SlideShare a Scribd company logo
1 of 45
Download to read offline
Nama:
     Aulia Rafikasari (03)
 Fadhel Akhmad Hizham (05)
 Febriansyah Ramadhan (06)
   Hayati Puspamurti (08)
Nurlaila Ayu Purwaningsih (13)

      Kelas X Akselerasi
PROSES DAN CIRI PEMBENTUKAN
           TANAH


   PROSES
                                KLASIFIKASI
PEMBENTUKAN
                                  TANAH
   TANAH




              SIFAT FISIK DAN
               KIMIA TANAH
PROSES PEMBENTUKAN TANAH


• Tanah terbentuk dari proses pelapukan batuan
  yang terdapat dalam siklus geologi.
• Dalam setiap pelapukan bekerja faktor
  fisika, faktor biologi, dan faktor kimia yang
  bekerja sendiri maupun bersama-sama.
Berdasarkan tingkatan pelapukan dari atas
ke bawah, maka lapisan tanah terdiri atas :
1.   Horizon O
         Merupakan lapisan permukaan, terdapat banyak akar tanaman dan
     jasad renik tanah. Lapisan ini gelap dan kaya akan humus.
2.   Horizon A
        (Top soil = lapisan atas), lapisan yang telah mengalami
     pelapukan sepenuhnya. Rata-rata ketebalannya sekitar 30 cm.
     Bagian paling atas terdiri dari bahan organik, yaitu humus.

3.   Horizon B
        (Sub soil), yaitu lapisan dibawah horizon A yang baru
     mengalami pelapukan. Biasanya, bahan-bahan yang berasal dari
     horizon A diendapkan di horizon B leh air. Peristiwa ini
     mempercepat proses pelapukan.
4. Horizon C
     (Regolith) yaitu bahan induk tanah yang
   baru sedikit mengalami proses pelapukan.
   Regolith merupakan hasil pelapukan batuan
   dasar.
5. Horizon R
     Merupakan zona bahan induk tanah (padas
   asli).
Ditinjau dari sisi waktu, sebagai salah satu faktor
pembentuk tanah, kita juga mengenal tingkat-
tingkat perkembangan tanah, yaitu:
• Tingkat awal, bahan induk tanah yang masih
  utuh belum mengalami pelapukan. Bahan
  induk yang dimaksud adalah lepasan batuan
  dasar (bedrock).
• Tingkat muda (juvenil), bahan induk tanah
  sudah mulai mengalami pelapukan, tetapi
  sebagian besar bahan induk tersebut belum
  dijamah atau masih utuh.
• Tingkat remaja (viril), di lapisan tanah banyak
  terdapat pelikan (batang tambang) yang telah
  mengalami pelapukan. Proses dekomposi
  telah menghasilkan butiran liat.
• Tingkat tengah tua (senil), proses dekomposi
  telah mencapai tahap akhir. Pada lapisan
  tanah, biasanya, hanya beberapa pelikan
  batuan yang masih resisten.
• Tingkat tua (final stage), perkembangan tanah
  telah mengalami pelapukan secara tuntas di
  bawah pengaruh fisiografisnya.
Beberapa jenis tanah yang dapat menunjukkan
tingkat perkembangan tanah, yaitu:
• Entisol (regosol) menunjukkan tingkat muda.
• Mollisol menunjukkan tingkat remaja (viril).
• Alfisol (planosol) menunjukkan tingkat tua.
SIFAT FISIK DAN KIMIA TANAH
Sifat fisik dan kimia tanah dapat diidentifikasi
atau diuraikan melalui:
• Tekstur Tanah
      Merupakan suatu keadaan yang menunjukkan
  sifat halus atau kasarnya butiran-butiran tanah.
  Ukuran halus atau kasarnya ditentukan oleh
  perbandingan kandungan antara pasir, debu, dan liat.
  Pengukuran tekstur tanah dapat dilakukan dengan
  cara pipet, yaitu butiran tanah terbagi dalam 10
  kelas.
• Struktur Tanah
      Struktur tanah merupakan bagian fisik tanah yang
  menyatakan tersusunnya butiran-butiran dalam
  segumpal tanah. Struktur tanah menyatakan sususnan
  agregat partikel tanah menjadi berbagai kelompok
  partikel yang satu sama lainnya berbeda dalam
  ukuran, warna, dan bentuknya.
      Apabila teksturnya berubah, strukturnya juga akan
  berubah      karena     pertukaran       udara    dan
  pengambilan/pernambahan hara tanaman, mekanisme
  pertumbuhan akar, dan akibat kegiatan organisme.
      Untuk membedakan struktur tanah dapat dilihat
  dengan melihat susunan agregat (tipe strukturnya).
  Tipe struktur tanah yang biasanya dikenal terdiri dari
  lempung, gumpal, kersai, remah, pilar, dan tiang.
• Warna Tanah
     Perbedaan warna tanah dipengaruhi
  kandungan       bahan    organik,    bahan
  mineral, kadar kelembapan, dan pengaruh
  drainase. Kandungan organik menyebabkan
  warna tanah menjadi gelap. Tanah yang
  mengandung besi berwarna merah, merah
  kecokelatan, merah kekuningan hingga kuning
  kemerahan. Tanah yang mengandung mineral
  kuarsa/feldspar terang.
• pH tanah
  Keadaan ph tanah adalah derajat keasaman
  larutan-larutan dalam tanah. Tinggi rendahnya
  dipengaruhi oleh kepekatan ion-ion hidrogen dan
  hidroksil. Semakin tinggi ion hidrogen semakin
  tinggi tingkat keasamaanya. Jika ph tanah lebih
  kecil dari 7 kepekatan ion hidroghen meningkat
  dan cenderung menjadi asam. Jika ph tanah lebih
  besar dari 7 ion hidrogen menyusut tetapi
  kepekatan ion hidroksil meningkat dan menjadi
  basa (alkali). Keadaan ph tanah dinyatakan netral
  apabila ph = 7
KLASIFIKASI TANAH
Klasifikasi tanah merupakan usaha
pengelompokan tanah berdasarkan sifat dan ciri
tertentu. Klasifikasi tanah tersebut adalah:
1. Tanah praire (mollisols) termasuk salah satu
   dari tanah pertanian yang penting dan
   produktif di dunia. Terbentuk pada padang
   rumput, memiliki lapisan (horizon) permukaan
   gelap dan kaya akan mineral sepanjang profil
   tanah
KLASIFIKASI TANAH

