Dokumen tersebut membahas tentang proses pembentukan tanah, sifat fisik dan kimia tanah, klasifikasi tanah, erosi tanah, dan konservasi tanah melalui metode vegetatif, mekanik, dan kimia.
2. PROSES DAN CIRI PEMBENTUKAN
TANAH
PROSES
KLASIFIKASI
PEMBENTUKAN
TANAH
TANAH
SIFAT FISIK DAN
KIMIA TANAH
3. PROSES PEMBENTUKAN TANAH
• Tanah terbentuk dari proses pelapukan batuan
yang terdapat dalam siklus geologi.
• Dalam setiap pelapukan bekerja faktor
fisika, faktor biologi, dan faktor kimia yang
bekerja sendiri maupun bersama-sama.
4. Berdasarkan tingkatan pelapukan dari atas
ke bawah, maka lapisan tanah terdiri atas :
1. Horizon O
Merupakan lapisan permukaan, terdapat banyak akar tanaman dan
jasad renik tanah. Lapisan ini gelap dan kaya akan humus.
2. Horizon A
(Top soil = lapisan atas), lapisan yang telah mengalami
pelapukan sepenuhnya. Rata-rata ketebalannya sekitar 30 cm.
Bagian paling atas terdiri dari bahan organik, yaitu humus.
3. Horizon B
(Sub soil), yaitu lapisan dibawah horizon A yang baru
mengalami pelapukan. Biasanya, bahan-bahan yang berasal dari
horizon A diendapkan di horizon B leh air. Peristiwa ini
mempercepat proses pelapukan.
5. 4. Horizon C
(Regolith) yaitu bahan induk tanah yang
baru sedikit mengalami proses pelapukan.
Regolith merupakan hasil pelapukan batuan
dasar.
5. Horizon R
Merupakan zona bahan induk tanah (padas
asli).
6. Ditinjau dari sisi waktu, sebagai salah satu faktor
pembentuk tanah, kita juga mengenal tingkat-
tingkat perkembangan tanah, yaitu:
• Tingkat awal, bahan induk tanah yang masih
utuh belum mengalami pelapukan. Bahan
induk yang dimaksud adalah lepasan batuan
dasar (bedrock).
• Tingkat muda (juvenil), bahan induk tanah
sudah mulai mengalami pelapukan, tetapi
sebagian besar bahan induk tersebut belum
dijamah atau masih utuh.
7. • Tingkat remaja (viril), di lapisan tanah banyak
terdapat pelikan (batang tambang) yang telah
mengalami pelapukan. Proses dekomposi
telah menghasilkan butiran liat.
• Tingkat tengah tua (senil), proses dekomposi
telah mencapai tahap akhir. Pada lapisan
tanah, biasanya, hanya beberapa pelikan
batuan yang masih resisten.
• Tingkat tua (final stage), perkembangan tanah
telah mengalami pelapukan secara tuntas di
bawah pengaruh fisiografisnya.
8. Beberapa jenis tanah yang dapat menunjukkan
tingkat perkembangan tanah, yaitu:
• Entisol (regosol) menunjukkan tingkat muda.
• Mollisol menunjukkan tingkat remaja (viril).
• Alfisol (planosol) menunjukkan tingkat tua.
9. SIFAT FISIK DAN KIMIA TANAH
Sifat fisik dan kimia tanah dapat diidentifikasi
atau diuraikan melalui:
• Tekstur Tanah
Merupakan suatu keadaan yang menunjukkan
sifat halus atau kasarnya butiran-butiran tanah.
Ukuran halus atau kasarnya ditentukan oleh
perbandingan kandungan antara pasir, debu, dan liat.
Pengukuran tekstur tanah dapat dilakukan dengan
cara pipet, yaitu butiran tanah terbagi dalam 10
kelas.
10. • Struktur Tanah
Struktur tanah merupakan bagian fisik tanah yang
menyatakan tersusunnya butiran-butiran dalam
segumpal tanah. Struktur tanah menyatakan sususnan
agregat partikel tanah menjadi berbagai kelompok
partikel yang satu sama lainnya berbeda dalam
ukuran, warna, dan bentuknya.
