3. Millenium Development Goals (MDGs)
“Komitmen Negara terhadap rakyat
Indonesia dan Komitmen Indonesia
kepada masyarakat global”
“Komitmen Negara terhadap rakyat
Indonesia dan Komitmen Indonesia
kepada masyarakat global”
• Suatu kesepakatan dan kemitraan global
untuk memperbaiki kesejahteraan
masyarakat ditunjukkan oleh paket berisi
tujuan yang mempunyai batas waktu dan
target terukur
• Komitmen Indonesia mencapai MDGs
adalah komitmen meningkatkan
kesejahteraan rakyat Indonesia
Diformulasikan di UN Millennium Summit (New York, Sept, 2000)
4. 8 Millenium Development Goals (MDGs)
TUJUAN 1 : MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN
KELAPARAN
TUJUAN 2 : MENCAPAI PENDIDIKAN DASAR UNTUK
SEMUA
TUJUAN 3 : MENDORONG KESETARAAN GENDER DAN
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
TUJUAN 4 : MENURUNKAN KEMATIAN ANAK
TUJUAN 5 : MENINGKATKAN KESEHATAN IBU
TUJUAN 6 : MENGENDALIKAN HIV DAN AIDS, MALARIA
DAN PENYAKIT MENULAR LAINNYA (TB)
TUJUAN 7 : MENJAMIN KELESTARIAN LINGKUNGAN
HIDUP
TUJUAN 8 : MENGEMBANGKAN KEMITRAAN
PEMBANGUNAN DI TINGKAT GLOBAL
5. MDGs Mendukung Kualitas SDM
dan Daya Saing Bangsa
PENINGKATAN
KUALITAS SDM
PERBAIKAN EKONOMI &
KESEJAHTERAAN
RAKYAT
DAYA SAING BANGSA
6. MDGs Meningkatkan IPM
Kekurangan GiziKekurangan Gizi
Air & SanitasiAir & Sanitasi
Penyakit MenularPenyakit Menular
Kematian IbuKematian Ibu 5
1
7
6
Angka
Kematian Bayi
UHH Melek Huruf
Partisipasi
Pendidikan
Kemiskinan
Rata-rata
lama sekolah
Pengeluaran
per kapita
IPM
Indeks PendidikanIndeks Kesehatan Indeks Pendapatan
4
2
1
3
MDGs
7. Integrasi MDGs Dalam
Dokumen Perencanaan Pembangunan
• Komitmen Indonesia untuk mencapai MDGs adalah
mencerminkan komitmen Indonesia untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyatnya dan memberikan kontribusi
kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat dunia.
• Karena itu, MDGs merupakan acuan penting dalam
penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan
Nasional.
• Pemerintah Indonesia telah mengarusutamakan
(mainstreaming) MDGs dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009 dan
RPJMN 2010-2014, Rencana Pembangunan Tahunan
Nasional (RKP), serta dokumen APBN.
