Pakaian adat, rumah tradisional, dan sistem kekerabatan di Bali dipengaruhi oleh pelapisan sosial berdasarkan kasta. Masyarakat Bali terbagi menjadi tiga kasta utama, madya, dan nista. Agama Hindu mudah diterima karena memiliki kepercayaan serupa dengan kepercayaan asli Bali seperti pemujaan roh leluhur.
3. A. Identifikasi
1. Lokasi
2. Pengelompokan Pakaian Adat
3. Rumah Tradisional
4. Kesenian
4. 1. Lokasi
Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil
sepanjang 153 km dan selebar 112 km sekitar 3,2 km
dari Pulau Jawa. Secara astronomis, Bali terletak di
8°25′23″ Lintang Selatan dan 115°14′55″ Bujur Timur
yang membuatnya beriklim tropis seperti bagian
Indonesia yang lain.
5. 2.1 Pakaian Adat
Pakaian daerah Bali sesungguhnya sangat bervariasi,
meskipun secara selintas kelihatannya sama. Masing-
masing daerah di Bali mempunyai ciri khas simbolik
dan ornamen, berdasarkan kegiatan/upacara, jenis
kelamin dan umur penggunanya. Status sosial dan
ekonomi seseorang dapat diketahui berdasarkan corak
busana dan ornamen perhiasan yang dipakainya.
6. 2.2 Pengelompokan Pakaian
Adat Pria mengenakan
udeng, kemeja
putih dan kain.
Busana tradisional
pria umumnya
terdiri dari:
Udeng (ikat
kepala)
Kain kampuh
Umpal (selendang
pengikat)
Kain wastra
(kemben)
Sabuk
Keris
Beragam ornamen
perhiasan
7. 2.3 Rumah Adat
Rumah Bali
yang
sesuaidengan
aturanAstaKo
salaKosali
(bagianWeda
yang
mengaturtata
letakruangan
danbangunan
,
layaknyaFeng
ShuidalamBu
daya China)
8. B. SISTEM
KEKERABATAN
Sistem garis
keturunan dan
hubungan
kekerabatan orang
Bali berpegang kepada
prinsip patrilineal
(purusa) yang amat
dipengaruhi oleh
sistem keluarga luar
patrilineal yang
mereka
sebut dadia dan
sistem pelapisan
sosial yang
disebut wangsa (kasta
).
9. Masyarakat Bali Hindu memang terbagi ke dalam
pelapisan sosial yang dipengaruhi oleh sistem nilai
yang tiga, yaitu utama, madya dan nista.
10. Ketika Agama Hindu masuk ke Bali, masyarakat Bali saat itu telah
menganut kepercayaan kepada roh suci leluhur, adanya penguasa
alam, dan gunung-gunung yang dianggap suci. Agama Hindu yang
memiliki keyakinan (Sraddha) yang sama dengan kepercayaan
setempat, yakni Pitrapuja (pemujaan kepada roh suci leluhur)
mudah saja diterima oleh masyarakat Bali saat itu.