SlideShare a Scribd company logo
1 of 67
DIABETES MELITUS
KELOMPOK 1 :
Dwi Latiefah
Irsalina Zata Amani
Melliza Apriliani
Diabetes
Suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan oleh karena adanya
peningkatan kadar glukosa darah akibat
kekurangan insulin baik absolut maupun
relative.
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi
• Diabetes Melitus 1
Idiopati
imun
dimediasi
(Autoimmunity)
(infeksi virus,
bahan kimia beracun,
dll)
beredar
auto-antibodi
gejala
• Hiperglikemia
• Haus yang berlebihan
• Sering buang air kecil
• penurunan berat badan
yang signifikan
• gangguan elektrolit
ketoasidosis
penyakit makrovaskuler
• Penyakit arteri koroner
• Penyakit vaskular perifer
• Penyakit serebrovaskular
penyakit mikrovaskuler
• Retinopati
• Nefropati
neuropati
Diabetes
Tipe 1
Patofisiologi
• Diabetes Tipe 2
Faktor
Genetik
faktor risiko
(aktivitas fisik,
usia yang lebih tua,
obesitas)
Faktor
Lingkungan
pengambilan
kalori yang
berlebihan
Temuan klinis
• Abnormal pola sekresi insulin dan
tindakan
• Penurunan ambilan glukosa dan
peningkatan
glukosa postprandial
• Peningkatan pelepasan glukosa oleh
hati
(glukoneogenesis) di pagi hari
Gejala (variabel)
• Hiperglikemia
• Haus yang berlebihan
• Sering buang air kecil
• Polyphagia
• Berat badan
Diabetes
Tipe 2
KLASIFIKASI
Klasifikasi
• Diabetes Melitus Tipe 1
Rusaknya kemampuan tubuh untuk mensekresi
glukagon sebagai respon terhadap hipoglikemia.
Defisiensi insulin juga akan menurunkan ekskresi
dari beberapa gen yang diperlukan sel-sel
sasaran untukmerespons insulin secara normal.
Diabetes tipe ini juga dapat melalui proses
imunologik dan idiopatik.
• Diabetes Melitus Tipe 2
Pada diabetes jenis ini bervariasi mulai yang
predominan resistensi insulin disertai defisiensi
insulin relative sampai yang predominan
gangguan sekresi insulin bersama resistensi
insulin.
Penyebab resistensi insulin pada
Diabetes Melitus tipe 2
• Obesitas terutama yang bersifat sentral
(bentuk apel)
• Diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat
• Kurang gerak badan
• Factor keturunan
• Diabetes Melitus Gestasional
Diabetes Melitus Gestasional (GDM) sebagai
suatu intoleransi glukosayang terjadi pada saat
hamil (Sudoyoet al., 2006). Penyebab diabetes
gestasional dianggap berkaitan dengan
peningkatan kebutuhan energi, kadar estrogen,
dan hormonpertumbuhan selama kehamilan.
Faktor risiko diabetes gestasional adalah usia ibu
hamil yang melebihi 30tahun, riwayat diabetes
melitus dalam keluarga, serta pernah mengalami
diabetes melituspada kehamilan sebelumnya.
Diabetes melitus tipe lain
DM yang berhubungan dengan keadaan atau
sindrom tertentu hiperglikemik terjadi karena
penyakit lain : penyakit eksokrin pankreas,defek
genetic fungsi sel beta , defek genetic kerja
insulin , endrokrinopati, penyakit eksokrin
pancreas, karena obat dan zat kimia, infeksi,
imunologis, sindrom genetik tertentu.
Diagnosis
dan
Screening Criteria
• Uji diagnostik DM dilakukan pada mereka yang
menunjukkan gejala/tanda DM, sedangkan
pemeriksaan penyaring bertujuan untuk
mengidentifikasi mereka yang tidak bergejala, yang
mempunyai risiko DM.
• Serangkaian uji diagnostik akan dilakukan kemudian
pada mereka yang hasil pemeriksaan penyaringnya
positif .
• Diagnosis DM harus didasarkan atas pemeriksaan
kadar glukosa darah
• Pemeriksaan yang dianjurkan adalah pemeriksaan
glukosa dengan cara enzimatik dengan bahan darah
plasma vena
• Walaupun demikian sesuai dengan kondisi setempat
dapat juga dipakai bahan darah utuh (whole blood),
vena ataupun kapiler dengan memperhatikan angka-
angka kriteria diagnostik yang berbeda sesuai
pembakuan oleh WHO.
• Untuk pemantauan hasil pengobatan dapat
diperiksa glukosa darah kapiler.
• Pemeriksaan glukosa darah seyogyanya dilakukan di
laboratorium klinik yang terpercaya
ScreeningTestDM usia > 45 th IMT > 25 kg / m2
anggota populasi
etnis berisiko tinggi
riwayat diabetes
dalam keluarga
Kegiatan fisiknya
tidak aktif
Riwayat abortus
berulang, melahirkan
bayi cacat atau BB
lahir bayi > 4000
gram
Hipertensi (>140/90
mmHg)
(HDL) < 35 mg/dl
(0,9 mmol / L)
atau
trigliserida>250 mg/dl
(2.82 mmol / L)
• Untuk kelompok risiko tinggi yang hasil pemeriksaan
penyaringnya negatif, pemeriksaan penyaring
ulangan dilakukan tiap tahun;
• sedangkan bagi mereka yang berusia > 45 tahun
tanpa faktor risiko tambahan, pemeriksaan
penyaring dapat dilakukan setiap 3 tahun.
• Pemeriksaan penyaring berguna untuk menjaring
pasien DM, TGT dan GDPT, sehingga dapat
ditentukan langkah yang tepat untuk mereka.
• Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan melalui
pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu atau
kadar glukosa darah puasa, kemudian dapat diikuti
dengan tes tolerasi glukosa oral (TTGO) standar.
Tabel Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai
patokan penyaring dan diagnosis DM (mg/dl)
Bukan DM
Belum pasti
DM
DM
Kadar glukosa
darah sewaktu
(mg/dl)
Plasma vena < 110 110-199 ≥ 200
Darah kapiler < 90 90-199 ≥ 200
Kadar glukosa
darah puasa
(mg/dl)
Plasma vena < 110 110-125 ≥ 126
Darah kapiler < 90 90-100 ≥ 110
ScreeningTestGDM wanita yang memiliki
risiko tinggi :
•obesitas
•riwayat GDM
•Glikosuria
•riwayat keluarga
memenuhi ambang batas
diagnosis diabetes dan,
jika dikonfirmasi pada hari
kedua , tidak memerlukan
pengujian lebih lanjut.
tidak ditemukan memiliki
GDM pada screening
awal harus diuji antara
24 hingga 28 minggu
kehamilan.
Perempuan rendah risiko yang tidak perlu disaring
harus memenuhi semua kriteria sbb:
• < 25 tahun;
• BB normal;
• tidak ada riwayat keluarga diabetes;
• tidak memiliki riwayat toleransi glukosa abnormal;
• dan bukan anggota kelompok etnis atau ras dengan
prevalensi tinggi diabetes
Langkah-langkah Diagnosis DM dan
Gangguan Toleransi Glukosa
• Diagnosis klinis DM dipikirkan bila ada
keluhan khas DM: poliuria, polidipsia,
polifagia, dan penurunan BB yang tidak dapat
dijelaskan sebabnya.
• Keluhan lain yang mungkin dikemukakan
pasien : lemah, kesemutan, gatal, mata kabur
dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus
vulvae pada pasien wanita.
Langkah-langkah Diagnosis DM dan Gangguan
Toleransi Glukosa
Gambar Tes Toleransi
Glukosa Oral (TTGO)
Cara Pelaksanaan TTGO:
• 3 (tiga) hari sebelum pemeriksaan makan
seperti biasa karbohidrat cukup).
• Kegiatan jasmani seperti yang biasa
dilakukan
• Puasa paling sedikit 8 jam mulai malam hari
sebelum pemeriksaan, minum air putih
diperbolehkan
• Diperiksa kadar glukosa darah puasa
• Diberikan glukosa 75 gram (orang dewasa),
atau 1,75 gram/kgBB (anak-anak).
dilarutkan dalam air 250 ml dan diminum
dalam waktu 5 menit.
• Diperiksa kadar glukosa darah 2 (dua) jam
sesudah beban glukosa
• Selama proses pemeriksaan subyek yang
diperiksa tetap istirahat dan tidak merokok
TTGO***
GD 2 jam pasca pembebanan
≥ 200
DM
140-199
TGT
< 140
Normal
Kriteria diagnostik diabetes melitus* dan
gangguan toleransi glukosa
1. Kadar glukosa darah sewaktu (plasma vena) ≥ 200
mg/dl
1. Kadar glukosa darah puasa (plasma vena) ≥ 126
mg/dl
1. Kadar glukosa plasma ≥ 200 mg/ dl pada 2 jam
sesudah beban glukosa 75 gram pada TTGO**
Nilai atau indeks diagnostik lainnya
Untuk diagnosis dan klasifikasi ada indeks
tambahan yang dapat dibagi atas 2 bagian:
• Indeks penentuan derajat kerusakan sel beta
• Indeks proses diabetogenik
Manajemen Terapi
(Obat dan Gizi)
Pilar utama pengelolaan DM :
A. Perencanaan makan
B. Latihan jasmani
C. Obat (berkhasiat hipoglikemik)
D. Penyuluhan
A. Perencanaan makan
• Jumlah kalori
disesuaikan dengan
pertumbuhan, status gizi,
umur, stress akut, dan
kegiatan jasmani untuk
