang digunakan dapat memberi kekuatan pada proses usaha perbaikan dan usaha pembelajaran. Alat-alat atau metode- metode tersebut akan diuraikan pada bagian ini. 1. Statistical Process Control (SPC) dan Bagan Kendali SPC berguna untuk mengidentifikasi permasalahan atau kejadian yang tidak lazim, sehingga bisa diambil tindakan yang sesuai untuk mengendalikan kinerja proses sekarang ini, serta meramalkan kinerja yang akan datang dan menyarankan tindakan perbaikan yang diperlukan. Alat-alat yang efektif adalah bagan kendali. Melalui bagan kendali ini akan terlihat trend, pola, dan aktivitas yang sedang berlangsung serta memberikan peringatan akan adanya masalah yang timbul. Pengendalian berarti menjaga agar proses tetap berada dalam batas variasi yang diramalkan agar kinerja proses tetap stabil dan konsisten. Dengan memberikan tanda pada bagan kendali, akan terlihat proses yang di dalam batas kendali atau yang di luar batas kendali. Untuk itu diperlukan data yang cukup untuk menghitung batas kendali yang terdiri dari UCL (upper Control Limit), LCL (Lower Control Limit), dan garis rata-rata. Tiga kegunaan bagan kendali dalam sistem Six Sigma, adalah: a. Pada aktivitas pengukuran, akan membantu tim mengenali jenis dan frekuensi timbulnya masalah atau kondisi yang tidak terkendali. Dan kemudian akan disarankan tindakan koreksi atau investigasi untuk mengetahui cara yang paling efektif untuk menyelesaikan masalah tersebut. b. Memandu atau melaksanakan solusi proses atau perubahan pada fase perbaikan atau kendali, bagan kendali akan membantu perolehan hasil dengan menunjukkan bagaimana 19 variasi dan kinerja terpengaruh dan menyarankan bagian lain yang perlu diperiksa atau dikerjakan. Page
  • 21. c. Bagan kendali bertindak sebagai sistem alarm yang siap siaga menjaga ativtas yang tidak lazim pada proses. 2. Pengujian Tingkat Signifikan Statistik (Chi – Square, t – test, ANOVA) Merupakan teknik yang digunakan para ahli statistik untuk mencari pola atau menguji kecurigaan mereka pada data yang ada. Pada Six Sigma, alat-alat ini dapat digunakan untuk: a. Mengkonfirmasi permasalahan yang terjadi atau adanya perubahan yang berarti pada kinerja proses. b. Memeriksa validitas data. c. Menentukan jenis pola data atau distribusi dalam sekelompok data kontinu. d. Mengembangkan akar penyebab hipotesis berdasarkan pola dan perbedaan yang ada. e. Validasi atau tidak menyetujui akar penyebab hipotesis. 3. Analisis Korelasi dan Regresi Analisis korelasi dan regresi menganalisa hubungan antara dua faktor atau lebih. Bila dua faktor saling berhubungan, berarti perubahan pada satu faktor akan berakibat pada faktor lain. 4. Desain Eksperimen (DOE) DOE adalah metode yang digunakan untuk menguji dan mengoptimalkan kinerja proses, produk, jasa atau solusi. Menggunakan pengujian statistik, korelasi, dan regresi untuk membantu mempelajari perilaku produk atau proses pada kondisi yang berbeda. Dengan DOE dapat direncanakan dan mengendalikan variabel melalui pengadaan eksperimen. Manfaat dari penggunaan DOE, adalah sebagai berikut: a. Menilai sistem Voice of Customer (suara konsumen untuk mencari kombinasi terbaik antara feedback produksi tanpa membuat pelanggan merasa jengkel. b. Menilai faktor untuk memisahkan akar penyebab masalah atau cacat yang penting. c. Menguji kemungkinan kombinasi solusi yang mengoptimalkan 20 kinerja strategi. d. Menilai desain produk atau jasa untuk mengenali masalah Page yang ada dan mengurangi kesalahan pada hari itu juga.
