2. Definisi Autoimun
Respons imun terhadap antigen jaringan sendiri yang
disebabkan oleh mekanisme normal yg gagal berperan untuk
mempertahankan self-tolerance Sel B, Sel T atau keduanya.
3,5% pnderita autoimun 95% dari jml tsb berupa:
Penyakit Grave (Hipertiroidisme)
DM tipe 1
Anemia Pernisiosa
AR
Tiroiditis
Virtiligo
Sklerosis multipel dan LES
LES : ditemukan lbih banyak pd wanita (2,7x dibanding pria)
peran Hormon estrogen.
3. Autoimunitas
terjadi karena self antigen yang dapt menimbulkan aktivasi, proliferasi serta
diferensiasi sel T autoreaktif menjadi sel efektor yang menimbulkan
kerusakan jaringan dan berbagai organ. Kehilangan self tolerance
disebabkan oleh beberapa hal yaitu:
a. Faktor atau substansi yang menginduksi respon autoreaktif tetap berada
dalam tubuh sehingga terus-menerus merangsang sel T.
b. Menyusul kerusakan jaringan,serangkaian reaksi autoreaktif dirngsang
secara terus-menerus melalui pelepasan antigen jaringan dan pemaparan
sistem imun pada antigen tersebut.
c. Tidak semua sel autoreaktif disingkirkan pada saat perkembangan, tetapi
sebagian diantaranya dipertahankan dan dikendalikan secara ketat dalam
keadaan anergi.
d. Apabila dalam perkembangannya dalam thymus, sel thymosit
dihadapkan pada substansi tertentu yang menggangu seleksi positif
thymosit.
4. Patogenesis Autoimunitas
a. Faktor genetik
Hubungan faktor genetik dengan penyakit autoimun adalah yang
paling jelas serta dengan pengaruh MHC. Karena penyakti
autoimun adalah penyakit yang bergantung pada sel T sedangkan
seluruh repon imun diperantarai oleh sel T yang bergantung pada
MHC. Ada beberapa hal tertentu yang kemungkinan pewarisan
sekuen-sekuen MHC tertentu dengan penyakit autoimun yaitu :
1) Struktur molekul MHC dapat menentukan klon limfosit yang
mana seleksi negatif selama maturasi.
2) Mulekul MHC kelas II dapat mempngarui aktivitas sel T
regulator yang dalam keadaan normal mencegah autoimunitas.
3) Gen yang diasosiasikan dengan penyakit tertentu mungkin
saja bukan alel HLA tetapi suatu gen yang terletak dalam kompleks
HLA.
4) Kemiripan antara antign mikroa dengan moleul self-MHC
dapat mengakibatkan reaksi autoimunitas setelah infeksi mikroba
bersangkutan.
(Boediana,Siti.2001.)
5. b. Infeksi dan kemiripan molekuler
Banyak infeksi menunjukkan hubungan
penyakit autoimun tertentu. Bberapa bakteri
memiliki epitop yang sama dengan antigen sel
sendiri. Respon imun timbul terhadapbakteri
tersebut bermula pada rangsangan terhadap
sel T yang selanjutnya merangsang pula sel B
untuk membentuk autoantibodi.
6. c.Sequested antigen
Sequested antigen adalah antigen sendiri
yang karena letak anatominya tidak terpajan
dengan sistem imun. Pada keadaan
normla,sequested antigen tidak ditemukan
untuk dikenal sistem imun. Perubahan
anatomik seperti inflamasi dapat memajankan
sequested antigen denga sistem imun yang
tidak terjadi pada keadaan normal.contohnya
sperma dan protein intraokular.
7. d.Kegagalan autoregulasi
Regulasi imun berfungsi untuk
mempertahankan homeostasis. Gangguan
dapt terjadi pada presentasi antigen infeksi
yang meningkatkan respn MHC,kadar sitokin
rendah dan gangguan respon terhadap IL-2.
Pengawasan beberapa sel autoreaktif diduga
bergantung pada sel Ts dan Tr. Bila terjadi
kegagalan sel Ts atau Tr, maka sel Th dapt
dirangsang sehingga menimbulkan
autoimunitas.
8. e. Aktifasi sel B poliklonal
Autoimunitas dapat terjadi oleh karena aktivasi sel B
poliklonal oleh virus, LPS dan parasit malaria yang
dapt merangsang sel B secara langsung yang
menimbulkan autoimunitas. Antibodi yang terbentuk
terdiri dari berbagai autoantibodi.
f. Obat - obatan
Antigen asing dapat diikat oleh permukaan sel dan
mnimbulkan reaksi kimiadengan antigen permukaan
sel tersebut yang dapt mengubah imunogenitasnya.
