Dataran banjir merupakan salah satu bentukan geomorfologi yang dapat diidentifikasi menggunakan penginderaan jauh. Dataran banjir memiliki ciri khas berupa rona gelap, tekstur halus, dan pola datar yang terbentuk oleh proses aliran air sungai.
9. WILAYAH PRAKTIKUM
Lokasi :
Desa Karangwangi, Kecamatan
Mekarmukti, Kab. Garut
Koordinat :
07º 30’ 54’’ LS dan 107º 31’ 15’’ BT
Penggunaan Lahan :
Hutan heterogen tidak rapat dan
ladang
Sumber : Repository IPB
Sumber : Foto Hanny
10. INTERPRETASI OBJEK
KAJIAN LEMBAH
Unsur Interpretasi
Rona
Tekstur
Agak
Bentuk
Ukuran
Cenderung
Pola
Tinggi
Bayangan
Situs
Asosiasi
-
Ada
Sinklinal
Sungai
Luasan,
Memankurang
gelap
kasar
jang
teratur
16. Wilayah praktikum
• Koordinat : 07⁰32’58” LS dan
107⁰32’50’’BT
• Desa karangwangi, kecamatan
Mekarmukti, kabupaten garut selatan
• Luas wilayah 912 ha
• Ketinggian < 100 mdpl
• Suhu rata-rata harian 300C
• Batas wilayah
Sumber : www.bps.go.id
25. DESKRIPSI LOKASI
Lokasi Praktikum berada di wilayah Desa Cijayana, Kecamatan Mekarmukti,
Kabupaten Garut Selatan, Jawa Barat .Berdasarkan letak geografisnya
Desa Cijayana berada pada koordinat 107⁰33’46” BT dan 7⁰31’18” LS .
berdasarkan letak geogrfaisnya, Desa Cijayana berbatasan dengan
Tabel administrasi lokasi Plot
Sebelum terjadi pemekaran desa ( di Sekarang (Telah terjadi pemekaran desa)
RBI)
Utara
Pasirjinjing,Pasirpanundaan
Desa Mekarmukti
Selatan
Kp. Cibentang
Samudera Indonesia
Timur
Kp.Wangun
Desa jagabaya
Barat
Kp.Saparantu
Desa karangwangi
(hasil pengematan dan observasi)
26. Hasil dan Pembahasan
RGB 457
Desa
Cijayana
Kecamatan
Mekarmukti dengan koordinat
107˚33'46" BT dan 07˚31'18" LS
OBJEK KAJIAN
(Sumber : Citra Landsat Garut SelatanRGB 457 dan Foto Novita Anggraini )
27.
28.
29.
30. Analisis Citra Landsat menggunakan band RGB 457
No
107˚33'46" BT
07˚31'18" LS.
Objek Kajian
Bukit
Ukuran
Bentuk
Rona
Besar
1
Koordinat
Memanjang
Agak cerah
Tekstur
Pola
Situs
Halus
Tidak
Teratur
Warna
RG
B
Coklat
muda
Asosiasi
Sawah
tadah
hujan
457
31. MATRIKS KETELITIAN HASIL INTERPRETASI
Objek Kajian
No
Interpretasi
1
Bukit
Bukit
Denudasion
al
Total
Kenyataan
Sample
Dilapangan
1
Ada
Persentase
Skor
Ketepatan
(%)
95%
Disimpulkan bahwa 95 % interpretasi yang dilakukan pada Citra Landsat
menunjukan hasil yang benar, bahwa bukit terdapat dilapangan dengan
koordinat yang benar dan sesuai dengan yang terdapat di Citra. Bentukan
bukit denudasional dilapangan merupakan hasil dari tipe material (mudah
lapuk), kemiringan lereng, curah hujan dan suhu udara serta sinar matahari,
dan aliran-aliran yang relatif tidak kontinyu. relief agak miring sampai miring,
pola tidak teratur, banyak lembah-lembah kering dan erosi lereng/back
erosion,
46. Kesimpulan
1. Hasil interpretasi sesuai dengan keadaan asli
di lapangan
2. Kondisi sosial cukup baik
3. Potensinya sangat tinggi, namun perlu
pengelolaan yang lebih baik.
47. PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH UNTUK
MENGIDENTIFIKASI BENTUKAN GEOMORFOLOGI
(BENTUKAN MARINE/BAR)
DI DESA MANDALAKASIH KEC. PAMENGPEUK KAB. GARUT
Oleh :
Maryam Susana Oktoviawati Sundari (1204438)
50. ANALISIS INTERPRETASI CITRA
• Keterangan
citra : landsat 7 tahun 2001 -
Garut Selatan
• Komposisi band : RGB 457 (Bentukan
Geomorfologi)
• Koordinat
: 070 40’ 11,13” LS dan 1070
• Rona
: Terang
• Tekstur
: halus
• Bentuk
: oval (tidak beraturan)
• Pola
: memanjang
• Ukuran
:-
• Bayangan
:-
• Situs
: sungai
• Asosiasi
: muara sungai dan laut
44’ 16,78” BT
• Objek kajian : BAR (bentukan asal
51. DESKRIPSI UMUM LOKASI PRAKTIKUM
Terletak di desa mandalakasih, kecamatan
pameungpeuk, kabupaten garut.
53. KONDISI SEKITAR OBJEK
PENGAMATAN
Arah utara objek
terdapat semak belukar
serta hamparan pasir
pantai dan terlihat sisa –
sisa dari pasang surut air
laut
Sumber foto : Dokumetasi
Penyaji
56. KONDISI SEKITAR OBJEK
PENGAMATAN
Arah timur dari objek
merupakan pertemuan
muara sungai
(cipalabuan) dan pada
sisi sebelah muara sungai
terdapat pantai dan
gumuk pasir.
Sumber foto : Dokumetasi
Penyaji
57. HASIL PENGAMATAN DI
LAPANGAN
N
o
Objek
Kajian
1
BAR
Table 1. tabel koordinat citra dan
koordinat di lapangan
Koordinat di Citra
Koordinat di Lapangan
070 40’ 11.13” LS dan 1070 44’
16,78” BT
Asumsi perbedaan koordinat pada citra dan
koordinat di lapangan
1. Proses ploting Objek Kajian
2. Distorsi dalam GPS
070 40’ 11.4” LS dan 1070 44’
29,02” BT
58. UJI KETELITIAN
OBJEK PADA CITRA DAN KENYATAAN
DILAPANGAN
Table 2. tabel uji
ketepatan objek
N
o
Objek observasi di
lapangan
Total sample
Kenyataan
lapangan
Ketepatan
(%)
1
BAR
1
1
100 %
59. KESIMPULAN
Karakteristik citra landsat
N
O
Rona
Tekstur Bentuk
1 Cera Halus
h
Oval
Pola
Situs
Asosias
i
Memanja Sunga Muara
ng
i, laut sungai
secara
dan
horizontal
laut
Hasil
Hasil
uji
kesim
interpret
asi
Lapan pulan
citra
gan
BAR
BAR
BAR
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa objek lembah sesuai dengan interpretasi memiliki rona agak gelap, hal tersebut karena lembah memiliki vegetasi dan dekat dengan sungai sehingga cenderung gelap. Memiliki tekstur agak kasar karena vegetasi yang terdapat di sekitar lembah tidak homogen sehingga nampak berbeda dan mmebuat tekstur kasar. Lembah juga memrupakan suatu bentuk luasan (area) dengan ukuran dan memanjang seiring kelokan sungai dan wilayah lipatan (sinklinal). Lembah juga memiliki tinggi akan tetapi belum diketahui oleh penulis. Dan yang membuat lembah ini dapat dengan mudah diamati adalah letaknya yang berasosiasi dengan keberadaan sungai dan juga punggungan (igir) sebagai lawan atau kebalikan dari lembah.
Perbandingan Objek Kajian Pada Citra dan di Lapangan
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa objek lembah sesuai dengan interpretasi memiliki rona agak gelap, hal tersebut karena lembah memiliki vegetasi dan dekat dengan sungai sehingga cenderung gelap. Memiliki tekstur agak kasar karena vegetasi yang terdapat di sekitar lembah tidak homogen sehingga nampak berbeda dan mmebuat tekstur kasar. Lembah juga memrupakan suatu bentuk luasan (area) dengan ukuran dan memanjang seiring kelokan sungai dan wilayah lipatan (sinklinal). Lembah juga memiliki tinggi akan tetapi belum diketahui oleh penulis. Dan yang membuat lembah ini dapat dengan mudah diamati adalah letaknya yang berasosiasi dengan keberadaan sungai dan juga punggungan (igir) sebagai lawan atau kebalikan dari lembah.