Apabila teksturnya berubah, strukturnya juga akan
berubah karena pertukaran udara dan
pengambilan/pernambahan hara tanaman, mekanisme
pertumbuhan akar, dan akibat kegiatan organisme.
Untuk membedakan struktur tanah dapat dilihat
dengan melihat susunan agregat (tipe strukturnya).
Tipe struktur tanah yang biasanya dikenal terdiri dari
lempung, gumpal, kersai, remah, pilar, dan tiang.
11. • Warna Tanah
Perbedaan warna tanah dipengaruhi
kandungan bahan organik, bahan
mineral, kadar kelembapan, dan pengaruh
drainase. Kandungan organik menyebabkan
warna tanah menjadi gelap. Tanah yang
mengandung besi berwarna merah, merah
kecokelatan, merah kekuningan hingga kuning
kemerahan. Tanah yang mengandung mineral
kuarsa/feldspar terang.
12. • pH tanah
Keadaan ph tanah adalah derajat keasaman
larutan-larutan dalam tanah. Tinggi rendahnya
dipengaruhi oleh kepekatan ion-ion hidrogen dan
hidroksil. Semakin tinggi ion hidrogen semakin
tinggi tingkat keasamaanya. Jika ph tanah lebih
kecil dari 7 kepekatan ion hidroghen meningkat
dan cenderung menjadi asam. Jika ph tanah lebih
besar dari 7 ion hidrogen menyusut tetapi
kepekatan ion hidroksil meningkat dan menjadi
basa (alkali). Keadaan ph tanah dinyatakan netral
apabila ph = 7
13. KLASIFIKASI TANAH
Klasifikasi tanah merupakan usaha
pengelompokan tanah berdasarkan sifat dan ciri
tertentu. Klasifikasi tanah tersebut adalah:
1. Tanah praire (mollisols) termasuk salah satu
dari tanah pertanian yang penting dan
produktif di dunia. Terbentuk pada padang
rumput, memiliki lapisan (horizon) permukaan
gelap dan kaya akan mineral sepanjang profil
tanah
14. KLASIFIKASI TANAH
2. Tanah forest (spodosols), terbentuk pada
daerah panas sampai sedang dan di daerah
basah dengan penutup pohon-pohon jarum.
Horizon atas tanah ini yang berwarna abu-
abu muda menutup horison merah yang kaya
akan aluminium dan besi. Akumulasi
humus, aluminium, dan oksida di bawah
permukaan tanah merupakan ciri-ciri dari
tanah tersebut.
15. KLASIFIKASI TANAH
3. Tanah tropikal (oxisols) merupakan tanah yang
mengalami pelapukan kuat di daerah
basah, tropis, atau subtropis. Biasanya, jenis
tanah ini berwarna merah atau kuning. Di
daerah tropis, pelapukan yang sangat kuat akan
melepaskan bahan makanan dari tanah dan
meninggalkannya bersama oksida besi.
Meskipun tanah ini sangat tidak
subur, penambahan kapur dan pupuk akan
menjadikan tanah ini sangat produktif.
16. KLASIFIKASI TANAH
4. Tanah organik (histols) merupakan tanah
lahan basah, berwarna gelap, dan kaya akan
dekomposisi materi organik. Tanah ini sangat
memegang peran penting di daerah lahan
basah karena dapat menyaringbahan
pencemar dari air permukaan, khususnya
selama aliran air permukaan tinggi dan banjir.
17. KLASIFIKASI TANAH
5. Tanah desert (aridisols) terbentuk di daerah
gersang, yaitu di tempat air irigasi tidak
tersedia. Umumnya, tanah ini kaya akan
kalsium karbonat yang memungkinkan
membentuk lapisan tidak tembus air
(impermeable).
18. KLASIFIKASI TANAH
6. Tanah tundra (gelisols) terdiri atas lapiasn
gelap yang kaya akan materi organik dan
lapisan kaya mineral yang menutupi
permafrost. Permafrost adalah tanah bawah
atau endapan permukaan yang suhunya
berada di bawah titik beku sepanjang waktu
(dari 2-10 ribu tahun).
