Penelitian ini bertujuan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XII IPS.3 SMA 1 Sragi pada materi program linear melalui model pembelajaran Think Pair Share. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan aktivitas siswa sebesar 20,90%, respon siswa 6,98%, pengelolaan pembelajaran 21,23%, dan hasil belajar dengan peningkatan rata-rata 14,30% dan ketuntasan 46,65%.
Apriyanti Arifin makalah proceeding SeNdiMat II PPPPTK Matematika, Kamis 27 November 2014
1. PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PROGRAM LINEAR MELALUI PENERAPAN THINK PAIR SHARE
PADA SISWA KELAS XII IPS.3
SMA 1 SRAGI
Apriyanti Arifin
SMA 1 Sragi,Jl. Raya Bulakpelem Kec. Sragi,Kab. Pekalongan,yantiarifin@ymail.com
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui model Think Pair Share. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak dua siklus dengan materi program linear. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII IPS.3 SMA 1 Sragi Tahun Pelajaran 2014/2015. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) aktivitas siswa pada siklus I kriteria tidak aktif pada siklus II kriteria aktif, pengelolaan pembelajaran pada siklus I kriteria baik dan pada siklus II kriteria sangat baik, respon siswa pada siklus I maupun siklus II menunjukkan kriteria positif, 2) hasil belajar pada siklus I nilai rata-rata 66,91 dengan ketuntasan belajar 55,56%; pada siklus II nilai rata-rata 76,48 dengan ketuntasan belajar 81,48%. Terjadi peningkatan pada aktivitas siswa sebesar 20,90%; respon siswa sebesar 6,98%; pengelolaan pembelajaran sebesar 21,23%, dan pada hasil belajar, terjadi peningkatan sebesar 14,30% untuk nilai rata-rata dan 46,65% untuk ketuntasan belajar. Disarankan guru untuk menerapkan model pembelajaran Think Pair Share untuk pembelajaran di kelas agar aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat.
Kata Kunci : Aktivitas, Hasil belajar, dan Think pair share
1 Pendahuluan
Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan oleh seseorang agar dapat mencapai kompetensi yang diinginkan. Belajar merupakan upaya seseorang untuk mendapatkan hasil belajar yang tinggi. Hasil belajar merupakan kemampuan seseorang dalam pencapaian berpikir yang lebih tinggi, melalui proses belajar seseorang akan memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang lebih baik.
Proses belajar dapat berlangsung efektif, efisien, dan menarik, jika proses belajar itu didesain melalui prosedur yang sistemik. Desain sistem pembelajaran adalah upaya untuk menciptakan proses belajar yang dapat membantu individu untuk mencapai kompetensi secara optimal. Proses belajar dapat disebut sukses apabila memenuhi kriteria sebagai beikut, yaitu siswa melakukan interaksi dengan sumber belajar secara intensif, melakukan latihan untuk penguasaan kompetensi memperoleh umpan balik segera setelah melakukan proses belajar, menerapkan kemampuan dalam konteks nyata dan melakukan interaksi dalam memperoleh pengetahuan dan ketrampilan.
Kenyataan yang ada di lingkungan, cara atau mengajar atau teknik penyajian yang digunakan guru untuk menyampaikan informasi atau pesan lisan kepada siswa belum mencapai tujuan
2. pembelajaran dan belum dapat memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan, ketrampilan serta sikap. Dengan melihat pengertian tersebut seorang guru sebagai pengajar harus dapat menjadi perancang program pembelajaran, guru dapat mengimplementasikan model tersebut untuk menciptakan program pembelajaran yang memiliki efektifitas, efisien, dan daya tarik.
Hasil observasi dan wawancara pada sebagian siswa kelas XII IPS.3 di SMA 1 Sragi ditemukan bahwa banyak siswa mengalami kesulitan belajar pada pelajaran matematika. Hasil belajar siswa rendah, hal ini dapat dilihat pada hasil tes matematika masih banyak siswa mendapat nilai kurang dari KKM.