2. Tanah forest (spodosols), terbentuk pada
   daerah panas sampai sedang dan di daerah
   basah dengan penutup pohon-pohon jarum.
   Horizon atas tanah ini yang berwarna abu-
   abu muda menutup horison merah yang kaya
   akan aluminium dan besi. Akumulasi
   humus, aluminium, dan oksida di bawah
   permukaan tanah merupakan ciri-ciri dari
   tanah tersebut.
KLASIFIKASI TANAH

3. Tanah tropikal (oxisols) merupakan tanah yang
   mengalami pelapukan kuat di daerah
   basah, tropis, atau subtropis. Biasanya, jenis
   tanah ini berwarna merah atau kuning. Di
   daerah tropis, pelapukan yang sangat kuat akan
   melepaskan bahan makanan dari tanah dan
   meninggalkannya      bersama    oksida    besi.
   Meskipun       tanah     ini   sangat     tidak
   subur, penambahan kapur dan pupuk akan
   menjadikan tanah ini sangat produktif.
KLASIFIKASI TANAH
4. Tanah organik (histols) merupakan tanah
   lahan basah, berwarna gelap, dan kaya akan
   dekomposisi materi organik. Tanah ini sangat
   memegang peran penting di daerah lahan
   basah karena dapat menyaringbahan
   pencemar dari air permukaan, khususnya
   selama aliran air permukaan tinggi dan banjir.
KLASIFIKASI TANAH


5. Tanah desert (aridisols) terbentuk di daerah
   gersang, yaitu di tempat air irigasi tidak
   tersedia. Umumnya, tanah ini kaya akan
   kalsium karbonat yang memungkinkan
   membentuk lapisan tidak tembus air
   (impermeable).
KLASIFIKASI TANAH


6. Tanah tundra (gelisols) terdiri atas lapiasn
   gelap yang kaya akan materi organik dan
   lapisan kaya mineral yang menutupi
   permafrost. Permafrost adalah tanah bawah
   atau endapan permukaan yang suhunya
   berada di bawah titik beku sepanjang waktu
   (dari 2-10 ribu tahun).
EROSI TANAH

      Erosi tanah atau pengikisan di permukaan
akan selalu terjadi karena muka bumi selalu
berubah. Peristiwa ini terjadi secara alamiah dan
berlangsung secara lambat tanpa disadari oleh
manusia. Proses pengikisan ini dikenal lagi
dengan istilah erosi geologi. Saat ini, berbagai
aktivitas manusia semakin mempercepat laju
erosi dimana disebut erosi dipercepat
(accelerated erosion)
Dampak dari EROSI TANAH
1. Tanah akan kehilangan unsur hara dan bahan
   organik
2. Penghancuran agregat dan pelepasan
   partikel–partikel tanah dari massa tanah
3. Degradasi sumber daya tanah dan lahan
4. Penjenuhan tanah oleh air
5. Kemampuan tanah untuk mendukung
   pertumbuhan tanaman menjadi berkurang
Dampak peristiwa erosi tidak hanya dirasakan di daerah
  yang mengalami erosi. Bahan – bahan yang tererosi
 akan mengalami peristiwa transportasi dan kemudian
diendapkan di daerah lain, terutama di dataran rendah.
 Terkadang bahan yang tererosi dibawa oleh aliran air
   dan diendapkan di lahan permukiman atau lahan
 pertanian. Akhirnya, dampak erosi terjadi di 2 tempat
  yaitu di daerah tanah yang tinggi tempat terjadinya
erosi dan di daerah yang rendah tempat terjadi proses
                     pengendapan.
USAHA MENGURANGI EROSI TANAH
Jika tanah telah terlanjur rusak, bisa dilakukan usaha
konservasi tanah. Dari usaha konservasi ini dapat dilakukan
dengan pendekatan sebagai berikut :
1. Mengurangi besarnya energi perusak (air hujan dan air
    permukaan) dengan jalan menutup lahan dengan vegetasi
2. Meningkatkan ketahanan agregat tanah terhadap pukulan
    air hujan, kikisan, dan limpasan dengan penambahan
    bahan organik atau bahan kimia
3. Mengurangi atau mengatur kecepatan aliran permukaan
    sehingga tidak merusak tanah, melainkan memperbesar
    atau meningkatkan kapasitas infiltrasi ke dalam tanah
KONSERVASI TANAH
Konservasi tanah dapat dibedakan menjadi tiga
metode utama, yaitu :
1. Metode vegetatif
2. Metode mekanik
3. Metode kimia
Metode VEGETATIF
Metode vegetatif adalah pengelolaan atau
penanaman tanaman sehingga dapat menekan
laju dari erosi dan aliran permukaan.
Ada empat cara dari metode vegetatif :
1. Penanaman tanaman penutup tanah
2. Penanaman strip (strip cropping)
3. Penanaman berganda (multiple cropping)
4. Penghutanan kembali (reboisasi)
Penanaman tanaman penutup tanah
Penanaman tanaman penutup tanah adalah
tanaman yang memang sengaja ditanam untuk
melindungi tanah dari erosi dan aliran permukaan.
Cara ini diharapkan dapat menambah bahan
organik tanah yang sekaligus meningkatkan
produktivitas tanah.
Berdasarkan tingginya, tanaman dapat dibedakan
menjadi :
• Tanaman penutup tanah rendah
• Tanaman penutup tanah sedang
• Tanaman penutup tanah tinggi
• Tanaman penutup tanah semak belukar
Penanaman strip (strip cropping)
Penanaman strip (strip cropping) adalah suatu cara
penanaman tanaman dengan beberapa jenis
tanaman yang ditanam dalam strip yang berselang
– seling pada sebidang tanah dan disusun
berdasarkan garis kontur atau memotong arah
lereng.
Penanaman strip (strip cropping) hanya efektif
untuk lahan yang kemiringan lerengnya tidak
berkisar tidak lebih dari 8,5% atau lahan dengan
kemiringan lereng berkisar 6% sampai 15%
Penanaman strip (strip cropping)
Dapat dilakukan tiga cara :
1. Penanaman strip menurut garis kontur (contour strip
   cropping), penanaman dilakukan sejajar dengan garis
   kontur
2. Penanaman strip lapangan (field strip cropping), yaitu
   penanaman yang tidak perlu sejajar dengan garis
   kontur, tetapi cukup dilakukan dengan memotong lereng
   dengan lebar strip yang seragam
3. Penanaman strip penyangga (buffer strip cropping), yaitu
   diantara tanaman pokok ditanami tanaman penyangga
   (pengawet tanah), misalnya tanaman kacang – kacangan
   atau rumput yang sifatnya permanen dalam menutup
   tanah
Penanaman berganda (multiple
            cropping)