19. EROSI TANAH
Erosi tanah atau pengikisan di permukaan
akan selalu terjadi karena muka bumi selalu
berubah. Peristiwa ini terjadi secara alamiah dan
berlangsung secara lambat tanpa disadari oleh
manusia. Proses pengikisan ini dikenal lagi
dengan istilah erosi geologi. Saat ini, berbagai
aktivitas manusia semakin mempercepat laju
erosi dimana disebut erosi dipercepat
(accelerated erosion)
20. Dampak dari EROSI TANAH
1. Tanah akan kehilangan unsur hara dan bahan
organik
2. Penghancuran agregat dan pelepasan
partikel–partikel tanah dari massa tanah
3. Degradasi sumber daya tanah dan lahan
4. Penjenuhan tanah oleh air
5. Kemampuan tanah untuk mendukung
pertumbuhan tanaman menjadi berkurang
21. Dampak peristiwa erosi tidak hanya dirasakan di daerah
yang mengalami erosi. Bahan – bahan yang tererosi
akan mengalami peristiwa transportasi dan kemudian
diendapkan di daerah lain, terutama di dataran rendah.
Terkadang bahan yang tererosi dibawa oleh aliran air
dan diendapkan di lahan permukiman atau lahan
pertanian. Akhirnya, dampak erosi terjadi di 2 tempat
yaitu di daerah tanah yang tinggi tempat terjadinya
erosi dan di daerah yang rendah tempat terjadi proses
pengendapan.
22. USAHA MENGURANGI EROSI TANAH
Jika tanah telah terlanjur rusak, bisa dilakukan usaha
konservasi tanah. Dari usaha konservasi ini dapat dilakukan
dengan pendekatan sebagai berikut :
1. Mengurangi besarnya energi perusak (air hujan dan air
permukaan) dengan jalan menutup lahan dengan vegetasi
2. Meningkatkan ketahanan agregat tanah terhadap pukulan
air hujan, kikisan, dan limpasan dengan penambahan
bahan organik atau bahan kimia
3. Mengurangi atau mengatur kecepatan aliran permukaan
sehingga tidak merusak tanah, melainkan memperbesar
atau meningkatkan kapasitas infiltrasi ke dalam tanah
23. KONSERVASI TANAH
Konservasi tanah dapat dibedakan menjadi tiga
metode utama, yaitu :
1. Metode vegetatif
2. Metode mekanik
3. Metode kimia
24. Metode VEGETATIF
Metode vegetatif adalah pengelolaan atau
penanaman tanaman sehingga dapat menekan
laju dari erosi dan aliran permukaan.
Ada empat cara dari metode vegetatif :
1. Penanaman tanaman penutup tanah
2. Penanaman strip (strip cropping)
3. Penanaman berganda (multiple cropping)
4. Penghutanan kembali (reboisasi)
25. Penanaman tanaman penutup tanah
Penanaman tanaman penutup tanah adalah
tanaman yang memang sengaja ditanam untuk
melindungi tanah dari erosi dan aliran permukaan.
Cara ini diharapkan dapat menambah bahan
organik tanah yang sekaligus meningkatkan
produktivitas tanah.
Berdasarkan tingginya, tanaman dapat dibedakan
menjadi :
• Tanaman penutup tanah rendah
• Tanaman penutup tanah sedang
• Tanaman penutup tanah tinggi
• Tanaman penutup tanah semak belukar
26. Penanaman strip (strip cropping)
Penanaman strip (strip cropping) adalah suatu cara
penanaman tanaman dengan beberapa jenis
tanaman yang ditanam dalam strip yang berselang
– seling pada sebidang tanah dan disusun
berdasarkan garis kontur atau memotong arah
lereng.