  • 22. 5. Failure Modes and Effects Analysis (FMEA) FMEA merupakan seperangkat pedoman, proses, dan format untuk mengidentifikasi dan memprioritas masalah penting atau kegagalan. Langkah-langkahnya berupa: a. Identifikasi proses atau produk. b. Daftarkan masalah-masalah yang mungkin timbul. c. Beri skala pada masalah berdasarkan kerumitan, kemungkinan terjadi, atau kemampuannya untuk terdeteksinya, dengan menggunakan skala dari 1 – 10. d. Menghitung RPN (Risk Priority Number) dan tindakan yang diutamakan. e. mengambil tindakan untuk mengurangi resiko. 6. Mistake – Proofing (Poka – Yoke) FMEA membantu meramalkan dan mencegah permasalahan, sedangkan Mistake – Proofing mendeteksi dan mengoreksi kesalahan sebelum cacat sampai ke pelanggan. Yang diutamakan di sini adalah ancaman konstan pada proses yang disebabkan oleh kesalahan manusia (human error). Metode ini digunakan untuk: a. Perbaikan dan desain proses pada proyek DMAIC. b. Mengumpulkan data dari proses yang mendekati kinerja six sigma. c. Menghilangkan jenis proses dan kesalahan dari 4,5 menjadi 6 sigma. 7. Quality Function Deployment QFD merupakan metode untuk menerjemahkan dan membuat prioritas masukan pelanggan ke dalam bentuk desain dan spesifikasi produk dan proses. Umumnya digunakan untuk: a. Memilih dan memprioritaskan proyek yang perlu diperbaiki yang didasarkan kepada kebutuhan pelanggan dan kinerja sekarang. b. Menilai kinerja proses atau produk vs pesaing. c. Terjemahkan kebutuhan pelanggan ke dalam bentuk pengukuran kinerja. 21 d. Mendesain, menguji, dan mendefinisikan proses dan produk baru. Page
  • 23. I. Ukuran–ukuran Six Sigma Ukuran-ukuran dalam six sigma berkaitan dengan defect (cacat). Ukuran akhir yang ingin diketahui adalah level sigma atau sigma quality level. Berikut ini adalah ukuran-ukuran Six Sigma menurut Welch J.F. yang pada akhirnya diketahui level sigma: • Unit (U) Jumlah part, sub-assy atau sistem yang diukur atau diperiksa. Sebuah item yang sedang diproses, atau produk atau jasa akhir yang sedang dikirim kepada pelanggan-sebuah mobil, pinjaman hipotek, hotel stay, bank statement, dan sebagainya. • Defect (cacat) Segala sesuatu yang membuat customer tidak puas. Kegagalan untuk memenuhi persyaratan pelanggan/ kinerja standar – bak mesin bocor, penundaan dalam closing pinjaman hipotek, hapusnya reservasi, statement error dan sebagainya. • Defective (D) Semua unit yang berisi sebuah defect. Dengan demikian, sebuah mobil dengan sembarang defect, secara teknik sama defect dengan sebuah mobil dengan 15 defect. • Opportunity (OP) Karakteristik yang diperiksa atau diukur, dalam hal ini yang digunakan adalah Critical to quality (CTQ). Karena sebagian besar produk atau jasa memiliki cacat. Jumlah peluang cacat pada sebuah mobil, misalnya, mungkin labih dari 100. Ada tiga langkah utama dalam menentukan jumlahopportunity yaitu: - Membuat daftar pendahuluan dari jenis cacat. - Menentukan yang mana actual defect, kritis bagi 22 konsumen dan spesifik. Page - Periksalah jumlah peluang yang diusulkan terhadap standar.
  • 24. Defect Per Unit (DPU) Ukuran ini merefleksikan jumlah rata-rata dari defect, semua jenis, terhadap jumlah total unit dari unit yang dijadikan sampel. • Defect Per Opportunity (DPO) Menunjukan proporsi defect atas jumlah total peluang dalam sebuah kelompok. • Defect Per Million Opportunity (DPMO) Kebanyakan ukuran-ukuran peluang defect diterjemahkan ke dalam format DPMO, yang mengindikasikan berapa banyak defect akan muncul jika ada satu juta peluang dalam lingkungan pemanufakturan secara khusus, DPMO, seringkali disebut “PPM”, singkatan dari “parts per million” DPMO = DPO x 1.000.000 • Ukuran Sigma 23 Page