       Penanaman berganda (multiple cropping)
adalah sistem penanaman dengan cara
menggunakan beberapa jenis tanaman yang
ditanam secara bersamaan, disisipkan, atau
digilir pada sebidang tanah.
Penanaman berganda (multiple
            cropping)
Sistem ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu :
1. Tanah akan selalu tertutup oleh vegetasi
2. Pengelolaan tanah dapat dikurangi
3. Dapat menekan populasi hama dan penyaikit
    tanaman
4. Dapat mengurangi pengangguran musiman
5. Intesitas penggunaan lahan semakin tinggi
6. Tanah tidak akan kehilangan unsur hara tertentu
Penanaman berganda (multiple
              cropping)
Penanaman berganda (multiple cropping) dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis, yaitu :
1. Intercropping (tumpang sari), yaitu sistem penanaman dengan
    menggunakan dua atau lebih jenis tanaman yang ditanam secara
    serentak pada sebidang lahan
2. Sequential cropping (penanaman beruntun), yaitu sistem
    penanaman dengan menggunakan dua atau lebih jenis tanaman
    pada sebidang lahan, dimana tanaman kedua ditanam bersamaan
    dengan panen tanaman pertama
3. Relay cropping (tumpang gilir), yaitu sistem penanaman dengan
    menggunakan dua atau lebih jenis tanaman pada sebidang
    lahan, dimana tanaman kedua ditanam setelah tanaman pertama
    berbunga
Penghutanan Kembali (Reboisasi)

     Penghutanan kembali (reboisasi) adalah
kegiatan memulihkan dan menghutankan
kembali tanah–tanah yang telah gundul
sehingga fungsi hutan dapat dipenuhi
kembali,      baik       untuk         keperluan
produksi, pengaturan tata air serta perlindungan
alam, maupun sosial budaya.
Penghutanan Kembali (Reboisasi)

       Diutamakan untuk lahan yang telah
kritis, yaitu lahan yang telah mengalami
kerusakan atau berada dalam kerusakan
fisik, biologis, dan kimia yang pada akhirnya
membahayakan fungsi hidrologis.
Metode MEKANIK
Metode mekanik dalam konservasi tanah adalah semua
perlakuan fisik mekanik yang diberikan terhadap tanah
yang pada dasarnya bertujuan untuk :
1. Memperkecil aliran permukaan sehingga mengalir
    dengan kekuatan yang tidak merusak tanah dan lahan
2. Memperbaiki dan memperbesar proses infiltrasi air
    kedalam tanah
3. Menampung dan menyalurkan aliran permukaan
4. Merupakan reservoir air bagi tanaman
Metode MEKANIK
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam
konservasi tanah metode mekanik adalah
sebagai berikut :
1. Pengaturan sistem pengolahan tanah
2. Pembuatan teras (terassering)
3. Pembuatan bendungan pengendali (chek
   dam)
Pengaturan Sistem Pengolahan Tanah
      Pengaturan Sistem Pengolahan Tanah
merupakan kegiatan manipulasi mekanik
terhadap tanah dengan tujuan menciptakan
kondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan
tanaman. Dimana untuk membalik tanah agar
sisa-sisa tanaman terbenam, yang akhirnya
bermanfaat sebagai pupuk.
Pengaturan Sistem Pengolahan Tanah
     Peranan pengolahan tanah lebih berfungsi
dalam kegiatan pertanian, dengan demikian
tanaman dapat tumbuh dan berproduksi secara
optimal. Sebenarnya kegiatan pengolahan tanah
merugikan,    karena    adanya    pengolahan
tanah, tanah menjadi gembur sehingga semakin
mudah tererosi.
Pengaturan Sistem Pengolahan Tanah
Untuk memperkecil kemungkinan terjadinya
kerusakan tanah sebagai akibat pengolahan
tanah, perlu dilakukan hal berikut:
1. Tanah diolah seperlunya
2. Pengolahan tanah dilakukan pada saat
   kandungan air yang tepat.
3. Pengolahan tanah dilakukan menurut atau
   sejajar dengan garis kontur.
4. Pengolahan tanah diikuti dengan pemberian
   mulsa.
Pembuatan Teras (Terassering)
       Kegiatan terassering dimaksudkan untuk
mengurangi panjang lereng dan menahan atau
memperkecil aliran permukaan. Selain itu
pembuatan teras juga memberikan kesempatan
air untuk meresap ke dalam tanah
(infiltrasi), bahkan ada juga teras yang dibuat
supaya tanah dapat menyimpan air.
Pembuatan Teras (Terassering)

Berdasarkan bentuk dan fungsinya teras dapat
dibedakan ke dalam beberapa jenis berikut:
1. Teras datar, biasanya dibuat pada tanah yang
   memiliki kemiringan lereng sekitar 3
   %, dengan tujuan menahan dan menyerap
   air. Teras ini dibuat sejajar dengan garis
   kontur dengan jalan membuat tanggul yang
   diberi saluran, baik di atas maupun di
   bawahnya.
Pembuatan Teras (Terassering)
2. Teras kredit, biasanya dibuat pada tanah
  dengan kemiringan lereng antara 3%-
  10%, dengan tujuan untuk mempertahankan
  kesuburan tanah. Teras dibuat dengan jalur
  penguat guludan dan sejajar garis kontur serta
  ditanami     dengan      tanaman       seperti
  lamtorogung atau kaliandra.
Pembuatan Teras (Terassering)
3. Teras pematang, biasanya dibuat pada tanah
  dengan kemiringan lereng 10%-40%, dengan
  tujuan untuk mencegah hilangnya lapisan
  tanah atas (top soil). Teras pematang dibuat
  sejajar dengan garis kontur, berjajar dari atas
  ke bawah dengan kemiringan 0,1% ke arah
  saluran pembuangan atau datar jika tanah
  berstruktur lepas dan memiliki daya serap
  yang tinggi.
Pembuatan Teras (Terassering)
4. Teras bangku, biasanya dibuat pada tanah
  dengan kemiringan lereng 10%-30%, dengan
  tujuan untuk mencegah hilangnya lapisan
  tanah akibat erosi.
Pembuatan Bendungan Pengendali
           (Chek Dam)
      Bendungan pengendali adalah waduk kecil
dengan konstruksi khusus yang dibuat di daerah
berbukit dengan kemiringan lereng di bawah
30%. Bangunan ini bertujuan untuk menampung
aliran air permukaan dan sedimen hasil
erosi, sehingga meningkatkan jumlah air yang
akan meresap ke dalam tanah (infiltrasi).
Pembuatan Bendungan Pengendali
            (Chek Dam)
Adapun keuntungan dari pembuatan bendungan pengendali
   antara lain sebagai berikut:
1. Dapat menyediakan air selama musim kemarau, terutama
    di daerah-daerah yang tandus.
2. Dapat memperluas areal sawah dengan cara
    meningkatkan fungsi saluran pembagi menjadi saluran
    irigasi, terutama selama musim hujan.
3. Sebagai sarana perikanan darat.
4. Dapat dijadikan objek wisata.
Selain cara-cara atau metode yang telah diutarakan di
    atas, perlu juga dilakukan penyuluhan, bimbingan, dan
    pengarahan kepada masyarakat tentang konservasi tanah.
Pedosfer