mencapai dan
mempertahankan berat
badan idaman.
• Untuk penentuan status
gizi dipakai Body Mass
Index (BMI) = Indeks
Massa Tubuh (IMT).
• Makanan dengan
komposisi yg
seimbang, sbb:
KH
60 – 70 %
Protein
10 – 15 %
Lemak
20 – 25 %
Lanjutan.....Perencanaanmakan penentuan jumlah kalori dipakai Rumus Broca, yaitu:
BB idaman = (TB – 100) – 10 %
• BB kurang = < 90% BB idaman
• BB normal = 90 – 110 % BB idaman
• BB lebih = 110 – 120 % BB idaman
• Gemuk = >120 % BB idaman
• Jumlah kalori yang diperlukan = BB idaman x kebutuhan kalori
basal (wanita=25 kkal/kgBB dan laki-laki = 30 kkal/kgBB)
kemudian ditambah dengan kebutuhan kalori untuk aktivitas,
koreksi status gizi (jika gemuk dikurangi, tapi jika kurus
ditambah), dan kalori yang dibutuhkan untuk menghadapi stress
akut sesuai dengan kebutuhan.
• Untuk masa pertumbuhan (anak dan dewasa muda) serta ibu
hamil diperlukan perhitungan tersendiri.
• Pembagian porsi
tersebut sejauh mungkin
disesuaikan dengan
kebutuhan pasien untuk
kepatuhan pengaturan
makan yan baik.
• Untuk pasien DM yang
mengidap pula penyakit
lain, pola pengaturan
makan harus disesuaikan
dengan penyakit
penyertanya.
Lanjutan.....Perencanaanmakan
• kolesterol < 300 mg/hari.
Usahakan lemak dari sumber asam lemak tidak jenuh
dan menghindari asam lemak jenuh.
• serat ±25-30 g/hari, utamakan serat larut air.
• Garam secukupnya.
• Pasien DM dengan tekanan darah yang normal masih
diperbolehkan mengonsumsi garam seperti orang
sehat, kecuali bila mengalami hipertensi, harus
mengurangi konsumsi garam.
• Pemanis buatan dapat dipakai secukupnya. Gula
sebagai bumbu masakan tetap diizinkan. Pada keadaan
kadar glukosa darah terkendali, masih diperbolehkan
mengonsumsi sukrosa (gula pasir) sampai 5% kalori.
Bahan makanan yang dianjurkan
Bahan makanan yang tidak dianjurkan
(dibatasi/dihindari)
Sumber karbohidrat kompleks , seperti
nasi, roti, mi, kentang, singkong, ubi, dan
sagu.
Mengandung banyak gula sederhana ,
seperti
Gula pasir, gula jawa.
Sirup, jam, jeli, buah-buahan yang
diawetkan dengan gula, susu kental
manis, minuman ringan, dan es krim.
Kue-kue manis, dodol, cake, dan tarcis.
Sumber protein rendah lemak, seperti
ikan, ayam tanpa kulit, susu skim, tahu,
tempe, dan kacang-kacangan.
Sumber lemak dalam jumlah terbatas
yaitu bentuk makanan yang mudah
dicerna.
Mengandung banyak lemak, seperti
cake, makanan siap saji, goreng-
gorengan.
Makanan terutama diolah dengan cara
dipanggang, dikukus, disetup, direbus,
dibakar.
Mengandung banyak natrium, sepertii
ikan asin, telur asin, makanan yang
diawetkan
B. Latihan jasmani
Manfaat :
• meningkatkan penurunan glukosa darah,
• mencegah kegemukan
• ikut berperan dalam mengatasi kemungkinan
gangguan lipid darah, peningkatan tekanan darah,
dan hiperkoagulasi darah.
Anjuran Latihan Jasmani
• teratur (3-4 kali seminggu) ±30 menit, yang sifatnya sesuai
CRIPE (continuous, rhythmical, interval,progressive, endurance
training).
• Sedapat mungkin mencapai zona sasaran 75-85% denyut nadi
maksimal (220-umur),
• disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi penyakit
penyerta.
• Sebagai contoh olahraga ringan adalah berjalan kaki biasa
selama 30 menit, olahraga sedang adalah berjalan selama 20
menit dan olahraga berat misalnya jogging.
• bila penyandang diabetes ingin melakukan latihan jasmani,
kadar glukosa darah tidak lebih dari 250 mg/dl. Pada suatu
penelitian didapatkan bahwa penyanndang diabetes yang
tidak terkendali dengan glukosa darah sekitar 332 mg/dl,
latihan jasmani tidak menguntungkan malah berbahaya.
Prinsip latihan jasmani Urutan Kegiatan
• 3-5 kali per minggu
Frekuensi
• ringan dan sedang yaitu 60%-70% MHR
(Maximum Heart Rate)
Intensitas
• 30 – 60 menit
Time (durasi)
• endurans (aerobic) untuk meningkatkan
kemampuan kardiorespirasi seperti
jalan, jogging, berenang dan bersepeda.
Tipe (jenis)
pemanasan
latihan inti
pendinginan
peregangan
C. Obat (berkhasiat hipoglikemik)
• Oral Anti Diabetes (OAD) atau Oral Hypoglycemic Agents
(OHA) merupakan obat yang biasa digunakan oleh
penderita diabetes.
• Hingga kini dikenal ada lima macam OAD yang
dipasarkan, tiap macam OAD mempunyai susunan kimia
yang berbeda dan cara menurunkan glukosa yang
berlainan.
Obat Hipoglikemik Oral
• Pemicu sekresi insulin
• Sulfonilurea
• Glinid
• Penambah sensitivitas terhadap insulin
• Biguanid
• Tiazolidindion
• Penghambat glukosidase alfa
Insulin
D. Penyuluhan
Edukasi diabetes adalah pendidikan dan pelatihan
mengenai pengetahuan dan keterampilan bagi
pasien diabetes yang bertujuan menunjang
perubahan perilaku untuk meningkatkan
pemahaman pasien terhadap penyakitnya, yang
diperlukan untuk mencapai keadaan sehat yang
optimal, dan menyesuaikan keadaan psikologis serta
kualitas hidup yang lebih baik
Macam – macam pendekatan dalam
proses edukasi :
• Pendekatan ketaatan (compliance)
bertujuan untuk meningkatkan ketaatan pasien pada
rekomendasi terapi yang diberikan oleh tenaga
kesehatan
• Pendekatan pemberian wewenang (empowerment)
bertujuan untuk mempersiapkan penyandang DM
agar mampu membuat keputusan-keputusan dalam
perawatan diabetes mereka sendiri.
• kombinasikan kedua pendekatan
INTERVENSI
Intervensi Terapi Gizi Medis untuk
Diabetes Tipe 1
• prioritas utama : mengintegrasikan insulin dan
aktivitas fisik.
• rejimen insulin biasanya dapat direncanakan
sesuai rutinitas makan individu dan pemilihan
makanan individu.
• Berat badan memiliki potensi untuk
mempengaruhi glikemia, lipid, tekanan darah,
dan kesehatan umum sehingga pencegahan
kenaikan berat badan dianjurkan
Intervensi Terapi Gizi Medis untuk
Diabetes Tipe 2
• prioritas utama : mengadopsi intervensi sebagai
gaya hidup yang terkait dengan kelainan
metabolik glikemia, dislipidemia, dan hipertensi.
• Intervensi gaya hidup secara mandiri: mengurangi
berat badan, termasuk mengurangi asupan energi
(pembatasan) dan peningkatan pengeluaran
energi melalui aktivitas fisik.
• Pemeliharaan berat badan sangat penting untuk
jangka panjang.
• Karena banyak orang juga memiliki
dislipidemia dan hipertensi,dianjurkan
membatasi konsumsi asam lemak jenuh dan
trans, kolesterol, dan sodium.
• Pengajaran mengenai makanan sumber
karbohidrat, ukuran porsi rata-rata, dan
berapa banyak porsi untuk memilih makanan
adalah langkah pertama dalam perencanaan
makanan.
Intervensi Terapi Gizi Medis
untuk Remaja
Type 1 Diabetes
• Tujuan utama : pemeliharaan pertumbuhan
dan perkembangan yang normal
• Penyebab kurangnya kenaikan berat badan
dan Pertumbuhan linear yg terganggu :kontrol
glikemik yang buruk, insulin yang tidak
adekuat , dan pembatasan kalori yang
berlebihan.
• Preskripsi gizi didasarkan pada penilaian gizi
(assesment).
• Anak yang baru didiagnosis sering disertai
penurunan berat badan dan kurus ; karena itu,
rencana makan awal harus didasarkan pada kalori
yang memadai untuk memulihkan dan menjaga
berat badan yang tepat.
• 4 - 6 minggu awal tingkat kalori mungkin perlu
dimodifikasi agar terbiasa dengan asupan makan
yang sesuai dengan kebutuhan kalorinya.
• Kebutuhan gizi untuk anak-anak dan remaja
dengan diabetes tampaknya mirip dengan yang
anak-anak dan remaja tanpa diabetes.
• Kebutuhan energi berubah sesuai dengan usia,
aktivitas fisik, dan tingkat pertumbuhan , evaluasi
tinggi, berat badan, BMI,
• Pemuda dgn diabetes lebih mungkin terkena resiko
CVD dibandingkan pemuda nondiabetes seusia mereka
dan jenis kelamin yang sama.
• Sangat penting mengurangi faktor risiko di masa muda
pada penderita diabetes tipe 1.
• Setelah preskripsi gizi yang tepat ditentukan,
pendekatan perencanaan makan dapat dipilih.