  • 25. J. IMPLEMENTASI SIX SIGMA PADA PERUSAHAAN- PERUSAHAAN YANG TELAH BERHASIL 1. General Electric Kualitas Six sigma berarti menjalankan metodologi yang disiplin untuk menghilangkan cacat dari produk dan proses kerja yang dihasilkan. Langkah yang diterapkan di GE ini merupakan bagian tak terpisahkan dari cara kerja GE. Six Sigma memberi kesempatan bagi GE untuk senantiasa menyempurnakan respon pada kebutuhan pelanggan, dan memberikan produk yang baru dan lebih baik, serta nilai tambah dari servis yang juga lebih sempurna. “Six Sigma mengubah GE selamanya dan segala hal mulai dari pengikut setia Six Sigma yakni Black Belt, teknisi, auditor, ilmuwan sampai pemimpin senior yang akan membawa perusahaan ke milenium baru yang mempercayai Six Sigma sebagai pendekatan perusahaan untuk beroperasi.” (GE Chairman John. F. Welch) Perbaikan mulai dari jasa pelayanan sampai manufaktur di GE terdiri atas: a. Tim Six Sigma di bagian GE Lighting Memperbaiki sistem penagihan pada salah satu pelanggan terbesarnya, yaitu Wal Mart. Hasilnya mengurangi kesalahan pembuatan faktur hingga 98%, mempercepat pembayaran, dan berusaha untuk meningkatkan produktivitas kedua perusahaan. b. GE Capital’s Mengurus masalah proses pengkaian kontrak, mempercepat penyelesaian perjanjian, dan lebih bertanggung jawab dalam melayani pelanggandan berhasil menghemat biaya. 24 c. GE’s Power Systems Page
  • 26. Mengurus masalah yang berhubungan dengan pemahaman akan kebutuhan pelanggan yang sebenarnya, dan memperbaiki dokumentasi dengan peralatan yang jauh lebih canggih. d. GEMS – The Medical Systems Business Mendesain tekni untuk membuat teknologi pengobatan yang lebih baik. Sehingga rumah sakit dapat meningkatkan penggunaan peralatan mereka dengan biaya yang lebih rendah. e. GE Capital Mortgage Analisis proses salah satu cabang teratas dan membandingkan dengan 42 cabang lainnya. Serta menambah orang untuk melayani keluhan pelanggan. Di samping keyakinan dan tanggung jawab yang besar pada pelanggan, proses perbaikan ini bisa menghasilkan keuntungan yang besar bagi usaha baru. GE telah berhasil mendapatkan keuntungan sebesar $10.000.000.000 pada lima tahun pertama sejak perusahaan itu mengimplementasikan Six Sigma. 2. Motorola Dewasa ini, pemimpin bidang elektronik yang berhasil dan diakui adalah Motorola yang terkait dengan penerapan Six Sigma. Motorola merupakan perusahaan yang menemukan konsep yang telah diterapkan pada keselurahan sistem manajemen ini. Bagi Motorola, Six Sigma digunakan untuk menjawab pertanyaan bagaimana agar bertahan dalam bidang usaha. Sekitar tahun 1980 dan awal 1990, Motorola merupakan salah satu perusahaan Amerika Serikat dan Eropa yang bersaing ketat dengan perusahaan Jepang. Pemimpin puncak Motorola 25 menyadari bahwa kualitas produk mereka jelek. Mereka tidak Page
  • 27. memiliki program kualitas. Tetapi tahun 1987, ada pendekatan baru yang muncul dari bagian komunikasi Motorola yang pada saat itu dipegang oleh George Fisher, Executive mapan dari Kodak. Konsep inovatif ini dinamakan “Six Sigma”. Banyak hal yang dilibatkan Six Sigma di Motorola, tapi dua hal utama adalah cara yang konsisten untuk keluar dan membandingkan kinerja kebutuhan pelanggan (pengukuran sigma) dan target kualitas sempurna (tujuan sigma). Baru dua tahun menjalankan Six Sigma, Motorola mendapat penghargaan Malcolm Balridge National Quality Award. Tenaga kerja meningkat dari 71.000 karyawan menjadi 130.000 karyawan pada saat sekarang. Prestasi-prestasi yang dicapai selama tahun 1987 – 1997 adalah: • Keuntungan hampir meningkat 20% per tahun. • Penghematan kumulatif sebesar $14 milyar • Harga stok Motorola berlipat ganda dengan tingkat tahunan 21,3%. Alan Larson, salah satu konsultan internal Motorola yang belakangan membantu menyebarluaskan konsep GE dan Allied Signal, mengatakan bahwa proyek melibatkan sejumlah besar proses administrasi dan transaksi. Misalnya pada pelayanan pelanggan dan pengantaran produk, perbaikan dalam pengukuran dan pemfokusan pada pemahaman yang lebih baik pada kebutuhan pelanggan dengan menggunakan struktur proses manajemen yang baru, memungkinkan langkah besar perbaikan jasa dan pengiriman tepat waktu. 26 Page