9. MDGs TERKAIT BIDANG
KESEHATAN
GOAL 4: MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK
GOAL 1: MEMBERANTAS KEMISKINAN DAN KELAPARAN
GOAL 5: MENINGKATKAN KESEHATAN IBU
GOAL 6: PENEGENDALIAN PENYAKIT MENULAR
10. Tujuan 1. Memberantas Kemiskinan dan
Kelaparan
TARGET
1C :
MENURUNKAN SEPARUH PROPORSI PENDUDUK
YANG MENDERITA KELAPARAN
•Prevalensi balita kekurangan gizi
telah berkurang hampir
setengahnya, dari 31 % (1989)
menjadi 18,4 % (2007)
•Target 2015 sebesar 15,5 %
diperkirakan akan tercapai
Perkembangan prevalensi kekurangan
gizi
pada balita (1989-2007)
Sumber: Susenas berbagai tahun (BPS); Riskesdas 2007,
menggunakan standar WHO (2005)
11. Tujuan 1. Memberantas Kemiskinan dan
Kelaparan
TANTANGANTANTANGAN
1. Masih rendahnya status gizi balita dipengaruhi oleh faktor ekonomi
dan sosial-budaya masyarakat
2. Masih terbatasnya akses yang memadai bagi masyarakat miskin dan
berpendidikan rendah dalam memperoleh pangan yang bergizi dan
aman
3. Belum seimbangnya pola konsumsi pangan masyarakat Indonesia
4. Masih rendahnya kualitas asupan pangan sebagaimana yang diukur
oleh Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
5. Masih rendahnya pemberian ASI eksklusif
6. Masih rendahnya peranan masyarakat dalam menanggulangi
kekurangan gizi
7. Lemahnya kelembagaan yang bertanggung-jawab dalam upaya
perbaikan pangan dan gizi
1. Masih rendahnya status gizi balita dipengaruhi oleh faktor ekonomi
dan sosial-budaya masyarakat
2. Masih terbatasnya akses yang memadai bagi masyarakat miskin dan
berpendidikan rendah dalam memperoleh pangan yang bergizi dan
aman
3. Belum seimbangnya pola konsumsi pangan masyarakat Indonesia
4. Masih rendahnya kualitas asupan pangan sebagaimana yang diukur
oleh Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
5. Masih rendahnya pemberian ASI eksklusif
6. Masih rendahnya peranan masyarakat dalam menanggulangi
kekurangan gizi
7. Lemahnya kelembagaan yang bertanggung-jawab dalam upaya
perbaikan pangan dan gizi
12. Tujuan 1. Memberantas Kemiskinan dan
Kelaparan
STRATEGISTRATEGI
1. Meningkatkan akses penduduk miskin, terutama anak balita dan
wanita hamil untuk memperoleh makanan yang aman dan bergizi
cukup serta mendapatkan intervensi pelayanan lainnya seperti
suplementasi gizi
2. Memperkuat pemberdayaan masyarakat dan merevitalisasi posyandu
3. Meningkatkan ketahanan pangan pada tingkat daerah terutama untuk
mengurangi diparitas ketahanan pangan antar daerah
4. Memperkuat lembaga di tingkat pusat dan daerah yang mempunyai
kewenangan kuat dalam merumuskan kebijakan dan program bidang
pangan dan gizi
1. Meningkatkan akses penduduk miskin, terutama anak balita dan
wanita hamil untuk memperoleh makanan yang aman dan bergizi
cukup serta mendapatkan intervensi pelayanan lainnya seperti
suplementasi gizi
2. Memperkuat pemberdayaan masyarakat dan merevitalisasi posyandu
3. Meningkatkan ketahanan pangan pada tingkat daerah terutama untuk
mengurangi diparitas ketahanan pangan antar daerah
4. Memperkuat lembaga di tingkat pusat dan daerah yang mempunyai
kewenangan kuat dalam merumuskan kebijakan dan program bidang
pangan dan gizi
13. Tujuan 4. Menurunkan Angka
Kematian Anak
TARGET
4A :
Menurunkan Angka Kematian Balita (AKBA) hingga
dua-pertiga dalam kurun waktu 1990-2015
Kecenderungan dan proyeksi Angka
Kematian Anak Balita, Bayi dan
Neonatal (1991-2015)
Sumber: SDKI berbagai tahun
Angka kematian anak
balita menurun dari 97
(1991) menjadi 44 per
1.000 kelahiran (2007)
dan diperkirakan target 32
per 1.000 kelahiran pada
tahun 2015 dapat
tercapai.
