2. Buku resmi yang ditetapkan secara
hukum dan memuat :
◦ standarisasi obat-obatan serta
persyaratan identitas
◦ sifat kimia dan fisika
◦ kadar, kemurnian, cara pemeriksaan
atau analisis
◦ sediaan farmasi dsb
Farmakope
2
3. Farmakope Indonesia Jilid I (1962)
Farmakope Indonesia Jilid II (1965)
Dilakukan refisi Farmakope Indonesia
edisi 1 (12 Novembar 1972)
Farmakope Indonesia Jilid III (12
November 1979)
Farmakope Indonesia Jilid IV (1995)
Farmakope
3
4. Tata Nama
Judul monografi yang memuat nama latin
dan nama Indonesia, nama lazim
Nama Latin Nama Indonesia Nama Lazim
ALUMINII KALII SULFAS Aluminiun Kalium Tawas
Sulfat
ACIDUM ASCORBICUM Asam askorbat Vitamin C
ACIDUM Asam asetilsalisilat Acetosal
ACETYLOSALYCYLICUM
4
6. kelarutan
Istilah kelarutan Jumlah begian pelarut yang
diperlukan untuk melarutkan 1
bagian zat
a. Sangat mudah larut Kurang dari 1
b. Mudah larut 1 sampai 10
c. Larut 10 sampai 30
d. Agak sukar larut 30 sampai 100
e. Sukar larut 100 sampai 1000
f. Sangat sukar larut
1000 sampai 10.00
g. Praktis tidak larut
Lebih dari 10.0000
7. Syarat wadah, tidak boleh mempengaruhi
bhn yg disimpan didalamnya baik secara
kimia maupun secara fisika, yg dpt
mengakibatkan perubahan kekuatan,
mutu atau kemurniannya hingga tidak
memenuhi persyaratan resmi
Wadah
7
8. Macam-macam wadah :
1. Wadah tertutup baik
Harus dpt melindungi isi thd masuknya bhn padat &
mencegah kehilangan isi selama penanganan,
pengangkutan, penyimpanan dan distribusi
2. Wadah tertutup rapat
Harus dpt melindungi isi thd masuknya bhn cair, padat
atau uap & mencegah kehilangan isi selama
penanganan, pengangkutan, penyimpanan dan
distribusi.
Dapat diganti wadah tertutup kedap utk bhn dosis
tunggal
3. Wadah tertutup kedap
Harus dpt mencegah tembusnya udara atau gas
selama penanganan, pengangkutan, penyimpanan
dan distribusi.
4. Wadah satuan tunggal
Digunakan utk produk obat yg dimaksudkan utk
digunakan sebagai dosis tunggal yg hrs digunakan
segera setelah dibuka
Tiap wadah satuan tunggal harus diberi etiket yg
menyebutkan identitas, kadar/kekuatan, nama
produsen, No.bets & tanggal kadaluwarsa
8
9. Macam-macam wadah :
5. Wadah dosis tunggal
Wadah satuan tunggal utk bhn yg hanya
digunakan secara parenteral
6. Wadah dosis satuan
Wadah satuan tunggal utk bhn yg digunakan
bukan secara parenteral dlm dosis tunggal,
langsung dari wadah
7. Wadah satuan ganda
Wadah yg memnugkinkan dpt diambil isinya
bbrp kali tanpa mengakibatkan perubahan
kekuatan, mutu atau kemurnian sisa zat dlm
wadah tersebut
8. Wadah dosis ganda
Wadah satuan ganda untuk bahan yg digunakan
hanya secara parenteral
9
11. Macamnya antara lain :
◦ Dingin : < 8o
◦ Sejuk : (8o-15o)
◦ Suhu kamar : (25o-27o)
◦ Suhu kamar terkendali : (15o-30o)
◦ Hangat : (30o-40o)
◦ Panas berlebih : (>40o)
◦ Lemari pendingin (2o-8o)
◦ Lemari pembeku(-20o s/d -10o)
Kecuali dinyatakan lain suhu dlm FI
dinyatakan dalam derajat Celcius dan semua
pengukuran dilakukan pada suhu 25o :
Suhu
12. 1. Larutan volumetri
• Molalitas (m), jml gram molekul zat yg
dilarutkan dlm 1 kg pelarut
• Molaritas (M), jml gram molekul zat yg
dilarutkan dlm pelarut hingga volume 1 liter
• Normalitas (N), jml bobot ekivalen zat yg
dilarutkan dlm pelarut hingga volume 1 liter
Kadar larutan
12
13. 2. Persen
◦ b/b, menyatakan jml gram zat dlm 100 gr
larutan/campuran
◦ b/v, menyatakan jml gram zat dlm 100 ml
larutan (air/lainnya)
◦ v/v, menyatakan jml ml zat dlm 100 ml larutan
Kadar larutan
13
14. 3. Pernyatan persen tanpa penjelasan lebih
lanjut :
◦ Utk campuran padat/setengah padat, b/b
◦ Utk larutan & suspensi suatu zat padat dlm
cairan, b/v
◦ Untuk larutan cairan dalam cairan, v/v
Kadar larutan
14
15. Waktu yg menunjukkan batas terakhir
obat yg masih memenuhi syarat baku
Dinyatakan dlm bulan dan tahun
Harus dicantumkan pada etiket