More Related Content

What's hot

Mekanika tanah dan sifat fisik
Mekanika tanah dan sifat fisikMekanika tanah dan sifat fisik
Mekanika tanah dan sifat fisikInri Pata'dungan
 
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAHlaporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAHAlfian Nopara Saifudin
 
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGAT
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGATSTRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGAT
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGATmahviro vivi
 
Materi Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
Materi Air Tanah Mata Kuliah HidrologiMateri Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
Materi Air Tanah Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
 
Fungsi dan Manfaat tanah
Fungsi dan Manfaat tanahFungsi dan Manfaat tanah
Fungsi dan Manfaat tanahDwi Annisah
 
Pembentukan tanah
Pembentukan tanahPembentukan tanah
Pembentukan tanahHusna Kadir
 
Menetukan Laju Erosi oleh Karina Dwidha P. ( A1H009043 )
Menetukan Laju Erosi oleh Karina Dwidha P. ( A1H009043 )Menetukan Laju Erosi oleh Karina Dwidha P. ( A1H009043 )
Menetukan Laju Erosi oleh Karina Dwidha P. ( A1H009043 )Helmas Tanjung
 
Laporan denudasional
Laporan denudasional Laporan denudasional
Laporan denudasional 'Oke Aflatun'
 
140710080104 2 1192
140710080104 2 1192140710080104 2 1192
140710080104 2 1192kerong
 
Makalah_58 Pada dasarnya konservasi lahan diarahkan untuk memulihkan
Makalah_58 Pada dasarnya konservasi lahan diarahkan untuk memulihkanMakalah_58 Pada dasarnya konservasi lahan diarahkan untuk memulihkan
Makalah_58 Pada dasarnya konservasi lahan diarahkan untuk memulihkanBondan the Planter of Palm Oil
 
MATERI 2 LANJUTAN HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM Akamigas
MATERI 2 LANJUTAN HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM AkamigasMATERI 2 LANJUTAN HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM Akamigas
MATERI 2 LANJUTAN HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM AkamigasYOHANIS SAHABAT
 

What's hot (20)

Mekanika tanah dan sifat fisik
Mekanika tanah dan sifat fisikMekanika tanah dan sifat fisik
Mekanika tanah dan sifat fisik
 
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAHlaporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
 
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGAT
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGATSTRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGAT
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGAT
 
Makalah erosi
Makalah erosiMakalah erosi
Makalah erosi
 
Geologi Irian Jaya (Papua)
Geologi Irian Jaya (Papua)Geologi Irian Jaya (Papua)
Geologi Irian Jaya (Papua)
 
Materi Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
Materi Air Tanah Mata Kuliah HidrologiMateri Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
Materi Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
 
Fungsi dan Manfaat tanah
Fungsi dan Manfaat tanahFungsi dan Manfaat tanah
Fungsi dan Manfaat tanah
 
Pembentukan tanah
Pembentukan tanahPembentukan tanah
Pembentukan tanah
 
Seisme
SeismeSeisme
Seisme
 
Menetukan Laju Erosi oleh Karina Dwidha P. ( A1H009043 )
Menetukan Laju Erosi oleh Karina Dwidha P. ( A1H009043 )Menetukan Laju Erosi oleh Karina Dwidha P. ( A1H009043 )
Menetukan Laju Erosi oleh Karina Dwidha P. ( A1H009043 )
 
Laporan denudasional
Laporan denudasional Laporan denudasional
Laporan denudasional
 
Materi pedosfer
Materi pedosferMateri pedosfer
Materi pedosfer
 
140710080104 2 1192
140710080104 2 1192140710080104 2 1192
140710080104 2 1192
 
Makalah_58 Pada dasarnya konservasi lahan diarahkan untuk memulihkan
Makalah_58 Pada dasarnya konservasi lahan diarahkan untuk memulihkanMakalah_58 Pada dasarnya konservasi lahan diarahkan untuk memulihkan
Makalah_58 Pada dasarnya konservasi lahan diarahkan untuk memulihkan
 
MATERI 2 LANJUTAN HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM Akamigas
MATERI 2 LANJUTAN HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM AkamigasMATERI 2 LANJUTAN HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM Akamigas
MATERI 2 LANJUTAN HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM Akamigas
 
Makalah iklim tropis
Makalah iklim tropisMakalah iklim tropis
Makalah iklim tropis
 
Bentuk asal fluvial
Bentuk asal fluvialBentuk asal fluvial
Bentuk asal fluvial
 
Proses pembentukan tanah
Proses pembentukan tanahProses pembentukan tanah
Proses pembentukan tanah
 
10 irigasi permukaan
10   irigasi permukaan10   irigasi permukaan
10 irigasi permukaan
 
The Geology of Java
The Geology of JavaThe Geology of Java
The Geology of Java
 

Similar to Pedosfer

Makalah sifat fisika dan kimia tanah organisme yang hidup di dalam tanah untu...
Makalah sifat fisika dan kimia tanah organisme yang hidup di dalam tanah untu...Makalah sifat fisika dan kimia tanah organisme yang hidup di dalam tanah untu...
Makalah sifat fisika dan kimia tanah organisme yang hidup di dalam tanah untu...somaoma
 
Pedosfer x6 2012
Pedosfer x6 2012Pedosfer x6 2012
Pedosfer x6 2012Paranody
 
GEOGRAFI - Penyebab kerusakan tanah dan cara mengatasinya (SMA kurtilas)
GEOGRAFI - Penyebab kerusakan tanah dan cara mengatasinya (SMA kurtilas)GEOGRAFI - Penyebab kerusakan tanah dan cara mengatasinya (SMA kurtilas)
GEOGRAFI - Penyebab kerusakan tanah dan cara mengatasinya (SMA kurtilas)farsfyn19
 
laporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indra
laporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indralaporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indra
laporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indraAlfian Nopara Saifudin
 
12. Klasifikasi Tanah -DIT.ppt
12. Klasifikasi Tanah -DIT.ppt12. Klasifikasi Tanah -DIT.ppt
12. Klasifikasi Tanah -DIT.pptAldiSlabaco1
 