14. Tujuan 4. Menurunkan Angka
Kematian Anak
TANTANGANTANTANGAN
1. Tantangan utama adalah mempertahankan dan memperluas upaya cakupan
imunisasi, deteksi dini dan perawatan segera bagi balita sakit atau Manajemen
Terpadu Balita Sakit (MTBS), perbaikan gizi, dan keterlibatan keluarga, peran serta
masyarakat, pengendalian faktor risiko lingkungan (akses terhadap air bersih dan
sanitasi)
2. Disamping itu, terdapat beberapa tantangan program sebagai berikut:
a. Pengawasan program, sinkronisasi pada intervensi efektif yang berbasis fakta menuju
universal coverage, perencanaan sektoral terintegrasi, serta kecukupan anggaran;
b. Perbaikan tata kelola, pelatihan staf, pendanaan dan promosi MTBS di tingkat akar
rumput;
c. Penekanan pada intervensi gizi yang ’cost-effective’, layak, dan dapat diterapkan secara
luas - yang dilaksanakan oleh penyedia layanan yang terlatih dengan dukungan
sumber daya yang kuat; dan
d. Merancang program informasi dan perubahan perilaku yang memanfaatkan peran
keluarga dan melibatkannya dalam meningkatkan kesejahteraan anak.
3. Terbatasnya akses terhadap pelayanan kesehatan
1. Tantangan utama adalah mempertahankan dan memperluas upaya cakupan
imunisasi, deteksi dini dan perawatan segera bagi balita sakit atau Manajemen
Terpadu Balita Sakit (MTBS), perbaikan gizi, dan keterlibatan keluarga, peran serta
masyarakat, pengendalian faktor risiko lingkungan (akses terhadap air bersih dan
sanitasi)
2. Disamping itu, terdapat beberapa tantangan program sebagai berikut:
a. Pengawasan program, sinkronisasi pada intervensi efektif yang berbasis fakta menuju
universal coverage, perencanaan sektoral terintegrasi, serta kecukupan anggaran;
b. Perbaikan tata kelola, pelatihan staf, pendanaan dan promosi MTBS di tingkat akar
rumput;
c. Penekanan pada intervensi gizi yang ’cost-effective’, layak, dan dapat diterapkan secara
luas - yang dilaksanakan oleh penyedia layanan yang terlatih dengan dukungan
sumber daya yang kuat; dan
d. Merancang program informasi dan perubahan perilaku yang memanfaatkan peran
keluarga dan melibatkannya dalam meningkatkan kesejahteraan anak.
3. Terbatasnya akses terhadap pelayanan kesehatan
15. Tujuan 4. Menurunkan Angka
Kematian Anak
STRATEGISTRATEGI
1. Memastikan program imunisasi dengan sumber daya yang memadai
2. Menerapkan strategi MTBS
3. Menjamin penguatan program gizi yang terfokus dalam mencapai target nasional untuk
menurunkan stunting pada balita dari 36,8 persen menjadi 32 persen pada 2014
4. Memperkuat peran keluarga, termasuk penguatan strategi komunikasi untuk perubahan
perilaku (PHBS)
5. Memperkuat pelayanan kesehatan neonatal dan ibu
6. Memperkuat dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan
7. Meningkatkan partisipasi masyarakat melalui kegiatan posyandu
8. Mengurangi kesenjangan geografis, sosial-ekonomi maupun aspek gender terhadap
status kesehatan anak dan gizi
9. Upaya pencapaian indikator continuum of care dengan fokus pada peningkatan akses
pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin serta penduduk yang berada di Daerah
Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK)
10. Memadukan strategi lintas sektoral untuk mempercepat penurunan kematian angka
kematia balita
1. Memastikan program imunisasi dengan sumber daya yang memadai
2. Menerapkan strategi MTBS
3. Menjamin penguatan program gizi yang terfokus dalam mencapai target nasional untuk
menurunkan stunting pada balita dari 36,8 persen menjadi 32 persen pada 2014
4. Memperkuat peran keluarga, termasuk penguatan strategi komunikasi untuk perubahan
perilaku (PHBS)
5. Memperkuat pelayanan kesehatan neonatal dan ibu
6. Memperkuat dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan
7. Meningkatkan partisipasi masyarakat melalui kegiatan posyandu
8. Mengurangi kesenjangan geografis, sosial-ekonomi maupun aspek gender terhadap
status kesehatan anak dan gizi
9. Upaya pencapaian indikator continuum of care dengan fokus pada peningkatan akses
pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin serta penduduk yang berada di Daerah
Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK)
10. Memadukan strategi lintas sektoral untuk mempercepat penurunan kematian angka
kematia balita
16. Tujuan 5. Meningkatkan Kesehatan Ibu
TARGET
5A :
MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU HINGGA
TIGA-PEREMPAT DALAM KURUN WAKTU 1990-
2015
• AKI menurun dari 390 (1991)
menjadi 228 per 100.000
kelahiran hidup (2007).