  • 28. IMPLEMENTASI SIX SIGMA DALAM PENINGKATAN KUALITAS PROSES PENGECATAN PADA JUPITER MX DI PT. YAMAHA INDONESIA MOTOR MANUFACTURING Berdasarkan data pada bulan Juli 2008, diketahui bahwa produk yang mengalami ketidaksesuaian paling sering terjadi pada proses pengecatan pada motor Jupiter MX yaitu sebesar 397 unit dari total produksi sebesar 20.652 unit. Oleh karenanya perlu adanya analisis mengenai pengendalian kualitas dengan mengimplementasikan metode yang terdapat pada six sigma, diharapkan mengurangi ketidaksesuaian dari proses pengecatan pada Jupiter MX agar masalah tersebut tidak terulang kembali. 1. Identifikasi Jenis Pemborosan Dalam Proses Pengecatan a. Kuantitas ialah kelebihan produksi. Untuk mengatasinya ditangani dari bagian pengendali produksi (production control) dengan menyeimbangkan antara jumlah persediaan dengan jumlah permintaan pada bagian perakitan (body assy), apabila jumlah permintaan melebihi dari jumlah yang ditentukan maka terjadi kelebihan produksi. Jumlah kelebihan produksi pada hari pertama akan di alokasikan ke hari berikutnya begitu selanjutnya sehingga jumlah permintaan dapat terpenuhi. b. Orang (people), yang diidentifikasi ialah proses yang berlebihan (over processing). Beberapa pemborosan karena aktivitas yang berlebihan dalam proses pengecatan ini ialah pada proses pelapisan akhir (clear). Kondisi awalnya pengecatan produk dengan tiga proses yaitu pengecatan dasar, pengecatan akhir, dan lapisan akhir (clear). Namun aktivitas kini dipersingkat dengan menggabungkan proses lapisan akhir (clear) dengan proses pengecatan akhir, sehingga pengecatan produk menjadi dua proses yaitu hanya pengecatan dasar dan pengecatan akhir untuk meminalisi pemborosan proses. c. Kualitas (quality). Pemborosan yang terjadi ialah jenis pemborosan kerusakan (defect). Dalam hal ini kerusakan berupa ketidaksesuaian yang terjadi dalam proses pengecatan motor Yamaha Jupiter MX. Jumlah ketidaksesuaian selama bulan Januari 2009 terhitung produk yang sesuai sebesar 76.570 unit dan produk yang mengalami ketidaksesuaian sebesar 23.920 unit dari keseluruhan total produksi 100.490 unit pada proses pengecatan motor Yamaha Jupiter MX pada bulan tersebut. 2. Tahap Mendefinisikan Masalah Diagram SIPOC Langkah awal yang dilakukan untuk dapat memahami kegiatan umum dari proses produksi yang terjadi, maka disusunlah suatu diagram SIPOC (Supplier-Input-Process- Output-Customer) sebagai suatu diagram yang menggambarkan keterkaitan antar fungsi di dalam proses produksi secara umum dalam mengetahui pemborosan dari pemasok hingga pelanggan untuk melakukan pengembangan dan perbaikan.
  • 29. Diagram Pareto Melalui diagram Pareto dapat dilihat jenis cacat apa yang paling berpengaruh dan dapat diputuskan untuk konsentrasi lebih khusus untuk jenis ketidaksesuaiannya itu.
  • 30. Dari 11 jenis ketidaksesuaian, jenis ketidaksesuaian kotor adalah yang paling banyak terjadi yaitu 77,3% dari total ketidaksesuaian dalam proses pengecatan motor Jupiter MX ini. 3. Tahap Pengukuran Uji Normalitas Data yang akan dijadikan uji normalitas adalah data banyaknya kecacatan produk per hari selama bulan Januari 2009 ditunjukkan oleh gambar berikut :
  • 31. Dari hasil uji normalitas dapat dilihat bahwa titik data berada pada sekitar garis lurus. Berdasarkan pola ini maka dapat dikatakan bahwa data kecacatan telah berdistribusi normal sehingga dapat disimpulkan bahwa mesin beroperasi dalam keadaan normal. Apabila mesin tidak normal maka data tersebut tidak dapat digunakan.
  • 32. Berdasarkan hasil perhitungan didapat nilai sigma sebesar 3,52 dengan nilai banyaknya cacat per sejuta kesempatan sebesar 21.639,42. Oleh karena itu dilakukan perhitungan kapabilitas proses (Cp) untuk mengetahui kemampuan proses dalam menghasilkan produk yang baik. Cp = 1-p =1- 0,23588 = 0,764124 Kapabilitas proses sebesar 0,764124 menunjukan Cp kurang dari 1, maka kapabilitas proses dikatakan masih rendah sehingga diperlukan upaya peningkatan kualitas. 4. Tahap Analisis Diagram sebab akibat Diagram Sebab Akibat Untuk Ketidaksesuaian Kotor Dalam Proses Pengecatan Motor Jupiter MX