• Karbohidrat dihitung untuk perencanaan makanan
sesuai pedoman agar memudahkan dalam kontrol
glikemik .
• Pendekatan perencanaan makanan yang digunakan
pada remaja dan keluarga nya harus terlebih dahulu
dimengerti dan diterapkan pada gaya hidup mereka.
• Catatan glukosa darah sangat penting untuk membuat
perubahan yang sesuai dalam regimen insulin.
Diabetes Tipe 2
• Anak obesitas telah disertai dengan peningkatan
prevalensi diabetes tipe 2 pada anak-anak dan remaja.
• pengobatan dengan gaya hidup (treatment life style)
penderita diabetes tipe 2 pada anak-anak dan remaja
melibatkan pengontrolan berat badan yang berlebihan,
dorongan untuk pertumbuhan dan perkembangan
normal, dan pencapaian glukosa darah normal.
• Strategi modifikasi perilaku: mengurangi asupan tinggi
kalori, tinggi lemak, dan tinggi karbohidrat pada
makanan dan minuman serta mendorong kebiasaan
makan yang sehat dan aktivitas fisik secara teratur.
• Metformin sering digunakan ketika strategi gaya
hidup saja belum mencapai tujuan kadar glukosa
yang diharapkan, dan telah terbukti aman dan
efektif untuk pengobatan pediatrik diabetes tipe 2.
• Remaja dengan diabetes tipe 2 juga mungkin
memerlukan terapi insulin untuk mengontrol
glikemik.
Intervensi Terapi Gizi Medis untuk
Ibu Hamil dan Diabetes
• Normalisasi kadar glukosa darah selama
kehamilan sangat penting bagi wanita yang telah
memiliki diabetes sebelumnya .
• Tujuan MNT : membantu mencapai dan
mempertahankan kontrol glukosa darah yang
optimal dan memberikan gizi yang adekuat pada
ibu dan janin selama kehamilan, asupan energi
untuk berat badan ibu yang sesuai, dan
kebutuhan vitamin dan mineral .
• Kebutuhan yang direkomendasikan selama
kehamilan dan menyusui serupa untuk wanita
dengan dan tanpa diabetes.
Preexisting Diabetes dan Kehamilan
• Konseling prakonsepsi dan kemampuan untuk
mencapai kadar glukosa darah normal sebelum
kehamilan telah terbukti efektif mengurangi
kejadian anomali pada bayi yang lahir dari ibu
dengan diabetes .
• Sebagai akibat dari perubahan hormon selama
trimester pertama, kadar glukosa darah sering
tidak menentu.
• Rencana makan mungkin perlu disesuaikan untuk
perubahan metabolik.
• Kebutuhan insulin meningkat selama trimester
kedua dan ketiga kehamilan.
• Penyesuaian rencana makan diperlukan untuk
memberikan tambahan kalori yang dibutuhkan untuk
mendukung pertumbuhan janin, dan berat badan
harus dipantau.
• Rejimen insulin dapat disesuaikan dengan asupan
makanan, tapi menjaga konsistensi waktu makan dan
jumlah makanan penting untuk menghindari
hipoglikemia.
• Makanan yang lebih kecil dan lebih sering dibutuhkan.
• Rekaman asupan makanan dan kadar glukosa darah
sangat penting untuk menentukan apakah tujuan
glikemik terpenuhi dan untuk mencegah dan
memperbaiki ketosis.
Gestational Diabetes Mellitus
• Setelah melahirkan sekitar 90% dari semua
wanita dengan GDM menjadi normoglycemic
tetapi terjadi peningkatan risiko untuk GDM
pada kehamilan berikutnya .
• Wanita yang telah menderita diabetes gestasional
memiliki risiko 20% - 50% menderita diabetes
dalam 5 - 10 tahun ke depan.
• Modifikasi gaya hidup bertujuan untuk
mengurangi atau mencegah kenaikan berat
badan dan meningkatkan aktivitas fisik setelah
kehamilan dianjurkan dan dapat mengurangi
risiko diabetes berikutnya.
• MNT terutama melibatkan kontrol karbohidrat
pada perencanaan makan yang memberikan gizi
yang optimal untuk ibu dan kesehatan janin
dengan energi yang cukup untuk kenaikan berat
badan yang sesuai kehamilan, pemeliharaan
normoglikemia, dan tidak adanya ketosis.
• Kebutuhan yang spesifik ditentukan dan
dimodifikasi berdasarkan penilaian individu dan
catatan glukosa darah.
• Pemantauan glukosa darah, keton puasa, nafsu
makan, dan berat badan dapat membantu dalam
mengembangkan rencana yang sesuai.
• Catatan pemantauan terapi gizi digunakan untuk
menentukan apakah terapi insulin dibutuhkan.
• Karbohidrat harus didistribusikan sepanjang hari
menjadi tiga ukuran makanan kecil sampai
sedang dan 2-4 makanan ringan.
• Pola kenaikan berat badan selama kehamilan bagi
wanita dengan GDM harus mirip dengan wanita
tanpa diabetes.
• Kehilangan berat badan tidak dianjurkan untuk
wanita dengan kelebihan berat badan dan
obesitas dengan GDM; Namun, energi sederhana
dan pembatasan karbohidrat mungkin tepat
• Wanita dengan GDM harus didorong untuk
menyusui karena bahkan menyusui dalam jangka
waktu pendek dapat menghambat risiko
diabetesdi masa depan
Intervensi Terapi Gizi Medis untuk
Lanjut Usia
• Banyak faktor predisposisi orang lanjut usia terkena
diabetes: usia berhubungan penurunan produksi
insulin dan peningkatan resistensi insulin, adipositas,
penurunan aktivitas fisik , beberapa pengaruh obat,
genetika, dan penyakit penyerta.
• Malnutrisi, tidak obesitas, lebih sering menjadi
masalah gizi yang berhubungan dengan orang dewasa
yang lebih tua.
• Keadaan dapat diperburuk dengan masalah kronis
oleh penyakit atau beberapa stres lainnya, dan
kekurangan gizi .
• Keadaan malnutrisi dan diabetes mempengaruhi
penyembuhan luka dan pertahanan terhadap infeksi,
• Diberikan diet yang memenuhi gizi mereka
sesuai kebutuhan, memungkinkan mereka
untuk mencapai atau mempertahankan berat
badan normal, serta membantu mengontrol
glukosa darah.
• Multivitamin/ suplemen mineral untuk
memenuhi kebutuhan mungkin diperlukan.
• Pada orang dewasa yang lebih tua
hiperglikemia akut dan dehidrasi dapat
menyebabkan komplikasi serius diabetes.
MONITORING
DAN
EVALUASI
Monitoring
• Self-monitoring of blood glucose (SMBG) atau
pemantauan kadar glukosa darah sendiri telah digunakan
sehari-hari untuk pengaturan diabetes secara efektif dan
aman.
• Pasien dapat melakukan SMBG hingga 8 kali per hari
yaitu kapan saja diperlukan untuk menentukan penyebab
hipoglikemia atau hiperglikemia.
• Pasien diabetes tipe 1, SMBG direkomendasikan 4 atau
lebih kali sehari, sebelum makan dan sebelum tidur.
• SMBG pada pasien diabetes tipe 2 dilakukan 1-4 kali
sehari, yaitu sering dilakukan sebelum sarapan dan
sebelum dan 2 jam setelah makan besar tapi hanya 3
atau 4 hari per minggu.
• Ketika menambah atau memodifikasi terapi, pasien
diabetes tipe 1 dan tipe 2 harus memantau lebih
sering daripada biasanya terutama 2 jam setelah
makan .
• Penting bahwa hasil SMBG ditulis dalam buku catatan
dan pasien diajarkan bagaimana untuk menyesuaikan
program terapi mereka berdasarkan hasil ini.
• Misalnya, jika kadar glukosa darah konsisten (umumnya
3 hari berturut-turut) meningkat pada suatu waktu saat
test secara spesifik, penyesuaian dilakukan dalam
insulin atau obat yang bekerja pada waktu itu.
• Dosis insulin yang digunakan dapat berubah untuk
mengimbangi kenaikan atau penurunan kadar glukosa
atau rendah .
• Hasil medis dan klinis harus dipantau setelah
dua atau tiga kali kunjungan untuk menentukan
apakah pasien mengalami kemajuan ke arah
tujuan yang ditetapkan.
• Jika tidak ada kemajuan jelas, individu dan RD
perlu menilai kembali dan mungkin merevisi
rencana perawatan gizi.
• Jika mengubah asupan makanan saja tidak
mencapai rentang sasaran metabolik, RD harus
merekomendasikan bahwa obat ditambahkan
atau disesuaikan.
Evaluasi
• sebuah jadwal harus ditetapkan untuk kunjungan
tindak lanjut untuk memantau dan mengevaluasi
respon terhadap intervensi gizi.
• Pasien juga diberikan informasi tentang
bagaimana cara untuk menelepon atau e-mail
apabila ada pertanyaan dan kekhawatiran.
• Dalam membuat rencana untuk pertemuan
berikutnya, pasien diminta untuk membuat food
record selama 3 hari atau selama semingu dan
juga menyimpan data monitoring kadar glukosa
darah.
TERIMA
KASIH