Hasil belajar pada materi integral yang telah diperoleh dari nilai ulangan harian siswa kelas XII IPS.3 menunjukkan data sebagai berikut ini.
Tabel 1. Hasil Belajar Matematika pada TP. 2014/2015
No
Komponen
Nilai
1
Rata-rata
54,44
2
Nilai Tertinggi
75
3
Nilai Terendah
30
4
Ketuntasan Klasikal
44,44%
Sumber : Buku Nilai Matematika Kelas XII IPS.3 TP. 2014/2015
Dari data di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata hasil belajar siswa masih rendah. Hal tersebut apabila dibandingkan dengan KKM yaitu 70. Nilai tertinggi 75 baru dicapai oleh seorang siswa dan nilai maksimum belum sesuai harapan, belum ada yang memperoleh nilai dengan kategori sangat tinggi yaitu nilai 90-100.
Adapun penyebab masalah yang terjadi di SMA 1 Sragi adalah guru kurang mengaktifkan siswa dalam pembelajaran, pembahasan materi, guru membahas materi terlalu cepat, kurangnya pemanfaatan media pembelajaran sehingga materi yang dijelaskan terlalu abstrak. Cara penyampaian bahan pembelajaran kurang menarik atau membosankan, kurang bervariasinya model pembelajaran, kurang contoh dan latihan, dan siswa tidak termotivasi untuk mengikuti pembelajaran.
Salah satu cara untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar materi program linear di kelas XII IPS.3, peneliti menggunakan model pembelajaran think pair share. Model pembelajaran ini dipilih karena melihat kondisi siswa di kelas XII IPS.3 yang kurang merespon pelajaran, mengobrol dengan teman sebangku, dan ribut menganggu siswa lain. Kondisi ini dikawatirkan siswa tidak mampu menyerap materi pelajaran, akhirnya tidak mampu mengingat konsep materi yang harus dipelajari. Penggunaan model think pair share ini diharapkan cukup efektif, karena penerapan model think pair share melalui tahapan yang terarah untuk mengkondisikan siswa berkonsentrasi belajar dan berlatih untuk bertanggung jawab. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Penelitian yang berhasil dengan menerapkan model Think Pair Share yang telah dilakukan oleh[1] menyatakan bahwa ketuntasan belajar siswa mencapai 100% dengan KKM 75 dan aktivitas dengan kategori tinggi. Sedangkan penelitian yg dilakukan oleh[2] menyatakan
3. bahwa observasi kegiatan guru sangat baik dengan skor persentase rata-rata 83%, kegiatan siswa mencapai rata-rata 81%, ketuntasan belajar mencapai 82% siswa memperoleh nilai .
Berdasarkan latar belakang masalah dan keberhasilan penelitian sebelumnya, maka rumusan masalah sebagai berikut: (1) Apakah model pembelajaran think pair share dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi program linear? (2) Apakah model pembelajaran think pair share dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi program linear? Tujuan penelitian adalah untuk: (1) meningkatkan aktivitas belajar siswa, (2) meningkatkan hasil belajar siswa.
2 Kajian Teori
2.1 Belajar
Belajar adalah proses perubahan perilaku yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, maupun sikap, bakat, pengalaman dan latihan.[1] Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.[2] Berdasarkan dua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah bentuk perubahan tingkah laku seseorang dari hasil pengalaman dan latihan.
2.2 Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar siswa adalah sejumlah keterlibatan siswa selama kegiatan proses pembelajaran, sedangkan aktivitas guru adalah sejumlah kegiatan guru selama proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang terjadi, melibatkan aktivitas siswa dan guru. Proses pembelajaran akan bermakna, apabila siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran dapat memberikan hasil yang optimal, apabila siswa mempunyai aktivitas yang tinggi dalam mengikuti pelajaran, sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator. Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar.[3]
2.3 Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar.[4] Hasil belajar merupakan perwujudan perilaku belajar yang biasanya terlihat dalam perubahan, kebiasaan, keterampilan, sikap, pengamatan, dan kemampuan. Keberhasilan seseorang di dalam mengikuti proses pembelajaran pada satu jenjang pendidikan tertentu dapat dilihat dari hasil belajar itu sendiri. Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar juga merupakan suatu kompetensi atau kecakapan yang dapat dicapai oleh peserta didik setelah melalui kegiatan pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakana oleh guru di suatu sekolah dan kelas tertentu.[5]
4. Beberapa pendapat di atas mengambarkan bahwa hasil belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang merupakan hasil dari aktivitas belajar. Hasil belajar juga diartikan sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Hasil belajar dalam penelitian tindakan kelas ini adalah nilai dari postes pada setiap pertemuan di setiap siklus.