BUKU AJAR PENGANTAR GEOGRAFI TANAH.pdf
BUKU AJAR PENGANTAR GEOGRAFI TANAH.pdfBUKU AJAR PENGANTAR GEOGRAFI TANAH.pdf
BUKU AJAR PENGANTAR GEOGRAFI TANAH.pdfDwiKurniawati35
 
Power point ips tanah
Power point ips tanahPower point ips tanah
Power point ips tanahkrisnaandra10
 
Sejarah terbentuknya bumi
Sejarah terbentuknya bumiSejarah terbentuknya bumi
Sejarah terbentuknya bumiDian Ulfa
 
Pelapukan dan tanah kelompok 4
Pelapukan dan tanah kelompok 4Pelapukan dan tanah kelompok 4
Pelapukan dan tanah kelompok 4Wandy Gunawan
 

Similar to Pedosfer (20)

Makalah sifat fisika dan kimia tanah organisme yang hidup di dalam tanah untu...
Makalah sifat fisika dan kimia tanah organisme yang hidup di dalam tanah untu...Makalah sifat fisika dan kimia tanah organisme yang hidup di dalam tanah untu...
Makalah sifat fisika dan kimia tanah organisme yang hidup di dalam tanah untu...
 
Pedosfer
PedosferPedosfer
Pedosfer
 
Pedosfer
PedosferPedosfer
Pedosfer
 
Sekilas Tentang Pedosfer
Sekilas Tentang PedosferSekilas Tentang Pedosfer
Sekilas Tentang Pedosfer
 
Laporan ilmu tanah
Laporan ilmu tanahLaporan ilmu tanah
Laporan ilmu tanah
 
Pedosfer x6 2012
Pedosfer x6 2012Pedosfer x6 2012
Pedosfer x6 2012
 
GEOGRAFI - Penyebab kerusakan tanah dan cara mengatasinya (SMA kurtilas)
GEOGRAFI - Penyebab kerusakan tanah dan cara mengatasinya (SMA kurtilas)GEOGRAFI - Penyebab kerusakan tanah dan cara mengatasinya (SMA kurtilas)
GEOGRAFI - Penyebab kerusakan tanah dan cara mengatasinya (SMA kurtilas)
 
Pedosfer
PedosferPedosfer
Pedosfer
 
Laporan resmi
Laporan resmiLaporan resmi
Laporan resmi
 
laporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indra
laporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indralaporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indra
laporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indra
 
Geografi tanah
Geografi tanahGeografi tanah
Geografi tanah
 
Pedosfer
PedosferPedosfer
Pedosfer
 
Silvika tanah 3
Silvika tanah 3Silvika tanah 3
Silvika tanah 3
 
12. Klasifikasi Tanah -DIT.ppt
12. Klasifikasi Tanah -DIT.ppt12. Klasifikasi Tanah -DIT.ppt
12. Klasifikasi Tanah -DIT.ppt
 
BUKU AJAR PENGANTAR GEOGRAFI TANAH.pdf
BUKU AJAR PENGANTAR GEOGRAFI TANAH.pdfBUKU AJAR PENGANTAR GEOGRAFI TANAH.pdf
BUKU AJAR PENGANTAR GEOGRAFI TANAH.pdf
 
Power point ips tanah
Power point ips tanahPower point ips tanah
Power point ips tanah
 
Sejarah terbentuknya bumi
Sejarah terbentuknya bumiSejarah terbentuknya bumi
Sejarah terbentuknya bumi
 
Tanah agro
Tanah agroTanah agro
Tanah agro
 
Pelapukan dan tanah kelompok 4
Pelapukan dan tanah kelompok 4Pelapukan dan tanah kelompok 4
Pelapukan dan tanah kelompok 4
 
01. ilmu tanah
01. ilmu tanah01. ilmu tanah
01. ilmu tanah
 

More from Fadhel Hizham

Bank Soal PAS Matematika Kelas VII Semester 1
Bank Soal PAS Matematika Kelas VII Semester 1Bank Soal PAS Matematika Kelas VII Semester 1
Bank Soal PAS Matematika Kelas VII Semester 1Fadhel Hizham
 
Trigonometric (hayati pravita)
Trigonometric (hayati pravita)Trigonometric (hayati pravita)
Trigonometric (hayati pravita)Fadhel Hizham
 
Sistem Bilangan pada Komputer
Sistem Bilangan pada KomputerSistem Bilangan pada Komputer
Sistem Bilangan pada KomputerFadhel Hizham
 
Fungsi dan Cara Penggunaan Terminal (CLI, Gedit, dan VI Editor)
Fungsi dan Cara Penggunaan Terminal (CLI, Gedit, dan VI Editor)Fungsi dan Cara Penggunaan Terminal (CLI, Gedit, dan VI Editor)
Fungsi dan Cara Penggunaan Terminal (CLI, Gedit, dan VI Editor)Fadhel Hizham
 
Software Android dan Linux
Software Android dan LinuxSoftware Android dan Linux
Software Android dan LinuxFadhel Hizham
 
Sejarah Komputer dari Masa ke Masa
Sejarah Komputer dari Masa ke MasaSejarah Komputer dari Masa ke Masa
Sejarah Komputer dari Masa ke MasaFadhel Hizham
 
Rangkuman ips kls 9 smt 1
Rangkuman ips kls 9 smt 1Rangkuman ips kls 9 smt 1
Rangkuman ips kls 9 smt 1Fadhel Hizham
 

More from Fadhel Hizham (10)

Bank Soal PAS Matematika Kelas VII Semester 1
Bank Soal PAS Matematika Kelas VII Semester 1Bank Soal PAS Matematika Kelas VII Semester 1
Bank Soal PAS Matematika Kelas VII Semester 1
 
Trigonometric (hayati pravita)
Trigonometric (hayati pravita)Trigonometric (hayati pravita)
Trigonometric (hayati pravita)
 
Trigonometri 2
Trigonometri 2Trigonometri 2
Trigonometri 2
 
Trigonometri
TrigonometriTrigonometri
Trigonometri
 
Sistem Bilangan pada Komputer
Sistem Bilangan pada KomputerSistem Bilangan pada Komputer
Sistem Bilangan pada Komputer
 
Fungsi dan Cara Penggunaan Terminal (CLI, Gedit, dan VI Editor)
Fungsi dan Cara Penggunaan Terminal (CLI, Gedit, dan VI Editor)Fungsi dan Cara Penggunaan Terminal (CLI, Gedit, dan VI Editor)
Fungsi dan Cara Penggunaan Terminal (CLI, Gedit, dan VI Editor)
 
Software Android dan Linux
Software Android dan LinuxSoftware Android dan Linux
Software Android dan Linux
 