More Related Content

What's hot (20)

Penyuluhan mencegah penyakit diabetes melitus
Penyuluhan mencegah penyakit diabetes melitusPenyuluhan mencegah penyakit diabetes melitus
Penyuluhan mencegah penyakit diabetes melitus
 
Hipertensi
HipertensiHipertensi
Hipertensi
 
Power point-dietdiabetesmelitus1
Power point-dietdiabetesmelitus1Power point-dietdiabetesmelitus1
Power point-dietdiabetesmelitus1
 
Diabetes Militus | Kencing Manis
Diabetes Militus | Kencing ManisDiabetes Militus | Kencing Manis
Diabetes Militus | Kencing Manis
 
Obesitas.ppt
Obesitas.pptObesitas.ppt
Obesitas.ppt
 
Ppt dm
Ppt dmPpt dm
Ppt dm
 
OBESITAS KOMPLIKASI DAN MANAGEMENNYA
OBESITAS KOMPLIKASI DAN MANAGEMENNYAOBESITAS KOMPLIKASI DAN MANAGEMENNYA
OBESITAS KOMPLIKASI DAN MANAGEMENNYA
 
Diabetes mellitus pada lansia
Diabetes mellitus pada lansiaDiabetes mellitus pada lansia
Diabetes mellitus pada lansia
 
Memahami Diabetes
Memahami Diabetes Memahami Diabetes
Memahami Diabetes
 
Kolesterol
KolesterolKolesterol
Kolesterol
 
Hipertensi
HipertensiHipertensi
Hipertensi
 
Panduan Pengelolaan Dislipidemia
Panduan Pengelolaan DislipidemiaPanduan Pengelolaan Dislipidemia
Panduan Pengelolaan Dislipidemia
 
Materi DM
Materi DMMateri DM
Materi DM
 
Sindrom metabolik dr anjang
Sindrom metabolik dr anjangSindrom metabolik dr anjang
Sindrom metabolik dr anjang
 
Diare
DiareDiare
Diare
 
Power Point Pengaturan Gula Darah
Power Point Pengaturan Gula DarahPower Point Pengaturan Gula Darah
Power Point Pengaturan Gula Darah
 
Diet hipertensi
Diet hipertensiDiet hipertensi
Diet hipertensi
 
Diabetes
DiabetesDiabetes
Diabetes
 
Krisis Hipertensi
Krisis HipertensiKrisis Hipertensi
Krisis Hipertensi
 
Hiv aids
Hiv aidsHiv aids
Hiv aids
 

Similar to Diabetes Melitus

Penyakit penyakit yang memengaruhi kehamilan dan persalinan edisi kedua norma...
Penyakit penyakit yang memengaruhi kehamilan dan persalinan edisi kedua norma...Penyakit penyakit yang memengaruhi kehamilan dan persalinan edisi kedua norma...
Penyakit penyakit yang memengaruhi kehamilan dan persalinan edisi kedua norma...RaQa DhuaFa
 
Sindroma Metabolik_Gibran M.pptx
Sindroma Metabolik_Gibran M.pptxSindroma Metabolik_Gibran M.pptx
Sindroma Metabolik_Gibran M.pptxApriliaEkaPutri2
 
Diagnosis dan Tatalaksana Diabetes Mellitus pada Anak
Diagnosis dan Tatalaksana Diabetes Mellitus pada AnakDiagnosis dan Tatalaksana Diabetes Mellitus pada Anak
Diagnosis dan Tatalaksana Diabetes Mellitus pada AnakLisa Wiramas
 
DIABETES MALITUS
DIABETES MALITUSDIABETES MALITUS
DIABETES MALITUSEDIS BLOG
 
Meditamaya Metabolisme Karbohidrat
Meditamaya Metabolisme KarbohidratMeditamaya Metabolisme Karbohidrat
Meditamaya Metabolisme Karbohidratfitriani Intans
 
Diabetes mellitus
Diabetes  mellitusDiabetes  mellitus
Diabetes mellituss3ha7
 
P2 Diabetes Mellitus.pdf
P2 Diabetes Mellitus.pdfP2 Diabetes Mellitus.pdf
P2 Diabetes Mellitus.pdfSenseiRita
 
Diabetes mellitus (Kuliah drRon)
Diabetes mellitus (Kuliah drRon)Diabetes mellitus (Kuliah drRon)
Diabetes mellitus (Kuliah drRon)doctorronz7
 