Penanaman strip (strip cropping) hanya efektif
untuk lahan yang kemiringan lerengnya tidak
berkisar tidak lebih dari 8,5% atau lahan dengan
kemiringan lereng berkisar 6% sampai 15%
27. Penanaman strip (strip cropping)
Dapat dilakukan tiga cara :
1. Penanaman strip menurut garis kontur (contour strip
cropping), penanaman dilakukan sejajar dengan garis
kontur
2. Penanaman strip lapangan (field strip cropping), yaitu
penanaman yang tidak perlu sejajar dengan garis
kontur, tetapi cukup dilakukan dengan memotong lereng
dengan lebar strip yang seragam
3. Penanaman strip penyangga (buffer strip cropping), yaitu
diantara tanaman pokok ditanami tanaman penyangga
(pengawet tanah), misalnya tanaman kacang – kacangan
atau rumput yang sifatnya permanen dalam menutup
tanah
28. Penanaman berganda (multiple
cropping)
Penanaman berganda (multiple cropping)
adalah sistem penanaman dengan cara
menggunakan beberapa jenis tanaman yang
ditanam secara bersamaan, disisipkan, atau
digilir pada sebidang tanah.
29. Penanaman berganda (multiple
cropping)
Sistem ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu :
1. Tanah akan selalu tertutup oleh vegetasi
2. Pengelolaan tanah dapat dikurangi
3. Dapat menekan populasi hama dan penyaikit
tanaman
4. Dapat mengurangi pengangguran musiman
5. Intesitas penggunaan lahan semakin tinggi
6. Tanah tidak akan kehilangan unsur hara tertentu
30. Penanaman berganda (multiple
cropping)
Penanaman berganda (multiple cropping) dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis, yaitu :
1. Intercropping (tumpang sari), yaitu sistem penanaman dengan
menggunakan dua atau lebih jenis tanaman yang ditanam secara
serentak pada sebidang lahan
2. Sequential cropping (penanaman beruntun), yaitu sistem
penanaman dengan menggunakan dua atau lebih jenis tanaman
pada sebidang lahan, dimana tanaman kedua ditanam bersamaan
dengan panen tanaman pertama
3. Relay cropping (tumpang gilir), yaitu sistem penanaman dengan
menggunakan dua atau lebih jenis tanaman pada sebidang
lahan, dimana tanaman kedua ditanam setelah tanaman pertama
berbunga
31. Penghutanan Kembali (Reboisasi)
Penghutanan kembali (reboisasi) adalah
kegiatan memulihkan dan menghutankan
kembali tanah–tanah yang telah gundul
sehingga fungsi hutan dapat dipenuhi
kembali, baik untuk keperluan
produksi, pengaturan tata air serta perlindungan
alam, maupun sosial budaya.
32. Penghutanan Kembali (Reboisasi)
Diutamakan untuk lahan yang telah
kritis, yaitu lahan yang telah mengalami
kerusakan atau berada dalam kerusakan
fisik, biologis, dan kimia yang pada akhirnya
membahayakan fungsi hidrologis.
33. Metode MEKANIK
Metode mekanik dalam konservasi tanah adalah semua
perlakuan fisik mekanik yang diberikan terhadap tanah
yang pada dasarnya bertujuan untuk :
1. Memperkecil aliran permukaan sehingga mengalir
dengan kekuatan yang tidak merusak tanah dan lahan
2. Memperbaiki dan memperbesar proses infiltrasi air
kedalam tanah
3. Menampung dan menyalurkan aliran permukaan
4. Merupakan reservoir air bagi tanaman
34. Metode MEKANIK
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam
konservasi tanah metode mekanik adalah
sebagai berikut :
1. Pengaturan sistem pengolahan tanah
2. Pembuatan teras (terassering)
3. Pembuatan bendungan pengendali (chek
dam)
35. Pengaturan Sistem Pengolahan Tanah
Pengaturan Sistem Pengolahan Tanah
merupakan kegiatan manipulasi mekanik
terhadap tanah dengan tujuan menciptakan
kondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan
tanaman. Dimana untuk membalik tanah agar
sisa-sisa tanaman terbenam, yang akhirnya
bermanfaat sebagai pupuk.