• Perlu upaya keras untuk
mencapai target tahun 2015:
102 per 100.000 kelahiran
hidup.
390
334
307
228
226
102
118
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
2014
Kematianibuper100.000k.h.
Tren AKIS DKI
MDG target
RPJ M 2009
RPJ M 2014
Angka Kematian Ibu
(per 100.000 kelahiran hidup)
Sumber : BPS, SDKI 1994-2007
17. Tujuan 5. Meningkatkan Kesehatan Ibu
TANTANGANTANTANGAN
1. Terbatasnya akses masyarakat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan yang
berkualitas, terutama bagi penduduk miskin di daerah tertinggal, terpencil,
perbatasan dan kepulauan (DTPK)
2. Terbatasnya ketersediaan tenaga kesehatan baik dari segi jumlah, kualitas
dan persebarannya, terutama bidan
3. Masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya
menjaga kesehatan dan keselamatan ibu
4. Masih rendahnya status gizi dan kesehatan ibu hamil
5. Masih rendahnya angka pemakaian kontrasepsi dan tingginya unmet need
masih menjadi tantangan utama
6. Pengukuran AKI masih belum tepat, karena sistem pencatatan penyebab
kematian ibu masih belum adekuat
1. Terbatasnya akses masyarakat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan yang
berkualitas, terutama bagi penduduk miskin di daerah tertinggal, terpencil,
perbatasan dan kepulauan (DTPK)
2. Terbatasnya ketersediaan tenaga kesehatan baik dari segi jumlah, kualitas
dan persebarannya, terutama bidan
3. Masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya
menjaga kesehatan dan keselamatan ibu
4. Masih rendahnya status gizi dan kesehatan ibu hamil
5. Masih rendahnya angka pemakaian kontrasepsi dan tingginya unmet need
masih menjadi tantangan utama
6. Pengukuran AKI masih belum tepat, karena sistem pencatatan penyebab
kematian ibu masih belum adekuat
18. Tujuan 5. Meningkatkan Kesehatan Ibu
STRATEGISTRATEGI
1. Peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas
2. Peningkatan pelayanan continuum of care
3. Peningkatan ketersediaan tenaga kesehatan, baik dari segi jumlah, kualitas dan
persebarannya
4. Peningkatan pendidikan kesehatan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran
tentang kesehatan dan keselamatan ibu di tingkat masyarakat dan rumah tangga
5. Perbaikan status gizi ibu hamil dengan menjamin kecukupan asupan gizi
6. Penciptaan lingkungan kondusif yang mendukung manajemen dan partisipasi
stakeholder dalam pengembangan kebijakan dan proses perencanaan
7. Penguatan sistem informasi kematian ibu
8. Penguatan koordinasi dengan memperjelas peran dan tanggung jawab pusat dan
daerah dalam rangka memperkuat survailans, monitoring, evaluasi, serta pembiayaan
9. Pelaksanaan pencapaian indikator-indikator ‘Standar Pelayanan Minimum’ (SPM)
bidang kesehatan yang juga merupakan indikator sasaran MDGs
1. Peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas
2. Peningkatan pelayanan continuum of care
3. Peningkatan ketersediaan tenaga kesehatan, baik dari segi jumlah, kualitas dan
persebarannya
4. Peningkatan pendidikan kesehatan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran
tentang kesehatan dan keselamatan ibu di tingkat masyarakat dan rumah tangga
5. Perbaikan status gizi ibu hamil dengan menjamin kecukupan asupan gizi
6. Penciptaan lingkungan kondusif yang mendukung manajemen dan partisipasi
stakeholder dalam pengembangan kebijakan dan proses perencanaan
7. Penguatan sistem informasi kematian ibu
8. Penguatan koordinasi dengan memperjelas peran dan tanggung jawab pusat dan
daerah dalam rangka memperkuat survailans, monitoring, evaluasi, serta pembiayaan
9. Pelaksanaan pencapaian indikator-indikator ‘Standar Pelayanan Minimum’ (SPM)
bidang kesehatan yang juga merupakan indikator sasaran MDGs
19. Tujuan 6. Mengendalikan HIV dan AIDS, Malaria
Dan Penyakit Menular Lainnya (TB)
TARGET
6A :
MENGENDALIKAN PENYEBARAN DAN MULAI
MENURUNKAN JUMLAH KASUS BARU HIV/AIDS
HINGGA TAHUN 2015
• Jumlah penderita HIV / AIDS
meningkat, khususnya di
antara kelompok risiko tinggi
pengguna narkoba suntik dan
pekerja seks.
• Tingkat kenaikan sangat tinggi
di beberapa daerah di mana
pengetahuan dan kesadaran
tentang penyakit ini rendah.
• Target MDGs yang
memerlukan Kerja Keras
Kasus AIDS
per 100.000 penduduk (1989-
2009)
Sumber: Kemkes, Ditjen P2PL 2009
20. Tujuan 6. Mengendalikan HIV dan AIDS, Malaria
Dan Penyakit Menular Lainnya (TB)
TANTANGANTANTANGAN
1. Terbatasnya akses terhadap pelayanan kesehatan dalam pencegahan,
perawatan, dan pengobatan HIV/AIDS
2. Terbatasnya alokasi anggaran dan ketersediaan dana yang
berkesinambungan dalam pengendalian HIV/AIDS
3. Masih lemahnya koordinasi lintas sektor dan sistem monitoring dan evaluasi
4. Masih adanya hambatan terkait stigmatisasi dan diskriminasi ODHA di
masyarakat serta adanya ketidaksetaraan gender dan pelanggaran Hak Asasi
Manusia
5. Masih terbatasnya fasilitas dan tenaga kesehatan baik dalam hal kualitas
maupun kapasitas, serta ketersediaan obat anti retroviral baik dalam hal
kuantitas maupun kualitas
1. Terbatasnya akses terhadap pelayanan kesehatan dalam pencegahan,
perawatan, dan pengobatan HIV/AIDS
2. Terbatasnya alokasi anggaran dan ketersediaan dana yang
berkesinambungan dalam pengendalian HIV/AIDS
3. Masih lemahnya koordinasi lintas sektor dan sistem monitoring dan evaluasi
4. Masih adanya hambatan terkait stigmatisasi dan diskriminasi ODHA di
masyarakat serta adanya ketidaksetaraan gender dan pelanggaran Hak Asasi
Manusia
5. Masih terbatasnya fasilitas dan tenaga kesehatan baik dalam hal kualitas
maupun kapasitas, serta ketersediaan obat anti retroviral baik dalam hal
kuantitas maupun kualitas
21. Tujuan 6. Mengendalikan HIV dan AIDS, Malaria
Dan Penyakit Menular Lainnya (TB)
STRATEGISTRATEGI
1. Meningkatkan akses melalui penguatan pelayanan kesehatan untuk
meningkatkan kemampuan dan sumber daya yang memadai untuk
mengantisipasi dan menghadapi epidemi yang ada
2. Meningkatan mobilisasi masyarakat untuk meningkatkan upaya pencegahan,
perawatan dan pengobatan HIV/AIDS pada populasi rentan
3. Mobilisasi sumber dana untuk penanggulangan HIV/AIDS dan good governance
4. Meningkatkan koordinasi lintas sektor