DIABETES-MELLITUS_ kenali dan cegah awam_2015.ppt
DIABETES-MELLITUS_ kenali dan cegah awam_2015.pptDIABETES-MELLITUS_ kenali dan cegah awam_2015.ppt
DIABETES-MELLITUS_ kenali dan cegah awam_2015.pptAyuNila4
 
[MANTAP] SLIDE MATERI INTERNA-1 BATCH 3 2018.pdf
[MANTAP] SLIDE MATERI INTERNA-1 BATCH 3 2018.pdf[MANTAP] SLIDE MATERI INTERNA-1 BATCH 3 2018.pdf
[MANTAP] SLIDE MATERI INTERNA-1 BATCH 3 2018.pdfAlfonsusCiptaRaya
 
DIABETES MELITUS (DM).pptx
DIABETES MELITUS (DM).pptxDIABETES MELITUS (DM).pptx
DIABETES MELITUS (DM).pptxAryani19
 
PPT PEYULUHAN YULIA 17.pptx
PPT PEYULUHAN YULIA 17.pptxPPT PEYULUHAN YULIA 17.pptx
PPT PEYULUHAN YULIA 17.pptxIrnaMegawaty3
 
Hypoglikemia, DM Type II.pptx
Hypoglikemia, DM Type II.pptxHypoglikemia, DM Type II.pptx
Hypoglikemia, DM Type II.pptxYudaDanang
 

Similar to Diabetes Melitus (20)

Penyakit penyakit yang memengaruhi kehamilan dan persalinan edisi kedua norma...
Penyakit penyakit yang memengaruhi kehamilan dan persalinan edisi kedua norma...Penyakit penyakit yang memengaruhi kehamilan dan persalinan edisi kedua norma...
Penyakit penyakit yang memengaruhi kehamilan dan persalinan edisi kedua norma...
 
Diabetes melitus.pdf
Diabetes melitus.pdfDiabetes melitus.pdf
Diabetes melitus.pdf
 
Sindroma Metabolik_Gibran M.pptx
Sindroma Metabolik_Gibran M.pptxSindroma Metabolik_Gibran M.pptx
Sindroma Metabolik_Gibran M.pptx
 
Diagnosis dan Tatalaksana Diabetes Mellitus pada Anak
Diagnosis dan Tatalaksana Diabetes Mellitus pada AnakDiagnosis dan Tatalaksana Diabetes Mellitus pada Anak
Diagnosis dan Tatalaksana Diabetes Mellitus pada Anak
 
DIABETES MALITUS
DIABETES MALITUSDIABETES MALITUS
DIABETES MALITUS
 
DIABETES-MELLITUS.ppt
DIABETES-MELLITUS.pptDIABETES-MELLITUS.ppt
DIABETES-MELLITUS.ppt
 
Meditamaya Metabolisme Karbohidrat
Meditamaya Metabolisme KarbohidratMeditamaya Metabolisme Karbohidrat
Meditamaya Metabolisme Karbohidrat
 
ASKEP DIABETES MELITUS.ppt
ASKEP DIABETES MELITUS.pptASKEP DIABETES MELITUS.ppt
ASKEP DIABETES MELITUS.ppt
 
Diabetes mellitus
Diabetes  mellitusDiabetes  mellitus
Diabetes mellitus
 
Diabetes mellitus
Diabetes  mellitusDiabetes  mellitus
Diabetes mellitus
 
Ppt farmakologi diabetes
Ppt farmakologi diabetesPpt farmakologi diabetes
Ppt farmakologi diabetes
 
P2 Diabetes Mellitus.pdf
P2 Diabetes Mellitus.pdfP2 Diabetes Mellitus.pdf
P2 Diabetes Mellitus.pdf
 
Diabetes mellitus (Kuliah drRon)
Diabetes mellitus (Kuliah drRon)Diabetes mellitus (Kuliah drRon)
Diabetes mellitus (Kuliah drRon)
 
DIABETES-MELLITUS_ kenali dan cegah awam_2015.ppt
DIABETES-MELLITUS_ kenali dan cegah awam_2015.pptDIABETES-MELLITUS_ kenali dan cegah awam_2015.ppt
DIABETES-MELLITUS_ kenali dan cegah awam_2015.ppt
 
[MANTAP] SLIDE MATERI INTERNA-1 BATCH 3 2018.pdf
[MANTAP] SLIDE MATERI INTERNA-1 BATCH 3 2018.pdf[MANTAP] SLIDE MATERI INTERNA-1 BATCH 3 2018.pdf
[MANTAP] SLIDE MATERI INTERNA-1 BATCH 3 2018.pdf
 
DIABETES MELITUS (DM).pptx
DIABETES MELITUS (DM).pptxDIABETES MELITUS (DM).pptx
DIABETES MELITUS (DM).pptx
 
Nutrisi dm
Nutrisi dmNutrisi dm
Nutrisi dm
 
PPT PEYULUHAN YULIA 17.pptx
PPT PEYULUHAN YULIA 17.pptxPPT PEYULUHAN YULIA 17.pptx
PPT PEYULUHAN YULIA 17.pptx
 
Diabetes Melitus
Diabetes MelitusDiabetes Melitus
Diabetes Melitus
 
Hypoglikemia, DM Type II.pptx
Hypoglikemia, DM Type II.pptxHypoglikemia, DM Type II.pptx
Hypoglikemia, DM Type II.pptx
 

Recently uploaded

VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxghinaalmiranurdiani
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...WulanNovianti7
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdfdr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdfMeboix
 
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptPPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptTriUmiana1
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFRisaFatmasari
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxUswaTulFajri
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxrobert531746
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptRaniNarti
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 

Recently uploaded (16)

VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdfdr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
 
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptPPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 