  • 33. Tahap Perbaikan Pengembangan Rencana Tindakan Perbaikan Dengan 5W- 1H. Tabel Konsep Perbaikan Untuk Jenis Ketidaksesuaian Kotor Apa Alasan Lokasi Penanggungjawab Kapan Bagaimana Penyebab Perbaikan Perbaikan Kecacatan Dilakukan Operator lelah Agar operator Pada Kepala bagian Secepatnya Berikan pengawasan dan tidak mampu serius setiap proses (foreman) terhadap operator serius dalam dalam proses proses agar dapat bekerja pembersihan lebih serius. mesin yang Menggantikan digunakan. operator yang lelah dengan operator cadangan tiap masing-masing proses. Anti statis Agar daya Proses Kepala bagian Pada saat Pemahaman tentang kurang magnet pember proses (foreman) pemisahan kendali anti statis dan sempurna. berkurang sihan produk pastikan selalu anti sehingga debu dengan statis dalam keadaan kotoran tidak debu atau menyala pada saat menempel kotoran pembersihan debu. pada produk Mesin (pipa Agar Proses Kepala bagian Pada saat Perawatan pipa semprot, mendapatkan pencuci proses (foreman) akan semprot dan pistol pistol penyemprotan an dan memulai penyemprot cat penyemprot yang pengec proses berkala dengan cat) kurang sempurna. atan pencucian jadwal terstruktur dirawat dan dasar/a dan dengan nama dibersihkan. khir pengecatan operator dasar/akhir pembersihnya. Agar masing-masing punya tanggung jawab. 5. Tahap Pengendalian Konsep pengendalian yang diberikan pada dasarnya berupa petunjuk kerja pada saat proses. Usulan lembar pengamatan jenis ketidaksesuaian kotor untuk proses pemasangan hingga proses pelepasan pada pengecatan motor Jupiter MX dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
  • 34. Tabel Usulan Lembar Pengamatan Jenis Ketidaksesuaian Kotor Untuk Proses Pencucian PENGAMATAN PROSES Proses : Pencucian (Threatment) Tanggal : Operator : Shift : Jam : Jenis ketidaksesuaian yang diwaspadai : KOTOR Kondisi Hal yang harus diperhatikan! Baik Buruk 1. Kondisi Motor Pencucian 2. Kondisi Bak (Tank) 3. Suhu 4. Tekanan 5. Kondisi Nozzle 6. Kondisi Penyaring (Filter) 7. Pengantaran (Conductivity) 8. Apakah sudah terdapat jenis ketidaksesuaian Ya Tidak Jumlah kotor pada proses sebelumnya. Masalah yang terjadi pada proses sebelumnya CATATAN: - Jangan lanjutkan proses apabila semua kondisi diatas masih belum baik!. - Jangan malu bertanya apabila tidak mengerti!. - Jangan lakukan proses bila tidak tahu, tanyakan dengan atasan langsung anda!. Dibuat Diperiksa Diketahui Panji Wartaning Tyas FOREMAN GENERAL FOREMAN
  • 35. Kesimpulan Ketidaksesuaian yang terjadi pada proses pengecatan motor Jupiter MX dari perhitungan peta kendali c dapat dilihat masih banyak titik data yang keluar dari peta kendali, berdasarkan hal ini maka dapat dikatakan bahwa proses produksi kurang stabil yang berarti pula bahwa pengendaliankualitas perusahaan kurang baik. Penyebab potensial untuk ketidaksesuaian jenis kotor yaitu pada waktu proses pencucian produk tidak bersih, mesin (alat penyemprot cat dan pipa semprotan) kotor, dan produk masih mengandung banyak magnet yang menarik kotoran yang menyebabkan ketidaksesuaian kotor yang merupakan ketidaksesuaian paling banyak. Nilai sigma yang didapat dari hasil perhitungan sebesar 3,52 dengan nilai banyaknya cacat per sejuta kesempatan sebesar 21639,42. Kapabilitas proses sebesar 0,764124 menunjukan Cp kurang dari 1, maka kapabilitas proses dikatakan masih rendah sehingga diperlukan upaya peningkatan kualitas. Perbaikan yang perlu dilakukan yaitu faktor operator dengan memberikan pengawasan terhadap operator agar dapat bekerja lebih serius dan menggantikan operator yang lelah dengan operator cadangan tiap masing-masing proses. Perbaikan dari faktor mesin adalah dengan menjaga kebersihan mesin dengan perawatan mesin seperti alat penyemprot cat dan pipa semprotan berkala dengan jadwal terstruktur dengan nama operator pembersihnya agar masing-masing operator punya tanggung jawab serta pemahaman dalam penggunaan anti statis dan selalu pastikan anti statis dalam keadaan menyala pada saat pembersihan debu agar produk tidak kotor dan menimbulkan ketidaksesuaian jenis tersebut. Sedangkan pengendaliannya menerapkan usulan penggunaan tabel pengamatan proses yang sangat berguna untuk mengevaluasi banyaknya ketidaksesuaian yang terjadi selama proses berlangsung agar nantinya ketidaksesuaian dapat dikurangi.