2.4 Model Pembelajaran Think Pair Share
Arends[6] menjelaskan tahapan model pembelajaran Think Pair Share sebagai berikut:
a. Tahap Thinking (berpikir):
Guru memberikan suatu pertanyaan yang berhubungan dengan materi pelajaran, kemudian siswa diminta untuk memikirkan pertanyaan tersebut secara mandiri dalam beberapa saat
b. Tahap Pairing (berpasangan):
Guru meminta siswa untuk berpasangan dengan siswa lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap pertama. Interaksi pada tahap ini diharapkan dapat berbagi jawaban jika telah diajukan suatu pertanyaan atau berbagi ide jika suatu persoalan khusus telah diidentifikasikan.
c. Tahap Sharing (berbagi):
Guru meminta kepada setiap pasangan untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka bicarakan. Ini efektif dilakukan dengan cara bergiliran pasangan demi pasangan dan dilanjutkan sampai sekitar seperempat pasangan telah mendapat kesempatan untuk melaporkan
3 Metode Penelitian
3.1 Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA 1 Sragi. Dilaksanakan dalam dua siklus, siklus I tiga kali pertemuan, yaitu tanggal 16, 19, 23 September 2014, dan siklus II dilaksanakan dua pertemua, yaitu tanggal 26 dan 30 September 2014. Subjek penelitian adalah siswa kelas XII IPS.3 SMA 1 Sragi, semester 1 tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah 27 siswa, yang terdiri dari 12 laki-laki dan 15 perempuan.
3.2 Prosedur Penelitian
Alur penelitian tindakan kelas, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan dan analisis data, serta (4) refleksi yang dapat digambarkan sebagai berikut.[7]
Gambar 1. Tahapan Siklus Penelitian Tindakan Kelas
5. 3.3 Tehnik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data yaitu data aktivitas dan respon siswa dalam pembelajaran, pengelolaan pembelajaran oleh guru, dan data hasil belajar . Data mengenai aktivitas belajar siswa diperoleh dengan cara observasi yang dilakukan oleh peneliti dan observer, alatnya berupa lembar observasi aktivitas siswa. Data mengenai respon siswa diperoleh melalui angket respon siswa. Data mengenai pengelolaan pembelajaran diperoleh dengan cara pengamatan oleh obsever, alatnya berupa lembar observasi pengelolaan pembelajaran. Data mengenai hasil belajar diperoleh melalui penilaian postes di setiap pertemuan pada satu siklus , kemudian hasilnya dirata-rata, maka akan diperoleh hasil belajar tiap siklus. Dengan menggunakan teknik tes tertulis, alatnya berupa butir soal. Validasi data pengelolaan pembelajaran, aktivitas siswa, dan respon siswa, menggunakan teknik observasi, agar datanya valid peneliti melibatkan observer atau teman sejawat. Sedangkan validasi data hasil belajar, diperoleh melalui teknik tes tertulis. Validasi perangkat tes yang digunakan, yaitu dengan cara menyusun kisi-kisi butir soal.