Sejarah Komputer dari Masa ke Masa
Sejarah Komputer dari Masa ke MasaSejarah Komputer dari Masa ke Masa
Sejarah Komputer dari Masa ke Masa
 
Sapi gila
Sapi gilaSapi gila
Sapi gila
 
Rangkuman ips kls 9 smt 1
Rangkuman ips kls 9 smt 1Rangkuman ips kls 9 smt 1
Rangkuman ips kls 9 smt 1
 

Pedosfer

  • 1. Nama: Aulia Rafikasari (03) Fadhel Akhmad Hizham (05) Febriansyah Ramadhan (06) Hayati Puspamurti (08) Nurlaila Ayu Purwaningsih (13) Kelas X Akselerasi
  • 2. PROSES DAN CIRI PEMBENTUKAN TANAH PROSES KLASIFIKASI PEMBENTUKAN TANAH TANAH SIFAT FISIK DAN KIMIA TANAH
  • 3. PROSES PEMBENTUKAN TANAH • Tanah terbentuk dari proses pelapukan batuan yang terdapat dalam siklus geologi. • Dalam setiap pelapukan bekerja faktor fisika, faktor biologi, dan faktor kimia yang bekerja sendiri maupun bersama-sama.
  • 4. Berdasarkan tingkatan pelapukan dari atas ke bawah, maka lapisan tanah terdiri atas : 1. Horizon O Merupakan lapisan permukaan, terdapat banyak akar tanaman dan jasad renik tanah. Lapisan ini gelap dan kaya akan humus. 2. Horizon A (Top soil = lapisan atas), lapisan yang telah mengalami pelapukan sepenuhnya. Rata-rata ketebalannya sekitar 30 cm. Bagian paling atas terdiri dari bahan organik, yaitu humus. 3. Horizon B (Sub soil), yaitu lapisan dibawah horizon A yang baru mengalami pelapukan. Biasanya, bahan-bahan yang berasal dari horizon A diendapkan di horizon B leh air. Peristiwa ini mempercepat proses pelapukan.
  • 5. 4. Horizon C (Regolith) yaitu bahan induk tanah yang baru sedikit mengalami proses pelapukan. Regolith merupakan hasil pelapukan batuan dasar. 5. Horizon R Merupakan zona bahan induk tanah (padas asli).
  • 6. Ditinjau dari sisi waktu, sebagai salah satu faktor pembentuk tanah, kita juga mengenal tingkat- tingkat perkembangan tanah, yaitu: • Tingkat awal, bahan induk tanah yang masih utuh belum mengalami pelapukan. Bahan induk yang dimaksud adalah lepasan batuan dasar (bedrock). • Tingkat muda (juvenil), bahan induk tanah sudah mulai mengalami pelapukan, tetapi sebagian besar bahan induk tersebut belum dijamah atau masih utuh.
  • 7. • Tingkat remaja (viril), di lapisan tanah banyak terdapat pelikan (batang tambang) yang telah mengalami pelapukan. Proses dekomposi telah menghasilkan butiran liat. • Tingkat tengah tua (senil), proses dekomposi telah mencapai tahap akhir. Pada lapisan tanah, biasanya, hanya beberapa pelikan batuan yang masih resisten. • Tingkat tua (final stage), perkembangan tanah telah mengalami pelapukan secara tuntas di bawah pengaruh fisiografisnya.
  • 8. Beberapa jenis tanah yang dapat menunjukkan tingkat perkembangan tanah, yaitu: • Entisol (regosol) menunjukkan tingkat muda. • Mollisol menunjukkan tingkat remaja (viril). • Alfisol (planosol) menunjukkan tingkat tua.
  • 9. SIFAT FISIK DAN KIMIA TANAH Sifat fisik dan kimia tanah dapat diidentifikasi atau diuraikan melalui: • Tekstur Tanah Merupakan suatu keadaan yang menunjukkan sifat halus atau kasarnya butiran-butiran tanah. Ukuran halus atau kasarnya ditentukan oleh perbandingan kandungan antara pasir, debu, dan liat. Pengukuran tekstur tanah dapat dilakukan dengan cara pipet, yaitu butiran tanah terbagi dalam 10 kelas.
  • 10. • Struktur Tanah Struktur tanah merupakan bagian fisik tanah yang menyatakan tersusunnya butiran-butiran dalam segumpal tanah. Struktur tanah menyatakan sususnan agregat partikel tanah menjadi berbagai kelompok partikel yang satu sama lainnya berbeda dalam ukuran, warna, dan bentuknya. Apabila teksturnya berubah, strukturnya juga akan berubah karena pertukaran udara dan pengambilan/pernambahan hara tanaman, mekanisme pertumbuhan akar, dan akibat kegiatan organisme. Untuk membedakan struktur tanah dapat dilihat dengan melihat susunan agregat (tipe strukturnya). Tipe struktur tanah yang biasanya dikenal terdiri dari lempung, gumpal, kersai, remah, pilar, dan tiang.
  • 11. • Warna Tanah Perbedaan warna tanah dipengaruhi kandungan bahan organik, bahan mineral, kadar kelembapan, dan pengaruh drainase. Kandungan organik menyebabkan warna tanah menjadi gelap. Tanah yang mengandung besi berwarna merah, merah kecokelatan, merah kekuningan hingga kuning kemerahan. Tanah yang mengandung mineral kuarsa/feldspar terang.
  • 12. • pH tanah Keadaan ph tanah adalah derajat keasaman larutan-larutan dalam tanah. Tinggi rendahnya dipengaruhi oleh kepekatan ion-ion hidrogen dan hidroksil. Semakin tinggi ion hidrogen semakin tinggi tingkat keasamaanya. Jika ph tanah lebih kecil dari 7 kepekatan ion hidroghen meningkat dan cenderung menjadi asam. Jika ph tanah lebih besar dari 7 ion hidrogen menyusut tetapi kepekatan ion hidroksil meningkat dan menjadi basa (alkali). Keadaan ph tanah dinyatakan netral apabila ph = 7
  • 13. KLASIFIKASI TANAH Klasifikasi tanah merupakan usaha pengelompokan tanah berdasarkan sifat dan ciri tertentu. Klasifikasi tanah tersebut adalah: 1. Tanah praire (mollisols) termasuk salah satu dari tanah pertanian yang penting dan produktif di dunia. Terbentuk pada padang rumput, memiliki lapisan (horizon) permukaan gelap dan kaya akan mineral sepanjang profil tanah
  • 14. KLASIFIKASI TANAH 2. Tanah forest (spodosols), terbentuk pada daerah panas sampai sedang dan di daerah basah dengan penutup pohon-pohon jarum. Horizon atas tanah ini yang berwarna abu- abu muda menutup horison merah yang kaya akan aluminium dan besi. Akumulasi humus, aluminium, dan oksida di bawah permukaan tanah merupakan ciri-ciri dari tanah tersebut.