Diabetes Melitus

  • 1. DIABETES MELITUS KELOMPOK 1 : Dwi Latiefah Irsalina Zata Amani Melliza Apriliani
  • 2. Diabetes Suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relative.
  • 4. Patofisiologi • Diabetes Melitus 1 Idiopati imun dimediasi (Autoimmunity) (infeksi virus, bahan kimia beracun, dll) beredar auto-antibodi gejala • Hiperglikemia • Haus yang berlebihan • Sering buang air kecil • penurunan berat badan yang signifikan • gangguan elektrolit ketoasidosis penyakit makrovaskuler • Penyakit arteri koroner • Penyakit vaskular perifer • Penyakit serebrovaskular penyakit mikrovaskuler • Retinopati • Nefropati neuropati Diabetes Tipe 1
  • 5. Patofisiologi • Diabetes Tipe 2 Faktor Genetik faktor risiko (aktivitas fisik, usia yang lebih tua, obesitas) Faktor Lingkungan pengambilan kalori yang berlebihan Temuan klinis • Abnormal pola sekresi insulin dan tindakan • Penurunan ambilan glukosa dan peningkatan glukosa postprandial • Peningkatan pelepasan glukosa oleh hati (glukoneogenesis) di pagi hari Gejala (variabel) • Hiperglikemia • Haus yang berlebihan • Sering buang air kecil • Polyphagia • Berat badan Diabetes Tipe 2
  • 7. Klasifikasi • Diabetes Melitus Tipe 1 Rusaknya kemampuan tubuh untuk mensekresi glukagon sebagai respon terhadap hipoglikemia. Defisiensi insulin juga akan menurunkan ekskresi dari beberapa gen yang diperlukan sel-sel sasaran untukmerespons insulin secara normal. Diabetes tipe ini juga dapat melalui proses imunologik dan idiopatik.
  • 8. • Diabetes Melitus Tipe 2 Pada diabetes jenis ini bervariasi mulai yang predominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relative sampai yang predominan gangguan sekresi insulin bersama resistensi insulin.
  • 9. Penyebab resistensi insulin pada Diabetes Melitus tipe 2 • Obesitas terutama yang bersifat sentral (bentuk apel) • Diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat • Kurang gerak badan • Factor keturunan
  • 10. • Diabetes Melitus Gestasional Diabetes Melitus Gestasional (GDM) sebagai suatu intoleransi glukosayang terjadi pada saat hamil (Sudoyoet al., 2006). Penyebab diabetes gestasional dianggap berkaitan dengan peningkatan kebutuhan energi, kadar estrogen, dan hormonpertumbuhan selama kehamilan.
  • 11. Faktor risiko diabetes gestasional adalah usia ibu hamil yang melebihi 30tahun, riwayat diabetes melitus dalam keluarga, serta pernah mengalami diabetes melituspada kehamilan sebelumnya.
  • 12. Diabetes melitus tipe lain DM yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom tertentu hiperglikemik terjadi karena penyakit lain : penyakit eksokrin pankreas,defek genetic fungsi sel beta , defek genetic kerja insulin , endrokrinopati, penyakit eksokrin pancreas, karena obat dan zat kimia, infeksi, imunologis, sindrom genetik tertentu.
  • 14. • Uji diagnostik DM dilakukan pada mereka yang menunjukkan gejala/tanda DM, sedangkan pemeriksaan penyaring bertujuan untuk mengidentifikasi mereka yang tidak bergejala, yang mempunyai risiko DM. • Serangkaian uji diagnostik akan dilakukan kemudian pada mereka yang hasil pemeriksaan penyaringnya positif .
  • 15. • Diagnosis DM harus didasarkan atas pemeriksaan kadar glukosa darah • Pemeriksaan yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa dengan cara enzimatik dengan bahan darah plasma vena • Walaupun demikian sesuai dengan kondisi setempat dapat juga dipakai bahan darah utuh (whole blood), vena ataupun kapiler dengan memperhatikan angka- angka kriteria diagnostik yang berbeda sesuai pembakuan oleh WHO. • Untuk pemantauan hasil pengobatan dapat diperiksa glukosa darah kapiler. • Pemeriksaan glukosa darah seyogyanya dilakukan di laboratorium klinik yang terpercaya
  • 16. ScreeningTestDM usia > 45 th IMT > 25 kg / m2 anggota populasi etnis berisiko tinggi riwayat diabetes dalam keluarga Kegiatan fisiknya tidak aktif Riwayat abortus berulang, melahirkan bayi cacat atau BB lahir bayi > 4000 gram Hipertensi (>140/90 mmHg) (HDL) < 35 mg/dl (0,9 mmol / L) atau trigliserida>250 mg/dl (2.82 mmol / L)
  • 17. • Untuk kelompok risiko tinggi yang hasil pemeriksaan penyaringnya negatif, pemeriksaan penyaring ulangan dilakukan tiap tahun; • sedangkan bagi mereka yang berusia > 45 tahun tanpa faktor risiko tambahan, pemeriksaan penyaring dapat dilakukan setiap 3 tahun. • Pemeriksaan penyaring berguna untuk menjaring pasien DM, TGT dan GDPT, sehingga dapat ditentukan langkah yang tepat untuk mereka. • Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan melalui pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu atau kadar glukosa darah puasa, kemudian dapat diikuti dengan tes tolerasi glukosa oral (TTGO) standar.
  • 18. Tabel Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring dan diagnosis DM (mg/dl) Bukan DM Belum pasti DM DM Kadar glukosa darah sewaktu (mg/dl) Plasma vena < 110 110-199 ≥ 200 Darah kapiler < 90 90-199 ≥ 200 Kadar glukosa darah puasa (mg/dl) Plasma vena < 110 110-125 ≥ 126 Darah kapiler < 90 90-100 ≥ 110
  • 19. ScreeningTestGDM wanita yang memiliki risiko tinggi : •obesitas •riwayat GDM •Glikosuria •riwayat keluarga memenuhi ambang batas diagnosis diabetes dan, jika dikonfirmasi pada hari kedua , tidak memerlukan pengujian lebih lanjut. tidak ditemukan memiliki GDM pada screening awal harus diuji antara 24 hingga 28 minggu kehamilan.
  • 20.
  • 21. Perempuan rendah risiko yang tidak perlu disaring harus memenuhi semua kriteria sbb: • < 25 tahun; • BB normal; • tidak ada riwayat keluarga diabetes; • tidak memiliki riwayat toleransi glukosa abnormal; • dan bukan anggota kelompok etnis atau ras dengan prevalensi tinggi diabetes
  • 22. Langkah-langkah Diagnosis DM dan Gangguan Toleransi Glukosa • Diagnosis klinis DM dipikirkan bila ada keluhan khas DM: poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan BB yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. • Keluhan lain yang mungkin dikemukakan pasien : lemah, kesemutan, gatal, mata kabur dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada pasien wanita.
  • 23. Langkah-langkah Diagnosis DM dan Gangguan Toleransi Glukosa
  • 24. Gambar Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) Cara Pelaksanaan TTGO: • 3 (tiga) hari sebelum pemeriksaan makan seperti biasa karbohidrat cukup). • Kegiatan jasmani seperti yang biasa dilakukan • Puasa paling sedikit 8 jam mulai malam hari sebelum pemeriksaan, minum air putih diperbolehkan • Diperiksa kadar glukosa darah puasa • Diberikan glukosa 75 gram (orang dewasa), atau 1,75 gram/kgBB (anak-anak). dilarutkan dalam air 250 ml dan diminum dalam waktu 5 menit. • Diperiksa kadar glukosa darah 2 (dua) jam sesudah beban glukosa • Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak merokok TTGO*** GD 2 jam pasca pembebanan ≥ 200 DM 140-199 TGT < 140 Normal
  • 25. Kriteria diagnostik diabetes melitus* dan gangguan toleransi glukosa 1. Kadar glukosa darah sewaktu (plasma vena) ≥ 200 mg/dl 1. Kadar glukosa darah puasa (plasma vena) ≥ 126 mg/dl 1. Kadar glukosa plasma ≥ 200 mg/ dl pada 2 jam sesudah beban glukosa 75 gram pada TTGO**
  • 26. Nilai atau indeks diagnostik lainnya Untuk diagnosis dan klasifikasi ada indeks tambahan yang dapat dibagi atas 2 bagian: • Indeks penentuan derajat kerusakan sel beta • Indeks proses diabetogenik
  • 28. Pilar utama pengelolaan DM : A. Perencanaan makan B. Latihan jasmani C. Obat (berkhasiat hipoglikemik) D. Penyuluhan
  • 29. A. Perencanaan makan • Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stress akut, dan kegiatan jasmani untuk mencapai dan mempertahankan berat badan idaman. • Untuk penentuan status gizi dipakai Body Mass Index (BMI) = Indeks Massa Tubuh (IMT). • Makanan dengan komposisi yg seimbang, sbb: KH 60 – 70 % Protein 10 – 15 % Lemak 20 – 25 %