3.4 Analisis Data
a. Analisis Data Aktivitas Siswa
Data aktivitas siswa dianalisis dengan menggunakan rumus persentase frekuensi aktivitas siswa, yaitu:
Keterangan :
= frekuensi aktivitas butir ke-i
= frekuensi siswa yang melakukan aktivitas butir ke-i
= total seluruh siswa yang melakukan aktivitas butir ke-i
= 1, 2, 3, 4, 5, 6
Dengan kriteria sebagai berikut ini.
a. Siswa dikatakan aktif jika persentase keaktifan 75%
b. Siswa dikatakan tidak aktif jika persentase keaktifan 75%
b. Analisis Data Respon Siswa
Analisis respon siswa dihitung melalui skala sikap yang digunakan untuk mengukur kecenderungan sikap dan perilaku siswa terhadap pertanyaan yang diajukan. Siswa memberikan nilai dengan rentang nilai sanggat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).
Tabel 2. Pedoman Penyekoran Angket Respon Siswa
Kategori jawaban siswa
Nilai tiap butir
SS
4
S
3
TS
2
STS
1
Data dianalisis menggunakan rumus : Σ
6. Keterangan :
NRS = Nilai respon siswa
Σ = Jumlah responden yang memilih jawaban
Rumus untuk menghitung nilai respon siswa siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Rumus Respon Siswa
Rumus Respon Siswa
NRS SS = Σ x 4
NRS S = Σ x 3
NRS TS = Σ x 2
NRS STS = Σ x 1
Keterangan :
NRS SS = nilai respon siswa untuk jawaban sangat setuju
NRS S = nilai respon siswa untuk jawaban setuju
NRS TS = nilai respon siswa untuk jawaban tidak setuju
NRS STS = nilai respon siswa untuk jawaban sangat tidak setuju
Selanjutnya dicari persentase nilai respon siswa dari nilai respon siswa tiap jawaban dengan rumus : Σ
Keterangan :
= persentase nilai respon siswa
Σ = total nilai respon siswa yang diperoleh dari NRS SS + NRS S + NRS TS + NRS STS
= Σ x skor pilihan terbaik
Kriteria persentase nilai respon siswa perbutir pernyataan :
Kategori untuk seluruh butir pernyataan yaitu :
1) Respon siswa dikatakan positif, jika persentase dari seluruh butir pernyataan yang termasuk dalam kriteria sangat kuat atau kuat 50%
2) Respon siswa dikatakan negatif, jika persentase dari seluruh butir pernyataan yang termasuk dalam kriteria sangat kuat atau kuat 50%
c. Analisis Data Pengelolaan Pembelajaran
Data pengelolaan pembelajaran dianalisis dengan menghitung rata-rata dari setiap aspek yang diamati dalam proses pembelajaran dari setiap siklus. Selanjutnya, nilai tersebut dikonversikan menurut kriteria berikut:
1,00 x < 2,00 : Kurang Baik
2,00 x < 2,60 : Cukup Baik
2,60 x < 3,50 : Baik
3,50 x < 4,00 : Sangat Baik
7. d. Analisis Data Hasil Belajar Siswa
Analisis tes hasil belajar bertujuan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa, agar penerapan model pembelajaran think pair share berjalan efektif bagi siswa. Seorang siswa dikatakan telah tuntas belajar jika telah mencapai ketuntasan hasil belajar , dengan perhitungan sebagai berikut.
Ketuntasan individual
Dan suatu kelas dikatakan tuntas belajar jika telah mencapai siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar dengan perhitungan sebagai berikut.
Ketuntasan klasikal
3.5 Indikator Penelitian
Indikator penelitian meliputi:
a. Aktivitas Siswa
Siswa dikatakan aktif jika persentase keaktivan telah mencapai 75%
b. Respon Siswa
Indikator kinerja untuk respon siswa jika telah mencapai kategori positif.
c. Pengelolaan Pembelajaran
Pengelolaan pembelajaran dikatakan berhasil jika telah memenuhi nilai minimal 2,60 atau dengan kriteria baik
d. Hasil Belajar
1) Indikator kemampuan, terbagi menjadi lima skala, yaitu:
a) Sangat Tinggi (ST), apabila nilai siswa 91 – 100
b) Tinggi (T), apabila nilai siswa 80 – 90
c) Sedang (S), apabila nilai siswa 70 – 79
d) Rendah (R), apabila nilai siswa 50 – 69
e) Sangat Rendah (SR), apabila nilai siswa 0 – 49
2) Ketuntasan individual, apabila siswa mencapai KKM = 70
3) Ketuntasan klasikal, apabila siswa yang memperoleh nilai sama dengan atau lebih besar dari KKM mencapai 80%
4 Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil tindakan siklus I dan siklus II. Hasil penelitian terdiri dari hasil tes dan nontes. Hasil tes tindakan siklus I dan siklus II dengan mengambil data hasil belajar matematika materi program linear melalui model think pair share. Adapun hasil nontes berupa observasi, angket, dan dokumentasi.