  • 15. KLASIFIKASI TANAH 3. Tanah tropikal (oxisols) merupakan tanah yang mengalami pelapukan kuat di daerah basah, tropis, atau subtropis. Biasanya, jenis tanah ini berwarna merah atau kuning. Di daerah tropis, pelapukan yang sangat kuat akan melepaskan bahan makanan dari tanah dan meninggalkannya bersama oksida besi. Meskipun tanah ini sangat tidak subur, penambahan kapur dan pupuk akan menjadikan tanah ini sangat produktif.
  • 16. KLASIFIKASI TANAH 4. Tanah organik (histols) merupakan tanah lahan basah, berwarna gelap, dan kaya akan dekomposisi materi organik. Tanah ini sangat memegang peran penting di daerah lahan basah karena dapat menyaringbahan pencemar dari air permukaan, khususnya selama aliran air permukaan tinggi dan banjir.
  • 17. KLASIFIKASI TANAH 5. Tanah desert (aridisols) terbentuk di daerah gersang, yaitu di tempat air irigasi tidak tersedia. Umumnya, tanah ini kaya akan kalsium karbonat yang memungkinkan membentuk lapisan tidak tembus air (impermeable).
  • 18. KLASIFIKASI TANAH 6. Tanah tundra (gelisols) terdiri atas lapiasn gelap yang kaya akan materi organik dan lapisan kaya mineral yang menutupi permafrost. Permafrost adalah tanah bawah atau endapan permukaan yang suhunya berada di bawah titik beku sepanjang waktu (dari 2-10 ribu tahun).
  • 19. EROSI TANAH Erosi tanah atau pengikisan di permukaan akan selalu terjadi karena muka bumi selalu berubah. Peristiwa ini terjadi secara alamiah dan berlangsung secara lambat tanpa disadari oleh manusia. Proses pengikisan ini dikenal lagi dengan istilah erosi geologi. Saat ini, berbagai aktivitas manusia semakin mempercepat laju erosi dimana disebut erosi dipercepat (accelerated erosion)
  • 20. Dampak dari EROSI TANAH 1. Tanah akan kehilangan unsur hara dan bahan organik 2. Penghancuran agregat dan pelepasan partikel–partikel tanah dari massa tanah 3. Degradasi sumber daya tanah dan lahan 4. Penjenuhan tanah oleh air 5. Kemampuan tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman menjadi berkurang
  • 21. Dampak peristiwa erosi tidak hanya dirasakan di daerah yang mengalami erosi. Bahan – bahan yang tererosi akan mengalami peristiwa transportasi dan kemudian diendapkan di daerah lain, terutama di dataran rendah. Terkadang bahan yang tererosi dibawa oleh aliran air dan diendapkan di lahan permukiman atau lahan pertanian. Akhirnya, dampak erosi terjadi di 2 tempat yaitu di daerah tanah yang tinggi tempat terjadinya erosi dan di daerah yang rendah tempat terjadi proses pengendapan.
  • 22. USAHA MENGURANGI EROSI TANAH Jika tanah telah terlanjur rusak, bisa dilakukan usaha konservasi tanah. Dari usaha konservasi ini dapat dilakukan dengan pendekatan sebagai berikut : 1. Mengurangi besarnya energi perusak (air hujan dan air permukaan) dengan jalan menutup lahan dengan vegetasi 2. Meningkatkan ketahanan agregat tanah terhadap pukulan air hujan, kikisan, dan limpasan dengan penambahan bahan organik atau bahan kimia 3. Mengurangi atau mengatur kecepatan aliran permukaan sehingga tidak merusak tanah, melainkan memperbesar atau meningkatkan kapasitas infiltrasi ke dalam tanah
  • 23. KONSERVASI TANAH Konservasi tanah dapat dibedakan menjadi tiga metode utama, yaitu : 1. Metode vegetatif 2. Metode mekanik 3. Metode kimia
  • 24. Metode VEGETATIF Metode vegetatif adalah pengelolaan atau penanaman tanaman sehingga dapat menekan laju dari erosi dan aliran permukaan. Ada empat cara dari metode vegetatif : 1. Penanaman tanaman penutup tanah 2. Penanaman strip (strip cropping) 3. Penanaman berganda (multiple cropping) 4. Penghutanan kembali (reboisasi)
  • 25. Penanaman tanaman penutup tanah Penanaman tanaman penutup tanah adalah tanaman yang memang sengaja ditanam untuk melindungi tanah dari erosi dan aliran permukaan. Cara ini diharapkan dapat menambah bahan organik tanah yang sekaligus meningkatkan produktivitas tanah. Berdasarkan tingginya, tanaman dapat dibedakan menjadi : • Tanaman penutup tanah rendah • Tanaman penutup tanah sedang • Tanaman penutup tanah tinggi • Tanaman penutup tanah semak belukar
  • 26. Penanaman strip (strip cropping) Penanaman strip (strip cropping) adalah suatu cara penanaman tanaman dengan beberapa jenis tanaman yang ditanam dalam strip yang berselang – seling pada sebidang tanah dan disusun berdasarkan garis kontur atau memotong arah lereng. Penanaman strip (strip cropping) hanya efektif untuk lahan yang kemiringan lerengnya tidak berkisar tidak lebih dari 8,5% atau lahan dengan kemiringan lereng berkisar 6% sampai 15%
  • 27. Penanaman strip (strip cropping) Dapat dilakukan tiga cara : 1. Penanaman strip menurut garis kontur (contour strip cropping), penanaman dilakukan sejajar dengan garis kontur 2. Penanaman strip lapangan (field strip cropping), yaitu penanaman yang tidak perlu sejajar dengan garis kontur, tetapi cukup dilakukan dengan memotong lereng dengan lebar strip yang seragam 3. Penanaman strip penyangga (buffer strip cropping), yaitu diantara tanaman pokok ditanami tanaman penyangga (pengawet tanah), misalnya tanaman kacang – kacangan atau rumput yang sifatnya permanen dalam menutup tanah
  • 28. Penanaman berganda (multiple cropping) Penanaman berganda (multiple cropping) adalah sistem penanaman dengan cara menggunakan beberapa jenis tanaman yang ditanam secara bersamaan, disisipkan, atau digilir pada sebidang tanah.
  • 29. Penanaman berganda (multiple cropping) Sistem ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu : 1. Tanah akan selalu tertutup oleh vegetasi 2. Pengelolaan tanah dapat dikurangi 3. Dapat menekan populasi hama dan penyaikit tanaman 4. Dapat mengurangi pengangguran musiman 5. Intesitas penggunaan lahan semakin tinggi 6. Tanah tidak akan kehilangan unsur hara tertentu