5. Memperkuat sistem informasi dan sistem monitoring dan evaluasi
1. Meningkatkan akses melalui penguatan pelayanan kesehatan untuk
meningkatkan kemampuan dan sumber daya yang memadai untuk
mengantisipasi dan menghadapi epidemi yang ada
2. Meningkatan mobilisasi masyarakat untuk meningkatkan upaya pencegahan,
perawatan dan pengobatan HIV/AIDS pada populasi rentan
3. Mobilisasi sumber dana untuk penanggulangan HIV/AIDS dan good governance
4. Meningkatkan koordinasi lintas sektor
5. Memperkuat sistem informasi dan sistem monitoring dan evaluasi
22. Tujuan 6. Mengendalikan HIV dan AIDS, Malaria
Dan Penyakit Menular Lainnya (TB)
TARGET
6c :
Mengendalikan Penyebaran Dan Mulai Menurunkan Jumlah
Kasus Baru Malaria Dan Penyakit Utama Lainnya (TB)
• Angka kesakitan malaria
cenderung menurun dari
4,68 (1990) menjadi 18,5
per 1.000 penduduk pada
tahun 2009.
• Prevalensi malaria secara
nasional berdasarkan
diagnosis klinis adalah
2,89% (Riskesdas, 2007).
• Disparitas angka prevalensi
antarwilayah berkisar
antara 0,2% dan 2,61%.
Angka kejadian Malaria (API)
di Indonesia, 1990-2009
Sumber: Kementerian Kesehatan (2010)
1. Pengendalian Malaria
23. Tujuan 6. Mengendalikan HIV dan AIDS, Malaria
Dan Penyakit Menular Lainnya (TB)
TARGET
6c :
Mengendalikan Penyebaran Dan Mulai Menurunkan Jumlah
Kasus Baru Malaria Dan Penyakit Utama Lainnya (TB)
• Terjadi peningkatan
penemuan kasus
tuberkulosis dari 20,0 %
(2000) menjadi 73,1 %
(2009) dari target 70,0 %
(2015)
• Penurunan prevalensi
tuberkulosis dari 443
kasus pada 1990 menjadi
244 kasus per 100.000
penduduk pada tahun
2009
Angka Penemuan Kasus (CDR) dan Angka Keberhasilan
Pengobatan (SR) Nasional untuk TB (%), 1995-2009
Sumber: Kemenkes, Dit. PPM Ditjen P2PL ,2009
2. Pengendalian TB
24. Tujuan 6. Mengendalikan HIV dan AIDS, Malaria
Dan Penyakit Menular Lainnya (TB)
TANTANGANTANTANGAN
1. Belum optimalnya upaya pencegahan penularan malaria
2. Terbatasnya kemampuan manajemen kasus malaria
terutama di daerah
3. Belum optimalnya pelaksanaan monitoring dan evaluasi
4. Terbatasnya dukungan sumber dana dalam Gerakan
Berantas Malaria (Gebrak Malaria)
1. Belum optimalnya upaya pencegahan penularan malaria
2. Terbatasnya kemampuan manajemen kasus malaria
terutama di daerah
3. Belum optimalnya pelaksanaan monitoring dan evaluasi
4. Terbatasnya dukungan sumber dana dalam Gerakan
Berantas Malaria (Gebrak Malaria)
1. Pengendalian Malaria1. Pengendalian Malaria
25. Tujuan 6. Mengendalikan HIV dan AIDS, Malaria
Dan Penyakit Menular Lainnya (TB)
TANTANGANTANTANGAN
1. Masih rendahnya kesadaran dan perlunya perubahan perilaku di
keluarga dan masyarakat yang mempengaruhi risiko penyebaran infeksi,
tingkat utilisasi serta efektifitas strategi nasional
2. Penerapan program TB terkendala sejumlah tantangan, antara lain:
tingginya penemuan kasus belum diimbangi dengan ketersediaan
pelayanan pengobatan yang memadai dan tingginga multi-drug resistant
TB (MDR-TB)
3. Masih diperlukannya perhatian khusus dan penguatan kebijakan dalam