  • 36. DAFTAR PUSTAKA 1. Bounds, Greg, Lyle Yorks, Mel Adams, Gipsie Ranney, “Total Quality Management : Toward The Emerging Paradigm”. International Edition, Singapore: McGraw-Hill, 1994. 2. Dale, B.G., and Plunkett, J.J, “Managing Quality”. Great Britain: Philip Allan, 1990. 3. Miranda, dan Tunggal, Amin Widjaja, “Six Sigma: Gambaran Umum, Penerapan Proses dan Metode-Metode yang Digunakan untuk Perbaikan: GE MOTOROLA”. Jakarta: Harvarindo, 2002. 4. Brue, Greg, “Six Sigma for Managers”. Jakarta: Canary, 2002. 5. Melalui Website : - http://www.isixsigma.com/library/content/six-sigma-newbie.asp - http://www.isixsigma.com/sixsigma/six_sigma.asp - http://www.ge.com/id/sekilas2.htm - http://www.tf.itb.ac.id/~eryan/FreeArticles/QualityControl.html - http://www.adamssixsigma.com/Glossary_of_terms/what_is_six_sig ma.htm - http://www.adamssixsigma.com/benefits_of_six_sigma.htm - http://www.adamssixsigma.com/six_sigma_approach.htm - http://www.honeywell.com/sixsigma/index.html - http://www.bmgi.com/ - http://www.scribd.com/manajemenmutu.htm 6. Wartaning , Panji Tyas; Sudaryanto, Jurnal The Implementation of Lean Six Sigmain Improvement of Quality of Jupiter Mx Painting Process di PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing 27 Page
  • 37. Pertanyaan atau Diskusi Mengenai Six Sigma : Dari Sdr. Fadli 1. Apakah six sigma merupakan lembaga dan mendapatkan sertifikat seperti sertifikat ISO ? Jawaban : Six Sigma bukan merupakan lembaga tetapi merupakan salah satu tools management improvement, seperti QMS ISO 9001, TQM (Total Quality Management), BSC (Balance Scorecard), dll. Perbedaan dari management improvement lainnya lebih berfokus pada defect reduction, cycle time reduction, cost reduction yang dapat meningkatkan kualitas kinerja baik pada produk/jasa, proses dan SDM yang dimiliki organisasi/ perusahaan untuk dapat memenuhi ekspetasi dari pelanggan. Pelanggan menjadi lebih kritis mengenai kualitas, mereka makin menuntut suatu sertifikasi untuk meyakinkan bahwa suatu perusahaan memenuhi standar untuk menghasilkan produk berkualitas. (http://www.scribd.com/Analisis-SWOT-Six-Sigma) Sertifikasi Six Sigma berbeda dengan sertifikasi ISO 9001 dimana sertifikasi ISO 9001 merupakan sertifikasi yang dilakukan pada sistem manajemen mutu suatu organisasi sedangkan sertifikasi six sigma dilakukan kepada personal yang akan melaksanakan proyek-proyek six sigma, seperti : Green Belt, Black Belt (sesuai struktur organisasi Six Sigma) sehingga dengan bersertifikat mereka bekerja sama dalam proyek, menggunakan keahlian Six Sigma yang dimiliki, untuk mencapai tujuan dari keinginan perusahaan. Sertifikat Six Sigma itu sebagai bukti kompetensi seorang change agent dalam program improvement seperti Six Sigma. (www.sixsigmaindonesia.com/sertifikasi-six-sigma/). 2. Berdasarkan penjelasan dari presentasi six sigma yang telah disampaikan, terlihat lebih menjelaskan produk yang telah ada, apakah dapat diterapkan juga untuk produk yang baru ? Jawaban : Six Sigma dapat diimplementasikan pada produk yang baru ataupun yang telah ada, akan tetapi berbeda dalam penggunaan model perbaikannya, yaitu : Metode DMAIC digunakan pada suatu proses atau produk yang telah ada, sedangkan DMADV digunakan ketika suatu proses atau produk belum ada di perusahaan tersebut dan perlu dikembangkan, dapat juga digunakan pada suatu proses atau produk yang telah ada atau lainnya, tetapi tetap belum memenuhi 28 keinginan pelanggan dan level Six Sigma. Page (http://www.scribd.com/manajemenmutu.htm)