  • 30. Penanaman berganda (multiple cropping) Penanaman berganda (multiple cropping) dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu : 1. Intercropping (tumpang sari), yaitu sistem penanaman dengan menggunakan dua atau lebih jenis tanaman yang ditanam secara serentak pada sebidang lahan 2. Sequential cropping (penanaman beruntun), yaitu sistem penanaman dengan menggunakan dua atau lebih jenis tanaman pada sebidang lahan, dimana tanaman kedua ditanam bersamaan dengan panen tanaman pertama 3. Relay cropping (tumpang gilir), yaitu sistem penanaman dengan menggunakan dua atau lebih jenis tanaman pada sebidang lahan, dimana tanaman kedua ditanam setelah tanaman pertama berbunga
  • 31. Penghutanan Kembali (Reboisasi) Penghutanan kembali (reboisasi) adalah kegiatan memulihkan dan menghutankan kembali tanah–tanah yang telah gundul sehingga fungsi hutan dapat dipenuhi kembali, baik untuk keperluan produksi, pengaturan tata air serta perlindungan alam, maupun sosial budaya.
  • 32. Penghutanan Kembali (Reboisasi) Diutamakan untuk lahan yang telah kritis, yaitu lahan yang telah mengalami kerusakan atau berada dalam kerusakan fisik, biologis, dan kimia yang pada akhirnya membahayakan fungsi hidrologis.
  • 33. Metode MEKANIK Metode mekanik dalam konservasi tanah adalah semua perlakuan fisik mekanik yang diberikan terhadap tanah yang pada dasarnya bertujuan untuk : 1. Memperkecil aliran permukaan sehingga mengalir dengan kekuatan yang tidak merusak tanah dan lahan 2. Memperbaiki dan memperbesar proses infiltrasi air kedalam tanah 3. Menampung dan menyalurkan aliran permukaan 4. Merupakan reservoir air bagi tanaman
  • 34. Metode MEKANIK Adapun kegiatan yang dilakukan dalam konservasi tanah metode mekanik adalah sebagai berikut : 1. Pengaturan sistem pengolahan tanah 2. Pembuatan teras (terassering) 3. Pembuatan bendungan pengendali (chek dam)
  • 35. Pengaturan Sistem Pengolahan Tanah Pengaturan Sistem Pengolahan Tanah merupakan kegiatan manipulasi mekanik terhadap tanah dengan tujuan menciptakan kondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman. Dimana untuk membalik tanah agar sisa-sisa tanaman terbenam, yang akhirnya bermanfaat sebagai pupuk.
  • 36. Pengaturan Sistem Pengolahan Tanah Peranan pengolahan tanah lebih berfungsi dalam kegiatan pertanian, dengan demikian tanaman dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal. Sebenarnya kegiatan pengolahan tanah merugikan, karena adanya pengolahan tanah, tanah menjadi gembur sehingga semakin mudah tererosi.
  • 37. Pengaturan Sistem Pengolahan Tanah Untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kerusakan tanah sebagai akibat pengolahan tanah, perlu dilakukan hal berikut: 1. Tanah diolah seperlunya 2. Pengolahan tanah dilakukan pada saat kandungan air yang tepat. 3. Pengolahan tanah dilakukan menurut atau sejajar dengan garis kontur. 4. Pengolahan tanah diikuti dengan pemberian mulsa.
  • 38. Pembuatan Teras (Terassering) Kegiatan terassering dimaksudkan untuk mengurangi panjang lereng dan menahan atau memperkecil aliran permukaan. Selain itu pembuatan teras juga memberikan kesempatan air untuk meresap ke dalam tanah (infiltrasi), bahkan ada juga teras yang dibuat supaya tanah dapat menyimpan air.
  • 39. Pembuatan Teras (Terassering) Berdasarkan bentuk dan fungsinya teras dapat dibedakan ke dalam beberapa jenis berikut: 1. Teras datar, biasanya dibuat pada tanah yang memiliki kemiringan lereng sekitar 3 %, dengan tujuan menahan dan menyerap air. Teras ini dibuat sejajar dengan garis kontur dengan jalan membuat tanggul yang diberi saluran, baik di atas maupun di bawahnya.
  • 40. Pembuatan Teras (Terassering) 2. Teras kredit, biasanya dibuat pada tanah dengan kemiringan lereng antara 3%- 10%, dengan tujuan untuk mempertahankan kesuburan tanah. Teras dibuat dengan jalur penguat guludan dan sejajar garis kontur serta ditanami dengan tanaman seperti lamtorogung atau kaliandra.
  • 41. Pembuatan Teras (Terassering) 3. Teras pematang, biasanya dibuat pada tanah dengan kemiringan lereng 10%-40%, dengan tujuan untuk mencegah hilangnya lapisan tanah atas (top soil). Teras pematang dibuat sejajar dengan garis kontur, berjajar dari atas ke bawah dengan kemiringan 0,1% ke arah saluran pembuangan atau datar jika tanah berstruktur lepas dan memiliki daya serap yang tinggi.
  • 42. Pembuatan Teras (Terassering) 4. Teras bangku, biasanya dibuat pada tanah dengan kemiringan lereng 10%-30%, dengan tujuan untuk mencegah hilangnya lapisan tanah akibat erosi.
  • 43. Pembuatan Bendungan Pengendali (Chek Dam) Bendungan pengendali adalah waduk kecil dengan konstruksi khusus yang dibuat di daerah berbukit dengan kemiringan lereng di bawah 30%. Bangunan ini bertujuan untuk menampung aliran air permukaan dan sedimen hasil erosi, sehingga meningkatkan jumlah air yang akan meresap ke dalam tanah (infiltrasi).
  • 44. Pembuatan Bendungan Pengendali (Chek Dam) Adapun keuntungan dari pembuatan bendungan pengendali antara lain sebagai berikut: 1. Dapat menyediakan air selama musim kemarau, terutama di daerah-daerah yang tandus. 2. Dapat memperluas areal sawah dengan cara meningkatkan fungsi saluran pembagi menjadi saluran irigasi, terutama selama musim hujan. 3. Sebagai sarana perikanan darat. 4. Dapat dijadikan objek wisata. Selain cara-cara atau metode yang telah diutarakan di atas, perlu juga dilakukan penyuluhan, bimbingan, dan pengarahan kepada masyarakat tentang konservasi tanah.