Misalnya trombospenia dan anemia merupajkan
contoh penyakit utoimun yang disebabkan oleh obat.
9. ETIOLOGI
Senyawa yang ada di badan dan normalnya dibatasi
di area tertentu (dan disembunyikan dari sistim
kekebalan tubuh ) kemudian dilepaskan pada aliran
darah.Misalnya : pukulan kemata bisa membuat
cairan bola mata dilepas pada aliran darah. Cairan
merangsang sistem kekebalan tubuh untuk mengenali
mata sebagai benda asing, dan menyerangnya.
Senyawa normal ditubuh berubah, misalnya oleh
virus, obat, sinar matahari atau radiasi. Sel tubuh
yang diserang oleh tubuh atau bakteri akan
merangsang kekebalan tubuh untuk menyerangnya.
10. Senyawa asing yang menyerupai senyawa alami tubuh mungkin
memasuki tubuh. Sistem kekebalan tubuh yang kurang hati – hati
dapat mengakibatkan senyawa mirip tubuh sebagai sasaran.
Misalnya : Bakteri penyebab penyakit kerongkongan mempunyai
beberapa antigen,yang mirip denagan antigen sel jantung manusia.
Sel yang mengontrol produksi anti bodi misalnya limfosit B,
mungkinn rusak dan menghasilkan antibodi abnormal yang
menyerang beberapa sel badan.
Keturunan mungkin terlibat dalam beberapa kerancauan autoimun.
Pada orang yang rentan, satu pemicu, seperti infeksi virus atau
kerusakan jaringan, dapat membuat kekacauan berkembang.
11. TEORI-TEORI AUTOIMUN
Teori Sequestered antigen atau hidden antigen
Sequestered antigen atau hidden antigen adalah antigen yang karena
sawar anatomic tak pernah berhubungan dengan sistem imun. Misalnya
antigen sperma, lensa mata dan saraf pusat. Bila sawar rusak dapat timbul
penyakit autoimun.
Teori Defisiensi imun
Hilangnya self tolerance mungkin disebabkan oleh karena adanya
gangguan system limfoid. Penyakit autoimmune sering ditemukan
bersamaan dengan defesiensi imun. Misalnya pada usia lanjut
Determinan antigen baru
Pembentukan autoantibodi dapat dicetuskan oleh karena timbul determinan
antigen barupada protein normal. Contohnya autoantibodi yang timbul
akibat hal tersebut adalah faktor rematoid. Faktor rematoid di bentuk dalam
determinan antigen yang terdapat pada imunoglobulin.
12. Reaksi Silang dengan Mikroorganisme
Kerusakan jantung pada demam rematik anak , diduga terjadi
akibat produksi antigen yang bereaksi silang dengan miocard
penderita
Virus sebagai pencetus Autoimunitas
Virus yang terutama menginfeksi sistem limfoid dapat
mempengaruhi mekanisme kontrol imunologik sehingga terjadi
autoimunitas.
Autoantibodi dibentuk Sekunder akibat Kerusakan jaringan
Autoantibodi terhadap jantung ditemukan pada jantung infark. Pada
umumnya kadar autoantibody dapat dibentuk pola terhadap antigen
mitokondria pada kerusakan hati atau jantung.Pada tuberculosis
Dan tripanosomiasis yang menimbulkan kerusakan luas pada
berbagai jaringan, dapat pula ditemukan autoantibody terhadap
antigen jarinagan dalam kadar gula yang rendah.
13. Kriteria Autoimun
No Kriteria Catatan
1 Autoantibodi atau sel T
autoreaktif dengan spesifitas
untuk organ yang terkena
ditemukan pada penyakit
Pada kebanyakan penyakit endokrin autoimun.
Lebih sulit ditemukan pada antigen sasaran yg
tidak diketahui seperti AR, autoantibodi lebih
mudah ditemukan dibandingkan sel T
autoreaktif, tetapi autoantibodi dapat juga
ditemukan pd beberapa subyek normal.
2 Autoantibodi dan atau sel T
ditemukan di jaringan dengan
cedera
Benar pada beberapa kasus peny. Endokrin.
LES dan beberapa glomerulonefritis.
3 Ambang autoantibodi atau
respons sel T menggambarkan
aktivitas penyakit
Hanya ditemukan pd penyakit autoimun
sestemik akut dg kerusakan jaringan progresif
cepat seperti pd LES, vaskulitis sistemik
sistemik atau penyakit antiglomerulus membran
basal.