  • 30. Lanjutan.....Perencanaanmakan penentuan jumlah kalori dipakai Rumus Broca, yaitu: BB idaman = (TB – 100) – 10 % • BB kurang = < 90% BB idaman • BB normal = 90 – 110 % BB idaman • BB lebih = 110 – 120 % BB idaman • Gemuk = >120 % BB idaman • Jumlah kalori yang diperlukan = BB idaman x kebutuhan kalori basal (wanita=25 kkal/kgBB dan laki-laki = 30 kkal/kgBB) kemudian ditambah dengan kebutuhan kalori untuk aktivitas, koreksi status gizi (jika gemuk dikurangi, tapi jika kurus ditambah), dan kalori yang dibutuhkan untuk menghadapi stress akut sesuai dengan kebutuhan. • Untuk masa pertumbuhan (anak dan dewasa muda) serta ibu hamil diperlukan perhitungan tersendiri.
  • 31. • Pembagian porsi tersebut sejauh mungkin disesuaikan dengan kebutuhan pasien untuk kepatuhan pengaturan makan yan baik. • Untuk pasien DM yang mengidap pula penyakit lain, pola pengaturan makan harus disesuaikan dengan penyakit penyertanya. Lanjutan.....Perencanaanmakan
  • 32. • kolesterol < 300 mg/hari. Usahakan lemak dari sumber asam lemak tidak jenuh dan menghindari asam lemak jenuh. • serat ±25-30 g/hari, utamakan serat larut air. • Garam secukupnya. • Pasien DM dengan tekanan darah yang normal masih diperbolehkan mengonsumsi garam seperti orang sehat, kecuali bila mengalami hipertensi, harus mengurangi konsumsi garam. • Pemanis buatan dapat dipakai secukupnya. Gula sebagai bumbu masakan tetap diizinkan. Pada keadaan kadar glukosa darah terkendali, masih diperbolehkan mengonsumsi sukrosa (gula pasir) sampai 5% kalori.
  • 33. Bahan makanan yang dianjurkan Bahan makanan yang tidak dianjurkan (dibatasi/dihindari) Sumber karbohidrat kompleks , seperti nasi, roti, mi, kentang, singkong, ubi, dan sagu. Mengandung banyak gula sederhana , seperti Gula pasir, gula jawa. Sirup, jam, jeli, buah-buahan yang diawetkan dengan gula, susu kental manis, minuman ringan, dan es krim. Kue-kue manis, dodol, cake, dan tarcis. Sumber protein rendah lemak, seperti ikan, ayam tanpa kulit, susu skim, tahu, tempe, dan kacang-kacangan. Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang mudah dicerna. Mengandung banyak lemak, seperti cake, makanan siap saji, goreng- gorengan. Makanan terutama diolah dengan cara dipanggang, dikukus, disetup, direbus, dibakar. Mengandung banyak natrium, sepertii ikan asin, telur asin, makanan yang diawetkan
  • 34. B. Latihan jasmani Manfaat : • meningkatkan penurunan glukosa darah, • mencegah kegemukan • ikut berperan dalam mengatasi kemungkinan gangguan lipid darah, peningkatan tekanan darah, dan hiperkoagulasi darah.
  • 35. Anjuran Latihan Jasmani • teratur (3-4 kali seminggu) ±30 menit, yang sifatnya sesuai CRIPE (continuous, rhythmical, interval,progressive, endurance training). • Sedapat mungkin mencapai zona sasaran 75-85% denyut nadi maksimal (220-umur), • disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi penyakit penyerta. • Sebagai contoh olahraga ringan adalah berjalan kaki biasa selama 30 menit, olahraga sedang adalah berjalan selama 20 menit dan olahraga berat misalnya jogging. • bila penyandang diabetes ingin melakukan latihan jasmani, kadar glukosa darah tidak lebih dari 250 mg/dl. Pada suatu penelitian didapatkan bahwa penyanndang diabetes yang tidak terkendali dengan glukosa darah sekitar 332 mg/dl, latihan jasmani tidak menguntungkan malah berbahaya.
  • 36. Prinsip latihan jasmani Urutan Kegiatan • 3-5 kali per minggu Frekuensi • ringan dan sedang yaitu 60%-70% MHR (Maximum Heart Rate) Intensitas • 30 – 60 menit Time (durasi) • endurans (aerobic) untuk meningkatkan kemampuan kardiorespirasi seperti jalan, jogging, berenang dan bersepeda. Tipe (jenis) pemanasan latihan inti pendinginan peregangan
  • 37. C. Obat (berkhasiat hipoglikemik) • Oral Anti Diabetes (OAD) atau Oral Hypoglycemic Agents (OHA) merupakan obat yang biasa digunakan oleh penderita diabetes. • Hingga kini dikenal ada lima macam OAD yang dipasarkan, tiap macam OAD mempunyai susunan kimia yang berbeda dan cara menurunkan glukosa yang berlainan.
  • 38.
  • 39. Obat Hipoglikemik Oral • Pemicu sekresi insulin • Sulfonilurea • Glinid • Penambah sensitivitas terhadap insulin • Biguanid • Tiazolidindion • Penghambat glukosidase alfa Insulin
  • 40. D. Penyuluhan Edukasi diabetes adalah pendidikan dan pelatihan mengenai pengetahuan dan keterampilan bagi pasien diabetes yang bertujuan menunjang perubahan perilaku untuk meningkatkan pemahaman pasien terhadap penyakitnya, yang diperlukan untuk mencapai keadaan sehat yang optimal, dan menyesuaikan keadaan psikologis serta kualitas hidup yang lebih baik
  • 41. Macam – macam pendekatan dalam proses edukasi : • Pendekatan ketaatan (compliance) bertujuan untuk meningkatkan ketaatan pasien pada rekomendasi terapi yang diberikan oleh tenaga kesehatan • Pendekatan pemberian wewenang (empowerment) bertujuan untuk mempersiapkan penyandang DM agar mampu membuat keputusan-keputusan dalam perawatan diabetes mereka sendiri. • kombinasikan kedua pendekatan
  • 43. Intervensi Terapi Gizi Medis untuk Diabetes Tipe 1 • prioritas utama : mengintegrasikan insulin dan aktivitas fisik. • rejimen insulin biasanya dapat direncanakan sesuai rutinitas makan individu dan pemilihan makanan individu. • Berat badan memiliki potensi untuk mempengaruhi glikemia, lipid, tekanan darah, dan kesehatan umum sehingga pencegahan kenaikan berat badan dianjurkan
  • 44. Intervensi Terapi Gizi Medis untuk Diabetes Tipe 2 • prioritas utama : mengadopsi intervensi sebagai gaya hidup yang terkait dengan kelainan metabolik glikemia, dislipidemia, dan hipertensi. • Intervensi gaya hidup secara mandiri: mengurangi berat badan, termasuk mengurangi asupan energi (pembatasan) dan peningkatan pengeluaran energi melalui aktivitas fisik. • Pemeliharaan berat badan sangat penting untuk jangka panjang.
  • 45. • Karena banyak orang juga memiliki dislipidemia dan hipertensi,dianjurkan membatasi konsumsi asam lemak jenuh dan trans, kolesterol, dan sodium. • Pengajaran mengenai makanan sumber karbohidrat, ukuran porsi rata-rata, dan berapa banyak porsi untuk memilih makanan adalah langkah pertama dalam perencanaan makanan.
  • 46. Intervensi Terapi Gizi Medis untuk Remaja
  • 47. Type 1 Diabetes • Tujuan utama : pemeliharaan pertumbuhan dan perkembangan yang normal • Penyebab kurangnya kenaikan berat badan dan Pertumbuhan linear yg terganggu :kontrol glikemik yang buruk, insulin yang tidak adekuat , dan pembatasan kalori yang berlebihan. • Preskripsi gizi didasarkan pada penilaian gizi (assesment).
  • 48. • Anak yang baru didiagnosis sering disertai penurunan berat badan dan kurus ; karena itu, rencana makan awal harus didasarkan pada kalori yang memadai untuk memulihkan dan menjaga berat badan yang tepat. • 4 - 6 minggu awal tingkat kalori mungkin perlu dimodifikasi agar terbiasa dengan asupan makan yang sesuai dengan kebutuhan kalorinya. • Kebutuhan gizi untuk anak-anak dan remaja dengan diabetes tampaknya mirip dengan yang anak-anak dan remaja tanpa diabetes. • Kebutuhan energi berubah sesuai dengan usia, aktivitas fisik, dan tingkat pertumbuhan , evaluasi tinggi, berat badan, BMI,
  • 49. • Pemuda dgn diabetes lebih mungkin terkena resiko CVD dibandingkan pemuda nondiabetes seusia mereka dan jenis kelamin yang sama. • Sangat penting mengurangi faktor risiko di masa muda pada penderita diabetes tipe 1. • Setelah preskripsi gizi yang tepat ditentukan, pendekatan perencanaan makan dapat dipilih. • Karbohidrat dihitung untuk perencanaan makanan sesuai pedoman agar memudahkan dalam kontrol glikemik . • Pendekatan perencanaan makanan yang digunakan pada remaja dan keluarga nya harus terlebih dahulu dimengerti dan diterapkan pada gaya hidup mereka. • Catatan glukosa darah sangat penting untuk membuat perubahan yang sesuai dalam regimen insulin.