4.1 Hasil Penelitian Siklus I
8. Setelah dilakukan pembelajaran dengan menerapkan model think pair share, peneliti dan observer melakukan analisis terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Analisis dilakukan berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan oleh observer dengan menggunakan panduan instrumen lembar observasi. Selain itu observer juga mencatat hal-hal yang diamati baik aktivitas guru (pengelolaan pembelajaran) maupun siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
4.1.1 Aktivitas Siswa
Tabel 4. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa No Aspek yang diamati Persentase Siklus I Persentase Siklus II
1
Memperhatikan penjelasan guru
81,48
88,89
2
Mencoba menyelesaikan tugas LKS secara individu
66,67
81,48
3
Berdiskusi dengan teman sebangku (pair)
70,37
85,19
4
Berdiskusi dengan teman kelompok dalam menyelesaikan tugas
62,96
77,78
5
Mempresentasikan hasil pekerjaannya pada kelompok lain
55,56
85,19
6
Menanggapi pertanyaan atau pendapat teman
70,37
74,01
Jumlah
407,41
492,54
Rata-rata
67,90
82,09
KRITERIA
Tidak aktif
Aktif
Dari tabel 4 diatas dapat dilihat bahwa pada siklus I rata-rata persentase aktivitas siswa baru mencapai 67, 90 sehingga kriteria aktivitas siswa dikatakan tidak aktif. Sedangkan pada siklus II aktivitas siswa mencapai 82,09 sehingga kriteria aktivitas siswa adalah aktif.
4.1.2 Respon Siswa
Data respon siswa yang diperoleh dengan memberikan angket pada siswa kemudian dihitung menurut skala yang telah ditentukan. Hasil analisis respon siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5. Hasil Angket dan Analisis Respon Siswa No Pernyataan Siklus I Siklus II Prosentase Kriteria Prosentase Kriteria
1
Saya merasa senang mengikuti pembelajaran dengan model think pair share
73,15
Kuat
75,93
Kuat
2
Model pembelajaran think pair share ini merupakan hal yang baru bagi saya
77,78
Kuat
81,15
Kuat
3
Bagi saya think pair share merupakan tipe pembelajaran yang menarik
74,07
Kuat
75,00
Kuat
4
Bagi saya think pair share merupakan tipe pembelajaran yang mudah dilaksanakan
75,93
Kuat
78,70
Kuat
5
Dengan model pembelajaran ini, saya belajar bertanggung jawab
75,00
Kuat
78,70
Kuat
6
Dengan model pembelajaran think pair share saya lebih
65,74
Cukup
75,00
Kuat
9. mudah dalam belajar
7
Dengan model pembelajaran think pair share saya lebih mudah memahami materi
66,67
Cukup
81,48
Kuat
8
Dengan model pembelajaran think pair share saya lebih mudah akrab dengan teman- teman
84,43
Kuat
86,11
Sangat Kuat
9
Dengan menggunakan model pembelajaran think pair share saya lebih termotivasi dalam belajar
75,93
Kuat
83,33
Kuat
10
Saya ingin untuk materi selanjutnya diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran ini
79,63
Kuat
85,19
Sangat Kuat
Rata-rata
74,83
80,06
KATEGORI
Positif
Positif
Dari tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa persentase dari seluruh butir pernyataan yang termasuk dalam kriteria sangat kuat atau kuat 50% maka respon siswa pada siklus I dikatakan positif. Sedangkan pada siklus II dapat dilihat bahwa persentase dari seluruh butir pernyataan yang termasuk dalam kriteria sangat kuat atau kuat 50% maka respon siswa pada siklus II dikatakan positif.