36. Pengaturan Sistem Pengolahan Tanah
Peranan pengolahan tanah lebih berfungsi
dalam kegiatan pertanian, dengan demikian
tanaman dapat tumbuh dan berproduksi secara
optimal. Sebenarnya kegiatan pengolahan tanah
merugikan, karena adanya pengolahan
tanah, tanah menjadi gembur sehingga semakin
mudah tererosi.
37. Pengaturan Sistem Pengolahan Tanah
Untuk memperkecil kemungkinan terjadinya
kerusakan tanah sebagai akibat pengolahan
tanah, perlu dilakukan hal berikut:
1. Tanah diolah seperlunya
2. Pengolahan tanah dilakukan pada saat
kandungan air yang tepat.
3. Pengolahan tanah dilakukan menurut atau
sejajar dengan garis kontur.
4. Pengolahan tanah diikuti dengan pemberian
mulsa.
38. Pembuatan Teras (Terassering)
Kegiatan terassering dimaksudkan untuk
mengurangi panjang lereng dan menahan atau
memperkecil aliran permukaan. Selain itu
pembuatan teras juga memberikan kesempatan
air untuk meresap ke dalam tanah
(infiltrasi), bahkan ada juga teras yang dibuat
supaya tanah dapat menyimpan air.
39. Pembuatan Teras (Terassering)
Berdasarkan bentuk dan fungsinya teras dapat
dibedakan ke dalam beberapa jenis berikut:
1. Teras datar, biasanya dibuat pada tanah yang
memiliki kemiringan lereng sekitar 3
%, dengan tujuan menahan dan menyerap
air. Teras ini dibuat sejajar dengan garis
kontur dengan jalan membuat tanggul yang
diberi saluran, baik di atas maupun di
bawahnya.
40. Pembuatan Teras (Terassering)
2. Teras kredit, biasanya dibuat pada tanah
dengan kemiringan lereng antara 3%-
10%, dengan tujuan untuk mempertahankan
kesuburan tanah. Teras dibuat dengan jalur
penguat guludan dan sejajar garis kontur serta
ditanami dengan tanaman seperti
lamtorogung atau kaliandra.
41. Pembuatan Teras (Terassering)
3. Teras pematang, biasanya dibuat pada tanah
dengan kemiringan lereng 10%-40%, dengan
tujuan untuk mencegah hilangnya lapisan
tanah atas (top soil). Teras pematang dibuat
sejajar dengan garis kontur, berjajar dari atas
ke bawah dengan kemiringan 0,1% ke arah
saluran pembuangan atau datar jika tanah
berstruktur lepas dan memiliki daya serap
yang tinggi.
42. Pembuatan Teras (Terassering)
4. Teras bangku, biasanya dibuat pada tanah
dengan kemiringan lereng 10%-30%, dengan
tujuan untuk mencegah hilangnya lapisan
tanah akibat erosi.
43. Pembuatan Bendungan Pengendali
(Chek Dam)
Bendungan pengendali adalah waduk kecil
dengan konstruksi khusus yang dibuat di daerah
berbukit dengan kemiringan lereng di bawah
30%. Bangunan ini bertujuan untuk menampung
aliran air permukaan dan sedimen hasil
erosi, sehingga meningkatkan jumlah air yang
akan meresap ke dalam tanah (infiltrasi).
44. Pembuatan Bendungan Pengendali
(Chek Dam)
Adapun keuntungan dari pembuatan bendungan pengendali
antara lain sebagai berikut:
1. Dapat menyediakan air selama musim kemarau, terutama
di daerah-daerah yang tandus.
2. Dapat memperluas areal sawah dengan cara
meningkatkan fungsi saluran pembagi menjadi saluran
irigasi, terutama selama musim hujan.
3. Sebagai sarana perikanan darat.
4. Dapat dijadikan objek wisata.
Selain cara-cara atau metode yang telah diutarakan di
atas, perlu juga dilakukan penyuluhan, bimbingan, dan
pengarahan kepada masyarakat tentang konservasi tanah.