penyusunan dan penerapan strategi di daerah yang berbasis lokal untuk
memastikan keberhasilan program
4. Belum optimalnya pengembangan basis informasi untuk penyusunan
kebijakan berbasis fakta
5. Masih terbatasnya sumber pendanaan untuk menanggulangi TB di
Indonesia
1. Masih rendahnya kesadaran dan perlunya perubahan perilaku di
keluarga dan masyarakat yang mempengaruhi risiko penyebaran infeksi,
tingkat utilisasi serta efektifitas strategi nasional
2. Penerapan program TB terkendala sejumlah tantangan, antara lain:
tingginya penemuan kasus belum diimbangi dengan ketersediaan
pelayanan pengobatan yang memadai dan tingginga multi-drug resistant
TB (MDR-TB)
3. Masih diperlukannya perhatian khusus dan penguatan kebijakan dalam
penyusunan dan penerapan strategi di daerah yang berbasis lokal untuk
memastikan keberhasilan program
4. Belum optimalnya pengembangan basis informasi untuk penyusunan
kebijakan berbasis fakta
5. Masih terbatasnya sumber pendanaan untuk menanggulangi TB di
Indonesia
2. Pengendalian TB2. Pengendalian TB
26. Tujuan 6. Mengendalikan HIV dan AIDS, Malaria
Dan Penyakit Menular Lainnya (TB)
STRATEGISTRATEGI
1. Mobilisasi sosial yang berfokus pada peningkatan kesadaran
masyarakat tentang intervensi pencegahan dan pengendalian
malaria
2. Memperkuat pelayanan kesehatan dalam pencegahan,
pengendalian, dan pengobatan
3. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di semua aspek
4. Meningkatkan struktur manajemen dan tata kelola yang meliputi
strategi, program kerja, dan sistem informasi
5. Peningkatan dukungan pendanaan
1. Mobilisasi sosial yang berfokus pada peningkatan kesadaran
masyarakat tentang intervensi pencegahan dan pengendalian
malaria
2. Memperkuat pelayanan kesehatan dalam pencegahan,
pengendalian, dan pengobatan
3. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di semua aspek
4. Meningkatkan struktur manajemen dan tata kelola yang meliputi
strategi, program kerja, dan sistem informasi
5. Peningkatan dukungan pendanaan
1. Pengendalian Malaria1. Pengendalian Malaria
27. Tujuan 6. Mengendalikan HIV dan AIDS, Malaria
Dan Penyakit Menular Lainnya (TB)
STRATEGISTRATEGI
1. Peningkatan cakupan Direct Observed Treatment Shortcourse (DOTS)
2. Peningkatan kapasitas dan kualitas penanganan TB
3. Penguatan kebijakan dan peraturan dalam pengendalian TB
4. Penguatan sistem informasi serta sistem monitoring dan evaluasi
terkait TB
5. Mobilisasi alokasi sumber daya secara tepat, baik di pusat
maupun daerah
1. Peningkatan cakupan Direct Observed Treatment Shortcourse (DOTS)
2. Peningkatan kapasitas dan kualitas penanganan TB
3. Penguatan kebijakan dan peraturan dalam pengendalian TB
4. Penguatan sistem informasi serta sistem monitoring dan evaluasi
terkait TB
5. Mobilisasi alokasi sumber daya secara tepat, baik di pusat
maupun daerah
2. Pengendalian TB2. Pengendalian TB
28. Arah Kebijakan dan Strategi
Promosi Kesehatan dalam
mendukung pencapaian target
MDGs
29. KONSEP PROMOSI KESEHATAN
• Proses untuk meningkatkan kemampuan orang dalam
mengendalikan dan meningkatkan kesehatannya.