4.1.3 Pengelolaan Pembelajaran
Tabel 6. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Aspek yang diamati Skor Siklus I Skor Siklus II
Kegiatan Belajar Mengajar
1. Pendahuluan
Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran
3
3
Memotivasi siswa untuk meningkatkan minat pada pembelajaran
3
3
2. Kegiatan Inti
Menyajikan informasi menggunakan powerpoint dan LCD proyektor
3
3
Memberikan kesempatan siswa bertanya
3
4
Meminta siswa berpasangan (pair)
3
4
Membimbing siswa dalam diskusi
3
4
Meminta perwakilan kelompok mengemukakan pendapatnya (share)
3
4
Membimbing siswa untuk menanggapi
3
3
Memberikan penghargaan
3
4
Memberikan umpan balik
3
4
3. Kegiatan Penutup
Menyimpulkan materi
3
4
Memberikan tugas
3
3
4. Pengelolaan Waktu
2
3
Jumlah Skor
38
46
Rata-rata Skor (R)
2,92
3,54
KRITERIA
Baik
Sangat Baik
10. Dari tabel 6 di atas dapat dilihat bahwa jumlah skor pada siklus I mencapai 38 dan rata-rata skor 2,92 sehingga aktivitas guru pada siklus I mencapai kriteria baik. Sedangkan pada siklus II mencapai skor 46 dan rata-rata skor 3,54 sehingga aktivitas guru mencapai kriteria sangat baik.
4.1.4 Hasil Belajar Siswa
Data hasil belajar siswa yang diperoleh setelah pembelajaran, kemudian dianalisis untuk mendapatkan nilai hasil belajar siswa. Nilai hasil belajar siswa terdiri dari nilai postes setiap pertemuan pada setiap siklus kemudian dirata-rata.
Tabel 7. Hasil Belajar Siswa Komponen Hasil Belajar Siklus I Hasil Belajar Siklus II
Nilai Tertinggi
96,67
100,00
Nilai Terendah
43,33
52,50
Rata-rata Nilai
66,91
76,48
Jumlah Siswa Tuntas
15
22
Persentase Ketuntasan
55,56%
81,48%
Data pada tabel 7 menunjukkan pada siklus I, siswa yang mencapai nilai sama atau lebih tinggi dari KKM 70 sejumlah 15 siswa atau baru mencapai 55,56%. Hal ini menunjukkan proses pembelajaran pada siklus I belum mencapai tarjet indikator penelitian yang diinginkan yaitu 80% siswa memperoleh nilai sama atau lebih tinggi dari KKM, sehingga dilanjutkan pada siklus II. Pada siklus II siswa yang mencapai nilai sama atau lebih tinggi dari KKM 70 sejumlah 22 siswa atau sudah mencapai 81,48%. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran pada siklus II sudah mencapai tarjet indikator penelitian yang diinginkan yaitu 80% siswa memperoleh nilai sama atau lebih tinggi dari KKM.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Secara keseluruhan bahwa proses penelitian telah dilakukan secara bertahap mulai dari siklus I sampai dengan siklus II. Perkembangan yang dicapai telah menunjukkan hasil yang signifikan, dilihat dari aktivitas belajar dan respon siswa, aktivitas mengajar guru, serta hasil belajar siswa. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran sudah terlihat lebih dinamis dan ada usaha untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terjadi, baik yang terkait dengan guru maupun siswa.
4.2.1. Peningkatan Aktivitas Siswa
Tabel 8. Peningkatan Aktivitas Siswa
Siklus I
Siklus II
Peningkatan
% Peningkatan
Rata-rata Persentase
67,90
82,09
14,19
20,90%
Kriteria
Tidak Aktif
Aktif
Untuk aktivitas siswa mengalami perubahan yang sangat bagus dari kriteria tidak aktif menjadi aktif, dengan peningkatan sebesar 20,90%.