  • 38. Dari Bpk. Eko H. 1. Bagaimana mengimplementasikan Six Sigma pada produk yang sering berubah-ubah jumlahnya karena disesuaikan dengan permintaan pelanggan ? 2. Apakah six sigma dapat diterapkan pada area top management ? Jawaban 1 & 2 : Implementasi six sigma pada produk yang dihasilkan perusahaan tidak terbatas pada jumlah tetapi dilihat dari banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi produk tersebut di dalam pemenuhan spesifikasi kualitas produk itu sendiri berdasarkan harapan dan kebutuhan pelanggan. Mengenai penerapan six sigma pada area top manajemen itu tentunya dapat dilakukan, mengingat salah satu fokus perbaikan six sigma yang terpenting ialah SDM (people) yang ada pada organisasi tersebut, termasuk para top management harus membuktikan komitmennya dengan turut serta terlibat dalam proses perbaikan berkelanjutan dan harus konsisten menjalankan apa yang dikomunikasikan. Satu tantangan utama yang akan dihadapi dalam program peningkatan kualitas Six Sigma adalah mendefinisikan kriteria pemilihan proyek Six Sigma, dimana dalam banyak keputusan bisnis dikenal pula ungkapan bahwa “ kita perlu setuju untuk tidak hanya pada apa yang dikerjakan, tetapi juga pada apa yang seharusnya tidak dikerjakan”. Ungkapan ini berarti bahwa suatu proyek Six Sigma bukan asal-asalan atau sekadar melaksanakan proyek tanpa mengetahui manfaat dan kriteria apa yang harus dijadikan pedoman untuk memilih proyek itu. Kata kunci dalam hal ini adalah PRIORITAS, artinya kita harus menetapkan prioritas utama tentang masalah-masalah dan/atau kesempatan-kesempatan peningkatan kualitas mana yang akan ditangani terlebih dahulu. Pemilihan proyek terbaik adalah berdasarkan pada identifikasi proyek yang terbaik sepadan (match) dengan kebutuhan, kapabilitas, dan tujuan organisasi yang sekarang. Secara umum setiap proyek Six Sigma yang terpilih harus mampu memenuhi kategori sebagai berikut: 1. Kriteria Manfaat Bisnis atau Hasil-hasil - Dampak pada pelanggan eksternal dan kebutuhan mereka. - Dampak pada strategi bisnis dan posisi persaingan (competitive position). - Dampak pada kompetensi inti (core competencies). - Dampak pada keuangan organisasi. - Urutan kepentingan - Kecenderungan 29 - Sekuens dan kesalingtergantungan? 2. Kriteria Kelayakan (Feasibility Criteria) Page - Sumber daya yang dibutuhkan
  • 39. - Keahlian yang tersedia - Kompleksitas - Kemungkinan sukses - Fasilitas pendukung 3. Kriteria dampak pada organisasi - Manfaat pembelajaran (learning benefits) - Manfaat lintas fungsi (cross-functional benefits) 4. Kriteria Sumber Daya Organisasi/Perusahaan Dalam hal ini, kriteria sumber daya organisasi/perusahaan meliputi : - Sumber daya yang dibutuhkan;Sumber daya yang dibutuhkan meliputi sumber daya manusia, keahlianyang dimiliki, waktu dan uang yang digunakan untuk melakukan proyekpeningkatan kualitas Six Sigma. - Kapabilitas perusahaan;Kapabilitas perusahaan berupa kemampuan perusahaan dalammengantisipasi berbagai kesulitan ketika perusahaan melakukanpengembangan solusi peningkatan kualitas dalam proyek Six Sigma. - Fasilitas pendukung Kriteria-kriteria pemilihan proyek Six Sigma yang lain dapat ditambahkan dalam daftar sesuai kebutuhan organisasi. Bagaimanapun, kita tidak seharusnya menggunakan semua faktor yang didaftarkan secara terperinci untuk memilih suatu proyek Six Sigma, karena kita akan mengalami kesulitan dalam penentuan proyek Six Sigma yang memenuhi semua faktor terperinci itu. (lontar.ui.ac.id/file?file=digital/117244-T%2023494...pdf) 30 Page
  • 40. STRATEGI Definisi SIX SIGMA • Six = Enam MANAJEMEN MUTU • Sigma (σ) = diambil dari bahasa Yunani yang melambangkan standard deviasi atau variasi di dalam “SIX SIGMA” suatu proses produksi atau jasa. • Six Sigma (6σ) : Dosen : merupakan sebuah metodologi terstruktur untuk Prof. Dr. Ir. Syamsir Abduh memperbaiki proses yang difokuskan pada usaha mengurangi variasi proses (process variances) sekaligus Presented by Asnita Riani Sembiring (122101026) mengurangi cacat (produk/jasa yang diluar spesifikasi) Doni Fauzi (122101046) dengan menggunakan statistik dan problem solving tools Nurul Huda (122101101) secara intensif ‘hanya’ 3.4 penyimpangan per sejuta Solehan (122101135) Wardini Wulansari (122101149) proses yang terjadi 1 2 1σ Apakah Konsep Six Sigma itu? 2σ • Proses desain, manufaktur dan Layanan 3σ IMPROVEMENT • Aplikasi utk six sigma tools dan Proses • Mengidentifikasikan faktor penyebab defect 4σ (Distribution Shifted ± 1.5σ) • Analisa dan improvement (perbaikan) σ σ DPMO PPM • Melalui penurunan defect ratio akan meningkatkan Yield & Total Kepuasan 690.000 1 Pelanggan 5σ 2 308.000 66.800 • Inovation Tool Manajemen memberikan kontribusi thd management output 3 4 6.210 5 233 6 3.4 6σ Defects per Million Opportunities LSL USL Semakin kecil standar deviasi pelanggan semakin puas. © TreMyn 2004 PPM : Parts per Million 11/02/2012 4