Daluwarsa
15
16. Kecuali dinyatakan lain, dosis maksimum
adalah dosis maksimum dewasa utk
pemakaian melalui mulut, injeksi
subkutan an rektal
Dosis
16
17. Penetes pd suhu 20o memberikan tetesan
air suling yg bobotnya antara 47,5 mg
sampai 52,5 mg
Penetes baku
17
18. Tetes
Tetesan yg setara dgn tetesan yg keluar
bebas dari penetes baku secara tegak
lurus atau dari penetes lain yg telah ditara
terhadap penetes baku
18
19. FI III :
◦ Sendok kecil : 5 ml
◦ Sendok besar : 15 ml
Farmakope Belanda :
◦ Sendok teh (c.th) : 5 ml
◦ Sendok bubur (c.p) : 8 ml
◦ Sendok makan (C) : 15 ml
Volume sendok
19
23. 3. Tablet / Compressi
Sediaan padat mengandung bahan obat
dengan atau tanpa bahan pengisi
Berdasarkan pembuatan :
- Tablet Cetak :
dibuat dgn cara menekan massa serbuk
lembab dgn tekanan rendah ke dalam
lubang cetakan
- Tablet Kempa :
Paling banyak digunakandibuat dengan
memberikan tekanan tinggi pd serbuk
atau granul menggunakan cetakan baja
23
24. Kaplet :
Tablet berbentuk kapsul
Bolus :
Tablet besar yang digunakan
untuk obat hewan, umumnya
untuk hewan besar
24
27. Tablet Kunyah :
dimaksudkan untuk dikunyah,
memberikan residu dgn rasa enak
dalam rongga mulut, mudah ditelan
dan tidak meninggalkan rasa pahit
atau tidak enak
Tablet Salut Biasa:
Tablet disalut dgn gula dari
suspensi dlm air mengandung
serbuk yang tidak larut seperti pati,
Ca Karbonat, talk atau titanium
dioksida
27
28. Tablet Salut Enterik:
jika tablet dpt rusak atau
inaktif karena cairan lambung
atau dpt mengiritasi mukosa
lambung maka tablet disalut
dgn bahan penyalut enterik,
yang bertujuan untuk menunda
pelepasan obat sampai tablet
telah melewati lambung
Tablet Lepas Lambat:
Tablet dibuat sedemikian
sehingga zat aktif akan
tersedia selama jangka waktu
tertentu setelah obat diberikan.
28
30. 5. Emulsi / Emulsa
Sistem dua fase, yang salah
satu cairannya terdispersi
dalam cairan yang lain,
dalam bentuk tetesan kecil.
- Emulsi minyak dalam air :
jika minyak terdispersi
dalam larutan air
- Emulsi air dalam minyak :
jika air terdispersi dalam
minyak
30
31. 6. Ekstrak dan
Ekstrak Cair :
Sediaan pekat yang diperoleh
dengan mengekstraksi zat
aktif dari simplisia nabati atau
simplisia hewani menggunakan
pelarut yang sesuai, kemudian
semua atau hampir semua
pelarut diuapkan dan massa
atau serbuk yang tersisa
diperlakukan sedemikian
hingga memenuhi baku yang
telah ditetapkan
31
32. 7. Jeli / Gel
Merupakan sistem
semipadat terdiri dari
suspensi yang dibuat
dari partikel
anorganik yang kecil
atau besar,
terpenetrasi oleh
suatu cairan
Digunakan secara
topikal / dimasukkan
ke dalam lubang
tubuh 32
33. 8. Infus / Infusa
Sediaan cair yang
dibuat dengan
mengektraksi
simplisia nabati
dgn air pada suhu
90oC selama 15
menit
33
34. 9. Irigasi / Irigationes
Larutan steril yang digunakan
untuk mencuci atau
membersihkan luka terbuka
atau rongga-rongga tubuh
Pemakaian secara topikal, tidak
boleh digunakan secara
parenteral
34
35. 10. Tablet Hisap / Lozenges
Sediaan padat mengandung satu atau lebih
bahan obat, umumnya dengan bahan dasar
beraroma dan manis, yang dapat membuat
tablet melarut atau hancur perlahan dalam
mulut.
Ditujukan untuk pengobatan iritasi lokal atau
infeksi mulut / tenggorokan,
Dapat juga mengandung bahan aktif yang
ditujukan untuk absorbsi sistemik setelah
ditelan
35
37. Salep mata/ ophtalmic ointment = salep yang
digunakan pada mata
Dasar salep:
• tidak boleh mengiritasi mata
• Memungkinkan difusi obat dalam cairan mata
• Bebas partikel besar
Contoh basis :
• Parafin liquidum
• Adeps lanae
• Vaselinum flavum
OCCULENTA
37
38. Dan masih banyak bentuk sediaan
lain seperti unguentum, injection,
supositoria, pulvis……dll……
PENASARAN…??
Kalian bisa kenalan dengan mereke
di Farmakope Indonesia atau
referensi lain… pasti ketemu…
okey ;)