4 Penurunan respons autoimun
memberikan perbaikan penyakit
Keuntungan imunosupresi terlihat pada
beberapa penyakit,terbanyak imunosupresi
tidak spesifik dan berupa antiinflamasi
14. 5 Transfer antibodi atau sel T ke
pejamu sekunder
menimbulkan penyakit
autoimun pada resipien
Ditemukan pada model hewan. Pada manusia
dengan transfer transplasental antibodi IgG
autoreaktif selama kehamilan trimester terakhir
dan dengan timbulnya penyakit autoimun pada
pada resipien transplan sumsum tulang bila donor
memiliki penyakit autoimun.
6 Imunisasi dengan autoantigen
dan kemudian induksi respons
autoimun menimbulkan
penyakit
Banyak protein self menginduksi respons
autoimun pada hewan bila disuntikkan dengan
adjuvan yang benar. Lebih sulit dibuktikan pada
manusia , tetapi imunisasi rabies dengan jaringan
otak mamalia yang terinfeksi (tidak infeksius)
dapat menimbulkan ensefalomielitis autoimun
15. Gangguan Jaringan yang terkena Keterangan
Anemia hemolitik autoimun Sel darah merah
Anemia (berkurangnya
jumlah sel darah merah)
terjadi, menyebabkan
kepenatan, kelemahan, dan
sakit kepala ringan.
Limpa mungkin membesar.
Anemia bisa hebat dan
bahkan fatal.
Bullous pemphigoid Kulit
Lepuh besar, yang kelilingi
oleh area bengkak yang
merah, terbentuk di kulit.
Gatal biasa.
Dengan pengobatan,
prognosis baik.
Sindrom Goodpasture Paru-paru dan ginjal
Gejala, seperti pendeknya
nafas, batuk darah,
kepenatan, bengkak, dan
gatal, mungkin berkembang.
Prognosis baik jika
pengobatan dilaukan
sebelum kerusakan paru-
paru atau ginjal hebat terjadi.
16. Penyakit Graves Kelenjar tiroid
Kelenjar gondok dirangsang dan membesar,
menghasilkan kadar tinggi hormon thyroid
(hyperthyroidism).
Gejala mungkin termasuk detak jantung cepat, tidak
tahan panas, tremor, berat kehilangan, dan kecemasa.
Dengan pengobatan, prognosis baik.
Tiroiditis
Hashimoto
Kelenjar tiroid Kelenjar gondok meradang dan rusak, menghasilkan
kadar hormon thyroid rendah (hypothyroidism).
Gejala seperti berat badan bertambah, kulit kasar,
tidak tahan ke dingin, dan mengantuk.
Pengobatan seumur hidup dengan hormon thyroid
perlu dan biasanya mengurangi gejala secara
sempurna.
Multiple sclerosis Otak dan spinal cord
Seluruh sel syaraf rusak. Akibatnya, sel tidak bisa
meneruskan sinyal syaraf seperti biasanya.
Gejala :kelemahan, sensasi abnormal, kegamangan,
masalah dengan pandangan, kekejangan otot, dan
sukar menahan BAB
Gejala berubah-ubah tentang waktu dan mungkin
datang dan pergi.
Prognosis berubah-ubah.
17. Rheumatoid arthritis Sendi atau jaringan
lain seperti jaringan
paru-paru, saraf,
kulit dan jantung
Banyak gejala mungkin terjadi.
termasuk demam, kepenatan, rasa sakit
sendi, kekakuan sendi, merusak bentuk
sendi, pendeknya nafas, kehilangan
sensasi, kelemahan, bercak, rasa sakit
dada, dan bengkak di bawah kulit.
Progonosis bervariasi
Systemic lupus
erythematosus (lupus)
sendi, ginjal, kulit,
paru-paru, jantung,
otak dan sel darah
Sendi, walaupun dikobarkan, tidak
menjadi cacat.
Gejala anemia, seperti kepenatan,
kelemahan, dan ringan-headedness, dan
yang dipunyai ginjal, paru-paru, atau
jantung mengacaukan, seperti
kepenatan, pendeknya nafas, gatal, dan
rasa sakit dada, mungkin terjadi.
Bercak mungkin timbul.
Ramalan berubah-ubah secara luas,
tetapi kebanyakan orang bisa
menempuh hidup aktif meskipun ada
gejolak kadang-kadang kekacauan.