  • 50. Diabetes Tipe 2 • Anak obesitas telah disertai dengan peningkatan prevalensi diabetes tipe 2 pada anak-anak dan remaja. • pengobatan dengan gaya hidup (treatment life style) penderita diabetes tipe 2 pada anak-anak dan remaja melibatkan pengontrolan berat badan yang berlebihan, dorongan untuk pertumbuhan dan perkembangan normal, dan pencapaian glukosa darah normal. • Strategi modifikasi perilaku: mengurangi asupan tinggi kalori, tinggi lemak, dan tinggi karbohidrat pada makanan dan minuman serta mendorong kebiasaan makan yang sehat dan aktivitas fisik secara teratur.
  • 51. • Metformin sering digunakan ketika strategi gaya hidup saja belum mencapai tujuan kadar glukosa yang diharapkan, dan telah terbukti aman dan efektif untuk pengobatan pediatrik diabetes tipe 2. • Remaja dengan diabetes tipe 2 juga mungkin memerlukan terapi insulin untuk mengontrol glikemik.
  • 52. Intervensi Terapi Gizi Medis untuk Ibu Hamil dan Diabetes
  • 53. • Normalisasi kadar glukosa darah selama kehamilan sangat penting bagi wanita yang telah memiliki diabetes sebelumnya . • Tujuan MNT : membantu mencapai dan mempertahankan kontrol glukosa darah yang optimal dan memberikan gizi yang adekuat pada ibu dan janin selama kehamilan, asupan energi untuk berat badan ibu yang sesuai, dan kebutuhan vitamin dan mineral . • Kebutuhan yang direkomendasikan selama kehamilan dan menyusui serupa untuk wanita dengan dan tanpa diabetes.
  • 54. Preexisting Diabetes dan Kehamilan • Konseling prakonsepsi dan kemampuan untuk mencapai kadar glukosa darah normal sebelum kehamilan telah terbukti efektif mengurangi kejadian anomali pada bayi yang lahir dari ibu dengan diabetes . • Sebagai akibat dari perubahan hormon selama trimester pertama, kadar glukosa darah sering tidak menentu. • Rencana makan mungkin perlu disesuaikan untuk perubahan metabolik. • Kebutuhan insulin meningkat selama trimester kedua dan ketiga kehamilan.
  • 55. • Penyesuaian rencana makan diperlukan untuk memberikan tambahan kalori yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan janin, dan berat badan harus dipantau. • Rejimen insulin dapat disesuaikan dengan asupan makanan, tapi menjaga konsistensi waktu makan dan jumlah makanan penting untuk menghindari hipoglikemia. • Makanan yang lebih kecil dan lebih sering dibutuhkan. • Rekaman asupan makanan dan kadar glukosa darah sangat penting untuk menentukan apakah tujuan glikemik terpenuhi dan untuk mencegah dan memperbaiki ketosis.
  • 56. Gestational Diabetes Mellitus • Setelah melahirkan sekitar 90% dari semua wanita dengan GDM menjadi normoglycemic tetapi terjadi peningkatan risiko untuk GDM pada kehamilan berikutnya . • Wanita yang telah menderita diabetes gestasional memiliki risiko 20% - 50% menderita diabetes dalam 5 - 10 tahun ke depan. • Modifikasi gaya hidup bertujuan untuk mengurangi atau mencegah kenaikan berat badan dan meningkatkan aktivitas fisik setelah kehamilan dianjurkan dan dapat mengurangi risiko diabetes berikutnya.
  • 57. • MNT terutama melibatkan kontrol karbohidrat pada perencanaan makan yang memberikan gizi yang optimal untuk ibu dan kesehatan janin dengan energi yang cukup untuk kenaikan berat badan yang sesuai kehamilan, pemeliharaan normoglikemia, dan tidak adanya ketosis. • Kebutuhan yang spesifik ditentukan dan dimodifikasi berdasarkan penilaian individu dan catatan glukosa darah. • Pemantauan glukosa darah, keton puasa, nafsu makan, dan berat badan dapat membantu dalam mengembangkan rencana yang sesuai. • Catatan pemantauan terapi gizi digunakan untuk menentukan apakah terapi insulin dibutuhkan.
  • 58. • Karbohidrat harus didistribusikan sepanjang hari menjadi tiga ukuran makanan kecil sampai sedang dan 2-4 makanan ringan. • Pola kenaikan berat badan selama kehamilan bagi wanita dengan GDM harus mirip dengan wanita tanpa diabetes. • Kehilangan berat badan tidak dianjurkan untuk wanita dengan kelebihan berat badan dan obesitas dengan GDM; Namun, energi sederhana dan pembatasan karbohidrat mungkin tepat • Wanita dengan GDM harus didorong untuk menyusui karena bahkan menyusui dalam jangka waktu pendek dapat menghambat risiko diabetesdi masa depan
  • 59. Intervensi Terapi Gizi Medis untuk Lanjut Usia
  • 60. • Banyak faktor predisposisi orang lanjut usia terkena diabetes: usia berhubungan penurunan produksi insulin dan peningkatan resistensi insulin, adipositas, penurunan aktivitas fisik , beberapa pengaruh obat, genetika, dan penyakit penyerta. • Malnutrisi, tidak obesitas, lebih sering menjadi masalah gizi yang berhubungan dengan orang dewasa yang lebih tua. • Keadaan dapat diperburuk dengan masalah kronis oleh penyakit atau beberapa stres lainnya, dan kekurangan gizi . • Keadaan malnutrisi dan diabetes mempengaruhi penyembuhan luka dan pertahanan terhadap infeksi,
  • 61. • Diberikan diet yang memenuhi gizi mereka sesuai kebutuhan, memungkinkan mereka untuk mencapai atau mempertahankan berat badan normal, serta membantu mengontrol glukosa darah. • Multivitamin/ suplemen mineral untuk memenuhi kebutuhan mungkin diperlukan. • Pada orang dewasa yang lebih tua hiperglikemia akut dan dehidrasi dapat menyebabkan komplikasi serius diabetes.
  • 63. Monitoring • Self-monitoring of blood glucose (SMBG) atau pemantauan kadar glukosa darah sendiri telah digunakan sehari-hari untuk pengaturan diabetes secara efektif dan aman. • Pasien dapat melakukan SMBG hingga 8 kali per hari yaitu kapan saja diperlukan untuk menentukan penyebab hipoglikemia atau hiperglikemia. • Pasien diabetes tipe 1, SMBG direkomendasikan 4 atau lebih kali sehari, sebelum makan dan sebelum tidur. • SMBG pada pasien diabetes tipe 2 dilakukan 1-4 kali sehari, yaitu sering dilakukan sebelum sarapan dan sebelum dan 2 jam setelah makan besar tapi hanya 3 atau 4 hari per minggu.
  • 64. • Ketika menambah atau memodifikasi terapi, pasien diabetes tipe 1 dan tipe 2 harus memantau lebih sering daripada biasanya terutama 2 jam setelah makan . • Penting bahwa hasil SMBG ditulis dalam buku catatan dan pasien diajarkan bagaimana untuk menyesuaikan program terapi mereka berdasarkan hasil ini. • Misalnya, jika kadar glukosa darah konsisten (umumnya 3 hari berturut-turut) meningkat pada suatu waktu saat test secara spesifik, penyesuaian dilakukan dalam insulin atau obat yang bekerja pada waktu itu. • Dosis insulin yang digunakan dapat berubah untuk mengimbangi kenaikan atau penurunan kadar glukosa atau rendah .
  • 65. • Hasil medis dan klinis harus dipantau setelah dua atau tiga kali kunjungan untuk menentukan apakah pasien mengalami kemajuan ke arah tujuan yang ditetapkan. • Jika tidak ada kemajuan jelas, individu dan RD perlu menilai kembali dan mungkin merevisi rencana perawatan gizi. • Jika mengubah asupan makanan saja tidak mencapai rentang sasaran metabolik, RD harus merekomendasikan bahwa obat ditambahkan atau disesuaikan.
  • 66. Evaluasi • sebuah jadwal harus ditetapkan untuk kunjungan tindak lanjut untuk memantau dan mengevaluasi respon terhadap intervensi gizi. • Pasien juga diberikan informasi tentang bagaimana cara untuk menelepon atau e-mail apabila ada pertanyaan dan kekhawatiran. • Dalam membuat rencana untuk pertemuan berikutnya, pasien diminta untuk membuat food record selama 3 hari atau selama semingu dan juga menyimpan data monitoring kadar glukosa darah.

Editor's Notes

  1. Anomali : ketidaknormalan, penyimpangan, kelainan
  2. Adipositas : perubahan jaringan adiposa