Dokumen tersebut membahas struktur masyarakat Indonesia yang bersifat majemuk. Masyarakat Indonesia ditandai oleh perbedaan horizontal antara suku, agama, adat istiadat, dan wilayah; serta perbedaan vertikal antara lapisan sosial atas, menengah, dan bawah. Masyarakat Indonesia juga memiliki karakteristik berbeda antara Jawa dan luar Jawa, serta tipe-tipe sosial budaya seperti yang dijelaskan oleh Koentjar
2. DEFINISI MASYARAKAT
1. Mac Iver dan Page
Masyarakat adalah suatu sistem dari kebisaan dan tatacara dari
wewenang dan kerjasama antara berbagai kelompok dan
penggolongan, dari pengawasan tingkah laku serta kebebasan
manusia;
2. Ralp Linton
Masyarakat merupaka setiap kelompok manusia yang telah hidup dan
bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri
mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial
3. Selo Soemardjan
Masyarakat adalah orang2 yang hidup bersama yang menghasilkan
kebudayaan
3. Unsur-unsur masyarakat
1. Manusia yang hidup bersama
2. Bercampur untuk waktu yang relatif lama
3. Mereka sadar bahwa mereka merupakan
suatu kesatuan
4. Mereka merupakan suatu sistem hidup
bersama
5. Pengertian Masyarakat Majemuk
1. Furnivall = Masyarakat yang terdiri dari atas dua atau lebih
elemen yang hidup sendiri2 tanpa ada pembauran satu sama
lain di dalam suatu kesatuan politik, dengan ciri-ciri
• Tidak ada kehendak bersama (common will)
• Tidak ada permintaan sosial bersama (common social demand)
2. Clifford Geertz = Masyarakat yang terbagi-bagi kedalam sub-sub
sistem yang kurang lebih berdiri sendiri-sendiri dalam
mana masing2 subsistem terikat oleh ikatan primordial
3. Cyril S Belshaw = Masyarakat dimana sistem nilai yang
dianut oleh berbagai kesatuan sosial yang menjadi
bagian2nya adalah sedemikian rupa sehingga para anggota
masyarakat kurang memiliki loyalitas terhadap masyarakat
sebagai keseluruhan, kurang memiliki homogenitas
kebudayaan bahkan kurang memiliki dasar-dasar untuk
saling memahami satu sama lain
6. Ciri-Ciri Masyarakat Majemuk
(Pierre L. van den Berghe)
1. Terjadi segmentasi kedalam bentuk kelompok2 yang
sering memiliki sub-kebudayaan yang berbeda;
2. Memiliki struktur sosial yang terbagi kedalam lembaga2
yang bersifat nonkomplementer
3. Kurang mengembangkan konsensus diantara para
anggotanya terhadap nilai2 dasar
4. Secara relatif seringkali mengalami konflik antar
kelompok
5. Secara relatif integrasi sosial tumbuh diatas paksaan dan
saling ketergantungan ekonomi
6. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas
kelompok yang lain
7. Masyarakat Majemuk (Nasikun)
Masyarakat yang secara struktural memiliki sub
kebudayaan yang bersifat deverse. Masyarakat
yang ditandai oleh kurang berkembangnya sistem
nilai atau konsensus yang disepakati oleh seluruh
anggota masyarakat, sehingga sering timbul
konflik2 sosial
8. Karakteristik Masyarakat Indonesia
A. Secara horizontal ditandai oleh perbedaan
1. Suku bangsa
Hildred Geertz lebih kurang 300 suku bangsa di Indonesia
G. W. Skinner ada 35 suku bangsa yang besar di Indonesia
2. Perbedaan Agama
Agama Islam (Islam konservatif, Islam modernis dan islam abangan)
Agama Katolik
Agama Protestan
Agama Hindu
Agama Budha
3. Perbedaan Adat istiadat
Adat Melayu
Adat Minang Kabau
Adat Jawa
Adat Sunda
Adat Bugis dst
4. Perbedaan kedaerahan
• Terdapat 32 propinsi daerah otonom (propinsi kaya sda dan propinsi miskin)
• 71% devisa nasional dari sumatera dan luar Jawa, sementara 80% dari jumlah tsb
digunakan oleh penduduk di Pulau Jawa (pra reformasi).