11. 4.2.2. Peningkatan Respon Siswa
Tabel 9. Peningkatan Respon Siswa
Siklus I
Siklus II
Peningkatan
% Peningkatan
Rata-rata Persentase
74,83
80,06
5,23
6,98%
Kategori
Positif
Positif
Respon siswa pada siklus I dan II menunjukkan kriteria positif, dengan peningkatan sebesar 6,98%.
4.2.3. Peningkatan Pengelolaan Pembelajaran
Tabel 10. Peningkatan Pengelolaan Pembelajaran
Siklus I
Siklus II
Peningkatan
% Peningkatan
Rata-rata Skor
2,92
3,54
0,62
21,23%
Kriteria
Baik
Sangat Baik
Demikian pula aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran terdapat perubahan yang cukup signifikan dari kualitas pembelajaran mengalami perubahan dari kriteria baik menjadi sangat baik berdasarkan pengamatan kolaborator, dengan peningkatan sebesar 21,23%
4.2.4. Peningkatan Hasil Belajar
Tabel 11. Peningkatan Hasil Belajar
Siklus I
Siklus II
Peningkatan
% Peningkatan
Rata-rata Nilai
66,91
76,48
9,57
14,30%
Ketuntasan Belajar
55,56%
81,48%
25,92%
46,65%
Untuk hasil belajar siswa mengalami peningkatan, rata-rata nilai meningkat sebesar 14,30% dan ketuntasan belajar meningkat sebesar 46,65%.
Dengan demikian, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran yang menggunakan model Think Pair Share dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar materi program linear pada siswa kelas XII IPS.3 SMA 1 Sragi.
5 Penutup
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran think pair share di kelas XII IPS.3 pada materi program linear dapat: (1) meningkatkan aktivitas belajar siswa, hal ini terlihat pada peningkatan aktivitas dan respon siswa serta aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran, (2) meningkatkan hasil belajar belajar siswa.
12. 5.2 Saran
Saran yang ingin disampaikan melalui penelitian ini adalah (1) siswa dimotivasi untuk selalu aktif dalam kegiatan pembelajaran (2) guru hendaknya memberikan suasana yang kondusif dalam pembelajaran dengan berbagai macam model/trategi yang tepat (3) kepala sekolah hendaknya memberikan motivasi dan dukungan kepada guru untuk melakukan inovasi dan kegiatan pengembangan diri.
6 Ucapan Terima Kasih
Perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada : (1) PPPPTK Matematika (2) Ircham Junaidi S,Pd.,M.Pd., selaku Kepala SMA 1 Sragi Kab Pekalongan (3) Sobirin, S.Pd. M.Pd. (4) Johan Wahyudi, S.Pd., M.Pd. (5) Tejo Baskoro, S.Pd. (6) Siswa-siswi kelas XII IPS.3 dan rekan guru, serta karyawan SMA 1 Sragi Kab. Pekalongan
Daftar Pustaka
[1] Erlina. Peningkatan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa Melalui Model Think Pair Share Pada Pelajaran Biologi di Kelas XI SMA Negeri 1 Merbau. Jurnal Suara Pendidikan vol:31 no.2 , Desember 2013
[2] Marzuki. Peningkatan prestasi belajar volume tabung dengan menggunakan metode think pair share pada siswa kelas VI SD negeri 1 kota juang bireuen. Jurnal Lentera Vol. 12 no.1 , Maret 2012
[3] Djamarah dan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. (2002)
[4] Slameto. Belajar Dan Faktor – faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. (1995)
[5] Sardiman, M.A. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Perkasa. (2014)
[6] Anni, Catharina Tri dkk. Psikologi Belajar. Semarang: UPT Unnes Press. (2004)
[7] Sudjana. Penilaian hasil proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja. (2009)
[8] Novita, Rita. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Pada Materi Trigonometri di Kelas XI IA1 SMA Negeri 8 Banda Aceh. Ejournal.stkipgetsempena.ac.id Vol.5 No.1 ISSN: 2086-1397. (2014). Diakses 27 Juli 2014
[9] Subyantoro. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. (2009)