  • 41. • Kekuatan (Strength) • Kekuatan (Strength) • Personil yang berdedikasi • Six Sigma melakukan dan berkualitas pengukuran • Penyelesaian masalah • Semua diterjemahkan dengan dukungan data menjadi satuan uang dan pendekatan statistik • Kemudahan mengenali • Metode penyelesaian proyek yang dilakukan masalah yang terstruktur • Fokus pada pelanggan • Bahasa yang sama antar • Pendekatan top-down departemen atau industri • Infrastruktur dengan hirarki yang jelas 5 6 • Kelemahan (Weakness) • Phobia terhadap statistik • Kesempatan • Pesatnya perkembangan • Biaya Pelatihan (Oppurtunity) teknologi informasi dan • Pengukuran CTQ perangkat lunak • Kurangnya pelatihan • Tuntutan pelanggan yang untuk menangani proses makin beraneka ragam non manufaktur • Kesadaran akan • pen-dogma-an six sigma pentingnya sertifikasi • Asumsi kenormalan • Perkembangan • Tidak ada alasan perusahaan-perusahaan pergeseran 1,5σ non manufaktur • Ketidakmampuan melihat • Lingkungan yang makin secara sistem dinamis 7 8
  • 42. • Ancaman (Threat) Faktor penting dalam • Krisis Ekonomi implementasi SIX SIGMA • Persaingan dari metodologi yang lain: Sertifikasi ISO • Dukungan dari Top level. • Tim yang hebat. • Training untuk seluruh karyawan. • Alat ukur yang baru (DMAIC). • Budaya perusahaan yang baru 9 10 MANFAAT 6σ QUALITY Bagi Perusahaan : MANFAAT 6σ QUALITY Mempertahankan kelangsungan usaha : Bagi Perusahaan : Lanjutan … Customer Retention Mendorong budaya belajar di dalam Meningkatkan Profit dan Investor Relations organisasi : Meningkatkan hubungan dengan Supplier Meningkatkan skill karyawan dalam memperbaiki Meningkatkan Market share proses. Adanya kejelasan performance yang harus Mendorong dilakukannya perubahan yang dicapai oleh setiap anggota organisasi. bersifat strategis Culture Change. Mempercepat kegiatan improvement : Process Improvement: Defect reduction, Cycle time Bagi Pelanggan: reduction, metodologi desain proses Meningkatkan “value to customer” Meningkatkan Produktifitas Produk / service yang bermutu tinggi Product/service Improvement Biaya yang murah Harga murah Cost Reduction
  • 43. DMAIC DEFINE Identifikasi permasalahan yang akan dipecahkan MEASURE Mengidentifikasi parameter apa Define Measure Analyze Improve Control yang harus diukur serta mereview pencapaiannya Opportunity Current Root causes To eliminate To sustain / project performance root causes gains ANALYSE Mengidentifikasi keterkaitan antara faktor-faktor atas faktor- • Focus on reducing variation permasalahan yang dihadapi • Thinking out of the box IMPROVE Mengidentifikasi rencana perbaikan / reprocess untuk • Managing by output / data menghasilkan produk/service yang produk/service bebas cacat CONTROL Monitoring / pencegahan untuk memastikan masalah yang sama tidak berulang 11/02/2012 13 11/02/2012 14 KESIMPULAN Proses pembelajaran six sigma seharusnya dilakukan mulai tahap awal implementasi, yaitu saat fase pengenalan manajemen kualitas. Proses pembelajaran di tahap pengenalan akan berhasil bila dimulai dari level pimpinan perusahaan, antara lain melalui proses internalisasi. Setelah tahap pengenalan, proses pembelajaran dilanjutkan pada tahap adaptasi dan tahap implementasi. Pada pertemuan ini terjadi sosialisasi, internalisasi, eksternalisasi, dan kombinasi, yang akhirnya mendasari pimpinan untuk menyesuaikan metode dan materi pelatihan Six Sigma kepada staf. 16
  • 44. Pada tahap implementasi, pimpinan harus terus mempromosikan dan mengkampanyekan semangat perbaikan kualitas secara terus menerus kepada staf dan karyawan. Hal ini dapat dilakukan dengan aktivitas yang tidak harus menuntut staf dan karyawan dengan target-target tertentu. TERIMA KASIH Feedback dari karyawan sebagai pembelajaran dan evaluasi mendukung terciptanya implementasi yang lebih baik. Pimpinan perusahaan menciptakan mekanisme feedback sebaiknya mulai tahap adaptasi, dimana staf dan karyawan mulai menyesuaikan dengan kinerja yang baru. 17