B. Secara vertikal ditandai oleh perbedaan stratifikasi sosial
1. Lapisan atas yang kaya dan berkuasa
2. Lapisan menengah
3. Lapisan bawah yang miskin
9. Perbedaan Jawa dan Luar Jawa
A. Keadaan geografis dan Demografis
1. Kesuburan Lahan, di Jawa menjadikan lahan pertanian yang subur,
tapi dengan penduduk yang banyak luas pemilikan menjadi sempit,
hasil hanya untuk konsumsi
2. Luar P. Jawa kesuburan lahan kurang tapi jumlah penduduk sedikit
sehingga luas pemilikan relatif luas dan hasil melebihi konsumsi
B. Keadaan sosial budaya
1. Sistem pertanian sawah di Jawa mendorong tumbuhnya
sistem sosial yang berdasarkan kekuasaan wilayah
daratan (Majapahit)
2. Sistem pertanian ladang di luar Jawa mendorong
tumbuhnya sistem sosial yang berdasarkan kekuasaan
lautan (Sri Wijaya)
10. Perbedaan Stratifikasi Sosial
A. JH. Boeke (Dua economy)
• Struktur ekonomi modern yang secara komersial
banyak bersentuhan dengan perdagangan
internasional, dibimbing oleh motivasi
keuntungan maksimal yang dikuasai oleh orang
asing dan Cina
• Struktur ekonomi perdesaan yang bersifat
tradisional, berorientasi konservatif, dibimbing
oleh motif subsistensi dan kurang mampu
mengusahakan pertumbuhan perdagangan
secara dinamis, biasanya didominasi oleh
pribumi.
B. Edward Shils
• Masyarakat kota yang kaya, berpendidikan dan
modern
• Masyarakat desa yang miskin, bodoh dan
tradisional
11. STRUKTUR MASYARAKAT MAJEMUK
PRAKEMERDEKAAN RI
Modern
JH Boeke
Tradisional
Modern
Furnivall
Tradisional
a b c
12. STRUKTUR MASYARAKAT MAJEMUK
PASCA KEMERDEKAAN RI
Nasikun
Jawa
Luar Jawa
Clifford Geertz
Santri
Abangan
Priyayi
13. Tipe Sosial Budaya
(Koentjaraningrat)
1. Tipe masyarakat berdasarkan sistem berkebun yang amat
sederhana
2. Tipe masyarakat pedesaan dengan berdasarkan cocok
tanam diladang atau disawah dengan padi sebagai
tanaman pokok dan orientasi kebudayaan dipengaruhi
oleh pemerintah kolonial
3. Tipe masyarakat pedesaan dengan berdasarkan cocok
tanam diladang atau disawah dengan padi sebagai
tanaman pokok dan orientasi kebudayaan dipengaruhi
oleh peradaban bekas kerajan dengan pengaruh Islam
4. Tipe masyarakat perkotaan yang mempunyai ciri2 pusat
pemerintahan dengan perdagangan dan industri yang
masih lemah
5. Tipe masyarakat metropolitan yang mengembangkan
perdagangan dan industri secara signifikan
14. KLASIFIKASI BENTUK MASYARAKAT
(Selo Soemardjan)
1. Masyarakat dengan struktur sosial dan kebudayaan
sederhana:
– Hubungan dalam keluarga dan masyarakat setempat
amat kuat
– Organisasi sosial pada pokoknya didasarkan atas adat
istiadat yang terbentuk menurut tradisi
– Kepercayaan kuat terhadap kekuatan gaib yang
mempengaruhi kehidupan manusia
– Tidak ada lembaga2 khusus dibidang pendidikan dan
teknologi
– Hukum yang berlaku tidak tertulis, sederhana dan
diketahui oleh semua warga dewasa
– Ekonomi sebagian besar meliputi produksi untuk
keperluan sendiri atau pasar lokal
– Kegiatan ekonomi dan sosial yang memerlukan
kerjasama orang banyak dilakukan secara tradisional
dengan gotong royong
15. KLASIFIKASI BENTUK MASYARAKAT
(Selo Soemardjan)
2. Masyarakat dengan struktur sosial dan kebudayaan madya:
– Hubungan dalam keluarga tetap kuat, tetapi hubungan
dalam masyarakat sudah mulai mengendor
– Adat istiadat masih dihormati, tetapi sikap masyarakat
mulai terbuka akan pengaruh dari luar
– Kepercayaan kepada kekuatan gaib muncul apabila
orang sudah kehabisan akal
– Didalam masyarakat muncul lembaga pendidikan
formal umum dan jarang bersifat kejuruan
– Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tak tertulis
– Ekonomi masyarakat memberi kesempatan lebih
banyak kepada produksi buat pasar, dimana
penggunaan uang mulai meningkat
– Gotong royong tradisional hanya untuk keperluan
sosial dikalangan keluarga besasr dan tetangga
16. KLASIFIKASI BENTUK MASYARAKAT
(Selo Soemardjan)
3. Masyarakat dengan struktur sosial dan kebudayaan
pramodren:
– Hubungan antar manusia didasarkan atas kepentingan
pribadi
– Hubungan dengan masyarakat lainnya dilakukan secara
terbuka dalam suasana saling mempengaruhi
– Kepercayaan kuat pada manfaat ilmun pengetahuan dan
teknologi (pengobatan)
– Masyarakat terdefrensiasi menurut profesi dan kahlian
– Tingkat pendidikan formal tinggi dan merata
– Hukum yang berlaku adalah hukum tertulis dan amat
kompleks
– Ekonomi hampir semuanya merupakan ekonomi pasar
dimana alat pembayaran tidak hanya uang tetapi juga alat
pembayaran lain