• Promosi Kesehatan merupakan proses politik dan sosial
yang komprehensif. Kegiatan dalam promosi kesehatan
tidak hanya diarahkan pada penguatan ketrampilan (skills)
dan kapabilitas perorangan (individu) untuk berperilaku
hidup bersih dan sehat, tetapi juga diarahkan pada (1)
perubahan sosial, (2) perubahan kondisi ekonomi dan (3)
lingkungan yang kondusif terhadap kesehatan.
• Ketiga faktor tersebut merupakan determinan kesehatan
yang memberi dampak pd status kesehatan individu dan
masy. Oleh karena ini partisipasi atau peran serta
masyarakat merupakan bagian penting dalam
implementasi promosi kesehatan yg berkelanjutan..
30. TUJUAN PROGRAM
Upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui pembelajaran dari,
oleh, untuk, dan bersama masyarakat,
agar mereka dapat menolong dirinya
sendiri, serta mampu berperan serta
secara aktif dalam pengembangan
UKBM, sesuai sosial budaya setempat
dan di dukung oleh kebijakan publik
yang berwawasan kesehatan.
34. BINA SUASANA
MENINGKATKAN AKSES INFORMASI DAN
EDUKASI KEPADA MASYARAKAT
OPINI DAN KESADARAN MASYARAKAT
MENINGKAT TERHADAP TUJUAN
PROGRAM/KEGIATAN
BINA SUASANA
35. GERAKAN PEMBERDAYAAN
MENINGKATKAN KOLABORASI LINTAS
SEKTOR/PROGRAM, PERAN SERTA ORGANISASI
KEMASYARAKAT SBG CHANGE AGENT,
KEMITRAAN DGN SWASTA/DUNIA USAHA
ADANYA PENINGKATAN KEGIATAN
DIMASYARAKAT DALAM MENCAPAI TUJUAN
PROGRAM/KEGIATAN
GERAKAN PEMBERDAYAAN
36. KAPASITAS PROMKES
TERBANGUNNYA INFRASTRUKTUR DAN
MEKANISME PEMECAHAN MASALAH DALAM
PENYELENGGARAAN PROGAM
MENINGKATNYA KINERJA DAN SUSTAINNYA
PENYELENGGARAAN PROGRAM
KAPASITAS PROMKES
37. INTEGRASI PROMKES DALAM PENCAPAIAN
TARGET MDGs
MASYARAKAT MAMPU DAN
MANDIRI MENANGANI
MASALAH KESEHATAN
TERKAIT MDGs
39. KESIMPULAN
• Dalam upaya merespon tantangan dan strategi pencapaian
target-target MDGs promosi kesehatan memiliki peran
yang sangat penting
• Peran tersebut dilaksanakan dalam rangka
1. Menggalang komitmen para stakeholder, pembuat kebijakan, dan
pengambil keputusan dalam upaya pencapain target-target MDGs
2. Menggalang kolaborasi intersektoral / Program untuk
meningkatkan koordinasi dalam memobilisasi sumberdaya
3. Meningkatkan peran serta CSO sebagai change agent dalam
meningkatkan partisipasi masyarakat
4. Menggalang kemitraan dengan Dunia Usaha / Swasta
5. Meningkatkan akses informasi dan edukasi kepada masyarakat
dalam rangka meningkatkan opini yang kondusif dan kesadaran
masyarakat
• Dalam melaksanakan peran tersebut perlu di dukung
upaya peningkatan kapasitas nya untuk menjaga
kelestarian penyelenggaraan kegiatan pencapaian
target MDGs.